Anda di halaman 1dari 7

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM

No. Kpts- 034/A.A1/RSFM/I/2017


Tanggal : 03 Januari 2017

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. Agar sadar
penuh maka diperlukan system pengaktifan retikuler yang utuh danfungsinya pusat-
pusat otak di korteks sereberi serta utuhnya hubungan-hubungan melalui thalamus.
Kesadaran dapat didefiniskan sebagai suatukeadaan dimana seseorang mengenali
diri dan lingkungannya. Serta respon terhadap stimulus dari luar dan kebutuhan
dirinya. Kesadaran mempunyai duakomponen, yaitu derajat dan kualitas. Derajat
kesadaran menunjukan tingkat kesadaran ditentukan oleh jumlah atau kuantitas
input susunan saraf pusat, sedangkan kualitas kesadaran yang menunjukan isi
pikiran dan tingkah lakuditentukan oleh cara pengolahan input sehingga
menghasilkan pola-polaoutput susunan system saraf pusat. Secara sederhana derajat
kesadaran dibagimenjadi komposmentis, somnolen, spoor dan koma. Untuk menilai
derajat kesadaran dapat digunakan suatu skala yang dikenal dengan nama skala
koma glasglow. Perubahan kedasaran biasanya berawal dari gangguan fungsi
diensefalon, yang ditandai oleh kebingungan, letargi dan akhirnya stupor seiring
dengan makin sulitnya seseorang untuk terjaga.

Penurunan kesadaran yang berlanjut terjadi pada disfungsi otak tengah,


ditandai oleh semakin dalamnya kesadaran stupor dan pada akhirnya dapat terjadi
disfungsi medulla. serta pons yang menyebabkan keadaan koma sejati. Penurunan
progresif kesadaran ini digambarkan sebagai perkembangan rostralkaudal.

Koma adalah keadaan hilangnya respon fisiologis terhadap stimulus dariluar


atau kebutuhan dirinya. Koma merupakan derajat kesadaran yangterrendah, dimana
pasien tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan verbal maupun rangsangan
nyeri. Penurunan kesadaran dan koma termasuk masalah yang paling sering ditemui
dalam kedokteran. Kedua keadaan ini tercatat sebagai kasus yang sering
menyebabkan pasien dibawa ke ruang gawat darurat rumah sakit dan menyebabkan

1
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM
No. Kpts- 034/A.A1/RSFM/I/2017
Tanggal : 03 Januari 2017

ketegangan dalam penanganannya. Para dokter memberikan perhatian khusus pada


gangguan tingkat kesadaran koma

1.2 DEFINISI

Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons dalam bentuk yang
berat, kondisinya seperti tidur yang dalam di mana pasien tidak dapat bangun dari
tidurnya.
Ada beberapa tingkat kesadaran antara lain :
1. Sadar Karakteristik :
a. Sadar penuh akan sekeliling
b. Kooperatif
c. Dapat mengulang beberapa angka beberapa menit setelah diberitahu.

2. Otomatisme Karakteristik :

a. Tingkah laku relatif normal


b. Dapat berbicara dalam kalimat tetapi kesulitan mengingat dan memberi
penilaian, tidak ingat peristiwa-peristiwa sebelum periode hilangnya
kesadaran
c. Bertindak secara otomatis tanpa dapat mengingat apa yang baru saja atau
yang telah dilakukannya d. Mematuhi perintah sederhana.

3. Konfusi Karakteristik :

a. Melakukan aktivitas dengan gerakan yang canggung.


b. Disorientasi waktu, tempat dan atau orang
c. Gangguan daya ingat, tidak mampu mempertahankan pikiran atau ekspresi.

4. Delirium Karakteristik :

a. Disorientasi waktu, tempat dan orang.


b. Tidak kooperatif.

2
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM
No. Kpts- 034/A.A1/RSFM/I/2017
Tanggal : 03 Januari 2017

c. Agitasi, gelisah, bersifat selalu menolak ( mungkin berusaha keluar dan turun
dari tempat tidur, gelisah di tempat tidur, membuka baju).
d. Sulit dibangunkan.

5. Stupor Karakteristik :

a. Diam, mungkin tampaknya tidur.


b. Berespons terhadap rangsang suara yang keras.
c. Terganggu oleh cahaya.
d. Berespons baik terhadap rangsangan rasa sakit.

6. Stupor dalam Karakteristik :

a. Bisu.
b. Sulit dibangunkan ( sedikit respons terhadap rangsanag nyeri ).
c. Berespons terhadap nyeri dengan gerakan otomatis yang tidak bertujuan.

7. Koma Karakteristik :

a. Tidak sadar, tubuh flaksid.


b. Tidak berespons terhadap rangsangan nyeri maupun verbal.
c. Refleks masih ada : muntah, lutut, kornea.

8. Koma irreversibel dan kematian Karakteristik :

a. Refleks hilang.
b. Pupil terfiksasi dan dilatasi.
c. Pernapasan dan denyut jantung berhenti

3
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM
No. Kpts- 034/A.A1/RSFM/I/2017
Tanggal : 03 Januari 2017

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan pasien koma dilakukan di seluruh unit pelayanan yang memberikan


asuhan pelayanan di Rumah Sakit Fathma Medika Gresik meliputi:
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Ruang Rawat Inap
3. ICU

4
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM
No. Kpts- 034/A.A1/RSFM/I/2017
Tanggal : 03 Januari 2017

BAB 3
TATA LAKSANA

3.1 MANAJEMEN PASIEN DENGAN KOMA


Koma merupakan keadaan darurat dan yang pertama kali dilakukan adalah
1. Proteksi jalan napas : oksigenasi dan ventilasi yang adekuat.
Pada pasien dengan kesadaran menurun tapi pernapasan masih normal,
diberikan tambahan oksigen menggunakan face mask atau nasal canula
untuk menghindari terjadinya hipoksemia. Bila pemberian tambahan
oksigen tidak memperbaiki keadaan, maka dilakukan pemasangan
ventilator. Pasien dinyatakan Mati Batang Otak (MBO) apabila koma dalam,
hilangnya seluruh reflex batang otak, dan apneu. Yang berhak menyatakan
bahwa pasien Mati Batang Otak adalah dokter spesialis anastesi, dokter
spesialis syaraf, dan dokter bedah syaraf dengan surat pernyataan.
2. Hidrasi intravena : pada kasus edema serebri atau peningkatan tekanan
intrakranial dengan menggunakan cairan normal saline.
3. Nutrisi : pemberian asupan nutrisi via enteral dengan nasoduodenal tube,
hindari penggunaan naso gastric tube untuk menghindari terjadinya aspirasi
dan refluks.
4. Kulit : hindari terjadinya dekubitus dengan rehabilitasi pasif setiap 1 – 2
jam, gunakan kasur air atau angin.
5. Mata : hindari abrasi kornea dengan menggunakan lubrikan atau mata
ditutup dengan plester.
6. Perawatan bowel :
7. Berikan Ranitidine 50 mg intravena tiap 8 jam untuk menghindari stress
ulcer akibat pemberian steroid dan intubasi.
8. Hindari konstipasi dengan obat-obat pelunak feces
9. Perawatan blader : bila diperlukan lakukan indwelling cateter atau
intermiten kateter tiap 6 jam.

5
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM
No. Kpts- 034/A.A1/RSFM/I/2017
Tanggal : 03 Januari 2017

10. Mobilitas joint : latihan pasif range of movement (ROM) untuk menghindari
kontraktur.

3.2 PENCEGAHAN DEKUBITUS DAN INFEKSI


Pasien koma sangat berisiko mengalami infeksi dan dekubitus. Pasien
yang terbaring lama dapat mengalami infeksi paru (ortostatik Pneumonia), maka
menjaga kebersihan jalan napas, mengubah posisi tidur, menggerakkan
persendian secara berkala, tapping merupakan upaya untuk mencegah terjadinya
infeksi paru.
Dekubitus menjadi masalah yang sering dan serius pada pasien koma,
untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan mengubah posisi tidur secara
berkala, menggunakan kasur angin / air.

6
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM
No. Kpts- 034/A.A1/RSFM/I/2017
Tanggal : 03 Januari 2017

BAB 4
DOKUMENTASI

Setiap kegiatan yang sudah dilakukan didokumentasikan ke dalam rekam medis pasien.
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) atau dokter yang mewakili (dokter
jaga) mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan kondisi pasien di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
2. Perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan form implementasi.
3. Untuk edukasi didokumentasikan dalam Formulir Edukasi

Direktur,

dr. Asluchul Alif Maslichan

Anda mungkin juga menyukai