BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Profil Kesehatan .............................................................................. 2
C. Dasar Penyusunan ....................................................................................... 3
D. Sistematika Penyajian ................................................................................. 5
LAMPIRAN PROFIL
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Rata-rata Parameter Cuaca pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
Menurut Bulan Kabupaten Donggala Tahun 2015 10
Tabel 2.5 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Donggala Tahun 2016 12
Tabel 2.7 Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar
Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010, 2012 - 2015 15
Grafik 3.18 Jumlah Penderita Kusta Selesai Berobat (Release from Treatment)
Kusta Kering (Pausi Basiler) dan Kusta Basah (Multi Basiler)
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016
58
Grafik 3.20 Trend NCDR dan Angka Cacat Tingkat 2 Penyakit Kusta
Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Donggala
Tahun 2012 - 2016 60
Grafik 3.24 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2016 66
Grafik 3.27 Jumlah Seluruh Kasus Filariasis Menurut Jenis Kelamin dan
Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 70
Grafik 3.33 Trend Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 79
Grafik 4.21 Cakupan Imunisasi TT2 pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2016 115
Grafik 4.23 Trend Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Donggala
Tahun 2012 - 2016 119
Grafik 4.24 Pencapaian BOR, BTO, TOI, ALOS, GDR, dan NDR
di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 122
Grafik 4.31 Trend Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Dua Kali
Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 143
Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016
Grafik 4.32 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil
Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 144
A. Latar Belakang
Profil Kesehatan adalah produk dari sistem informasi kesehatan yang
penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif untuk
dipakai sebagai alat tolak ukur kemajuan pembangunan kesehatan dan dapat sebagai
bahan evaluasi program-program kesehatan. Serta sebagai dasar penyusunan
Rencana Pembangunan Daerah Bidang Kesehatan.
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas disebutkan
bahwa sistem informasi kesehatan wajib dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas sehingga disusunlah Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 ini.
Dengan tersusunnya Profil ini, maka dapat dijadikan sebagai sumber data dan
informasi resmi yang disajikan secara sederhana dan informatif dengan harapan
dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Data dan informasi kesehatan semakin dibutuhkan masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan sebagai
hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah
terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kesehatan mereka, sebab kesehatan menyangkut hajat hidup masyarakat
luas dan semua orang butuh untuk sehat. Kepedulian masyarakat akan informasi
kesehatan, memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan.
Untuk itu, harus dapat menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan
masyarakat dengan penyajian yang sistematik, informatif, lengkap dan tepat waktu.
C. Dasar Penyusunan
Penataan kembali dan pengembangan lebih lanjut merupakan sesuatu yang sangat
penting, disamping untuk kepentingan nasional juga merupakan sebuah sarana
pemantauan dan evaluasi dari pembangunan di daerah. Dengan berlakunya Sistem
Kesehatan Nasional tersebut, dilaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data
yang dibukukan dalam sebuah Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016.
D. Sistematika Penyajian
Penyajian informasi yang terdapat di dalam Profil Kesehatan Kabupaten
Donggala Tahun 2016 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang latar belakang, tujuan, dasar penyusunan dan
sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016.
Bab II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan gambaran Kabupaten Donggala secara umum dilihat dari
kondisi geografis wilayah Kabupaten Donggala. Selain itu mengulas tentang
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan,
ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku masyarakat, dan lingkungan.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan
tahun 2016 mencakup angka kematian bayi, balita dan ibu; angka kesakitan;
Lampiran
Pada lampiran ini berisi 81 tabel yang berupa data kesehatan pencapaian
Kabupaten Donggala dan terkait dengan kesehatan gender yang responsif. Profil
Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk hardy copy (berupa buku) atau dalam bentuk
soft copy (file).
Berikut gambaran umum Kabupaten Donggala dan perilaku penduduk pada tahun
2016 yang meliputi letak geografis, keadaan iklim, keadaan penduduk, keadaan ekonomi,
keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, keadaan sosial budaya dan perilaku masyarakat.
A. Letak Geografis
Secara astronomi, Kabupaten Donggala terletak diantara 00-30 Lintang
Utara dan 20 -20 Lintang Selatan, serta 119º,45’ dan 121º,45’ Bujur Timur.
Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Donggala memiliki batas wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli
2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Sigi, Kota Palu dan
wilayah Propinsi Sulawesi Barat
3. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Sigi dan Kabupaten
Parigi Moutong
4. Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Makassar dan wilayah
Propinsi Sulawesi Barat
Kabupaten Donggala sebelum adanya pemekaran Kabupaten sesuai
dengan Undang-Undang No.27 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten
Sigi mempunyai luas wilayah 1.047.171 Ha yang terbagi atas 30 Kecamatan
dengan 302 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan terbentuknya Kabupaten Sigi, maka
Kabupaten Donggala pada Tahun 2016 memiliki wilayah seluas 527.569 Ha
(5.275,69 Km²) dengan penduduk sebesar 293.742 jiwa yang terbagi menjadi
16 Kecamatan, 158 Desa dan 9 Kelurahan, dimana Kecamatan Rio
Tabel 2.1
Kabupaten Donggala
Tahun 2016
N Persentas Jumlah
Kecamatan Luas (Km²)
o. e Desa/Kel
Tabel 2.2
Kabupaten Donggala
(Ha) (%)
Landai sampai
2 3 – 15° 12.506 2,37
berombak
Berombak sampai
3 15 – 40° 95.075 18,02
bergelombang
Begelombang
4 > 40° 296.894 56,28
sampai berbukit
Sumber : Kajian Potensi Sumberdaya yang terkait dengan investasi di Kabupaten Donggala, Tahun
2012.
B. Keadaan Iklim
Sebagaimana dengan daerah–daerah lain di Indonesia, Kabupaten
Donggala memiliki 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim
panas terjadi antara bulan April–September sedangkan musim hujan terjadi
pada bulan Oktober–Maret.
Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 2015
bahwa suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dan Desember
(29,50C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari (27,10C).
Sementara kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar
antara 64-79%. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Januari
dan Juni yang mencapai 78,8% sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah
terjadi pada Bulan September yaitu 64,7%.
Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu Tahun
2015 terjadi pada bulan Juni 112,5 mm², sedangkan curah hujan terendah terjadi
pada bulan Desember yaitu 0,00 mm².
Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3-6 knots. Pada
Tahun 2015 arah angin terbanyak setiap bulannya dari arah Barat Laut. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3
Suh
u
Tekana Kelembab Penyinar Cura Kecepat
N Kecamata Udara
n Udara ( an Udara ( % an Matahari h Hujan an Angin (
o. n
mb ) ) (%) ( mm ) Knots )
( 0C
)
1
Oktober 29,5 1012,4 65,0 84,2 11,5 5,2
0
1
November 29,0 1010,1 72,6 75,5 42,5 4,9
1
1
Desember 29,5 1009,4 68,4 72,9 0,0 4,8
2
Rata-rata Tahun
28,0 1011,7 72,5 73,4 41,1 4,5
2015
27,2
2014 1011,07 77,88 63,06 58,76 3,83
8
27,7
2013 1010,20 76,40 57,70 62,33 3,60
0
27,7
2012 1010,30 76,00 62,90 63,38 3,80
0
C. Keadaan Penduduk
Masalah utama kependudukan di Indonesia meliputi tiga hal pokok yaitu
jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang merata serta
komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk
berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban
Tanggungan (RBT). Untuk wilayah Kabupaten Donggala sendiri masalah
utama kependudukan yang dihadapi adalah penyebaran penduduk yang tidak
merata dan hanya berpusat pada daerah–daerah tertentu saja. Hal ini dapat
terlihat di Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah yang merupakan ibukota
Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk paling terbesar sebanyak 44.129
jiwa.
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala,
jumlah penduduk masih sama pada tahun 2015 dengan 2016 karena
sesuai dengan data terakhir yang diberikan oleh BPS. Adapun jumlah
penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala tahun 2012–2016
dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Donggala
Tahun 2012–2016
No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2012 2013 2014 2015 *2016
1 Sojol utara 9.516 9.516 9.786 10.132 10.132
2 Sojol 25.852 25.852 26.670 26.784 26.784
3 Damsol 29.431 29.431 29.997 30.219 30.219
4 Balaesang 23.185 23.185 23.710 23.953 23.953
5 Balaesang Tanjung 10.526 10.526 10.873 11.203 11.203
6 Sirenja 20.551 20.551 20.953 21.177 21.177
7 Sindue Tobata 8.924 8.924 9.186 10.675 10.675
8 Sindue Tombusabora 11.512 11.512 12.026 10.746 10.746
9 Sindue 18.751 18.751 19.118 19.409 19.409
10 Labuan 13.546 13.546 14.039 14.311 14.311
11 Tanantovea 15.441 15.441 15.806 16.103 16.103
12 Banawa 32.564 32.564 33.220 22.379 22.379
13 Banawa Tengah 10.244 10.244 10.564 21.356 21.356
14 Banawa Selatan 24.079 24.079 24.645 24.802 24.802
15 Rio Pakava 22.593 22.593 23.635 23.503 23.503
16 Pinembani 6.037 6.037 6.687 6.990 6.990
JUMLAH 282.752 282.752 290.915 293.742 293.742
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2012 – 2016.
Kepadatan penduduk Kabupaten Donggala tahun 2016 menurut
kecamatan tidak merata dengan jumlah penduduk sebesar 293.742 jiwa
dan luas wilayah 5.275,69 Km 2 sehingga diperoleh rata-rata angka
kepadatan penduduk sebesar 55,7 jiwa per Km2 . Ditinjau dari kepadatan
Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016
penduduk, Kecamatan Banawa adalah terpadat (337,8 jiwa per Km2 )
disusul Kecamatan Banawa Tengah (143 jiwa per Km2). Hal ini
disebabkan karena Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah merupakan
wilayah ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk terbesar
44.129 jiwa namun tidak dengan luas wilayah yang terbesar (173,68 Km2 )
dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan.
Sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan wilayah kerja di
Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk yang terkecil sebesar
6.750 jiwa dengan luas wilayah terbesar ke-5 (402,61 Km2) dengan
kepadatan penduduk 16,8 jiwa per Km2 di wilayah Kabupaten Donggala
pada tahun 2016. Adapun luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk
menurut Kecamatan pada tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5
Luas wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten DonggalaTahun 2016
No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Kepadatan
(Km2) Penduduk (Jiwa) Penduduk (per Km2)
1 Sojol utara 139,07 10.002 71,9
2 Sojol 705,41 12.140 17,2
3 Damsol 732,76 15.004 20,5
4 Balaesang 314,23 30.681 97,6
5 Balaesang Tanjung 188,85 24.229 128,3
6 Sirenja 286,94 11.105 38,7
7 Sindue Tobata 211,55 21.372 101,0
8 Sindue Tombusabora 211,92 21.623 102,0
9 Sindue 177,19 19.553 110,4
10 Labuan 126,01 14.304 113,4
11 Tanantovea 302,64 16.149 53,4
12 Banawa 99,04 44.593 450,3
13 Banawa Tengah 74,64 25.103 336,3
14 Banawa Selatan 430,67 12.068 28,0
15 Rio Pakava 872,16 11.697 13,4
16 Pinembani 402,61 6.757 16,8
JUMLAH 5.275,69 296.380 56,2
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.
2. Komposisi penduduk
a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat
menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu
komposisi penduduk juga mencerminkan Rasio beban tanggungan
(Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara penduduk umur
non produktif (umur 0–14 tahun dan umur 65 tahun keatas)
dengan penduduk produktif (umur 15–64 tahun). Tingginya
Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggungan
pemerintah secara ekonomi di wilayahnya.
Angka beban tanggungan untuk Kabupaten Donggala tahun
2016 sebesar 65,1% dengan penduduk sebesar 293.742 jiwa yang
terdiri dari 105.124 jiwa penduduk usia belum produktif (anak-anak
Gambar 2.1
Kabupaten Donggala
Tahun 2016
3%
Tabel 2.6
Tahun 2015
D. Keadaan Ekonomi
potensi dan sumber-sumber daya yang tersedia. Sejalan dengan maksud tersebut
berbagai upaya telah dilakukan khususnya untuk menciptakan lapangan kerja dan
memberikan kesempatan berusaha yang dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Dengan demikian maka secara otomatis akan merangsang dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tabel 2.7
Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar Harga Berlaku dan
Harga Konstan 2010, 2012 - 2015
Sumber : PDRB Menurut Lapangan usaha dalam IPM Kab. Donggala, 2015.
Dari sisi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku mengalami
peningkatan cukup tinggi yakni dari 28,89 juta rupiah tahun 2014 menjadi
31,9 juta rupiah tahun 2015. Meningkatnya pendapatan perkapita
diakibatkan karena meningkatkan output seluruh ekonomi, utamanya
output sektor pertanian dan sektor penggalian yang merupakan sektor
penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala.
Output sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan
pertumbuhan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan maraknya
ekplorasi bahan galian C di Kabupaten Donggala. Secara umum, seluruh
kategori ekonomi PDRB mengalami pertumbuhan yang positif.
2. Angka Beban Tanggungan
Grafik 2.1
65.50
65.08 65.10
65.00
65.08 65.10
64.50
64.00
63.50
63.00 63.30
62.50
62.00
2012 2013 2014 2015 2016
E. Keadaan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia. Pendidikan berkontibusi terhadap
perubahan perilaku masyarakat serta menjadi pelopor utama dalam rangka
penyiapan SDM dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan
syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk
meningkatkan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam
hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang pernah
sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Pada tahun 2015,
jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10 tahun ke atas sebesar
221.118 jiwa sedangkan yang berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf sebesar
213.147 jiwa. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10
tahun keatas dan yang melek huruf serta pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat
dilihat pada grafik 2.2 dan 2.3 berikut.
Grafik 2.2
Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur
10 Tahun Keatas yang Melek Huruf
Kabupaten Donggala
Tahun 2015
Pada grafik 2.3, berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Donggala tahun 2015
kepemilikan ijazah tertinggi berada pada tingkat SMP/MTs sebesar 35,7 persen dan
terendah pada tingkat S1/DIV sebesar 0,8 persen.
Grafik 2.3
40.0 35.7
Tahun
35.0 2015
30.0
24.6
25.0
20.0 16.2
13.5
15.0
10.0
5.0 3.9 2.8 1.6
1.0 0.8
-
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.Lampiran Profil Tabel 3).
F. Perilaku Masyarakat
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator yaitu Persentase
Tabel 2.8
Distribusi Posyandu Menurut Strata
Kabupaten Donggala
Pratam 2 2 2 2 22,
1 115 119 115 119 97
a 5,6 6,6 5,6 6,6 2
5 5 5 5 41,
2 Madya 251 236 251 236 183
5,8 2,8 5,8 2,8 9
3 Purna 1 1 1 1 34,
80 88 80 88 150
ma 7,8 9,7 7,8 9,7 3
Mandir 0 0 0 0
4 4 4 4 4 7 1,6
i ,9 ,9 ,9 ,9
Jumla 1 1 1 1 10
450 447 450 447 437
h 00 00 00 00 0
G. Keadaan Lingkungan
1. Rumah Sehat
Grafik 2.4
Pinembani ,23.2
L. Despot, 41
Lalundu, 20
Lembasada, 45.6
Donggala, 65.1
Wani, 49.0
Labuan, 49.5
Toaya, 43
Batusuya, 62.6
Tompe, 65.6
Malei, 64.2
Tambu, 70.1
Sabang, 51.9
Tonggolobibi, 70
Balukang, 72.1
Ogoamas, 55.2
Kategori TTU yang sehat apabila memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas
lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki
pencahayaan ruang yang sesuai.
Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan
data nasional tahun 2012, 90% kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk
dalam kategori baik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau). Sumber
air minum yang digunakan penduduk Kabupaten Donggala dapat dibedakan
menurut sarana bukan jaringan perpipaan (sumur gali terlindungi, sumur gali
dengan
pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindungi,
penampungan air hujan) dan perpipaan (PDAM, BPSPAM).
Jumlah sarana sumur gali dengan pompa sebanyak 1.049 unit dengan
penduduk pengguna sebanyak 24.843 jiwa sedangkan sarana sumur gali
dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 927 unit dengan 17.669 jiwa
penduduk pengguna. Artinya jumlah sarana sumur gali dengan pompa
memenuhi syarat mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015
sedangkan jumlah penduduk pengguna sumur gali dengan pompa cenderung
Pada tahun 2016, untuk jumlah penduduk pengguna sumur bor dengan
pompa memenuhi syarat sebanyak 25.141 jiwa dengan jumlah sarana
memenuhi syarat sebanyak 1.229 unit dari 1.380 unit sarana dengan jumlah
penduduk pengguna sebanyak 32.214 jiwa. Sedangkan pada tahun 2015,
jumlah sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 1.229 unit
dengan jumlah penduduk pengguna 25.140 jiwa sehingga jumlah penduduk
pengguna dan sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat pada tahun
2016 cenderung tetap dibandingkan dengan tahun 2015.
pengguna mata air terlindungi yang memenuhi syarat sebanyak 1.951 jiwa
dengan jumlah sarana 23 unit. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, maka
jumlah penduduk pengguna dan sarana mata air terlindungi memenuhi syarat
mengalami peningkatan.
Angka IPM suatu daerah memperlihatkan jarak yang harus ditempuh untuk
mencapai nilai maksimum, yaitu 100 (angka IPM berkisar antara 0-100). Hasil
penghitungan angka IPM Kabupaten Donggala ternyata belum termasuk dalam
kategori tinggi menurut skala international (IPM lebih dari 80). IPM Kabupaten
Donggala tahun 2014 sebesar 63,55 termasuk dalam tingkat pembangunan manusia
sedang (IPM antara 60-80) dan meningkat menjadi 63,82 pada tahun 2015, nilai ini
masih termasuk dalam tingkat pembangunan manusia (IPM) sedang. Untuk rata-rata
penduduk Sulawesi Tengah tahun 2015 sebesar 66,76 termasuk dalam tingkat
pembangunan manusia sedang (IPM antara 60-80), artinya tingkat variasi
pembangunan baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan perekonomian masih relatif
sama.
Tabel 2.9
Nilai IPM Kabupaten Donggala sangat ditentukan oleh capaian tiga dimensi
dasar pembangunan manusia. Dilihat dari peningkatannya, ternyata IPM dari
komponen angka harapan hidup, daya beli, dan pendidikan terjadi kenaikan.
Peningkatan tertinggi secara berurut dicapai indeks pendidikan, indeks daya beli dan
Usia harapan hidup di Kabupaten Donggala tahun 2014 (65,79 tahun) lebih
rendah dari rata-rata usia harapan hidup penduduk Sulawesi Tengah sebesar 67,18
tahun. Pada tahun 2015, angka harapan hidup di Kabupaten Donggala tidak
mengalami perubahan dari tahun sebelumnya sebesar 65,79 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Donggala
belum mampu memberi dampak positif pada perbaikan umur penduduk.
Hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas sumberdaya manusia adalah terletak pada keadaan
kesehatannya sendiri. Rendahnya kondisi kesehatan akan menghasilkan pekerja-
pekerja kurang produktif dengan mental yang kurang bagus sehingga menyebabkan
produktivitas rendah dan tingkat output yang dicapai tidak optimal. Dengan demikian
aspek kesehatan dapat berpengaruh
Tabel 2.10
Berikut gambaran umum Kabupaten Donggala dan perilaku penduduk pada tahun
2016 yang meliputi letak geografis, keadaan iklim, keadaan penduduk, keadaan ekonomi,
keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, keadaan sosial budaya dan perilaku masyarakat.
J. Letak Geografis
Secara astronomi, Kabupaten Donggala terletak diantara 00-30 Lintang
Utara dan 20 -20 Lintang Selatan, serta 119º,45’ dan 121º,45’ Bujur Timur.
Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Donggala memiliki batas wilayah
sebagai berikut :
5. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli
6. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Sigi, Kota Palu dan
wilayah Propinsi Sulawesi Barat
7. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Sigi dan Kabupaten
Parigi Moutong
8. Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Makassar dan wilayah
Propinsi Sulawesi Barat
Kabupaten Donggala sebelum adanya pemekaran Kabupaten sesuai
dengan Undang-Undang No.27 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten
Sigi mempunyai luas wilayah 1.047.171 Ha yang terbagi atas 30 Kecamatan
dengan 302 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan terbentuknya Kabupaten Sigi, maka
Kabupaten Donggala pada Tahun 2016 memiliki wilayah seluas 527.569 Ha
(5.275,69 Km²) dengan penduduk sebesar 293.742 jiwa yang terbagi menjadi
16 Kecamatan, 158 Desa dan 9 Kelurahan, dimana Kecamatan Rio
Tabel 2.1
Kabupaten Donggala
Tahun 2016
N Persentas Jumlah
Kecamatan Luas (Km²)
o. e Desa/Kel
Tabel 2.2
Kabupaten Donggala
(Ha) (%)
Landai sampai
2 3 – 15° 12.506 2,37
berombak
Berombak sampai
3 15 – 40° 95.075 18,02
bergelombang
Begelombang
4 > 40° 296.894 56,28
sampai berbukit
Sumber : Kajian Potensi Sumberdaya yang terkait dengan investasi di Kabupaten Donggala, Tahun
2012.
K. Keadaan Iklim
Sebagaimana dengan daerah–daerah lain di Indonesia, Kabupaten
Donggala memiliki 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim
panas terjadi antara bulan April–September sedangkan musim hujan terjadi
pada bulan Oktober–Maret.
Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 2015
bahwa suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dan Desember
(29,50C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari (27,10C).
Sementara kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar
antara 64-79%. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Januari
dan Juni yang mencapai 78,8% sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah
terjadi pada Bulan September yaitu 64,7%.
Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu Tahun
2015 terjadi pada bulan Juni 112,5 mm², sedangkan curah hujan terendah terjadi
pada bulan Desember yaitu 0,00 mm².
Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3-6 knots. Pada
Tahun 2015 arah angin terbanyak setiap bulannya dari arah Barat Laut. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3
Suh
u
Tekana Kelembab Penyinar Cura Kecepat
N Kecamata Udara
n Udara ( an Udara ( % an Matahari h Hujan an Angin (
o. n
mb ) ) (%) ( mm ) Knots )
( 0C
)
1
Oktober 29,5 1012,4 65,0 84,2 11,5 5,2
0
1
November 29,0 1010,1 72,6 75,5 42,5 4,9
1
1
Desember 29,5 1009,4 68,4 72,9 0,0 4,8
2
Rata-rata Tahun
28,0 1011,7 72,5 73,4 41,1 4,5
2015
27,2
2014 1011,07 77,88 63,06 58,76 3,83
8
27,7
2013 1010,20 76,40 57,70 62,33 3,60
0
27,7
2012 1010,30 76,00 62,90 63,38 3,80
0
L. Keadaan Penduduk
Masalah utama kependudukan di Indonesia meliputi tiga hal pokok yaitu
jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang merata serta
komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk
berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban
Tanggungan (RBT). Untuk wilayah Kabupaten Donggala sendiri masalah
utama kependudukan yang dihadapi adalah penyebaran penduduk yang tidak
merata dan hanya berpusat pada daerah–daerah tertentu saja. Hal ini dapat
terlihat di Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah yang merupakan ibukota
Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk paling terbesar sebanyak 44.129
jiwa.
3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala,
jumlah penduduk masih sama pada tahun 2015 dengan 2016 karena
sesuai dengan data terakhir yang diberikan oleh BPS. Adapun jumlah
penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala tahun 2012–2016
dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Donggala
Tahun 2012–2016
No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2012 2013 2014 2015 *2016
1 Sojol utara 9.516 9.516 9.786 10.132 10.132
2 Sojol 25.852 25.852 26.670 26.784 26.784
3 Damsol 29.431 29.431 29.997 30.219 30.219
4 Balaesang 23.185 23.185 23.710 23.953 23.953
5 Balaesang Tanjung 10.526 10.526 10.873 11.203 11.203
6 Sirenja 20.551 20.551 20.953 21.177 21.177
7 Sindue Tobata 8.924 8.924 9.186 10.675 10.675
8 Sindue Tombusabora 11.512 11.512 12.026 10.746 10.746
9 Sindue 18.751 18.751 19.118 19.409 19.409
10 Labuan 13.546 13.546 14.039 14.311 14.311
11 Tanantovea 15.441 15.441 15.806 16.103 16.103
12 Banawa 32.564 32.564 33.220 22.379 22.379
13 Banawa Tengah 10.244 10.244 10.564 21.356 21.356
14 Banawa Selatan 24.079 24.079 24.645 24.802 24.802
15 Rio Pakava 22.593 22.593 23.635 23.503 23.503
16 Pinembani 6.037 6.037 6.687 6.990 6.990
JUMLAH 282.752 282.752 290.915 293.742 293.742
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2012 – 2016.
Kepadatan penduduk Kabupaten Donggala tahun 2016 menurut
kecamatan tidak merata dengan jumlah penduduk sebesar 293.742 jiwa
dan luas wilayah 5.275,69 Km 2 sehingga diperoleh rata-rata angka
kepadatan penduduk sebesar 55,7 jiwa per Km2 . Ditinjau dari kepadatan
Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016
penduduk, Kecamatan Banawa adalah terpadat (337,8 jiwa per Km2 )
disusul Kecamatan Banawa Tengah (143 jiwa per Km2). Hal ini
disebabkan karena Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah merupakan
wilayah ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk terbesar
44.129 jiwa namun tidak dengan luas wilayah yang terbesar (173,68 Km2 )
dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan.
Sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan wilayah kerja di
Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk yang terkecil sebesar
6.750 jiwa dengan luas wilayah terbesar ke-5 (402,61 Km2) dengan
kepadatan penduduk 16,8 jiwa per Km2 di wilayah Kabupaten Donggala
pada tahun 2016. Adapun luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk
menurut Kecamatan pada tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5
Luas wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten DonggalaTahun 2016
No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Kepadatan
(Km2) Penduduk (Jiwa) Penduduk (per Km2)
1 Sojol utara 139,07 10.002 71,9
2 Sojol 705,41 12.140 17,2
3 Damsol 732,76 15.004 20,5
4 Balaesang 314,23 30.681 97,6
5 Balaesang Tanjung 188,85 24.229 128,3
6 Sirenja 286,94 11.105 38,7
7 Sindue Tobata 211,55 21.372 101,0
8 Sindue Tombusabora 211,92 21.623 102,0
9 Sindue 177,19 19.553 110,4
10 Labuan 126,01 14.304 113,4
11 Tanantovea 302,64 16.149 53,4
12 Banawa 99,04 44.593 450,3
13 Banawa Tengah 74,64 25.103 336,3
14 Banawa Selatan 430,67 12.068 28,0
15 Rio Pakava 872,16 11.697 13,4
16 Pinembani 402,61 6.757 16,8
JUMLAH 5.275,69 296.380 56,2
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.
4. Komposisi penduduk
c. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat
menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu
komposisi penduduk juga mencerminkan Rasio beban tanggungan
(Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara penduduk umur
non produktif (umur 0–14 tahun dan umur 65 tahun keatas)
dengan penduduk produktif (umur 15–64 tahun). Tingginya
Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggungan
pemerintah secara ekonomi di wilayahnya.
Angka beban tanggungan untuk Kabupaten Donggala tahun
2016 sebesar 65,1% dengan penduduk sebesar 293.742 jiwa yang
terdiri dari 105.124 jiwa penduduk usia belum produktif (anak-anak
Gambar 2.1
Kabupaten Donggala
Tahun 2016
3%
Tabel 2.6
Tahun 2015
M. Keadaan Ekonomi
potensi dan sumber-sumber daya yang tersedia. Sejalan dengan maksud tersebut
berbagai upaya telah dilakukan khususnya untuk menciptakan lapangan kerja dan
memberikan kesempatan berusaha yang dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Dengan demikian maka secara otomatis akan merangsang dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tabel 2.7
Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar Harga Berlaku dan
Harga Konstan 2010, 2012 - 2015
Sumber : PDRB Menurut Lapangan usaha dalam IPM Kab. Donggala, 2015.
Dari sisi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku mengalami
peningkatan cukup tinggi yakni dari 28,89 juta rupiah tahun 2014 menjadi
31,9 juta rupiah tahun 2015. Meningkatnya pendapatan perkapita
diakibatkan karena meningkatkan output seluruh ekonomi, utamanya
output sektor pertanian dan sektor penggalian yang merupakan sektor
penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala.
Output sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan
pertumbuhan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan maraknya
ekplorasi bahan galian C di Kabupaten Donggala. Secara umum, seluruh
kategori ekonomi PDRB mengalami pertumbuhan yang positif.
4. Angka Beban Tanggungan
Grafik 2.1
65.50
65.08 65.10
65.00
65.08 65.10
64.50
64.00
63.50
63.00 63.30
62.50
62.00
2012 2013 2014 2015 2016
N. Keadaan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia. Pendidikan berkontibusi terhadap
perubahan perilaku masyarakat serta menjadi pelopor utama dalam rangka
penyiapan SDM dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan
syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk
meningkatkan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam
hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang pernah
sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Pada tahun 2015,
jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10 tahun ke atas sebesar
221.118 jiwa sedangkan yang berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf sebesar
213.147 jiwa. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10
tahun keatas dan yang melek huruf serta pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat
dilihat pada grafik 2.2 dan 2.3 berikut.
Grafik 2.2
Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur
10 Tahun Keatas yang Melek Huruf
Kabupaten Donggala
Tahun 2015
Pada grafik 2.3, berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Donggala tahun 2015
kepemilikan ijazah tertinggi berada pada tingkat SMP/MTs sebesar 35,7 persen dan
terendah pada tingkat S1/DIV sebesar 0,8 persen.
Grafik 2.3
40.0 35.7
Tahun
35.0 2015
30.0
24.6
25.0
20.0 16.2
13.5
15.0
10.0
5.0 3.9 2.8 1.6
1.0 0.8
-
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.Lampiran Profil Tabel 3).
O. Perilaku Masyarakat
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator yaitu Persentase
Tabel 2.8
Distribusi Posyandu Menurut Strata
Kabupaten Donggala
Pratam 2 2 2 2 22,
1 115 119 115 119 97
a 5,6 6,6 5,6 6,6 2
5 5 5 5 41,
2 Madya 251 236 251 236 183
5,8 2,8 5,8 2,8 9
3 Purna 1 1 1 1 34,
80 88 80 88 150
ma 7,8 9,7 7,8 9,7 3
Mandir 0 0 0 0
4 4 4 4 4 7 1,6
i ,9 ,9 ,9 ,9
Jumla 1 1 1 1 10
450 447 450 447 437
h 00 00 00 00 0
P. Keadaan Lingkungan
5. Rumah Sehat
Grafik 2.4
Pinembani ,23.2
L. Despot, 41
Lalundu, 20
Lembasada, 45.6
Donggala, 65.1
Wani, 49.0
Labuan, 49.5
Toaya, 43
Batusuya, 62.6
Tompe, 65.6
Malei, 64.2
Tambu, 70.1
Sabang, 51.9
Tonggolobibi, 70
Balukang, 72.1
Ogoamas, 55.2
Kategori TTU yang sehat apabila memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas
lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki
pencahayaan ruang yang sesuai.
Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan
data nasional tahun 2012, 90% kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk
dalam kategori baik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau). Sumber
air minum yang digunakan penduduk Kabupaten Donggala dapat dibedakan
menurut sarana bukan jaringan perpipaan (sumur gali terlindungi, sumur gali
dengan
pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindungi,
penampungan air hujan) dan perpipaan (PDAM, BPSPAM).
Jumlah sarana sumur gali dengan pompa sebanyak 1.049 unit dengan
penduduk pengguna sebanyak 24.843 jiwa sedangkan sarana sumur gali
dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 927 unit dengan 17.669 jiwa
penduduk pengguna. Artinya jumlah sarana sumur gali dengan pompa
memenuhi syarat mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015
sedangkan jumlah penduduk pengguna sumur gali dengan pompa cenderung
Pada tahun 2016, untuk jumlah penduduk pengguna sumur bor dengan
pompa memenuhi syarat sebanyak 25.141 jiwa dengan jumlah sarana
memenuhi syarat sebanyak 1.229 unit dari 1.380 unit sarana dengan jumlah
penduduk pengguna sebanyak 32.214 jiwa. Sedangkan pada tahun 2015,
jumlah sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 1.229 unit
dengan jumlah penduduk pengguna 25.140 jiwa sehingga jumlah penduduk
pengguna dan sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat pada tahun
2016 cenderung tetap dibandingkan dengan tahun 2015.
pengguna mata air terlindungi yang memenuhi syarat sebanyak 1.951 jiwa
dengan jumlah sarana 23 unit. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, maka
jumlah penduduk pengguna dan sarana mata air terlindungi memenuhi syarat
mengalami peningkatan.
Angka IPM suatu daerah memperlihatkan jarak yang harus ditempuh untuk
mencapai nilai maksimum, yaitu 100 (angka IPM berkisar antara 0-100). Hasil
penghitungan angka IPM Kabupaten Donggala ternyata belum termasuk dalam
kategori tinggi menurut skala international (IPM lebih dari 80). IPM Kabupaten
Donggala tahun 2014 sebesar 63,55 termasuk dalam tingkat pembangunan manusia
sedang (IPM antara 60-80) dan meningkat menjadi 63,82 pada tahun 2015, nilai ini
masih termasuk dalam tingkat pembangunan manusia (IPM) sedang. Untuk rata-rata
penduduk Sulawesi Tengah tahun 2015 sebesar 66,76 termasuk dalam tingkat
pembangunan manusia sedang (IPM antara 60-80), artinya tingkat variasi
pembangunan baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan perekonomian masih relatif
sama.
Tabel 2.9
Nilai IPM Kabupaten Donggala sangat ditentukan oleh capaian tiga dimensi
dasar pembangunan manusia. Dilihat dari peningkatannya, ternyata IPM dari
komponen angka harapan hidup, daya beli, dan pendidikan terjadi kenaikan.
Peningkatan tertinggi secara berurut dicapai indeks pendidikan, indeks daya beli dan
Usia harapan hidup di Kabupaten Donggala tahun 2014 (65,79 tahun) lebih
rendah dari rata-rata usia harapan hidup penduduk Sulawesi Tengah sebesar 67,18
tahun. Pada tahun 2015, angka harapan hidup di Kabupaten Donggala tidak
mengalami perubahan dari tahun sebelumnya sebesar 65,79 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Donggala
belum mampu memberi dampak positif pada perbaikan umur penduduk.
Hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas sumberdaya manusia adalah terletak pada keadaan
kesehatannya sendiri. Rendahnya kondisi kesehatan akan menghasilkan pekerja-
pekerja kurang produktif dengan mental yang kurang bagus sehingga menyebabkan
produktivitas rendah dan tingkat output yang dicapai tidak optimal. Dengan demikian
aspek kesehatan dapat berpengaruh
Tabel 2.10
Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna apabila pemenuhan sumber
daya sarana, tenaga dan pembiayaan kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan
kebutuhan karena merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan
kesehatan berkualitasdan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang dapat diukur dengan indikator kecukupan sebagai berikut :
A. Sarana Kesehatan
Tabel 5.1
Rumah Sakit
Puskesmas dan
Jaringannya
3. Puskesmas perawatan 8 8 8 9 9
5. Puskesmas Keliling 18 22 22 17 17
6. Puskesmas pembantu 74 72 71 71 71
1 Apotek 4 6 9 9 9
1.
1 Toko Obat 10 6 6 6 6
2.
1 GFK 1 1 1 1 1
3.
Kabupaten Donggala
Tahun 2012–2015
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan - Seksi Kesehatan Dasar. Program Promosi Kesehatan.
Dinkes Kab. Donggala, Tahun 2012 – 2016.
B. Tenaga Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau juga merupakan hak seluruh
masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dalam rangka melakukan upaya kesehatan tersebut perlu didukung dengan sumber
daya kesehatan, khususnya Tenaga kesehatan yang memadai, baik dari segi kualitas,
kuantitas, maupun penyebarannya.
Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistem
dalam sistem kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan pelayanan
kesehatan. Upaya dan pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang bertanggung jawab, memiliki etik dan moral tinggi, keahlian, dan berwenang.
Menurut Undang–undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
Grafik 5.2
Kabupaten Donggala
Tahun 2016
Sumber : Bidang SDMK dan Kepegawaian. Dinkes Kab. Donggala. RSUD Kabelota.
AKPER Kab. Donggala, 2016.
Metode ratio terhadap nilai adalah metode perhitungan yang
diperkirakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan di suatu
wilayah berdasarkan ratio terhadap penduduk. Perhitungan kebutuhan
tenaga kesehatan dalam penyusunan Dokumen Data dan Informasi
PPSDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala dengan
menggunakan ratio kebutuhan per 100.000 penduduk perjenis tenaga
kesehatan. Untuk menghitung kekurangan perjenis tenaga menggunakan
perhitungan jumlah kebutuhan dikurangi jumlah tenaga yang ada saat ini.
Jumlah tenaga yang ada saat ini dihitung tenaga kesehatan yang ada di
unit pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan rumah sakit daerah seperti
tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2
Target Ratio (per 100.000 penduduk) Tenaga Kesehatan
Yang Berada di UPT Puskesmas dan RSUD Kabelota
Kabupaten Donggala
Tahun 2016
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Rasio
1 Dokter Spesialis 2,0
6
4 Bidan 149,8
215
5 Perawat 68,4
201
7 Tenaga Kesehatan
Masyarakat 25 8,5
8 Tenaga Kesehatan
Lingkungan 38 12,9
Dokter
Tahun D III D IV S1 S2 Jumlah
Spesialis
0
2013 1 0 5 9 15
0
2014 0 2 4 0 6
0
2015 0 2 4 0 6
Jumlah 5 1 21 14 10 51
C. Pembiayaan Kesehatan
Gambar 5.11
Anggaran Kesehatan
Kabupaten DonggalaTahun 2016
APBD RSUD
Kabelota
30%
APBD
Kabupaten
70%
Grafik 5.3
Kabupaten Donggala
486,156
500,000 418,744
450,000 358,374
400,000
350,000
300,000 216,743 226,850
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
2012 2013 2014 2015 2016
Sumber : Bagian Perencanaan dan Program. Dinkes Kab. Donggala. RSUD Kabelota. 2012 - 2016.