240210140103
I. TUJUAN
yakni, penilaian eksterior (bagian luar) dan interior (bagian dalam) telur. Penilaian
eksterior telur meliputi ukuran, bentuk, dan kebersihan cangkang sedangkan
penilaian interior telur dilihat dari kondisi kantong udara,putih (albumen) dan
kuning telur (egg yolk).
Cara penilaian mutu ikan dan telur ini dengan menggunakan uji skoring.
Pemilihan jenis uji ini dikarenakan pada penilaian panelis memberikan skor pada
setiap kriteria mutu dan deskripsi yang digunakan. Besar skor yang diberikan pada
kriteria mutu berada dalam skala nilai 1 – 10. Dalam penggunaan skor ini kadang-
kadang juga digunakan nilai positif dan negatif dimana nilai positif diberikan
untuk skala di atas titik balik atau titik netral dan nilai negatif di bawah titik balik
atau titik netral. Hal ini akan menghasilkan skor yang disebut dengan skor
simetrik.
Langen Kinanti
240210140103
3.1 Alat
Piring
Pisau
Senter
Talenan
Tissue
3.2 Bahan
Ikan kembung
Ikan mas segar
Telur ayam
Langen Kinanti
240210140103
IV. PROSEDUR
3/8 inci
3.Kuning Telur
- Letak ditengah Agak tengah Menepi Menepi
- Penampakan Samar Samar Jelas Jelas sekali
- Pembesaran Belum ada Belum ada Agak besar Melebar
- Cacat Bebas cacat Bebas Cacat ringan Cacat jelas
4.Bagian putih
- Kebeningan Bening Bening Bening Bening
- Kekentalan Kental sekali Kental Agak lembek Encer, berair
- Noda darah Bebas Bebas Bebas ada sedikit
Langen Kinanti
240210140103
Penentuan kesegaran ikan dan kualitas telur dapat dilakukan secara fisika,
kimia dan mikrobiologi. Penilaian mutu ikan segar dan kualitas telur yang
dilakukan pad praktikum kali ini berdasarkan sifat organoleptiknya, serta
penilaian mutu telur utuh berdasarkan gradE-grade tertentu menurut sistem
Amerika Serikat.
bersih tanpa lendir yang berasal dari bakteri, dan baunya masih segar. Menurut
Afrianto (1989) yang menyatakan insang ikan yang segar memiliki insang
berwarna merah cerah dan tanpa lendir, dan hal ini menjadi indikator bahwa ikan
ini layak untuk dikonsumsi. Lendir di permukaan kulit ikan mas tipis homogen,
jernih/transparan, mengkilap cerah, dan sudah ada sedikit perubahan warna.
Sayatan pada daging ikan mas masih cemerlang dan berwarna asli, dinding perut
sudah mulai agak lembek, tidak ada kemerahan sepanjang tulang belakang, perut
utuh belum ada diskolorasi, warna ginjal mulai pudar, bau isi perut segar. Dada
dari ikan mas teksturnya sudah agak lunak, sulit menyobek dari tulang belakang.
Bau ikan masih segar atau seperti bau laut. Menurut Afrianto (1989) yang
menyatakan ikan yang masih segar memiliki tanda-tanda daging yang masih padat
dan elastis bila ditekan atau dengan kata lain akan kembali seperti semula bila
ditekan.
Berdasarkan pada deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas
ikan mas masih sangat baik. Hal tersebut disebabkan karena pengamatan
dilakukan segera setelah ikan mas mati sehingga karakteristik ikan mas yang
diamati memiliki skor mutu 60 sehingga dapat dikategorikan bahwa ikan mas
tersebut masih dalam kondisi sangat baik.
pemudaran warna dari merah muda ke merah coklat yang lebi nyata, berlendir
tebal, dan baunya busuk. Menurut Stansby (1963), warna insang dikatakan
indikator, apakah ikan masih segar atau tidak. Ikan yang masih segar berwarna
coklat gelap, hal ini menunjukkan bahwa insang belum teroksidasi sehingga
warnanya masih terlihat asli. Perubahan warna insang dari merah muda ke merah
cokelat menandakan telah terjadinya otooksidasi ikatan ganda yang terkonjungsi,
radikal bebas yang terlepas selama oksidasi lemak, dan aktivitas enzim (Yunizal
dan Wibowo, 1998). Lendir dipermukaan kulit mulai mengendap keruh, agak
putih susu, dan kecerahan mulai asam. Pada dinding dan perutnya, sayatan daging
masih cemerlang, dinding perut mulai lembek, mulai tumbuh diskolorisasi, warna
ginjal mulai pudar, dan bau off odor mulai tercium. Tekstur ikan sudah lunak
sehingga bekas jari tidak mau hilang apabila ikan ditekan. Selain itu ikan sudah
mulai berbau kental rebus atau logam. Berdasarkan penilaian tersebut disimpulkan
bahwa ikan kembung yang diamati memiliki total skor 28 yakni jauh lebih rendah
dari total skor mutu ikan mas segar.
lentur. Pada fase rigor mortis daging menjadi keras (kaku atau rigid) hal ini terjadi
setelah 1-7 jam ikan mati, dan apabila dibekukan maka fase ini terjadi setelah 3-
120 jam. Daging ikan yang kaku ini disebabkan terjadinya kontraksi yang
merupakan hasil interaksi protein aktin dan miosin membentuk aktomiosin.
Dengan terbentuknya aktomiosin ini ukuran sarkomer akan menjadi lebih pendek
sehingga daging mengkerut dan menjadi kaku, sedangkan relaksasi merupakan
kebalikannya. Pada fase rigor akan terjadi relaksasi pada daging yang melemasnya
kembali daging ikan yang telah mengalami kekakuan.
Pada ikan yang mati melemasnya daging ikan setelah mengalami kekakuan
disebabkan kerusakan struktur jaringan daging ikan. Selama enzim-enzim masih
aktif, enzim-enzim akan merusak apa saja yang dijumpainya. Enzim akan
proteolitik akan memecah protein menjadi molekul-molekul mikro. Padahal
protein ini sebagian besar merupakan penyusun benang-benang daging, penyusun
dinding sel, dan lain-lain. Karena protein telah terpecah maka kekuatan benang-
benang atau dinding sel sudah menurun.
Ikan yang setelah ditangkap langsung dibunuh, proses rigor mortis berjalan
lebih lambat dibandingkan dengan ikan yang mati dengan sendirinya. Ikan yang
menggelepar menyebabkan kekurangan oksigen dan glikogen otot rendah, maka
perubahan glikogen menjadi asam laktat menjadi sedikit dan akibatnya penurunan
pH tidak besar, mengakibatkan lebih cepat mengalami kebusukan. Keadaan asam
akan menghambat pertumbuhan bakteri.
Kantung Udara
- Bentuk Teratur
- Kedalaman 2/8 inci
Kuning Telur
- Letak Menepi
- Penampakan Jelas sekali
- Pembesaran Membesar
- Cacat Cacat, jelas jenis cacatnya
Bagian putih
- Kebeningan Bening
- Kekentalan Encer, berair
- Noda darah Ada, sedikit
kelembaban yang rendah menunjukkan kekuatan kulit telur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan telur yang disimpan pada tingkat kelembaban yang tinggi.
Kekuatan kulit telur ini menunjukkan keutuhan telur secara keseluruhan.
Bentuk dari kantong udara teratur dan kedalamannya sekitar 2/8 inci.
Kantung udara merupakan indikator umur atau mutu telur, karena ukurannya akan
membesar dengan meningkatnya umur simpan. Perubahan suhu lingkungan dalam
telur ketika berada dalam tubuh induk (sekitar 40°C) dan suhu luar (sekitar 27°C)
akan mengakibatkan lapisan membran bagian luar dan dalam tidak melekat satu
sama lain. Penguapan air meningkat diantara membran luar yang menempel pada
kerabang sedangkan membran dalam penempel pada albumen yang mengkerut
dan menyebabkan kantung udara membesar (Gary, et al., 2009).
Kriteria mutu kuning telur masuk ke dalam mutu B dimana letak kuning
telur menepi, penampakan kuning telur dari luar jelas sekali, ada pembesaran dan
sudah ada cacat yang jenis cacatnya jelas sekali. . Perubahan letak kuning telur
yang tela terjadi tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan mutu telur
ayam utuh. Selama penyimpanan yang lama, serat kapsul fibrosa menjadi lebih
tipis dan albumen menebal yang memungkinkan gerakan kuning telur tidak
terpusat lagi (Jacqueline, et al., 2000). Selain itu, kekuatan dan elastisitas
membran vitelin juga mempengaruhi perubahan letak kuning telur. Menurut
Hinton (1968), kekuatan dan elastisitas membran vitelin dipengaruhi oleh faktor
umur telur, ukuran telur, suhu penyimpanan, pH putih telur, dan kekentalan putih
telur.
Tingkat kebeningan dari putih telur masih bening, namun encer dan berair
serta ada sedikit noda darah. Menurut Sirait (1986), kualitas putih telur
dipengaruhi oleh keturunan, makanan, umur, penyakit, lingkungan, dan faktor-
faktor setelah telur dikeluarkan dari tubuh ayam, seperti temperatur lingkungan,
kelembaban, serta kondisi penyimpanan yang menyebabkan kekentalan putih telur
berkurang.
Pengamatan organoleptik telur ini menunjukan bahwa secara umum telur
tersebut mutunya adalah B sehingga dapat disimpulkan bahwa telur tersebut
masih lumayan bagus meskipun sudah terjadi beberapa penurunan kriteria mutu.
Langen Kinanti
240210140103
6.1 Kesimpulan
Ikan mas masih sangat segar sepenuhnya, sedangkan sampel ikan
kembung sudah mengalami banyak penurunan kualitas ikan.
Telur ayam yang diamati termasuk ke dalam telur mutu B jika dilihat dari
kriteria mutu secara umum.
6.2 Saran
Sebaiknya disediakan pisau yang lebih tajam untuk mempermudah dalam
pemotongan ikan.
Sebaiknya panelis lebih berani dalam melakukan pengujian.
Langen Kinanti
240210140103
DAFTAR PUSTAKA
Gary, D., Butcher, D.V.M, dan R. Miles. 2009. Ilmu Unggas, Jasa Ekstensi
Koperasi, Lembaga Ilmu Pangan dan Pertanian Universitas Florida,
Gainesville.
Hinton, E. 1968. Least Square Analysis Using Finite Elements, MSc. Thesis.
University of Wales, Swansea.
Jacqueline, P.Y., Miles, R. dan F.B Mather. 2000. Kualitas Telur. Jasa Ekstensi
Koperasi, Lembaga Ilmu Pangan dan Pertanian Universitas Florida,
Gainesville.
Nurwanto dan Sri M. 2003. Buku Ajar Teknologi Ternak. Fakultas Peternakan.
Universitas Diponegoro. Semarang.