Anda di halaman 1dari 12

FORMULASI SEDIAAN FAST DISSOLVING TABLET (FDTs)

SALBUTAMOL SULPHATE (4 mg)

1.1 Alasan Pengembangan Produk


Asma merupakan penyakit peradangan kronis, yang terjadi pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan terjadinya bronkospasme akibat penyempitan
saluran napas, dan sering disertai dengan peningkatan sekresi dan edema mukosa
yang mengakibatkan sesak napas (dyspnea), mengi (wheezing), batuk serta dada
tersumbat (Dineshmohan, et al., 2010). Dari hasil survei, asma menempati urutan
ketiga sebagai penyakit tidak menular (PTM) terbanyak di Indonesia (Kemenkes
RI, 2017) dan penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
serius di dunia. Menurut Oemiati dkk. (2010), asma memiliki prevalensi sebesar 5
– 20% untuk anak-anak dan 10 – 25% untuk orang dewasa pada tingkat global
(Global Asthma Network, 2014) .
Formulasi obat untuk pengobatan asma dan gangguan pernapasan lainnya
yang tersedia di pasaran adalah tablet konvensional, tablet lepas lambat, cair dan
inhaler. Secara umum, obat asma lebih efektif dalam bentuk hirup/inhaler karena
langsung bekerja pada saluran pernapasan, dan memiliki onset lebih cepat.Namun,
biasanya cara penggunaaan sediaan inhaler lebih sulit, dan di pasaran harga lebih
mahal. Bentuk sediaan cair memiliki keterbatasan sendiri dari perspektif stabilitas
dan pengukuran dosis. Pada pasien pediatri dan geriatri atau karena kondisi sakit
tenggorokan, pasien mengalami kesulitan dalam menelan jenis tablet. Oleh karena
itu, pemakaian sediaan tablet konvensional tidak sesuai, yang menghasilkan tinggi
insidensi ketidakpatuhan dan terapi yang tidak efektif. Adanya produk disintegrasi
pada sediaan tablet membuat tablet lebih cepat hancur, bahan superdisintegrant
yang digunakan pada formula FDTs adalah crospovidone dengan konsentrasi 2-
5% menggunakan metode cetak langsung (Kibbe, 2009 dan Buhler, 2008). Bahan
superdisintegrant sensitif terhadap cairan, sebaiknya pada pembuatan tablet tidak
digunakan hal melibatkan cairan (Hasegawa, 2002).
FDTs dapat hancur dalam mulut dan melepaskan zat aktifnya dengan cepat
sehingga zat aktif dapat larut dalam saliva. Saat obat dapat terlarut dengan cepat,
maka kecepatan absorbsi, dan onset obat akan meningkat (Deepak, et al., 2012).
FDTs memiliki beberapa keuntungan, yaitu tidak memerlukan air untuk menelan
obat, untuk penyakit yang perlu penanganan cepat, meningkatkan bioavailabilitas,
stabil pada penyimpanan jangka panjang, dan sangat cocok untuk pasien pediatri
dan geriatri (Bhowmik, et al., 2009).

1.2 Preformulasi
a. Formula Pustaka (Bharkatiya, et al., 2018)
Bahan F1 F2 F3 F4 F5 F6
Salbutamol sulphate 4 4 4 4 4 4
Sodium Starch Glycolate 4 6 - - - -
Crospovidone - - 4 6 - -
Ac di sol - - - - 4 6
Avicel PH 102 34 34 34 34 34 34
Mannitol 52 50 52 50 52 50
Talc 1 1 1 1 1 1
Magnesium stearate 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
*tablet dibuat dengan berat 100 mg

b. Monografi Bahan
Nama senyawa Salbutamol Sulphate
Nama kimia 4-[2-(tert-butylamino)-1-hydroxyehyl]-2-(hydroxy
methyl)phenol;sulfuric acid
Struktur

(https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/image/fl.html =39859)
Rumus molekul C13H21NO3.H2SO4
Berat molekul 576.702 g/moL
Pemerian Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih.
Kelarutan Mudah larut dalam air, praktis tidak larut atau sangat
sukar larut dalam etanol dan kloroform.
Titik lebur 180o C
Titik didih 433,5o C pada tekanan 760 mmHg
PH 3,4 – 5
Dosis Tablet :
Anak (6-12 tahun) = 2 mg 3-4 kali/hari, dosis maksimal
24 mg perhari. Dewasa (>12 thn) = 2-4 mg 3-4 kali/hari
dan dosis maksimal 32 mg perhari.
Farmakologi Termasuk golongan agonis adrenoreseptor β-2 selektif,
dan bekerja secara short acting dengan cara merangsang
secara selektif reseptor β-2 pada otot bronkus.
Farmakokinetik Onset : 30 menit (tablet)
Durasi : 4-8 jam
Waktu paruh : 2,7 sampai 5 jam
Ekskresi : di urin
Stabilitas Panas : Stabil dalam suhu 55o - 85o C, dapat mengalami
dekomposisi larutan pada suhu 70o C, dan mengalami
degradasi dalam larutan buffer berair pada suhu 55o –
85o C.
Tidak ada permasalahan dalam hidrolisis dan oksidasi.
Terlindung dari cahaya.
Inkompatibilitas Tidak direkomendasikan dengan obat MOIs, golongan
simpatomimetik, dan golongan beta blocker.
Kegunaan Zat aktif ( Bronkodilator)

Nama senyawa Crospovidone


1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer
Struktur

Rumus molekul (C6H9NO)n


Berat molekul > 1.000.000 g/moL
Pemerian Serbuk halus berwarna putih sampai krim, higroskopis,
tidak berbau, berasa hambar, dan memiliki aliran serbuk
yang baik.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan pelarut organik. Namun
mudah menyerap air melalui aksi kapiler.
Densitas 1,22 g/cm3
PH 5 – 8 (1% w/w suspensi)
Stabilitas Bersifat higroskopis, maka penyimpanan harus dengan
wadah yang kedap udara pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas Kompatibel dengan sebagian besar bahan-bahan farmasi
baik organik ataupun non-organik. Dapat terjadi adisi
molekul dengan beberapa bahan seperti sulfatiazol, Na
salisilat, fenobarbital, dan tanin.
Konsentrasi Disentegrant 2 – 5 % pada pembuatan tablet dengan
metode kempa langsung, granulasi basah dan granulasi
kering.
Kegunaan Disentegrant

Nama senyawa Manitol


Nama kimia D-Mannitol
Struktur

Rumus molekul C6H14O6


Berat molekul 182,17 g/moL
Pemerian Serbuk kristal atau granul berwarna putih, tidak berbau,
memiliki sifat alir yang baik dan rasa manis seperti rasa
glukosa, serta memberikan efek dingin di mulut.
Kelarutan Larut dalam alkali, praktis tidak larut dalam ether, serta
larut dalam :
1 : 83 bagian ethanol (95%)
1 : 18 bagian gliserin
1 : 100 bagian propan-2-ol
1 : 5,5 bagian air
Densitas 1,514 g/cm3
Titik lebur 166 – 168o C
Titik nyala <150o C
Titik didih 290 – 295o C
PKa 13,5 pada suhu 25o C
Stabilitas Stabil dalam keadaan kering atau dalam larutan air.
Manitol 25% stabil secara fisik dan kimia setelah 5 kali
di autoklaf pada suhu 250o F selama 15 menit. Dalam
larutan, manitol tidak dipengaruhi oleh keadaan dingin,
asam, basa, ataupun oksigen tanpa katalisator. Bahan di
simpan pada wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas KCl atau NaCl dapat menurunkan kelarutan dari larutan
manitol 20% w/v, serta membentuk kompleks dengan
beberapa logam seperti Al, Cu, dan Fe. Larutan manitol
20% w/v inkompatibel dengan Na cepharin konsentrasi
2 mg/mL dan 30 mg/mL. Ketika larutan manitol 25%
w/v kontak dengan plastik dapat terjadi presipitasi. Dan
manitol bisa menurunkan bioavailabilitas oral cimetidin
Konsentrasi Diluent 10 – 90% dalam pembuatan tablet.
Kegunaan Diluent (pengisi)

Nama senyawa Magnesium Stearat


Nama kimia Octadecanoic acid magnesium salt
Struktur

Rumus molekul C36H70MgO4


Berat molekul 591,24 g/moL
Pemerian Serbuk halus, licin berwarna putih, mudah melekat pada
kulit, dan memiliki bau lemah yang khas.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam ethanol, ethanol (95%), ether,
dan air. Sedikit larut dalam benzena hangat dan ethanol
hangat.
Densitas 1,092 g/cm3
Titik lebur 126 – 130o C
Titik flash 250o C
Stabilitas Mg stearat adalah bahan yang stabil, disimpan di tempat
yang sejuk dan kering pada wadah yang tertutup rapat.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam kuat, dan basa kuat. Hindari
pencampuran dengan bahan pengoksidasi yang kuat.
Mg stearat tidak dapat digunakan pada produk yang ada
aspirin, vitamin, dan garam alkaloid.
Konsentrasi Lubrikan 0,25 – 5 % dalam formulasi tablet dan kapsul.
Kegunaan Lubrikan

Nama senyawa Talkum


Nama kimia Talc
Struktur
Rumus molekul Mg3Si4O10(OH)2
Berat Molekul 379, 26 g/mL
Pemerian Serbuk hablur yang sangat halus berwarna putih sampai
putih ke abu-abuan, licin, mudah melekat pada kulit dan
bebas dari butiran serta tidak memiliki bau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut organik, asam encer,
alkali, dan air.
Titik Lebur 260 – 270o C
PH 7 – 10 (20% w/v dispersi cairan)
Stabilitas Stabil ketika disterilisasi dengan pemanasan pada suhu
160o C selama tidak kurang dari 1 jam dan disterilisasi
dengan paparan etilena oksida atau iradiasi gamma.
Disimpan dalam wadah tertutup rapat dalam keadaan
sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan bahan ammonium quarterner.
Konsentrasi 1 – 10% glidan dalam pembuatan tablet
5 – 30% diluent dalam pembuatan kapsul dan tablet
Kegunaan Glidan

Nama senyawa Avicel PH 102


Nama kimia Mikrokristalin selulosa
Struktur

Rumus molekul (C6H10O5)n


Berat molekul 36.000
Pemerian Selulosa yang terdepolimerasi parsial berbentuk serbuk
kristal berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau yang
terdiri ataspartikel porous.
Kelarutan Sedikit larut dalam larutan NaOH 5% w/v, praktis tidak
larut dalam air, asam encer dan pelarut organik
Densitas 1,512 – 1,668 g/cm3
Titik lebur 260 – 270o C
Kadar air < 5% w/w
Stabilitas Stabil meskipun bahan bersifat higroskopis.
Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat yang
sejuk dan kering.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan zat pengoksidasi kuat.
Konsentrasi Adsorbent 20 – 90%
Antiadheren 5 – 20%
Binder/diluent 20 – 90%
Disentegran 5 – 15%
Kegunaan Binder

Nama senyawa Mint Flavour


Pemerian Berbentuk padat (spray dried flavours) atau minyak dan
larutan (water soluble)
Stabilitas Secara umum stabil dalam bentuk padat
Kegunaan Flavouring agent

1.3 Analisis Formula


a. Alasan Pemilihan Bahan
Salbutamol sulfat merupakan reseptor agonis 2-adrenergik kerja singkat
digunakan untuk menghilangkan bronkospasme pada penyakit asma. Golongan -
2 adrenergik penggunannya sebagai anti asma berada pada urutan kedua setelah obat
kortikosteroid di beberapa rumah sakit. Obat yang sering digunakan pada golongan ini
adalah salbutamol dengan presentase sebesar 68,42% (Anindya, 2016). Pemakaian
obat salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan efektif
meskipun penggunaannya lebih sedikit dibandingkan dengan kortikosteroid.
Obat salbutamol mempunyai onset untuk mencapai aksinya dalam tubuh
adalah ±30 menit dalam sediaan tablet (Grimwood et al., 1983). Diabsrobsi lewat
saluran cerna dapat mengalami metabolisme lintas pertama sehingga menurunkan
bioavailabilitas obat (Drugbank, 2005). Bentuk sediaan salbutamol yang beredar
di pasaran yaitu tablet, sirup, dan inhaler. Sediaan tablet yang beredar adalah
tablet konvensional, sehingga inovasi tablet fast dissolving bisa menjadi alternatif
baru untuk pengobatan asma yang dapat meningkatkan kepatuhan dan efektivitas.

Nama Bahan Alasan


Crospovidone Memiliki kompresibilitas tinggi, sifat alir yang baik,dan
kerapuhan yang rendah. Digunakan sebagai disentegran
karena mudah menyerap air dengan aksi kapiler. Selain
itu juga dapat meningkatkan kekerasan tablet dengan
cara meminimalkan deformasi plastik melalui kompresi.
Menurut beberapa jurnal, crospovidone memiliki waktu
hancur tablet yang lebih besar.
Manitol Digunakan sebagai diluen karena memiliki sifat alir dan
kompresibilitas yang baik. Memberikan rasa manis pada
tablet dan sensasi dingin dimulut.
Magnesium stearat Merupakan lubrikan yang digunakan secara luas, paling
efektif, memiliki daya lubrikan yang baik, di kombinasi
bersama talk dapat untuk meningkatkan efek lubrikan.
Avicel PH 102 Berfungsi sebagai binder yang baik pada metode kempa
langsung, memiliki kompresibilitas dan sifat alir baik,
juga bisa mempercepat daya hancur dengan mekanisme
wicking action.
Talkum Dapat memperbaiki aliran granul dan dikombinasikan
dengan magnesium stearate agar pelincir lebih optimal.
Mint flavour Memberikan rasa pada tablet yang dikehendaki larut di
mulut sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen.

b. Alasan Pemilihan Metode Pembuatan


Metode yang dipilih dalam pembuatan tablet fast dissolving adalah kempa
langsung (direct compression). Metode ini digunakan untuk bahan aktif yang sifat
alirnya baik dan kompresibilitas tinggi, sehingga memungkinkan untuk langsung
dikompresi kedalam mesin tanpa memerlukan granulasi basah dan kering (Ansel
et al., 2005).
Metode kempa langsung ini mempunyai beberapa keuntunga diantaranya:
pada tahapan produksinya cepat (hanya pencampuran dan pengempaan), peralatan
dan ruangan yang dibutuhkan tidak banyak, dan tenaga yang dibutuhkan lebih
sedikit sehingga biaya produksi lebih murah. Proses yang singkat pada metode ini
membuat stabilitasnya tetap terjaga (Sulaiman, 2007).
1.4 Kesimpulan Formula
Tabel 1. Formula Tablet Fast Dissolving Salbutamol Sulfat
(Bharkatiya, et al., 2018 dengan modifikasi)
Skala (mg/tablet) Item Bahan Jumlah/1000 tablet (g)
4 1 Salbutamol sulphate 4
6 2 Crospovidone 6
40 3 Avicel PH 102 40
2 4 Magnesium stearate 2
2 5 Talc 2
2 6 Mint flavour 2
44 7 Mannitol 44
*dibuat tablet fast dissolving salbutamol dengan berat total 100 mg/tab.
* tablet dibuat dengan kekuatan sediaan yaitu 4 mg.

Perhitungan :
Pembuatan sediaan tablet fast dissolving salbutamol dalam 1 batch menghasilkan
1000 tablet, dimana 1 tablet berisi 100 mg (Depkes RI, 2008)
- Salbutamol sulphate : 4 mg x 1000 tab = 4000 mg atau 4 g
- Crospovidone : 6 mg x 1000 tab = 6000 mg atau 6 g
- Avicel PH 102 : 40 mg x 1000 tab = 40.000 mg atau 40 g
- Magnesium stearate : 2 mg x 1000 tab = 2000 mg atau 2 g
- Talc : 2 mg x 1000 tab = 2000 mg atau 2 g
- Mint flavour : 2 mg x 1000 tab = 2000 mg atau 2 g
- Mannitol  Bobot per tablet 100 mg, maka 100 mg – (jumlah bahan yang
ada) sehingga, 100 mg – (4+6+40+2+2+2) mg = 44 mg. Untuk pembuatan
1000 tab, maka : 44 mg x 1000 tab = 44.000 mg atau 44 g.

Pembuatan Tablet Fast Dissolving Salbutamol Sulphate (Vasi R, et al., 2011


dengan modifikasi)

Tablet fast dissolving salbutamol sulfat dibuat menggunakan metode kempa


langsung, dengan komposisi formula tercantum pada Tabel 1.
Ditimbang bahan-bahan secara akurat sesuai jumlah yang telah ditentukan.
Salbutamol dicampur dengan bahan disentegran (crospovidone), diluent (manitol),
pengikat (avicel PH 102), dan flavour (mint flavour) lalu digerus secara geometrik
ke dalam mortar yang kering dan bersih. Campuran dari masing-masing formula
diayak dengan mesh no 60, kemudian ditambahkan talkum dan magnesium stearat
yang berfungsi sebagai glidant dan lubrikan, lalu dicampur selama 5 menit.
Campuran tersebut dicetak menjadi tablet menggunakan alat Rotary Tablet
Punching Mechine dengan diameter punch yaitu 8 mm.

1.5 Parameter Uji dan Syarat


1. Uji Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot dihitung berdasarkan persen label terhadap klaim.
Dua puluh tablet dari masing-masing formula ditimbang dan dihitung bobot
rata-ratanya, kemudian ditimbang satu per satu.
Persyaratannya adalah tidak lebih dari dua tablet menyimpang lebih
besar dari kolom A dan tidak satu tablet pun yang menyimpang lebih besar
dari kolom B yang tercantum pada Tabel 3 (Depkes RI, 1979).
2. Uji Kekerasan
Uji kekerasan tablet dilakukan dengan alat Hardness Tester.Pengujian
dilakukan dengan meletakkan 5 buah tablet secara tegak lurus pada alat, lalu
dilihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah.
Syarat kekerasan minimum tablet yang direkomendasikan yaitu 4 – 8
kg (1 kg = 9,8 N) (Ansel et al., 2005).
3. Uji Kerapuhan
Pengujian dilakukan menggunakanFriabilator Test TAP. Sebanyak 10
tablet dibersihkan dengan hati-hati menggunakan kuas, lalu ditimbang (W1),
dan dimasukkan ke dalam alat dan diputar selama 4 menit dengan kecepatan
25 rpm, kemudian tablet dikeluarkan dan dibersihkan dengan kuas dari debu
dan ditimbang kembali (W2).
Tablet dinyatakan memenuhi persyaratan jika kehilangan berat tidak
>0,8% (USP 30, 2007; Hadisoewignyo dan Pratiwi, 2010).
4. Waktu Pembasahan/ Wetting Time
Pengujian waktu pembasahan tablet dapat diukur menggunakan
prosedur sederhana. Pengujian dilakukan dengan lima kertas tisu melingkar
berdiameter 10 cm dan ditempatkan dalam cawan petri, lalu 10 mL air yang
mengandung eosin (pewarna larut dalam air), ditambahkan ke cawan Petri. 1
buah tablet ditempatkan dengan hati-hati di permukaan kertas tisu, waktu
yang dibutuhkan air untuk mencapai permukaan atas tablet dicatat sebagai
waktu pembasahan (Dineshmohan, et al., 2010).
5. Waktu Hancur Tablet
Pengujian waktu hancur dilakukan menggunakan alat Disintegration
Tester ZT dengan media air suling suhu 37o C ± 0,5o C. Alat ini terdiri atas 6
tabung gelas sepanjang 3 inci yang terbuka bagian atas, sedangkan bagian
bawah ada saringan kuran 10 mesh. Uji dilakukan dengan cara memasukkan
satu tablet pada tiap tabung yang telah diisi dengan 1 liter air. Keranjang
bergerak naik-turun, lalu alat dihentikan setelah seluruh tablet pada masing-
masing tabung hancur sempurna, dicatat waktu disintegrasinya.
6. Uji Disolusi

Pengujian disolusi dilakukan menggunakan 3 tablet fast dissloving dan


dimasukkan ke dalam gelas beker 100 mL yang berisi SGF pH 1,2 sebagai
medium disolusi. Gelas beker 100 mL yang telah berisi medium disolusi,
tablet uji, diletakkan di atas magnetic stirrer dengan kecepatan 100 putaran
per menit. Suhu medium dijaga konstan 37 ± 0,5oC dan volume medium
disolusi yaitu 70 mL. Sampel obat yang terlepas ke dalam medium diambil
pada menit ke-10, 20, 30, 40, 50, dan 60. Setiap sampel diambil dengan
volume 5 mL, lalu diganti dengan mediumbaru dengan volume yang sama
melalui syringes dan needles sehingga volume medium selalu konstan.
Tiap sampel yang diambil diperiksa serapannya dengan spektrofotometer
UV pada panjang gelombang 276 nm. Data absorbansi dimasukkan dalam
persamaan absorbansi kurva kalibrasi untuk mendapatkan data konsentrasi
tiap selang waktu (Gohel et al., 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta :
UI Press.
Bharkatiya Meenakshi, Santosh. Kitawat, & Kalpesh G. 2018. Formulation and
Characterization of Fast Dissolving Tablet of Salbutamol Sulphate. American
Journal of Pharmacological Sciences. Vol. 6, No. 1. Science and Education
Publishing : Available online at http://pubs.sciepub.com/ajps/6/1/1.
Dineshmohan, S. K. Vanitha. Ramesh,. Srikanth & S. Akila. 2010. Formulation
and Evaluation of Salbutamol Sulphate Fast Dissolving Tablet. International
Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences. Vol. 1 (2).
Department of Pharmaceutics, Sitha Institute of Pharmaceutical Sciences,
India. Avaible at www.ijrpbsonline.com
Direktoral Jendral POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen
Kesehatan RI: Jakarta.
Global Asthma Network (GAN). 2014. The Global Asthma Report. Retrieved
from : www.globalatshmareport.org
Pratiwi, M., & Hadisoewignyo, L., 2010, Optimasi Formula Tablet Lepas Lambat
Kaptopril Menggunakan Metode Desain Faktorial, Majalah Farmasi
Indonesia, 21(4), Hal 285 – 295.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Weller P.J., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical Press, London.
Sweetman, S.C. 2009. Martindale 36Ed The Complete Drug Reference. London :
The Pharmaceutical Press

Anda mungkin juga menyukai