Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK EKONOMI ASIA

KAPITALISME KRONI adalah istilah untuk menyebut ekonomi yang kesuksesan bisnisnya
bergantung pada hubungan dekat antara pebisnis dengan pejabat pemerintah. Kaptalisme
Kroni yang sudah mengakar telah menginspirasi terjadinya praktik moral hazard secara
meluas.

Asia Timur juga implicit guarantee yang menjamin bantuan pemerintah sehingga rentan
terhadap pinjaman luar negeri oleh swasta yang berlebih dan menimbulkan moral hazard .
Selain itu, nilai tukar yang di-peg rentan terhadap jumlah pembengkakan jumlah pinjaman
dalam denominasi mata uang asing yang tidak di-hedged sehubungan dengan janji implisit
bahwa nilai tukar tidak akan didevaluasi .

MANIAC

Pada tahun 1980’s Perekonomian Thailand berjalan stabil dengan pertembuhan rata-rata
sebesar 8% - 9% per tahun. Stabilnya perekonomian Thailand saat itu mendorong banyak
perusahaan swasta di Thailand untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dengan
melakukan leveraging, mengajukan kredit usaha besar-besaran ke bank-bank di negara
maju seperti Jepang. Karena melihat tren perekonomian Thailand yang stabil secara
makro, bank-bank di Jepang dengan sangat mudah mengucurkan kredit tanpa
memperhatikan fundamental perusahaan debitur. Artinya, perbankan di Jepang telah
mengucurkan kredit Ponzi ke berbagai perusahaan di Thailand.

PANIC

Akhir tahun 1996, tibalah masa jatuh tempo pembayaran utang perusahaan-perusahaan
swasta di Thailand. Karena pada saat itu banyak perusahaan yang tidak mampu
memenuhi kewajibannya, maka timbullah ketidakpercayaan di kalangan perbankan Jepang
terhadap kapabilitas perusahaan Thailand. Beberapa bank Jepang mempercepat jatuh
tempo pembayaran utang. Akibatnya, masa jatuh tempo pelunasan utang terakumulasi
dalam periode yang sama. Pada tahun yang sama (1996), hedge fund Amerika Serikat
menjual US$400 juta ke Thailand. Awal tahun 1997, nilai mata uang Baht jatuh karena
tingginya permintaan terhadap Dollar AS. Perusahaan swasta yang memiliki utang jatuh
tempo pada tahun 1997 semakin kesulitan mengembalikan pinjaman karena Baht yang
menurun tajam.

OPSI BANK CENTRAL THAILAND

• Menaikan suku bunga, resikonya “resesi”


• Melakukan intervensi, membeli baht agar nilainya turun menggunakan cadangan devisa
(dollar), resikonya “kehabisan cadangan devisa”
• Mengambangkan nilai baht, resikonya “nilai baht semakin jatuh”

CRASH

Ketidakmampuan perusahaan swasta Thailand dalam memenuhi kewajibannya membuat


nilai saham perusahaan-perusahaan itu jatuh. Karena banyak nilai saham perusahaan
yang anjlok, secara otomatis membuat pasar modal Thailand anjlok pula hingga 75%.
Dimulailah krisis finansial di Thailand pada 2 Juli 1997. Finance One (perusahaan
keuangan terbesar di Thailand) ikut mengalami kebangkrutan. Pada 11 Agustus 1997, IMF
menawarkan paket “penyelamatan” untuk Thailand dengan menyediakan dana lebih dari
US$ 16 milyar. Namun, akhirnya pada 20 Agustus IMF menyetujui pencairan paket
"penyelamatan" sebesar US$ 3,9 milyar. Paket “penyelamatan” yang dikucurkan IMF segera
menunjukkan aksinya. Bulan Januari 1998, Baht jatuh ke titik terendahnya: 56 Baht per
US$, padahal sejak 1985 hingga 2 Juli 1997 Baht dipatok pada harga 25 Baht per US$.

KRISIS AMERIKA 2007

INTERNET STOCK BUBBLE 1990’s > BURST IN 2000’s > HOUSE BUBBLE 2003 > SUBPRIME
MORTGAGE CRISIS.

Pada tahun 2008 di Amerika banyak orang  mengalami kerugian besar karena harga
rumah terjun bebas, menggerus nilai investasi yang orang sebut-sebut sebagai jenis
investasi yang nilainya selalu naik. Ternyata pemikiran semacam itu telah membuat
banyak orang gigit jari pada waktu itu.

Salah satu bank tertua dan terbesar di Amerika, yaitu Bank Lehman Brothers
dengan CEO-nya, Richard Severein Fuld, Jr. atau sering dipanggil Dick Fuld meminjam
dengan sangat agresif dari Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat dengan jumlah
sangat banyak, melebihi dari bank-bank lainnya, kurang lebih dua kali dari bank-bank yang
lain. Karena pada tahun 2008 suku bunga yang ditetapkan hanya 1%, sebuah angka yang
sangat kecil sekali.
Dengan pinjaman yang sangat besar tersebut (leverage) bank dapat menghasilkan
keuntungan yang berlipat-lipat. Sebaliknya bila bank tersebut mengalami kerugian, maka
penderitaannya juga akan bertambah-tambah. Dan itulah yang terjadi. Lehman Brothers
jatuh bangkrut.
Seperti yang kita ketahui, bahwa bank mendapatkan keuntungan melalui
pemberian/penyaluran kredit. Demikian juga Bank Lehman Brothers menawarkan Kredit
Pinjaman Rumah (KPR) kepada masyarakat Amerika. Bahkan mereka berani
meminjamkan kepada orang-orang yang tidak kredibel dalam kemampuan membayarnya
(subprima), dengan suku bunga awal yang rendah sekali. Tidak perlu melewati
pemeriksaan dokumen yang menyulitkan. Begitu diajukan langsung disetujui. Dan Inilah
awal dari krisis kredit macet atau lebih dikenal dengan subprime mortgage crisis.
Secara sederhana proses terjadinya kekacauan ini dijelaskan di halaman selanjutnya

PARA PEMAIN
Krisis kredit ini mempertemukan dua kelompok orang yang berbeda, yaitu para
pemilik rumah dan para investor. Para pemilik rumah mewakili Kredit Pinjaman Rumah
(KPR), dan para investor mewakili uang mereka. Sementara itu KPR itu sendiri mewakili
rumah-rumah,  dan uang mewakili institusi-institusi finansial besar.
Kedua grup, pemilik rumah dan investor dipertemukan di dalam suatu sistem finansial oleh
sekelompok bank dan makelar yang dikenal sebagai Wall Street.
Bertahun-tahun yang lalu. Para investor duduk di atas gundukan uang mereka, mencari
suatu investasi yang baik untuk menghasilkan lebih banyak  uang. Biasanya mereka pergi
ke Federal Reserve untuk membeli obligasi pemerintah yang dianggap sebagai investasi
teraman. Tetapi dengan kejatuhan dunia.com pada 11 September, Chairman Federal
Reserve, Allan Greenspan menurunkan tingkat suku bunga hingga menjadi hanya 1% untuk
menjaga perekonomian tetap kuat. 1% adalah suatu pengembalian investasi yang sangat
rendah (dari obligasi).
LEVERAGE
Leverage adalah meminjam uang untuk meningkatkan output dari sebuah transaksi.
Jadi Wall Street mengambil banyak sekali pinjaman, menghasilkan banyak transaksi yang
luar biasa. Dan tumbuh menjadi sangat kaya, kemudian membayar hutangnya kembali.
Investor melihat ini dan ingin mendapatkan bagian.  Dan hal ini memberikan ide bagi Wall
Street untuk menghubungan para investor dengan pemilik rumah melalui KPR. Begini
caranya.

SIKLUS KPR YANG MENGUNTUNGKAN (MANIAC)


Sebuah keluarga menginginkan sebuah rumah, maka mereka menabung untuk uang
muka dan kemudian menghubungi makelar KPR mereka. Makelar KPR menghubungkan
mereka dengan si bank pemberi pinjaman KPR. Si makelar mendapatkan komisi yang
bagus dan keluarga yang membeli rumah menjadi pemilik rumah. Hal ini baik menurut
mereka sebab harga rumah bisa dikatakan selalu naik. Semuanya berjalan dengan lancar.
Suatu hari bank pemberi pinjaman KPR mendapatkan telpon dari sebuah bank investasi
yang ingin membeli KPR itu. Si pemberi pinjaman menjualnya dengan harga yang bagus.
Berikutnya Bank investasi meminjam jutaan dolar untuk membeli ribuan KPR dan
menaruhnya di dalam sebuah kotak kecil yang apik. Dengan Ini setiap bulannya dia
mendapatkan uang dari para pemilik rumah.
Lalu bank investasi tadi membagi isi kotak itu menjadi tiga bagian: bagian yang aman,
yang lumayan aman, dan yang berisiko. Kemudian mereka menaruhnya kembali ke dalam
kotak dan menyebutnya sebagai Collateralized Debt Obligation atau CDO.
Sebuah CDO bekerja seperti tiga baki yang tersusun, ketika uang datang baki yang
pertama terisi duluan, kemudian tumpah jatuh ke baki yang di tengah dan sisanya ke baki
paling bawah.
Uang berasal dari para pemilik rumah yang membayar pinjaman rumah mereka. Jika ada
pemilik rumah yang gagal bayar, maka lebih sedikit uang yang masuk, dan baki yang paling
bawah mungkin tidak akan terisi. Ini membuat baki yang paling bawah lebih berisiko dan
baki yang paling atas lebih aman.
Untuk mengompensasi risiko yang lebih tinggi, baki yang paling bawah mendapatkan
pengembalian keuntungan yang tinggi. Dan yang paling atas mendapatkan pengembalian
keuntungan yang lebih kecil, tetapi tetap masih bagus.
Agar baki yang paling atas menjadi lebih aman lagi, bank menciptakan asuransi dengan
sejumlah biaya yang kecil, yang disebut dengan Credit Default Swap, suatu asuransi atas
gagal bayar.
Bank melakukan semua pekerjaan ini agar badan pemberi peringkat kredit mencap
potongan yang paling atas sebagai investasi AAA, sebuah peringkat paling aman.
Potongan yang lumayan aman dengan BBB, cukup baik, dan hmm…mereka tidak mau
repot memberi peringkat pada potongan yang berisiko.
Oleh karena peringkat AAA, bank investasi dapat menjual potongan yang paling
aman kepada investor yang hanya menginginkan investasi yang aman. Dia menjual
potongan yang lumayan aman kepada bankir yang lain, dan potongan yang berisiko
kepada pengelola investasi global atau pengambil risiko lainnya. Bank investasi
menghasilkan uang yang banyak. Kemudian dia membayar kembali hutang-hutangnya.
Akhirnya para investor menemukan investasi yang lebih baik untuk uang mereka, jauh lebih
baik daripada obligasi pemerintah yang hanya 1%. Mereka begitu senang,mereka
menginginkan potongan CDO yang lebih banyak lagi. Maka bank investasi menelpon si
bank pemberi pinjaman, menginginkan lebih banyak KPR lagi. Si pemberi pinjaman
menelpon si makelar untuk mendapatkan lebih banyak lagi pemilik rumah. Tetapi si
makelar tidak dapat menemukan siapa pun lagi. Semua yang layak untuk KPR sudah
memiliki KPR.
Tetapi kemudian mereka memiliki ide. Ketika pemilik rumah gagal bayar, pemberi
pinjaman menyita dan mendapatkan rumah, dan rumah selalu naik harganya. Dan oleh
karenanya mereka terlindungi jika pemilik rumah gagal bayar, sehingga bank pemberi
pinjaman dapat menambah lebih banyak KPR-KPR baru yang berisiko. Tidak perlu uang
muka, tidak perlu bukti pendapatan, tanpa dokumen apa pun. Dan itulah apa yang mereka
lakukan.
Maka bukannya meminjamkan uang kepada pemilik rumah yang bertanggungjawab
yang disebut dengan prime mortgage, mereka mendapatkan yang lebih kurang
bertanggungjawab yang disebut sub-prime mortgage. Ini adalah titik pembalikannya.

Jadi seperti biasanya si makelar KPR menghubungkan para keluarga dengan si pemberi
pinjaman dan ia mendapatkan komisi. Sedangkan para keluarga tersebut membeli rumah
yang besar. Sementara bank pemberi pinjaman menjual KPR itu kepada bank investasi.
 Bank Investasi merubahnya menjadi CDO, dan menjual potongan-potongan itu kepada
para investor dan kepada yang lainnya. Semua ini sebenarnya bekerja dengan baik sekali
untuk semua orang dan membuat semuanya menjadi kaya.
Tidak ada yang merasa khawatir karena setelah mereka menjual KPR kepada orang yang
selanjutnya, KPR itu menjadi masalahnya orang yang selanjutnya itu. Jika pemilik rumah
itu gagal bayar, mereka tidak peduli, mereka menjual risikonya kepada orang yang
berikutnya dan menghasilkan jutaan seperti bermain dengan bom waktu.

HARGA RUMAH BERJATUHAN (PANIC)


Pada akhirnya para pemilik rumah menjadi gagal bayar. Bank pemberi pijaman KPR
melakukan penyitaan, dan salah satu pemasukan bulanan mereka berubah menjadi
sebuah rumah. Tidak masalah, bank menjualnya. Tetapi semakin lama pemasukan
bulanannya berubah menjadi rumah-rumah yang lain. Sekarang begitu banyak rumah yang
dijual di pasar, menciptakan lebih banyak penawaran daripada permintaan, harga rumah
yang naik menjadi tidak naik lagi bahkan mereka turun.
Ini menciptakan masalah  yang menarik bagi para pemilik rumah yang mencicil rumah
mereka. Seiring rumah-rumah di lingkungan mereka dijual, nilai dari rumah mereka turut
turun. Kemudian mereka berpikir mengapa mereka membayar pinjaman KPR mereka yang
sebesar $300.000 sementara rumah tersebut saat ini hanya bernilai $90.000. Mereka pun
memutuskan, bahwa tidak masuk akal untuk melanjutkan cicilan mereka, meskipun
mereka mampu. Maka mereka meninggalkan rumah mereka. Tingkat gagal bayar menjadi
tinggi menyapu seluruh negri dan harga terjun bebas.
Sekarang bank investasi pada dasarnya memegang sebuah kotak berisi penuh rumah
yang tidak ada nilainya. Dia menelpon temannya si investor untuk menjual CDO-nya. Tetapi
investor tersebut tidak bodoh dan berkata, tidak terima kasih.
Dia tahu bahwa aliran uang tidak menetes lagi. Dia berusaha menjual CDO-nya kepada
semua orang, tetapi semua tidak ada yang mau membeli bomnya. Dia menjadi ketakutan
karena terkadang ia meminjam jutaan atau bahkan milyaran dolar untuk membeli ‘bom’ ini
dan dia tidak dapat membayarnya kembali.
Apa pun yang ia coba, ia tidak dapat membuangnya. Tetapi ia bukan satu-satunya. Investor
telah membeli ribuan dari bom-bom ini sebelumnya.
Si bank pemberi pinjaman mencoba untuk menjual KPR nya, tetapi bank lain tidak mau
membelinya, dan si makelar kehilangan pekerjaan. Seluruh finansial keuangan menjadi
mati suri, dan semuanya menjadi gelap. Semua orang mulai menjadi bangkrut.
Dan Anda mulai dapat melihat bagaimana krisis mulai mengalir di dalam siklus. Selamat
datang di dalam krisis kredit macet.Bank Lehman Brothers adalah bank yang sangat besar
dan banyak bisnis, bank dan negara yang terkait dengannya sehingga kejatuhannya juga
menyebabkan kejatuhan yang lain. Keputusan Pemerintah Amerika pada waktu itu untuk
tidak mem-bail out Lehman Brothers hingga kini masih terus diperdebatkan.
G-20

G-20  atau  Kelompok 20 ekonomi utama  adalah kelompok 19 negara dengan


perekonomian besar di dunia ditambah dengan  Uni Eropa. Secara resmi G-20
dinamakan  The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank
Governors  atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Sentral. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis
menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk
membahas isu-isu penting perekonomian dunia.
Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja
sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat
pertemuan yang teratur untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di
antara negara industri maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai
kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan
mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu
negara tertentu saja.

BRICS,
Anggota BRICS semuanya berasal dari anggota G-20,
BRICS  (singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, South Africa)  .   Negara-negara
BRICS secara bersama-sama saat ini mewakili hampir seperlima dari
perekonomian global. Adapun total PDB (Produk Domestic Bruto) BRICS saat ini
dikisaran 11 triliun dollar AS. Angka tersebut masih dapat terus tumbuh bahkan
diperkirakan secara pasti dapat melampaui PDB Negeri Paman Sam dikisaran 15
triliun dollar AS.

G-7 dan ISU pada Donald Trump


Group of Seven dihuni oleh negara negara dengan kategori high-income contry
atau negara berpendapatan tinggi, mempunyai kekuatan dibidang ekonomi
memliliki unsur demokratisasi. Namun bukan institusi resmi, tidak memiliki
struktur organisasi maupun kantor sekretariat, hanya informal meeting.

Isu pada Donald Trump : G-7 mulai Mengalami perpecahan dalam sejarah 42
tahun berdirinya karena kebijakan 'America First' Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump berisiko menyebabkan perang dagang global dan perpecahan
diplomatik yang mendalam. Dalam upaya untuk membangun kembali industri
Amerika, Trump telah memberlakukan tarif tinggi untuk impor baja dan
aluminium, termasuk dari sekutu utama G7-nya, seperti Kanada, Jepang, dan Uni
Eropa (UE).

Trump telah mengancam akan menggunakan undang-undang keamanan
nasional untuk melakukan hal yang sama terhadap impor mobil. Trump juga telah
mundur dari kesepakatan lingkungan dan kesepakatan internasional untuk
mencegah Iran. Mengembangkan bom nuklir,

Anda mungkin juga menyukai