Anda di halaman 1dari 3

PERDARAHAN ANTEPARTUM (PAP)

No Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Ditetapkan Oleh :
Direktur
RS BHAYANGKARA
PUSDIK BRIMOB Tanggal

STANDAR Dr. Haris Abdullah,Sp.P.,M.M


PROSEDUR KOMPOL NRP. 73040580
OPERASIONAL
Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu, perdarahan
berasal dari:
1. Kelainan plasenta: plasenta previa, solusio plasenta, perdarahan
antepartum yang belum jelas sumbernya, inversio filamentosa,
PENGERTIAN ruptur sinus marginalis, plasenta sirkum valata.
2. Bukan kelainan plasenta: varises pecah, erosi servik, polip.
3. Suatu keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian/seluruh pembukaan jalan lahir (OUI=ostium uteri
internum).
1. Memberikan petugas tentang langkah-langkah yang dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Petugas dapat mengetahui diagnosis dan gambaran klinik, sbb :
a. Anamneses : sifat perdarahan dan umur kehamilan.
TUJUAN b. Inspeksi : pucat, anemis, earna darah (merah segar).
c. Palpasi abdomen : letak janin, bagian bawah janin belum
masuk.
d. Pemeriksaan inspekculo : asal dari perdarahan.
e. Pemeriksaan USG : letak janin dan plasenta.
KEBIJAKAN 1. Undang Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan
2. Undang Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang
Rumh Sakit
3. Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia
No.129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.

PROSEDUR 1. Dilakukan amniotomi (bila ada pembukaan) dan diikuti


pemberian oksitosin drip dalam infus(bila tidak disertai adanya
his).
2. Apabila pembukaan lengkap/hampir lengkap, kepala sudah
menurun di H III-IV maka:
a. Janin hidup: dilakukan ekstrasi vakum/ekstrasi forceps.
b. Janin mati: embriotomi.
3. Dilakukan bedah Caesar apabila:
a. Janin hidup, pembukaan masih kecil.
b. Perdarahan banyak, pembukaan masih kecil.
c. Janin tidak bisa lahir pervaginum, panggul sempit, letak
lintang.
d. Ligas a. Hipogastrika, apabila fungsi reproduksi hendak
dipertahankan.
4. Histerektomi apabila terjadi ”uterus convelliar” dan kontraksi
baik.
Instalasi Rawat Inap Ibu Dan Anak
UNIT TERKAIT
Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Laboratorium
Instalasi Kamar Operasi.
RS. BAPTIS BATU PERDARAHAN ANTEPARTUM (PAP)
Jl. Raya Tlekung No. 1 No Dokumen No. Revisi Halaman
Batu 01.01.09 0 2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
29 April 2013
STANDAR
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
OPERASIONAL
5. Dilakukan amniotomi (bila ada pembukaan) dan diikuti pemberian
oksitosin drip dalam infus(bila tidak disertai adanya his).
6. Apabila pembukaan lengkap/hampir lengkap, kepala sudah
meturun di H III-IV maka:
 Janin hidup: dilakukan ekstrasi vakum/ekstrasi forceps.
 Janin mati: embriotomi.
7. Dilakukan bedah Caesar apabila:
PROSEDUR  Janin hidup, pembukaan masih kecil.
 Perdarahan banyak, pembukaan masih kecil.
 Janin tidak bisa lahir pervaginum, panggul sempit, letak
lintang.
 Ligas a. Hipogastrika, apabila fungsi reproduksi hendak
dipertahankan.
8. Histerektomi apabila terjadi ”uterus convelliar” dan kontraksi
tidak baik.
Instalasi Rawat Inap Ibu Dan Anak, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
UNIT TERKAIT
Laboratorium Dan Instalasi Kamar Operasi.

Anda mungkin juga menyukai