Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah disetujui sebagai Laporan Resmi
Pelaksanaan PKL di Departemen Teknik
Disahkan :
Mengetahui :
Manager Departemen Teknik
Supono
i
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DIPLOMA IV TEKNIK LISTRIK
PROSES PENGENDALIAN TEMPERATUR (SUHU) SUPER HITER MELALUI
MOTOR VALVE TVC (TEMPERATURE CONTROL VALVE)
Oleh :
Muhammad Nur Hidayat
NIM : 14 642 026
Suratno,ST,MT MedianAkbar
NIP : 19631006 199003 1 002
Mengetahui/Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ir. Bustani, MT
NIP : 19610712 199303 1 003
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan laporan kerja praktek dengan judul “PROSES PENGENDALIAN
TEMPERATURE (SUHU) SUPER HITER MELALUI MOTOR VALVE TVC
(TEMPERATURE CONTROL VALVE)”. Adapun penyusunan laporan ini dimaksud
untuk memenuhi persyaratan yang berlaku pada jurusan Teknik Elektro (D4)
Politeknik Negeri Samarinda. Disamping itu juga dapat menambah dan memperluas
pengalaman dan pengetahuan penulis, guna melengkapi materi-materi yang telah
diperoleh dibangku kuliah terhadap aplikasi dilapangan. Penulis juga sangat
berterimakasih kepada semua pihak yang telah mebantu dari awal hingga selesainya
penyusun laporan ini, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga serta selalu
memberikan jalan di setiap kesulitan.
2. Kedua orang tua, serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa,
kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral maupun material.
3. Bapak IR. Bustani, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda.
4. Bapak Subir ST.,MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda.
5. Bapak Khairuddin Karim, ST,. MT, selaku Kaprodi D4 Teknik Elektro
Politeknik Negeri Samarinda.
6. Bapak Suratno, ST,. MT., selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
7. Bapak Supono, selaku Manager Departemen Teknik PT.CFK.
8. Bapak Sukidi, selaku Superintendent Departemen Teknik PT.CFK
iii
9. Bapak Tifanno Ardhie P, selaku Supervisor Elektrik dan Instrument &
Control PT. CFK
10. Bapak Median Akbar, selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
11. Bapak Marsito Bakat P, selaku Plan Engineer Departemen Teknik PT. CFK
12. Segenap karyawan Instrumen & Kontrol dan seluruh karyawan PT. CFK yang
telah membrikan banyak pengetahuan.
13. Dan seluruh teman seperjuangan yang melakukan Praktek Kerja Lapangan di
PT. CFK
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari adanya kekurangan,oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.13 Konsumsi Solar ............................................................................................... 20
BAB III LANDASAN TEORI.................................................................................... 21
3.1 Sistem Instrumentasi dan Kontrol ..................................................................... 21
3.1.1 Sistem Instrumentasi................................................................................... 23
3.1.2 Sistem Kontrol ............................................................................................ 23
3.2 Modul Control DKJ ........................................................................................... 23
3.2.1 Kondisi aplikasi .......................................................................................... 24
3.3 Kinerja Teknis ................................................................................................... 24
3.4 Spesifikasi Dan Tipe ......................................................................................... 26
3.5 Analog Input (AI) Dan Analog Output (AO) .................................................... 27
3.6 Komponen-komponen pada Loop Arus 4-20 mA ............................................. 27
3.6.1 Catu Daya ................................................................................................... 27
3.6.2 Transmitter .................................................................................................. 27
3.6.3 Resistor Penerima ....................................................................................... 28
3.6.4 Kabel ........................................................................................................... 28
3.7 Pengertian Motor Valve ................................................................................... 29
3.8 Kapasitor ........................................................................................................... 29
3.9 Potensiometer .................................................................................................... 30
3.10 Limit Switch .................................................................................................... 31
3.11 Ball Valve ........................................................................................................ 32
3.11.1 Tipe-Tipe ball valve.................................................................................. 33
3.11.2 Fungsi Full Bore Ball Valve ..................................................................... 34
3.11.3 Kelebihan dan Kekurangan Full Bore Ball Valve .................................... 35
BAB VI PEMBAHASAN........................................................................................... 36
4.1 Proses Produksi ................................................................................................. 36
4.2 Temperature Motor Valve (TCV 109) .............................................................. 36
4.3 Sistem Pengendalian Temperature Control Valve 109 ..................................... 37
4.4 Langkah Pengoprasian ...................................................................................... 38
4.5 Diagram Kerja ................................................................................................... 45
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 46
vi
5.2 Saran .................................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 48
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan profesi sekaligus tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan pengembangan
IPTEK sehingga dapat di jadikan bekal dalam menjalankan fungsi mengabdi kepada
masyarakat. Pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi di laksanakan
melalui kegiatan belajar mengajar secara akademis, penelirian dan pengabdian
masyarakat. Program studi teknik listrik, jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri
Samarinda adalah salah satu perguruan tinggi negeri dengan sasaran pengembangan
dan penggunaan proses industri serta bidang ilmu pengetahuan. Mahasiswa sebagai
dari sumber daya manusia Indonesia secara khusus disiapkan untuk menjadi design,
engineer, process engineer, project engineer, peneliti dan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan di atas maka program studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Samarinda menjembatani mahasiswanya untuk melaksanakan
praktik kerja lapangan sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian)
yang telah di pelajari di bangku kuliah. Dalam kesempatan ini, saya selaku
mahasiswa Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri
Samarinda melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. CAHAYA FAJAR KALTIM,
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Embalut.
1.2 Permasalahan
Motor valve TCV sebagai salah satu pendukung untuk mengatur main steam
saluran temperature suhu (spraying water desuper heater) pada sistem pembangkit
yang beroperasi, harus selalu beroperasi selama 24 jam. Untuk itu diperlukan suatu
sistem kontrol, modul control untuk motor valve TCV secara auto (otomatis) dan
memberikan sinyal feed back ke DCS .
Permasalahan motor valve TCV (Temperature Control Valve) yang perlu di
antisipasi seperti motor valve TCV (Temperature Control Valve) yaitu pada modul
control yang tidak bisa memberikan sinyal fead back ke DCS dan sering terjadi pada
komponen potensio. Oleh sebab itu dengan monitoring sistem instrumentasi dan
kontrol pada pembangkit, masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir.
2
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
Di dalam Sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap pada PT. Cahaya Fajar
Kaltim memiliki bagian-bagian kerja yang saling berhubungan dan mempunyai
fungsi masing-masing, seperti unit kerja Instrumen dan Kontrol yang sangat
menunjang kelestarian sistem pembangkitan. Dalam laporan akhir program Praktek
Kerja Lapangan ( PKL ) ini hanya akan dibahas mengenai apa yang ada pada bagian
“ PROSES PENGENDALIAN TEMPERATUR (SUHU) SUPER HITER
MELALUI MOTOR VALVE TVC (TEMPERATURE CONTROL VALVE) “
Adapun persyaratan yang harus di penuhi untuk mengikuti program Praktek Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut :
1. Dapat diikuti oleh semua mahasiswa dari semua program studi dengan melalui
seleksi
3
2. Mendapat izin pimpinan perguruan tinggi dari orang tua
3. Minimal duduk di semester 4, tetapi belum lulus
4. Memiliki semangat kerja dan dapat bersosialisasi dalam suatu organisasi/dunia
kerja
5. Memiliki motifasi yang tinggi, ketekunan, dan ketahanan mental
6. Mentaati peraturan yang perlaku di tempat kerja yang bersangkutan.
A. Perusahaan :
B. Perguruan Tinggi:
1.Menyesuaikan metode dan isi kuliah agar lebih relevan dengan dunia kerja
4
C. Mahasiswa
1.Memiliki pengalaman kerja di suatu perusahaan
2.Menerapkan ilmu pengetahuan yang di perolehnya dari perguruan tinggi dalam
dunia kerja
3.Memberikan kesempatan kerja yang lebih besar
4.Memperoleh insentif sesuai dengan kemampuanya
5.Memberikan kesempatan mencari pengalaman, promosi dan peningkatan karir
6.Memperoleh pengalaman berorganisasi dalam tim kerja nyata
Metode Observasi
Metode ini di lakukan dengan mengamati secara langsung ke lapangan
mengenai objek Praktek Kerja Lapangan, agar mendapat gambaran secara riil
tentang proses yang terjadi dan mendapatkan data-data secara akurat.
Metode Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung dengan
pembimbing atau teknisi yang bersangkutan agar mendapat gambaran yang
lebih jelas dan spesifik tentang materi yang akan dipelajari.
Metode Studi Literatur
5
Teknik pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari semua literiter
yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas.
6
BAB II
7
dengan bahan baku batu bara yang banyak di Kaltim. Kesedian bapak Dahlan Iskan
dilatar belakangi kemampuannya dalam bidang pendanaan, mengadakan perlatan dan
kemampuan di bidang networking, serta yang paling mendasar adalah rasa
keprihatinannya terhadap Kaltim yang dianggap sebagai daerah yang telah
membesarkannya.
Mengingat PLN tidak bisa melakukan MOU dengan pihak swasta, maka
akhirnya di sepakati bahwa penandatanganan MOU dilakukan antara PLN dengan
Pemerintah Provinsi Kaltim, dari sinilah beridiri perusahaan patungan bernama PT.
CAHAYA FAJAR KALTIM, yang merupakan perusahaan patungan antara Perusda
ketenaga listrikan Kaltim dengan Jawa Pos Group.
8
manfaatkan oleh PT. CAHAYA FAJAR KALTIM untuk membangun daerah proses
yang mendukung menghasilkan kapasitas daya 2 x 25 MW. Sumber daya alam
Batubara menjadi pilihan PT. CAHAYA FAJAR KALTIM untuk menjadikan sumber
tenaga uap yang bisa menghasilkan energi listrik.
PT. CAHAYA FAJAR KALTIM sebagai operator pembangkit serta
pelaksanaan pengembangnya. PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) yang
dibangun oleh PT. CAHAYA FAJAR KALTIM telah dan akan menggunakan nama
“PLTU Embalut”. Ini merupakan pembangkit listrik swasta ( IPP ) pertama yang
didanai dan dioperasikan langsung oleh swasta. Hal ini adalah selaras dengan
kebijakan Pemerintah dimana pihak swasta dapat diberi kesempatan untuk bisa
berinvestasi dibidang industri kelistrikan. Lokasi yang berjarak kurang lebih 1,5 km
dari lokasi PLTGU Tanjung batu milik PT. PLN ( Persero ) Samarinda. Dari sinilah
yang kemudian oleh PLN didistribusikan ke tempat tinggal penduduk, perkantoran,
gedung – gedung, serta pabrik – pabrik yang berada di wilayah Kaltim.
PT. CAHAYA FAJAR KALTIM juga memanfaatkan luas area tersebut untuk
membangun beberapa fasilitas sebagai pendukung jalannya Opersional seperti
gedung perkantoran, Bangunan utama, Transfer House, Turbin dan Generator, Boiler,
Dry Coal Storage, Water Intake, Bengkel, Demineralized Plant, Relay Room, Control
Room Boiler, Bangunan Chimney, Bangunan Silo, Dermaga, Mess, Klinik, Ruang
Absensi, dan Control Room.
9
Gambar 2. 2 Gardu Induk PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
Misi perusahaan :
Mengatasi kekurangan daya listrik di Kalimantan Timur
Kapasitas : 2 x 25 MW (Operasi) + 1 x 60 MW
12
2.6 Layout Unit 1,2 dan Unit 3
13
2.7 Skema Proses Produksi
14
2.9 Struktur Organisasi
15
Gambar 2. 7 Struktur Organisasi Departemen Teknik PT.CAHAYA FAJAR
KALTIM
16
Sejak 26 Maret 2003 terbentuk struktur organisasi yang efektif dan efisien
dengan lima Departemen, yaitu Departemen Operasional, Sumber Daya Manusia
& Umum, Teknik, Keuangan, dan Alat-alat berat & Keuangan. Serta dipimping
satu direktur utama dan dua direktur serta komisaris. Berikut adalah penjelasan
dari setiap departemen yang ada adalah sebagai berikut :
1. Departemen SDM & Umum
SDM merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan. PT Cahaya Fajar
Kaltim mempunyai SDM yang berkualifikasi dan menjadi asset penting bagi
perusahaan. Pelatihan-pelatihan telah diadakan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dari SDM seiring dengan kebutuhan
perusahaan.
2. Departemen Operasional
Departemen yang mengoperasikan unit pembangkit dengan bagian-bagian
adalah sebagai berikut:
a. Coal Feeding
Bagian ini bertugas untuk melakukan supply batu bara ke boiler unit
b. Water Treatment Plant dan Laboratorium
Bagian ini bertugas untuk memproduksi air bersih dan air denim yang
digunakan untuk pembangkit, sekaligus pada bagian ini terdapat
laboratorium yang difungsikan untuk menganalisa kualitas air dan batu
bara
c. Boiler
Bagian ini bertugas untuk mengoperasikan mesin boiler atau ketel uap
dengan menjaga kualitas steam yang akan digunakan untuk menggerakkan
turbin uap
d. Turbin dan Generator
Bagian yang bertugas untuk mengoperasikan mesin turbin dan mengontrol
pembebanan pada generator serta menjalin komunikasi dengan PLN AP2B
(Area Pengatr dan Penyaluran Beban) wilayah Balikpapan.
17
3. Departemen Teknik
Bagian Teknik merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pelaksanakan
segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat teknis yang dilakukan terhadap
unit pembangkit tenaga listrik dan unit-unit pendukungnya. Bagian-bagian
dari Departemen Teknik adalah sebagai berikut :
a. Millwright
Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan mesin
meliputi seluruh area pembangkit.
b. Elektrik
Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan yang
berhubungan terhadap kelistrikan dan jaringan.
c. Instrumen dan Kontrol
Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan system
control dan peralatan instrumentasi yang meliputi seluruh area pembangkit
4. Departemen Keuangan
Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut kondisi
keuangan pada akas perusahaan. Bagian ini terdiri dari unit anggaran dan
keuangan serta unit akuntansi.
5. Departemen Alat-alat Berat & Lingkungan
Departemen yang bertugas untuk menangani alat-alat berat, baik perawatan
maupun maintenance. Pada departemen ini, sekaligus menangani
pembongkaran batu bara dari ponton ke coal storage. Selain itu juga
pengendalian dampak lingkungan (pengontrolan terhadap kualitas limbah dan
penanganannya).
18
2.10 Tenaga Kerja dan Waktu Kerja
Waktu kerja bagi karyawan PT.CAHAYA FAJAR KALTIM dibagi dua,
yaitu karyawan shift dan non shift. Untuk non shift, lama jam kerja adalah 8 jam
sehari, seminggu lima hari, mulai pukul 08.00 – 16.00 WITA untuk hari senin
sampai kamis sedangkan hari jum’at mulai pukul 08.00 – 17.00 WITA.
Sedangkan untuk shift, terdapat pembagian kerja sebagai berikut :
19
2.13 Konsumsi Solar
Tabel 2. 3 Konsumsi Solar
20
BAB III
LANDASAN TEORI
21
Lokasi Peralatan, Semua pengukuran dan peralatan kontrol haru 25
diinstal pada lokasi yang mudah diakses. Sebagai tambahan, user harus
mempertimbangkan baik temperature maximum dan minimum
lingkungan, dan peralatan elektronik harus dilindungi dari temperature
proses.
Suplai Udara,. Dalam sistem kontrol modern, udara biasanya dibutuhkan
untuk mengontrol gerakan katup. Dalam banyak desain, kontrol katup
akan berpindah dari posisi aman ketika sistem instrument udara
mengalami kegagalan. Instrumen sistem supply udara terdiri dari
pembangkitan udara (kompresor), pemanas udara, dan distribusi udara,
termasuk penerima udara yang menjaga hilangnya tekanan udara dan
independensi pengguna non instrumen udara.
Suplai Listrik,dibutuhkan pada semua sistem kontrol modern. Pada
kebanyakan aplikasi industri, sangat penting bahwa kualitas dan integritas
persediaan tenaga untuk proses komputer dan hardware pelengkap harus
dimaintan pada level yang sangat tinggi. Misalnya integritas dapat dicapai
menggunakan perlengkapan dengan ukuran yang baik misalnya on-line
uninterruptible power supply (UPS), ferroresonant isolating transformer,
atau a surge suppressor.
Grounding, merupakan bagian yang esensial pada system kontrol modern.
Peralatan grounding yang baik akan membantu memastikan kualitas
installation dan bebas gangguan operasi. Pengguna harus menerapkan
sistem grounding yang disesuaikan dengan aturan dan rekomendasi vendor
sistem.
Installation And Maintenance, Pengguna harus melihat kemampuan staff
pemeliharaan pada pembangkit ketika memilih pengukuran dan peralatan
kontrol. Pemeliharaan mungkin harus dilakukan oleh orang kontraktor.
Pertimbangan lain termasuk kesulitan dan frekuensi pada kalibrasi, dan
kalibrasi juga harus dilakukan oleh penyedia fasilitas.
(Sumber : https://www.academia.edu/20812762/Laporan_PKL_PLTU_Pacitan_Full )
22
3.1.1 Sistem Instrumentasi
Menurut (W. Bolton, 2004 : 02) Sistem instrumentasi adalah penerapan alat
ukur yang bertujuan untuk mengetahui harga numerik variable suatu besaran dan
juga untuk tujuan mengendalikan besaran agar berada dalam batas daerah tertentu
atau pada nilai besaran yang diinginkan.
Aktuator listrik dibagi menjadi tipe proporsional dan tipe integral sesuai
dengan mode kontrol. Jenis aktuator proporsional terdiri dari motor servo,
reducer, sensor posisi dengan fungsi servo dan integral actuator. Ini dapat
membandingkan sinyal kontrol dari sistem dan sinyal umpan balik dari posisi
keluaran poros (closed loop control) untuk mengubah perjalanan poros dan
membiarkannya sebanding dengan sinyal output. Tipe integral aktuator terdiri dari
motor servo, reducer dan sensor posisi normal. Bisa bekerja sama dengan operator
listrik atau mekanisme regulasi lainnya untuk mewujudkan operasi remote.
23
Aktuator listrik aman dan terpercaya. Pemasangan, operasi dan perawatannya
mudah dilakukan. Hal ini dapat diterapkan secara luas di bidang energi, Ini
memainkan peran penting dalam pengukuran proses industri dan sistem kontrol.
1. Nilai output mengikuti nilai seat poin AI (Analog input ) berdasarkan nilai
dan waktu penggunaan. Lihat table 3.1
24
Kesalahan Nilai waktu tempuh: tidak lebih dari +/- 20% waktu
penggunaan
Tidak ada media korosif di atmosfer sekitar
- Aktuator proporsional
Zona mati: tidak melebihi 3% dari skala masukan (input)
Karakteristik lembab: tidak melebihi 3 ayunan setengah periode
- Aktuator integral
Diam: Tidak melebihi 1% perjalanan pengenal (bila diberi waktu
tempuh antara pukul 10 dan 25)
Tidak melebihi 0,5% dari perjalanan pengenal (bila diberi waktu
tempuh adalah antara tahun 25an dan 63an)
4. Resistansi insulasi
Bila suhu 15-35°C dan kelembaban relatifnya adalah 45% -75%:
Pasokan catu daya tidak kurang dari 50M Ω
Terminal terminal input catu daya tidak kurang dari 50M Ω
Terminal input tidak kurang dari 20M Ω
25
3.4 Spesifikasi Dan Tipe
26
3.5 Analog Input (AI) Dan Analog Output (AO)
Analog Input adalah Sinyal 4–20 mA yang masuk ke kontroler (DCS) yang
biasanya berasal dari Transmitter atau Analizer, misalnya dari Transmitter
Temperature, Flow, Level, Tekanan atau dari Analizer Oksigen, CO, Silika
dsbnya. Dalam dunia instrumentasi analog input ini berasal berbagai macam
transmitter ataupun analizer yang mengeluarkan sinyal 4–20 mA. Transmitter
ataupun Analizer mengeluarkan sinyal 4–20 mA.
(Outputnya) adalah merupakan input bagi kontroler (DCS) yang nantinya
dapat dipakai sebagai indikasi ataupun set poin untuk alarm maupun interlock
dalam suatu sistem. Sebagai contoh : Temperatur Transmitter, temperatur
transmitter akan mengirimkan sinyal 4–20 mA kekontroler (DCS), mengirim
sinyal analog 4 mA saat zero indikasi sampai sinyal analog 20 mA saat full range.
3.6.2 Transmitter
Transmitter adalah jantung dari sistem sinyal 4-20 mA. Merubah besaran fisik
seperti suhu, kelembaban atau tekanan menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik yang
proporsional terhadap suhu, kelembaban atau tekanan yang diukur. Dalam loop 4-
27
20 mA, 4 mA merupakan titik pengukuran terendah dan 20 mA merupakan titik
tertinggi.
Beberapa transmitter saat ini menggunakan range catu daya, misalnya 15-24
VDC untuk transmitter kelembaban atau 7-40 VDC untuk transmitter suhu
.Tegangan rendah adalah tegangan minimum yang dibutuhkan untuk menjamin
operasi yang tepat dari transmitter. Tegangan tinggi adalah tegangan maksimum
transmitter untuk dapat bertahan dan beroperasi dengan spesifikasi yang
ditetapkan.
3.6.4 Kabel
Mengirim arus melalui kabel menghasilkan drop tegangan yang proporsional
dengan panjang dan tebal (ukuran) darikabel tersebut. Semua kawat memiliki
tahanan, biasanya dinyatakan dalam ohm per 1.000 feet.
28
Gambar 3. 2 Skema Dasar LOOP ARUS
3.8 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan
listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Untuk membantu perputaran awal motor valve pada saat bekerja di perlukan torsi
start atau tenaga yang besar. Tegangan kapasitor berkisar 300 – 500 VAC dengan
Frekuensi 50 / 60 Hz. Nilai yang biasanya di gunakan 12µF ± 5% pada AC.
29
Gambar 3. 3 Kapasitor CBB60
3.9 Potensiometer
Potensiometer adalah sebuah jenis resistor yang nilai tahanannya atau
hambatannya (resistansi) dapat dirubah atau diatur (adjustable). Potensiometer
memiliki 3 terminal, 2 terminal terhubung ke kedua ujung elemen resistif, dan
terminal ketiga terhubung ke kontak geser yang disebut wiper. Posisi wiper
menentukan tegangan keluaran dari potensiometer. Dan yang di gunakan pada
motor valve memiliki resistansi 1 Kg Ω.
Gambar 3. 4 Potesiometer
30
Gambar 3. 5 Potensiometer
Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya, jika
pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur/ dikontrol secara manual oleh
manusia (baik diputar atau ditekan). Sedangkan limit switch dibuat dengan sistem
kerja yang berbeda, limit switch dibuat dengan sistem kerja yang dikontrol oleh
dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan suatu objek pada aktuator,
sistem kerja ini bertujuan untuk membatasi gerakan ataupun mengendalikan suatu
objek/mesin tersebut, dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrik
yang melalui terminal kontaknya
31
Gambar 3. 6 Limit Switch
Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena mereka
sangat serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga 482 °
F (250 ° C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2-11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm).
32
Gambar 3. 7 Ball Valve
Full bore ball valve adalah tipe ball valve dengan diameter lubang
bolanya sama dengan diameter pipa. Jenis full bore ball valves ini
biasanya digunakan pada blow down, piggable line, production
manifold, pipeline.
33
2. Reduced Bore Ball Valve
Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang diameter lubang
bolanya tidak seukuran / lebih kecil dari ukuran pipa. Minimum diameter
bola katup yang berkurang adalah satu ukuran lebih rendah dari ukuran
diameter pipa sebenarnya. Misalnya ukuran diameter pipa 4 inci dan
diameter bola valve adalah 3 inchi.
34
Ball Valve:
35
BAB VI
PEMBAHASAN
36
4.3 Sistem Pengendalian Temperature Control Valve 109
DIAGRAM CONTROL
INPUT 4 ~ 20 mA
+ 4 ~ 20 mA
SP 0% DCS LCV M
-
Sensor
37
Sistem pengendalian motor valve ini bisa dioperasikan secara manual dan
otomatis namun pada kenyataannya operator lebih memilih pengoperasianya
secara manual dikarenakan beberapa penilaian yang kurang apa bilang harus
dioperasikan secara otomatis. Contohnya saja apabila dioperasikan secara
otomatis respon modul control terhadap sensor level drum kurang sensitif itu yang
menjadi pertimbangan apabila ingin mengoperasikan secara otomatis.
4.4 Langkah Pengoprasian
Pengoprasian motor valve TCV 109 ini menggunakan program Hollysys
yang di operasikan oleh operator. Berikut cara dan langkah pengoprasian motor
tersebut :
1. Jalan kan aplikasi Hollysy yang terdapat pada PC / komputer yang
terdapat pada DCS.
2. Kemudian masuk ke menu BOILER.
3. Kemudian setelah itu pilih menu Water System
4. Setelah masuk ke menu Water System Klik 2 kali pada Motor Valve
Tersebut.
38
5. Setelah di Klik kiri 2 kali akan muncul panel seperti diatas
6. Pengoprasian dapat di lakukan secara Auto dan Manual
39
8. Setelah itu klick kiri 2 kali pada panel yang tertera pada gambar di atas
9. KemudianDoubleklik pada kolom AV untuk mengatur nilai set point
10. Setelah itu maka akan timbul panel untuk menginput nilai Set Point sesuai
kebutuhan
40
11. Setelah itu input nilai kemudian klik oke pada button.
12. Selain itu untuk mengatur nilai Set Point bisa juga mengunakan Button yang
disediakan
13. Untuk menaikan sebesar 1 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
14. Untuk menaikan sebesar 5 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
41
15. Untuk menurunkan sebesar 1 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
16. Untuk menurunkan sebesar 5 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
42
17. Pengoperasian secara AUTO
43
19. Terdapat Indicator Alarm ketika level air berada di High Level di + 60
20. Terdapat Indicator Alarm ketika level air berada di Low Level di – 60
44
4.5 Diagram Kerja
DIAGRAM KERJA
DCS
HMI/VIEW
SP
0% - 100
%
CPU DCS
RM 151
AI
4 ~ 20 mA
+ -
AO
4 ~ 20 mA
+ -
RG2000
MODUL CONTROL
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
46
5.2 Saran
A. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa harus serius dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dan menggunakan kesempatan ini untuk menunjang dalam
mencari data untuk penyusunan skripsi.
2. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan hendaknya mahasiswa
dapat menjaga nama baik instansi pendidikan dan instansi tempat
mahasiswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dengan baik.
3. Selama Praktik Kerja Lapangan mahasiswa harus menjaga etika di
instansi perusahaan
47
DAFTAR PUSTAKA
Ifaza, M. (2015). Laporan PKL PLTU Pacitan. Diakses 18 Agustus 2017 dari
https://www.academia.edu/20812762/Laporan_PKL_PLTU_Pacitan_Full
https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik
Anonim. A Beginner's Guide to PLC, 1997 Omron Asia Pasific PTE. LTD
https://bangunpane.blogspot.co.id/2010/05/arus-4-20-ma.html
48
LAMPIRAN
50