Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

INTERNETWORKING
MODUL V : VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK

DISUSUN OLEH :
Prasojo Sudiyanto
14101026

Asisten praktikum : 1. Ahmad Yogi Kurniawan


2. Rio Adi Nugroho
Tanggal Praktikum : 30 November 2016

LABORATORIUM
KOMPUTER DAN MULTIMEDIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. D. I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL V
VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK

I. Dasar Teori
Virtual Local Area Network (VLAN) atau yang lebih dikenal dengan
VLAN pada dasarnya adalah pengelompokan user (pengguna) secara logikal.
Pengelompokan ini bisa didasarkan pada kesamaan fungsi, bagian atau
aplikasi tanpa memperhatikan posisi user (pengguna) di dalam suatu jaringan.
Konfigurasi VLAN lebih mengarah kepada konfigurasi secara logik dari pada
fisik. [1]
Teknologi VLAN (Virtual Local Area Network) bekerja dengan cara
melakukan pembagian network secara logika ke dalam beberapa subnet.
VLAN adalah kelompok device dalam sebuah LAN yang dikonfigurasi
sehingga mereka dapat saling berkomunikasi asalkan dihubungkan dengan
jaringan yang sama walaupun secara fisikal mereka berada pada segmen LAN
yang berbeda. Jadi VLAN dibuat bukan berdasarkan koneksi fisikal namun
lebih pada koneksi logikal, yang tentunya lebih fleksibel. Secara logika,
VLAN membagi jaringan ke dalam beberapa sub-network. VLAN
mengijinkan banyak subnet dalam jaringan yang menggunakan switch yang
sama. Konfigurasi VLAN itu sendiri dilakukan melalui perangkat lunak
(software), sehingga walaupun komputer tersebut berpindah tempat, tetapi ia
tetap berada pada jaringan. Dengan menggunakan VLAN, kita dapat
melakukan segmentasi jaringan switch berbasis pada fungsi, departemen atau
pun tim proyek. Kita dapat juga mengelola jaringan kita sejalan dengan
kebutuhan pertumbuhan perusahaan sehingga para pekerja dapat mengakses
segmen jaringan yang sama walaupun berada dalam lokasi yang berbeda.
Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain:
1. Security
Keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena
segmennya bisa dipisah secara logika. Lalu lintas data dibatasi
segmennya.
2. Cost reduction
Penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade
perluasan network yang bisa jadi mahal.
3. Higher performance
Pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast
domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas
packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.
4. Broadcast storm mitigation
Pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan mengurangi
banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast
storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
5. Improved IT staff efficiency
VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang
membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen
yang sama.
6. Simpler project or application management
VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan
untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan kondisi
geografis. [2]
Sebuah Virtual LAN merupakan fungsi logik dari sebuah switch.
Fungsi logik ini mampu membagi jaringan LAN ke dalam beberapa jaringan
virtual. Jaringan virtual ini tersambung ke dalam perangkat fisik yang sama.
Implementasi VLAN dalam jaringan memudahkan seorang administrator
dalam membagi secara logik group-group workstation secara fungsional dan
tidak dibatasi oleh lokasi. Menurut IEEE standard 802.1Q, Virtual LAN
menawarkan sebuah metode untuk membagi satu fisik network ke banyak
broadcast domains. Dalam network besar, broadcast domain ini biasanya
sama dengan batas IP subnet, yang masing-masing subnet mempunyai satu
VLAN. Sebuah VLAN membolehkan banyak Virtual LAN berdampingan
dalam sebuah fisik LAN (switch). Artinya jika ada dua mesin yang terhubung
dalam switch yang sama tidak dapat mengirim ethernet frames ke mesin lain
meskipun dalam satu kabel yang sama. Jika dibutuhkan untuk komunikasi,
maka sebuah router harus ditempatkan diantara dua VLAN tersebut untuk
mem-forward paket, seperti jika ada dua LAN yang secara fisik terpisah. [3]
Tipe-tipe VLAN (Virtual Local Area Network)
1. Berdasarkan Port
Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port yang
digunakan oleh VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch
dengan 4 port, port 1,2,dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3
dimiliki oleh VLAN 2. Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk
berpindah pindah, apabila harus berpindah maka network administrator
harus mengkonfigurasikan ulang.
2. Berdasarkan MAC Address
Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap
workstation atau komputer yang dimiliki oleh user. Switch akan
mendeteksi semua MAC address yang dimiliki oleh setiap Virtual
LAN. MAC address merupakan suatu bagian yang dimiliki oleh NIC
(Network Interface Card) disetiap workstation. Kelebihannya apabila
user berpindah pindah maka dia akan tetap terkonfigurasi sebagai
anggota dari VLAN tersebut. Sedangkan kekurangannya bahwa setiap
mesin harus dikonfigurasikan secara manual.
3. Berdasarkan IP Address
Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan
juga tidak mempermasalahkan fungsi router. IP address digunakan
untuk memetakan keanggotaan VLAN. Keuntungannya seorang user
tidak perlu mengkonfigurasi ulang alamat dijaringan apabila berpindah
tempat, hanya saja karena bekerja di layer yang lebih tinggi maka akan
sedikit lebih lambat untuk meneruskan paket dibandingkan berdasarkan
MAC address.
4. Berdasarkan Aplikasi
Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan
aplikasi yang dijalankan, atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk
diterapkan pada suatu jaringan. [4]
II. Hasil Data dan Analisa Pembahasan

Gambar 2.1 Topologi jaringan


Pada praktikum VLAN ini hasil akhirnya yaitu PC 1 hanya dapat
berkomunikasi dengan PC 3, berlaku sebaliknya dan PC 0 hanya dapat
berkomunikasi dengan PC 2, berlaku sebaliknya. Konfigurasi yang pertama
dilakukan adalah memberikan IP address pada setiap PC (end devices)
sampai setiap PC (end devices) dapat mengirimkan paket PING antar PC.
Untuk melakukan konfigurasi pada switch 1 harus berada pada mode
global, lalu masukan perintah “vlan 10”. Perintah tersebut berarti kita telah
mengaktifkan fitur VLAN pada switch tersebut dengan nomor ID 10. Perintah
selanjutnya yang diberikan adalah “name DOSEN”, pada perintah tersebut
berarti kita menamai vlan 10 yang sebelumnya telah dibuat dengan inisial
DOSEN. Untuk VLAN yang ke-2 masukan perintah “vlan 20” dan perintah
“name MMAHASISWA”, pada kedua perintah tersebut berarti kita membuat
interface VLAN dengan nomor ID bernilai 20 dan diberi inisial
MAHASISWA.
Kembali lagi pada mode global dan masukan perintah “interface fa
0/1”, perintah tersebut dimasukan karena pada PC 0 terhubung dengan switch
1 melalui interface fastethernet 0/1 pada switch 1. Perintah selanjutnya yang
dimasukan adalah “switchport access vlan 10”. Perintah tersebut berarti kita
mengelompokan port fa 0/1 ke dalam vlan 10. Kembali masuk ke mode
global, lalu perintah selanjutnya yaitu “interface fa 0/2”, perintah tersebut
dimasukan karena pada PC 1 terhubung dengan switch 1 melalui interface
fastethernet 0/2 pada switch 1. Perintah selanjutnya yang dimasukan adalah
“switchport access vlan 20”. Perintah tersebut berarti kita mengelompokan
port fa 0/2 ke dalam vlan 20. Untuk memastikan bahwa VLAN dan interface
yang dikonfigurasi sebelumnya sudah benar dapat mengeceknya dengan cara
kembali ke mode global dan memasukan perintah “do show vlan brief”.

Gambar 2.2 Do show vlan brief pada switch 1


Agar switch 1 dengan switch 2 dapat berkomunikasi pada switch 1
masukan perintah “interface fa 0/3” dan dilanjutkan dengan memasukan
perintah “switchport mode trunk”. Bila diterjemahkan, kedua perintah
tersebut berarti pada interface fa 0/3 diterapkan mode trunk. Fa 0/3 dipilih
karena pada interface tersebut yang terhubung langsung dengan switch 2.
Pada switch 2 karena port interface yang digunakan sama, maka
perintah yang diberikan pun sama seperti pada switch 1. Masuk pada mode
global lalu masukan perintah “vlan 10” diteruskan dengan perintah “name
DOSEN”. Selanjutnya membuat VLAN yang ke-2 dengan memasukan
perintah “vlan 20” diteruskan dengan perintah “name MAHASISWA”.
Kembali pada mode global lalu masukan perintah “int fa 0/1” dan dilanjutkan
perintah “switchport access vlan 10”. Perintah tersebut berarti memasukan
interface fa 0/1 pada switch 2 kedalam kelompok vlan 10. Kembali ke mode
global dan masukan perintah “int fa 0/2” dilanjutkan dengan perintah
“switchport access vlan 20”. Perintah tersebut berarti memasukan interface fa
0/2 pada switch 2 kedalam kelompok vlan 20. Untuk memastikan bahwa
VLAN dan interface yang dikonfigurasi sebelumnya sudah benar dapat
mengeceknya dengan cara kembali ke mode global dan memasukan perintah
“do show vlan brief”.

Gambar 2.3 Do show vlan brief pada switch 2


Kembali pada mode global dan masukan perintah “interface fa 0/3”
dilanjutkan dengan memasukan perintah “switchport mode trunk” yang
bertujuan agar switch 2 dengan switch 1 dapat saling berkomunikasi maka
mode trunk harus diaktifkan, port interface fa 0/3 dipilih karena pada port
tersebut yang menjadi penghubung antara kedua switch tersebut.
III. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. VLAN dapat membatasi suatu perangkat yang tidak diijinkan untuk
berkomunikasi dengan perangkat yang berada dikelompok VLAN lain
atau mengakses suatu informasi tertentu.
2. Lebih efisien dikarenakan VLAN terlepas dari topologi secara fisik.
3. Setiap port interface harus dilakukan konfigurasi VLAN untuk
mengelompokan setiap port interface sesuai dengan nomor ID nya.
4. Penerapan VLAN pada suatu topologi jaringan memberikan
kemudahan, fleksibilitas, serta penekanan biaya yang dikeluarkan
untuk pembangunan dan pengembangannya.
5. Untuk menghubungkan antar switch digunakan mode trunk pada port
interface yang menghubungkannya.
B. Saran
1. Gunakan perintah “do show vlan brief” untuk memastikan apakah
port interface yang digunakan sudah sesuai dengan nomor ID vlan
yang dipakai atau belum.
2. Jangan sampai salah memasukan perintah “switchport access vlan
(nomor ID)” dengan perintah “switchport mode trunk”, karena kedua
perintah tersebut berbeda dalam implementasinya.
3. Berikan nama inisial pada setiap VLAN yang dibuat untuk
memudahkan dalam mengelompokannya.
4. Masuk pada mode privileged dan berikan perintah “write” agar
konfigurasi yang sebelumnya telah diterapkan dapat tersimpan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. R. Achmad Fauzi, “PERENCANAAN VIRTUAL LOCAL AREA
NETWORK DI SEKOLAH TINGGI,” Fakultas Teknik Elektro, pp. 1-2,
2003.
[2] R. S. C. D. P. NINA DWI HAPSARI, “TUTORIAL PEMBUATAN
JARINGAN KOMPUTER BERBASIS VLAN (dengan DHCP),” 2011.
[Online]. Available:
zenhadi.lecturer.pens.ac.id/kuliah/Jarkom2/tutorial/Aplikasi%20berbasis%2
0VLAN.pdf. [Diakses 03 Desember 2016].
[3] F. Aditya, “IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN
(VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG,” Makalah Seminar
Kerja Praktek, p. 3, 2012.
[4] I. M. U. Anton, “Simulasi Jaringan Komputer Di PT Telkom RIVAI Yang
Menggunakan Simulasi Packet Tracer,” [Online]. Available:
digilib.binadarma.ac.id/download.php?id=1252. [Diakses 03 Desember
2016].

Anda mungkin juga menyukai