Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORI, KESEIMBANGAN & TANDA MENINGEAL

A. TUJUAN
Tujuan dilakukan pemeriksaan paru adalah :
1. Mengetahui keadaan umum system persyarafan
2. Memilai kelainan pada persyarafan terutama sensori, keseimbanagan & tanda
meningeal
3. Untuk mendukung data yang diperoleh dari riwayat kesehatan

B. INDIKASI
Indikasi: dapat dilakukan pada klien apapun terutama yang mengalami gangguan
sistem Persarafan

C. KONTRA INDIKASI
Tidak ada kontra indikasi

D. PERSIAPAN ALAT
Persiapan alatnya terdiri dari:
1. Reflek hammer/ jarum pentul/ peniti
2. Buku catatan
3. Bolpen

E. PERSIAPAN KLIEN
1.Jaga privacy klien
2.Bebaskan area dari pakaian terutama bagian yang akan dilakukan pemeriksaan

F. PROSEDUR TINDAKAN
1. Fungsi Sensori
Alat yang dipakai dapat berupa jarum biasa, peniti, jarum pentul (ini yang
Ppaling praktis, karena ujung dan kepala atau pentul Jarum dapat digunakan
secara bergantian), atau jarum yang terdapat pada pangkal palu reflek.

Cara Pemeriksaan :

a. Melakukan sambung rasa/ memberi salam pembuka pada klien


b. Menerangkan tujuan pemeriksaan
c. Memilih dengan benar alat yang digunakan
d. Meminta penderita untuk memejamkan mata
e. Pemeriksa terlebih dahulu mencoba jarum tadi terhadap diri sendiri
f. Melakukan rangsangan dengan intensitas minimal tanpa menimbulkan
perdarahan
g. Melakukan rangsangan ujung tajam dan tumpul secara bergantian
h. Meminta penderita untuk menyebutkan apakah rangsangan tajam atau
tumpul
2. Fungsi Motorik
a. Kaji tonus otot
b. Test Equalibrium coordination
1) Tes Romberg: Posisi berdiri kaki rapat, lengan disamping, kedua
mata tertutup dan terbuka, sambil melindungi keselamatan klien
berdiri disamping. Meski ada sedikit ayunan, klien normalnya tidak
berubah posisi/ cara berdirinya.
2) Minta klien menutup mata, dengan lengan lurus disamping dan
berdiri dengan satu kaki bergantian. Secara normal keseimbangan
dapat dipertahankan selama 5 detik
3) Minta klien untuk berjalan diatas garis lurus dengan menempatkan
tumit satu kaki langsung didepan jari dari kaki satunya dengan mata
terbuka

c. Test Non Equalibrium coordination


1) Finger to nose dengan mata terbuka & tertutup
2) Menepuk lutut dengan kedua tangan, secara bergantian memutar
telapak tangan dan bagian tangan sambil terus menepuk-nepuk
dengan mata terbuka kemudian ditutup
3) Finger to finger dengan mata terbuka & tertutup
4) Semua tindakan ini dilakukan semakin lama semakin cepat

3. Tanda meningiel
a. Rigiditas nukleal (kaku kuduk) : kepala pasien di fleksikan, raba bagian
leher adakah kekakuan atau tidak
b. Tanda Kernig positif : Ketika berbaring dengan paha difleksikan pada
abdomen, tungkai tidak dapat ekstensi sempurna.
c. Tanda Burdzinski 1 positif : saat leher fleksi , maka diikuti juga dengan
fleksi lutut dan panggul.
d. Tanda Burdzinski 1 positif : saat dilakukan fleksi salah satu ekstremitas
bawah secara positif, gerakan semula juga tampak pada ekstremitas yang
berlawanan
R. CEKLIST
Penilaian Ketrampilan Pemeriksaan sensori, keseimbangan & tanda meningeal

Nama Mahasiswa : ………. No Mhs : ……….

No Indikator Penilaian NILAI

1 2 3 4
1 Memberikan salam pembuka pada klien
2 menerangkan tujuan pemeriksaan
3 menyampaikan prosedur tindakan
4 memberi kesempatan klien bertanya
5 menjaga privasi klien
6 memilih dengan benar alat
7 Meminta penderita untuk memejamkan mata
8 Pemeriksa terlebih dahulu mencoba jarum tadi
terhadap diri sendiri
9 Melakukan rangsangan dengan instensitas minimal
tanpa menimbulkan pendarahan
10 Melakukan rangsangan ujung tajam dan tumpul
secara bergantian
11 Meminta penderita untuk menyebutkan apakah
ransangan tajam atau tumpul
12 Merapikan klien
13 Test Equalibrium coordunation
Test Romberg
14 Menutup mata, berdiri bertahan
15 walk tendem
16 Finger to nose
17 Menepuk lutut dengan kedua tangan , secara
bergantian
18 Finger to finger
19 Tanda meningeal: Rigidity nukleal
20 Tanda Kering
21 Tanda Brundzinki 1
22 Tanda Brundzinki 2
23 Melakukan evaluasi
24 Menyampaikan hasil
25 Berpamitan & mendokumentasikan
TOTAL NILAI =
DAFTAR PUSTAKA

Diplon, P.M, 2007, Nursing Health Assesment A critical Thinking Case Studies
Approach, Edisi 2 , FA Davis Company, Philadelphia
Potter & Perry, 2005, Buku ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik,
Edisi 4, Vol.1, Alih Bahsa Asih Y, et all, EGC , Jakarta
Smeltzer S.C & Bare, B.G, 2008, Brunner & sudart’s textbook of medical surgical
Nursing, Edisi 8, Vol 2, alih bahasa kuncara et all, EGC, Jakarta
FISIOTERAPI DADA

A. PENGERTIAN
Pengertian Fisioterapi dada adalah suatu tindakan untuk melepaskan sekret dari
saluran pemafasan bagian bawah yang terdiri dari latihan pemafasan, postural
drainage, percusi dada dan vibrasi .

B. TUJUAN
Tujuan dilakukan flsioterapi dada adalah:
1. Mengeluarkan sekret/ sputum
2. Membebaskan Jalan nafas dari akumulasi sekret
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret

C. INDIKASI
Indikasi: Pasien dengan akumulasi sekret saluran pemafasan bagian bawah

D. KONTRA INDIKASI
Kontra Indikasi dilakukan Fisioterapi dada, yaitu:
1. Postural Drainase
a. Peningkatan tekanan intrakranial
b. Klien sehabis makan
c. Ketidakmampuan batuk
d. Penyakit jantung akut
e. Perdarahan

2. Perkusi Dada dan Vibrasi


a. Fraktur Iga
b. Trauma dada
c. Perdarahan dan emboli paru
d. Mastektomi
e. Pneumothoraks
f. Osteoporosis
g. Trauma Abdomen
h. Hernia

E. PERSIAPAN ALAT
Persiapan alatnya terdiri dari:
1. Kertas tissue
2. Bangkok
3. Perlak & alas
4. Sputum Pot berisi disinfektan
5. Beberapa bantal atau guling
6. Tempat tidur yang dapat diatur
F. PERSIAPAN KLIEN
Persiapan Klien , yaitu:
1. Klien diminta minum hangat yang cukup untuk mengencerkan &
mempermudah keluarnya secret
2. Jaga privacy klien
3. Klien harus dapat bekerjasama dengan petugas dalam pelaksanaan fisioterapi
dada agar tujuan tindakan dapat tercapai

G. PROSEDUR TINDAKAN
Penilaian Ketrampilan Fisioterapi Dada
Nama Mahasiswa :
No Mhs:

No Variabel Penilaian
Alat
1 Kertas tissue
2 Bengkok
3 Perlak & alas
4 Sputum Pot berisi disinfektan

Tahap Pra Interaksi


5 Melakukan veriflkasi data
6 Mencuci Tangan
7 Menempat alat didekat pasien dengan benar

Tahap orientasi
8 Memberi salam & Memperkenalkan diri
9 Menjelaskan tujuan & prosedur
10 Memberikan kontrak waktu & Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan

11 Tahap Kerja
Pernafasan diafragma
Menjelaskan tujuan pemafasan diafragma
Meminta pasien meletakkan satu tangan diatas perut dibawah iga, dan
tangan lainnya diletakkan dibagian tengah dada
Menarik nafas perlahan & dalam melalui hidung, sampai perut
mengembang maksimal. Perut akan mengembang selama inspirasi &
mengempis selama ekspirasi
Meminta pasien menghembuskan nafas melalui pursed Iip sambil
menegangkan otot perut dengan kuat kearah dalam
Rongga dada tidak bergerak, perhatian ditujukan pada perut

Pursed Lip Breathing


Menjelaskan tujuan & prosedur pursed lip
Meminta PS menarik nafas lewat hidung
Minta PS menghembuskan nafas perlahan melalui pursed lip sambil
menegangkan otot perut
Menghitung sampai dengan 7 saat menghembuskan nafas yang panjang
melalui pursed lip
Menyebutkan waktu lain, kapan pasien dapat melatih pursed lip
breathing Percusi & vibrasi
Menjelaskan tujuan & prosedur
Memahami indikasi pasien dengan peningkatan produksi sputum :
bronkiektasis empiema, kistik fibrosis, bronkitis kronis
Menganjurkan PS melakukan pemafasan diafragma
Memposisikan PS sesuai posisi drainase
Melakukan perkusi pada dinding rongga dada selama 1-2 menit
 Kosta paling bawah sampai bahu pada bagian belakang
 Kosta paling bawah samapi kosta atas pada bagian depan
Jangan melakukan perkusi diatas tulang belakang, ginjal, hati, limpa
skapula, klavikula, sternum
Menganjurkan pasien menarik nafas dalam perlahan, lakukan vibrasi
sambil pasien menghembuskan nafas perlahan melalui pursed lip :
letakkan 1 tangan pada daerah yang akan divibrasi & letakkan tangan
lain diatasnya
Menegangkan otot tangan & lengan sambil melakukan tekanan yang
cukup
Memvibrasikan tangan dan lengan
Mengangkat tekanan pada dada ketika pasien menarik nafas
Menganjurkan pasien batuk dengan menggunakan otot abdominal
setelah 3-4 kali vibrasi
Menampung lendir dalam surum pot
Memberi waktu pasien untuk beristirahat selama beberapa menit
13 Melakukan auskultasi adanya perubahan suara nafas
Mengulangi perkusi dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi pasien,
biasanya 15 - 20 menit

22 Tahap Terminasi
23 Melakukan evaluasi tindakan
24 Melakukan kontrak waktu selanjutnya
25 Berpamitan dengan pasien
26 Membereskan alat-alat
27 Mencuci tangan
Mendokumentasikan
TOTAL
H. CEKLIST
Penilaian Ketrampilan Fisioterapi dada
Nama Mahasiswa : ……………………..
No Mhs: ……………….

No Variabel Penilaian NILAI BOBOT


BENAR SALAH
Alat
1 Kertas tissue 1
2 Bengkok 1
3 Perlak & alas 1
4 Sputum Pot berisi disinfektan 1
Tahap pra interaksi
5 Melakukan veriflkasi data 1
6 Mencuci Tangan 1
7 Menempat alat didekat pasien 1
dengan benar
Tahap Orientasi
8 Memberi salam &
Memperkenalkan diri
9 Menjelaskan tujuan dan prosedur
10 Memberikan kontrak waktu &
Menanyakan kesiapan klien
sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
Pernafasan diafragma
11 Menjelaskan tujuan pernafasan
diafragma
12 Meminta pasien meletakkan satu
tangan diatas perut dibawah iga,
dan tangan lainnya diletakkan
dibagian tengah dada
13 Menarik nafas perlahan & dalam
melalui hidung, sampai perut
mengembang maksimal. Perut
akan mengembang selama
inspirasi & mengempis selama
ekspirasi
14 Meminta pasien menghembuskan
nafas melalui pursed lip sambil
menegangkan otot perut dengan
kuat kearah dalam
15 Rongga dada tidak bergerak,
perhatian ditujukan pada perut
Pursed lib Breathing
16 Menjelaskan tujuan & prosedur
pursed lip
17 Meminta PS menarik nafas lewat
hidung
Minta PS menghembuskan nafas
perlahan melalui pursed lip sambil
menegangkan otot perut
19 Menghitung sampai dengan 7 saat
menghembuskan nafas yang
panjang melalui pursed lip
20 Menyebutkan waktu lain, kapan
pasien dapat melatih pursed lip
breathing
Percusi & Vibrasi
21 Menjelaskan tujuan & prosedur
22 Menganjurkan PS melakukan
pemafasan diafragma
23 Memposisikan PS sesuai posisi
drainase
24 Melakukan perkusi pada dinding
rongga dada selama 1-2 menit
 Kosta paling bawah sampai
bahu pada bagian belakang
 Kosta paling bawah samapi
kosta atas pada bagian depan
25 Jangan melakukan perkusi diatas
tulang belakang, ginjal, hati,
limpa skapula, klavikula, sternum
26 Menganjurkan pasien menarik
nafas dalam perlahan, lakukan
vibrasi sambil pasien
menghembuskan nafas perlahan
melalui pursed lip : letakkan 1
tangan pada daerah yang akan
divibrasi & letakkan tangan lain
diatasnya
27 Menegangkan otot tangan &
lengan sambil melakukan tekanan
yang cukup
28 Memvibrasikan tangan dan
lengan
29 Mengangkat tekanan pada dada
ketika pasien menarik nafas
30 Menganjurkan pasien batuk
dengan menggunakan otot
abdominal setelah 3-4 kali vibrasi
31 Menampung lendir dalam surum
pot
32 Memberi waktu pasien untuk
beristirahat selama beberapa
menit
33 Melakukan auskultasi adanya
perubahan suara nafas
34 Mengulangi perkusi dan vibrasi
secara bergantian sesuai kondisi
pasien, biasanya 15 - 20 menit
Tahap Terminasi
35 Melakukan evaluasi tindakan
36 Melakukan kontrak waktu
selanjutnya
37 Berpamitan dengan pasien
38 Membereskan alat-alat
39 Mencuci tangan
40 Mendokumentasikan
TOTAL

I. DAFTAR PUSTAKA
Black, J.M & Hawk, J.H. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive outcome. (8th ed.) Saunders Elseiver
Potter&Perry, (2008), Prosedur Ketrampilan Dasar Keperawatan, EGC
Smeltzer S.C & Bare,B.G, 2008, Brunner & Sudarth’s textbook of medical
surgical Nursing, edisi 8, vol 1, alih bahasa kuncara et all, EGC, jakarta
J. LAMPIRAN
Posisi –posisi postural drainage

POSTURAL DRAINAGE

Anda mungkin juga menyukai