Anda di halaman 1dari 19

Indonesia telah menerapkan Kesehatan Nasional

Program asuransi sejak Januari 2014. Nasional


Program Asuransi Kesehatan di Indonesia telah lama dilaksanakan, namun
fragmen masih ada dan juga pengelolaan institusi dan penyediaan layanan
yang belum dilakukan secara terpadu.1
Berdasarkan literatur ini, asuransi sosial dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mencapainya
layanan kesehatan, sehingga bisa meningkatkan pemakaian, memperbaiki
status kesehatan, dan mengurangi biaya kesehatan di luar saku.

Setelah program Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan, layanan


kesehatan primer termasuk masyarakat
Puskesmas memiliki peran penting di mana publik
Fasilitas puskesmas memiliki fungsi penjaga gerbang. Itu
Fungsi itu sendiri digambarkan melalui Health Social
Badan Asuransi, yang biasa dikenal dengan BPJS Kesehatan,
sebagai layanan kontak pertama, layanan berkelanjutan, layanan komprehensif
yang meliputi penyembuhan, promotif dan
layanan pencegahan dan juga koordinasi layanan.6

Setelah diimplementasikan, perubahan juga terjadi pada


pengelolaan anggaran asuransi kesehatan pada kesehatan masyarakat
pusat dalam penerbitan peraturan baru yang terkait dengan
implementasi sistem kapitasi. Perubahan pola penganggaran tentu
mempengaruhi program yang dilakukan
pusat kesehatan masyarakat. Dampak lain terhadap layanan kesehatan primer
akibat implementasi Nasional
Program Asuransi Kesehatan adalah peningkatan kunjungan pasien.

Sebuah studi yang berkaitan dengan penggunaan anggaran kapitasi oleh


perawatan primer di Indonesia menyebutkan bahwa persentase
anggaran digunakan untuk kegiatan promotif dan preventif
hanya sekitar 2,7%. Sementara itu, antar individu
Praktik dokter, ditemukan bahwa 5,15% kapitasi
anggaran digunakan untuk kegiatan promotif dan preventif.7
Suatu penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif mengenai
pengaruh peraturan Asuransi Kesehatan Nasional terhadap
pelaksanaan Program Berbasis Kependudukan di
Puskesmas di Sleman, Indonesia juga menyebutkan bahwa peraturan Jaminan
Kesehatan Nasional mengakibatkan fleksibilitas Program Berbasis Penduduk
menjadi terbatas, sehingga pelaksanaan program tersebut.
belum dioptimalkan.8

Menimbang efek Asuransi Kesehatan Nasional


kebijakan untuk program promosi kesehatan dan juga keadaan sedangkan
puskesmas di Indonesia masih
menghadapi keterbatasan sumber daya manusia, baik dari jumlah maupun
aspek kualitas serta keterbatasan infrastruktur yang digunakan di Indonesia
Implementasi program puskesmas, ini
penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak National Health
Kebijakan asuransi mengenai program promosi kesehatan di puskesmas dan
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi selama pelaksanaannya.
metode
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional melalui qualiTATIVE.
Penelitian dilakukan di Sulawesi Selatan
Kota Tangerang yang terletak di Jakarta Selatan.
Data dikumpulkan pada bulan Februari - Maret 2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di wilayah kerja Dinas


Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari staf Dinas Kesehatan, 25
Puskesmas
meliputi kepala puskesmas, penyedia layanan kesehatan seperti dokter,
bidan, perawat dan perawat
petugas program promosi kesehatan dan pengguna jasa sebagai
serta orang-orang yang berpartisipasi dalam promosi kesehatan
pelaksanaan program

Pemilihan sampel informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive


sampling. Sampel terdiri dari tiga sumber berbeda yaitu enam pembuat
kebijakan yang terdiri dari
dua orang, yaitu staf di Dinas Kesehatan itu
Kepala Divisi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kepala Dinas Kesehatan RI
Divisi Promosi Kesehatan dan empat Kepala Umum
Puskesmas, delapan penyedia layanan yang terdiri dari
tiga dokter, satu dokter gigi dan empat pemegang program promosi kesehatan
(dua bidan dan dua lulusan kesehatan masyarakat) dan delapan pengguna
layanan yang terdiri dari empat pasien
atau kerabat mereka dan empat petugas kesehatan masyarakat.
Pemilihan informan didasarkan pada lamanya waktu kerja, jenis kelamin dan
area pusat kesehatan masyarakat (pedesaan / perkotaan)

Konsep berfikir sistem digunakan sebagai konseptual


kerangka kerja untuk menghasilkan analisis yang komprehensif
dari penelitian ini Studi ini menganalisis dampak Nasional
Asuransi Kesehatan dalam komponen input termasuk kebijakan dan komitmen,
pendanaan, fasilitas dan peralatan dan
sumber daya manusia yang terkait dengan pelaksanaan
program promosi kesehatan Kemudian, dalam komponen prosesnya adalah
pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesmas.

Instrumen studi dibagi menjadi tiga bagian termasuk analisis dokumen,


observasi dan wawancara mendalam. Analisis dokumen dilakukan terhadap
peraturan, laporan tahunan, rencana strategis dan rencana kerja,
keduanya dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Tangerang Selatan
Dinas Kesehatan Kota atau instansi pemerintah lainnya
terkait dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, 17 dokumen dianalisis
termasuk 9 produk legal, 6 tahunan
laporan dan 2 dokumen strategis. Pengamatan dilakukan di empat Puskesmas (2
pedesaan, 2 perkotaan).
Pengamatan dilakukan terhadap promosi kesehatan dan
kegiatan pencegahan kesehatan proses pelayanan, ruang
kondisi dan lingkungan kerja. Bentuk-bentuk yang mendalam
Wawancara disusun berdasarkan kerangka konseptual yang dikembangkan oleh
Kementerian Kesehatan secara teknis
bimbingan terkait evaluasi pelaksanaan program promosi kesehatan di
puskesmas, dengan beberapa
penyesuaian. Analisis data menggunakan metode analisis isi.
Transkrip wawancara kemudian dibaca dengan saksama dan diberi kode. Sebelum
belajar, kode umum ditentukan
termasuk kebijakan dan komitmen, pendanaan, fasilitas dan peralatan, sumber
daya manusia dan implementasi
promosi kesehatan.
Berdasarkan protokol nomor 2215-GOA dengan persetujuan
tertanggal 2015 / 30-07 dan 2016 / 06-42 yang diterbitkan oleh Ethic
Panitia Fakultas Kedokteran, Dokuz Eylul
Universitas, tidak ada masalah etika yang diidentifikasi dalam hal ini
belajar.

Hasil
Kebijakan dan Komitmen Program Promosi Kesehatan
Sesuai dengan panduan kesehatan nasional
Implementasi asuransi, manfaat Nasional
Asuransi Kesehatan terdiri dari aspek medis dan non medis. Ada beberapa
layanan yang bisa digunakan
layanan kesehatan utama termasuk promosi kesehatan
dan layanan pencegahan, diagnostik, pemulihan dan kesehatan
konsultasi, operasi non-spesifik, perangkat obat dan kesehatan,
transfusi darah, pelayanan laboratorium, rawat inap as
Begitu juga pelayanan administrasi. Oleh karena itu, Nasional
Asuransi Kesehatan tidak hanya mencakup berbagai kegiatan kuratif, namun
juga program promosi dan pencegahan kesehatan.

Dokumen strategis yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan menggambarkan


bahwa puskesmas sebagai fungsi pelayanan kesehatan primer
sebagai penjaga gerbang di mana salah satu fungsinya adalah menyediakannya
layanan komprehensif termasuk layanan promotif dan preventif.

Sebelum Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan,


Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menerapkan asuransi sosial bagi
seluruh warga negara di mana warga negara
Kota Tangerang Selatan bisa menggunakan puskesmas
layanan gratis Karena itu, tidak ada perubahan fungsi puskesmas setelah
Nasional Kesehatan
Asuransi diimplementasikan dimana puskesmas masih peduli dengan promotif,
preventif dan kuratif
jasa.

Berdasarkan wawancara dengan pembuat kebijakan, mereka menilai tidak ada


perbedaan yang ditemukan sebelum dan sesudah Asuransi Kesehatan Nasional
dilaksanakan.
"Jika melihat asuransi kesehatan, [kekhawatiran perawatan primer] masih
dalam kuratif [pelayanan] karena perawatan medis ditulis lebih banyak
daripada promosi kesehatan.
[...]. Jika kita lihat, ada juga layanan konseling di
Skema Asuransi Kesehatan Nasional] "(Tangerang Selatan,
Staf Dinas Kesehatan).

Namun, ada yang mengatakan bahwa Asuransi Kesehatan Nasional


Kebijakan juga difokuskan pada promotif dan preventif
layanan di mana ada beberapa kebijakan yang terkait dengan
Asuransi Kesehatan Nasional yang membutuhkan puskesmas
untuk melakukan promosi kesehatan.
Terjemahan google

Halaman 1
Korespondensi: Mochamad Iqbal Nurmansyah, Departemen Kesehatan Masyarakat,
Institut Ilmu Kesehatan, Universitas Dokuz Eylul, Izmir, Turki 35340, Telepon:
+90 4122601, e-mail: m.iqbalnurmansyah@gmail.com
Diterima: 15 November 2016
Revisi: 12 Januari th 2017
Diterima: 19 Januari 2017
Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Hak Cipta @ 2017, Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, p-ISSN: 1907-7505, e-
ISSN: 2460-0601, Akreditasi Nomor: 56 / DIKTI / Kep / 2012, http://journal.fkm.ui.ac. id /
kesmas
Cara Cite: Nurmansyah MI, Kilic B. Dampak asuransi kesehatan nasional
kebijakan pelaksanaan program promosi kesehatan di masyarakat
pusat kesehatan di indonesia Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2017;
11 (3): 103-110. (doi: 10.21109 / kesmas.v11i3.1262)
Abstrak
Asuransi Kesehatan Nasional (NHI) Program dilaksanakan di Indonesia pada 1 Januari 2014.
Program ini pasti membawa beberapa perubahan ke mana-
aspek gerial di Puskesmas (Puskesmas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak
kebijakan NHI dalam pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas
di Kota Tangerang Selatan, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif selama bulan Februari dan Maret 2016. Dampak NHI terlihat pada pol-
es, anggaran, peralatan, sumber daya manusia dan pelaksanaan program promosi kesehatan.
Dengan metode purposive sampling, enam pembuat kebijakan, delapan layanan
penyedia layanan dan delapan pengguna layanan dipilih untuk wawancara mendalam. 17
dokumen dianalisis. Pengamatan dilakukan di empat Puskesmas terpilih.
Analisis data menggunakan analisis isi tematik. Tidak ada perbedaan fungsi PHC sebelum
dan sesudah periode NHI. Anggaran yang dikeluarkan untuk promo kesehatan-
program meningkat setelah NHI dilaksanakan yang dapat mewakili kesempatan bagi
Puskesmas untuk berinovasi, mendapatkan bahan dan menerapkan kesehatan yang lebih baik
program promosi Anggaran belanja yang dapat digunakan untuk melaksanakan program
promosi kesehatan dan beberapa program promosi kesehatan yang baru dilaksanakan.
gram di era NHI membuktikan bahwa kebijakan NHI memiliki dampak positif pada
pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas.
Kata kunci: program promosi kesehatan, asuransi kesehatan nasional, pusat kesehatan
masyarakat
Abstrak
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah diimplementasikan di Indonesia pada 1 Januari
2014. Hal tersebut membawa beberapa perubahan pada aspek
manajerial pada pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Penelitian ini dimaksudkan untuk
menyampaikan dampak dari kebijakan JKN terhadap implemen-
tasi program promosi kesehatan di puskesmas di Kota Tangerang Selatan, Indonesia.
Penelitian menggunakan metode kualitatif. Dataegang pada
Februari - Maret 2016. Program dampak dalam hal kebijakan, dana, fasilitas, sumber daya
manusia dan pelaksanaan program promosi kese-
hatan Mencari Google Artikel using Metode purposive sampling, Enam Pengambil kebijakan,
Delapan Pemberi LAYANAN Dan Delapan PENERIMA LAYANAN diambil se
bagai informan dalam penelitian ini. Pada dokumen dokumen, 17 dokumen yang dianalisis.
Observasi dilakukan dengan melihat kegiatan yang dilakukan di
empat puskesmas Analisis data menggunakan analisis konten tematik. Tidak ada perbedaan
dari fungsi puskesmas sebelum dan sesudah adanya JKN.
Dana yang digunakan untuk kegiatan promosi kesehatan telah mengalami peningkatan
setelah pelaksanaan kebijakan JKN dimana dana tersebut dapat di-
digunakan untuk berinovasi, memberi peralatan dan melakukan promosi kesehatan dengan
lebih baik. Dana kapitasi yang dapat digunakan untuk melaksanakan
program promosi kesehatan dan beberapa kegiatan promosi kesehatan yang baru
dilaksanakan pada saat era JKN menjadi bukti kebijakan JKN memi-
liki dampak positif terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesmas.
Kata kunci: Program promosi kesehatan, jaminan kesehatan nasional, Pusat Kesehatan
Masyarakat
Dampak Kebijakan Asuransi Kesehatan Nasional terhadap
Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di Umum
Pusat Kesehatan di Indonesia
Dampak Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional terhadap Implementasi
Program Promosi Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Mochamad Iqbal Nurmansyah, Bulent Kilic
Departemen Kesehatan Masyarakat, Institut Ilmu Kesehatan, Universitas Dokuz Eylul,
Izmir, Turki
Nurmansyah et al. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2017; 11 (3): 103-110
DOI: 10.21109 / kesmas.v11i3.1262

Halaman 2
104
Kesmas: National Public Health Journal, 2017; 11 (3): 103-110
pengantar
Indonesia telah menerapkan Kesehatan Nasional
Program asuransi sejak Januari 2014. Nasional
Program Asuransi Kesehatan di Indonesia telah lama menjadi im-
plemented, namun fragmen masih ada sebaik mana-
lembaga ging dan layanan yang disediakan belum menjadi con-
disalurkan secara terpadu. 1 Berdasarkan literatur ini, jadi-
Asuransi cial dapat meningkatkan kemampuan orang untuk mencapainya
layanan kesehatan, sehingga bisa meningkatkan pemakaian, memperbaiki
status kesehatan, dan mengurangi biaya kesehatan di luar saku. 2-5
Setelah program Asuransi Kesehatan Nasional im-
plemented, layanan kesehatan primer termasuk publik
Puskesmas memiliki peran penting di mana publik
Fasilitas puskesmas memiliki fungsi penjaga gerbang. Itu
Fungsi itu sendiri digambarkan melalui Health Social
Badan asuransi, umumnya dikenal sebagai BPJS Kesehatan,
sebagai layanan kontak pertama, layanan terus menerus, compre-
layanan hensif yang meliputi kuratif, promotif dan
layanan pencegahan dan juga koordinasi layanan. 6
Setelah diimplementasikan, perubahan juga terjadi pada
pengelolaan anggaran asuransi kesehatan pada kesehatan masyarakat
pusat dalam penerbitan peraturan baru yang terkait dengan
implementasi sistem kapitasi. Perubahan bud-
Pola geting pasti mempengaruhi program yang dilakukan oleh
pusat kesehatan masyarakat. Dampak lain terhadap kesehatan primer-
layanan perawatan akibat implementasi Nasional
Program Asuransi Kesehatan adalah peningkatan kunjungan pasien.
Sebuah studi yang berkaitan dengan penggunaan anggaran kapitasi oleh pri-
Perawat di Indonesia menyebutkan bahwa persentase
anggaran digunakan untuk kegiatan promotif dan preventif
hanya sekitar 2,7%. Sementara itu, antar individu
Praktik dokter, ditemukan bahwa 5,15% kapitasi
anggaran digunakan untuk kegiatan promotif dan preventif. 7
Sebuah studi yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif pada ef-
peraturan kesehatan kesehatan nasional
pelaksanaan Program Berbasis Kependudukan di
Puskesmas di Sleman, Indonesia juga laki-
Menunjukkan bahwa hasil peraturan Jaminan Kesehatan Nasional-
ed dalam fleksibilitas Program Berbasis Populasi menjadi-
datang terbatas, jadi pelaksanaan program tersebut
belum optimal. 8
Menimbang efek Asuransi Kesehatan Nasional
kebijakan untuk program promosi kesehatan dan juga circum-
sikap sedangkan puskesmas di Indonesia masih
menghadapi keterbatasan sumber daya manusia, baik dari jumlah maupun
aspek kualitas serta keterbatasan infrastruktur yang digunakan di Indonesia
Implementasi program puskesmas, ini
penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak National Health
Kebijakan asuransi untuk program promosi kesehatan di pub-
lic pusat kesehatan dan untuk menemukan masalah yang terjadi du-
cincin pelaksanaannya
metode
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional melalui quali
pendekatan tatif Penelitian dilakukan di Sulawesi Selatan
Kota Tangerang yang terletak di Jakarta Selatan.
Data dikumpulkan pada bulan Februari - Maret 2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja dalam pekerjaan-
Di wilayah Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan terdiri-
dari staf Dinas Kesehatan, 25 Puskesmas
meliputi kepala puskesmas, dinas kesehatan ser-
wakil penyedia layanan seperti dokter, bidan, perawat dan
petugas program promosi kesehatan dan pengguna jasa sebagai
serta orang-orang yang berpartisipasi dalam promosi kesehatan
pelaksanaan program
Pemilihan sampel informan dalam penelitian ini menggunakan penelitian pur-
metode sampling posive. Sampel terdiri dari tiga dif-
sumber ferent yang terdiri dari enam pembuat kebijakan yang terdiri dari
dua orang, yaitu staf di Dinas Kesehatan itu
Kepala Divisi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kepala Dinas Kesehatan RI
Divisi Promosi Kesehatan dan empat Kepala Umum
Puskesmas, delapan penyedia layanan yang terdiri dari
tiga dokter, satu dokter gigi dan empat petugas promosi kesehatan pro-
pemegang gram (dua bidan dan dua kesehatan masyarakat gra-
duates) dan delapan pengguna layanan yang terdiri dari empat pasien
atau kerabat mereka dan empat petugas kesehatan masyarakat.
Pemilihan informan didasarkan pada lamanya kerja-
waktu, jenis kelamin dan area pusat kesehatan masyarakat (pedesaan / perkotaan).
Konsep berfikir sistem digunakan sebagai konseptual
kerangka kerja untuk menghasilkan analisis yang komprehensif
dari penelitian ini Studi ini menganalisis dampak Nasional
Asuransi Kesehatan dalam komponen input termasuk poli-
cy dan komitmen, pendanaan, fasilitas dan peralatan dan
sumber daya manusia yang terkait dengan pelaksanaan
program promosi kesehatan Kemudian, dalam proses compo-
Berikut ini adalah implementasi promosi kesehatan pro-
gram di puskesmas.
Instrumen penelitian dibagi menjadi tiga bagian in-
cluding analisis dokumen, observasi dan mendalam in-
terview Analisis dokumen dilakukan pada regula-
laporan tahunan, rencana strategis dan rencana kerja,
keduanya dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Tangerang Selatan
Dinas Kesehatan Kota atau instansi pemerintah lainnya
terkait dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, 17 docu-
dianalisis termasuk 9 produk legal, 6 tahunan
laporan dan 2 dokumen strategis. Pengamatan adalah con-
disalurkan ke empat Puskesmas (2 pedesaan, 2 perkotaan).
Pengamatan dilakukan terhadap promosi kesehatan dan
kegiatan pencegahan kesehatan proses pelayanan, ruang
kondisi dan lingkungan kerja. Bentuk-bentuk yang mendalam
wawancara disusun berdasarkan kerangka konseptual-
pekerjaan yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan secara teknis
panduan terkait dengan evaluasi promosi kesehatan pro-
Implementasi gram di puskesmas, dengan beberapa
penyesuaian. Analisis data menggunakan metode analisis isi.
Transkrip wawancara kemudian dibaca dengan teliti dan gi-
kode ven Sebelum belajar, kode umum ditentukan
termasuk kebijakan dan komitmen, pendanaan, fasilitas

Halaman 3
Nurmansyah et al, Dampak Kebijakan Asuransi Kesehatan Nasional terhadap Pelaksanaan
Program Promosi Kesehatan
105
dan peralatan, sumber daya manusia dan implementasi
promosi kesehatan.
Berdasarkan protokol nomor 2215-GOA dengan persetujuan
tertanggal 2015 / 30-07 dan 2016 / 06-42 yang diterbitkan oleh Ethic
Panitia Fakultas Kedokteran, Dokuz Eylul
Universitas, tidak ada masalah etika yang diidentifikasi dalam hal ini
belajar.
Hasil
Kebijakan dan Komitmen Program Promosi Kesehatan
Sesuai dengan panduan kesehatan nasional
Implementasi asuransi, manfaat Nasional
Asuransi Kesehatan terdiri dari medis dan non-medis as-
peka. Ada beberapa layanan yang bisa digunakan
layanan kesehatan utama termasuk promosi kesehatan
dan layanan pencegahan, diagnostik, pemulihan dan kesehatan
konsultasi, operasi non-spesifik, perangkat obat dan kesehatan,
transfusi darah, pelayanan laboratorium, rawat inap as
Begitu juga pelayanan administrasi. Oleh karena itu, Nasional
Asuransi Kesehatan tidak hanya terdiri dari berbagai kuratif ac-
tivities, tapi juga promosi kesehatan dan pencegahan pro-
gram.
Dokumen strategis yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan menggambarkan
bahwa puskesmas sebagai fungsi pelayanan kesehatan primer
sebagai penjaga gerbang di mana salah satu fungsinya adalah menyediakannya
layanan komprehensif termasuk promotive dan preven-
layanan tive.
Sebelum Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan,
Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menerapkan begitu-
asuransi untuk semua warga negara di mana warga negara
Kota Tangerang Selatan bisa menggunakan puskesmas
layanan gratis Oleh karena itu, tidak ada perubahan pub-
fungsi puskesmas setelah Kesehatan Nasional
Asuransi diimplementasikan di mana kesehatan masyarakat cen-
Masih peduli pada promotif, preventif dan kuratif
jasa.
Berdasarkan wawancara dengan pembuat kebijakan, mereka sepakat-
Dering bahwa tidak ada perbedaan yang ditemukan sebelum dan af-
Ter National Health Insurance diimplementasikan.
"Jika melihat asuransi kesehatan, [kekhawatiran pri-
mary care] masih menjalani penyembuhan [layanan] karena medi-
Perawatan cal ditulis lebih banyak daripada promosi kesehatan
[...]. Jika kita lihat, ada juga layanan konseling di
Skema Asuransi Kesehatan Nasional] "(Tangerang Selatan,
Staf Dinas Kesehatan).
Namun, ada yang mengatakan bahwa Asuransi Kesehatan Nasional
Kebijakan juga difokuskan pada promotif dan preventif
layanan di mana ada beberapa kebijakan yang terkait dengan
Asuransi Kesehatan Nasional yang membutuhkan puskesmas
untuk melakukan promosi kesehatan.
"Program semuanya serupa, namun penambahannya adalah tentang
masalah dana Asuransi Kesehatan Nasional tersedia
untuk konseling dan pemberian informasi kesehatan
[Program Jaminan Sosial] "(Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat
Pusat di Daerah Pedesaan)
Berdasarkan wawancara tersebut, Puskesmas juga memilikinya
untuk memberikan pelayanan kuratif lebih banyak lagi mengingat hal itu
adalah suatu kondisi yang mendorong puskesmas
melakukan kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Con-
Dition adalah minimnya fasilitas layanan kesehatan sekunder
di Tangerang Selatan, sehingga mendorong kesehatan masyarakat cen-
ters menyediakan layanan rawat inap. Berdasarkan dokumen
analisis, 21 dari 25 Puskesmas di Sulawesi Selatan
Tangerang menyediakan layanan rawat inap.
Menurut penyedia layanan, fungsi publik
Puskesmas terdiri dari promosi kesehatan dan pra-
layanan rujukan serta fungsi kuratif. Untuk mereka,
Tidak ada peningkatan kunjungan pasien yang signifikan setelahnya
Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan. Dari
Perspektif pengguna jasa, tidak ada perbedaan
persyaratan fungsi puskesmas sebelum dan sesudahnya
Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan.
"Tidak ada perbedaan (sebelum dan sesudah Nasional)
Asuransi Kesehatan diimplementasikan), menyangkut kuratif
[layanan] oleh fasilitas rawat inap dan preven-
tive [kegiatan] "(Dokter Pusat Kesehatan Masyarakat di Indonesia)
Daerah Perkotaan).
Pendanaan untuk Program Promosi Kesehatan
Sebelum pelaksanaan Asuransi Kesehatan Nasional,
Sumber dana promosi kesehatan berasal dari Dinas Kesehatan
Dana Operasional. Berdasarkan pedoman penggunaan
Dana Operasional Kesehatan yang dikeluarkan oleh Menteri
Kesehatan, 60% dana dari Dana Operasional Kesehatan
digunakan oleh pusat kesehatan masyarakat untuk mencapai Milenium
Tujuan Pembangunan (MDGs) dan 40% dana tersebut
dapat digunakan untuk layanan dan manajemen pub-
pusat kesehatan yang licin.
Setelah Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan,
BPJS Kesehatan membuat pra-pembayaran kepada kesehatan masyarakat-abad
Fasilitas berbasis kapitasi untuk jumlah par-
peserta terdaftar di fasilitas puskesmas.
Dana kapitasi digunakan untuk pembayaran personil re-
lingkungan dan pelayanan kesehatan. Penghargaan tenaga
dibayar dengan minimum 60% dari total kapitasi re-
diterima dan digunakan untuk pekerjaan medis dan non-medis -
ers yang menyediakan layanan di puskesmas fa-
kesopanan
Distribusi penghargaan tenaga kerja ditentukan oleh
mempertimbangkan jenis posisi pekerjaan atau pendidikan
dan kehadiran harian. Tenaga medis mendapat 150 poin,
Apoteker dan profesi keperawatan mendapat 100 poin, bache-
Dalam ilmu kesehatan mendapat 60 poin, associate degree
(Diploma 3) di bidang kesehatan atau non kesehatan mendapat 40 poin, medi-
Pekerja cal yang lebih rendah dari tingkat associate mendapat 25 poin
dan tenaga medis non-medis yang lebih rendah dari yang dimiliki associate degree
15 poin Dalam hal penilaian kehadiran harian, pekerja
Hadir setiap hari kerja diberi skor 1

Halaman 4
106
titik per hari dan minus 1 poin jika datang terlambat atau pergi
Pulang lebih awal sampai beberapa jam.
Persentase untuk dana operasi layanan kesehatan adalah
ditujukan untuk mendanai obat-obatan, peralatan kesehatan dan yang pertama kali digunakan
bahan medis serta kegiatan operasional lainnya,
seperti upaya kesehatan individu termasuk promotif,
kegiatan preventif, kuratif dan rehabilitatif, rumah
kunjungan dalam rangka upaya kesehatan individu, operasional
untuk mobile puskesmas, bahan cetak atau kantor
alat tulis Karena itu, setelah National Health Insurance
Diimplementasikan, terjadi perubahan jumlah dana re-
diterima oleh puskesmas.
Pembuat kebijakan mengatakan ada perubahan dana
sumber selama era Asuransi Kesehatan Nasional di mana
Sumber dana tersebut berasal dari Operasi Kesehatan
Dana, maka sekarang ada dana capitasi, jadi anggarannya
lebih besar Mereka juga mengatakan bahwa dana saat ini sudah memadai
untuk mendanai kegiatan promosi dan pencegahan kesehatan.
"Di era Asuransi Kesehatan Nasional ini, pro-
Aktivitas gerak lebih optimal dan maksimal be-
Penyebab dukungan dana. Asuransi Kesehatan Nasional ini
kebijakan terasa begitu nyata [diimplementasikan]. Kita bisa menggunakan dana itu
untuk kegiatan di lapangan, seperti kesehatan masyarakat di luar ruangan
konseling pusat termasuk bahaya merokok saat itu
kesehatan mental orang. (Kepala Puskesmas di Kota Yogyakarta)
Daerah pedesaan)
"30% dana kapitasi untuk kesehatan masyarakat cen-
ters 'operasi. Dari dana itu, kami juga menggunakan [dana]
untuk promosi, dan pemberian informasi Nasional
Program asuransi kesehatan ". (Kepala Dinas Kesehatan
Pusat di Daerah Pedesaan)
Namun, beberapa juga mengatakan bahwa masih ada kebingungan
tentang penggunaan dana kapitasi, jadi kepala masyarakat
Puskesmas harus sering berkonsultasi ke Dinas Kesehatan
dalam penggunaannya Penyedia layanan menyatakan bahwa dana tersebut
digunakan untuk promosi kesehatan dan pencegahannya sudah
memadai dan meningkat. Mereka juga mengatakan bahwa hadiahnya
diterima memang adil karena sudah terbagi sesuai
dengan posisi kerja atau tingkat pendidikan. Insentif
juga dianggap cukup memadai.
"Perhitungan [penghargaan pribadi] pada Nasional
Asuransi Kesehatan cukup adil dan sesuai dengan masing-masing
pendidikan. "(Pemegang Program Promosi Kesehatan PT
Puskesmas di Daerah Perkotaan)
Namun, masih ada keluhan mengenai perbedaan besar-
ferensi dana kapitasi yang diterima oleh masing-masing kesehatan masyarakat
pusat sesuai dengan jumlah orang regis-
Tered di puskesmas. Karena itu, kesehatan masyarakat
pusat yang memiliki jumlah pasien yang lebih banyak memiliki lar-
Pangsa dana kapitasi dari pada kesehatan masyarakat cen-
ters yang memiliki lebih sedikit pasien.
"[Jumlahnya] kurang. Pelayanan di setiap kesehatan masyarakat
center berbeda. Lebih baik kalau bisa disamakan. "
(Dokter di Daerah Pedesaan)
Petugas kesehatan masyarakat juga mengatakan bahwa dana yang ada
untuk promosi dan pencegahan kesehatan dipertimbangkan ade-
quate dan bahwa tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah
penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk kesehatan
pencegahan promosi
Fasilitas dan Peralatan Program Promosi Kesehatan
Pembuat kebijakan menilai bahwa fasilitas promosi kesehatan
dasi, seperti proyektor, laptop, poster, dan spanduk di
Puskesmas cukup memadai dalam hal kuantitas
dan kualitas. Beberapa juga menyebutkan bahwa dengan adanya
Dana Asuransi Kesehatan Nasional, promosi kesehatan fa-
cilities meningkat seperti speaker, poster dan accom-
modulasi diberikan kepada pasien selama promosi kesehatan
kegiatan. Namun, beberapa menganggap infrastruktur fisik-
Ture masih belum memadai, seperti kurangnya poliklinik
kamar dan jumlah kursi yang lebih rendah dalam menunggu pasien
kamar.
Penyedia layanan mengatakan bahwa promo kesehatan saat ini-
Fasilitas sudah memadai. Mereka menyebutkan
bahwa pelaksanaan Asuransi Kesehatan Nasional
Program memberikan kontribusi positif terhadap promosi kesehatan fa-
cilities karena dana yang ada bisa digunakan untuk membeli
poster dan bahan lainnya yang dibutuhkan saat tampil
promosi kesehatan.
"Di Asuransi Kesehatan Nasional, kami mencetak selebaran di
kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan sekitar
promosi kesehatan, juga mencetak spanduk promotif, pra-
aktivitas dan latar belakang acara. "(Kesehatan
Pemegang Program Promosi Puskesmas di Kota Yogyakarta /
Daerah Perkotaan)
"Saya merasa sudah memadai seperti setelah Kesehatan Nasional
Asuransi diimplementasikan, ada dana tambahan.
Konseling juga meningkat. Dengan dana tersebut, kami sangat as-
sisted untuk speaker dan menyajikan makanan ringan. "(Health
Pemegang Program Promosi Puskesmas di Kota Yogyakarta /
Daerah pedesaan)
Namun, penyedia layanan juga mengatakan bahwa ada
Masih kurang fasilitas, seperti ruang dan kursi poliklinik
ruang tunggu Mereka menyatakan bahwa dana yang diterima
dari Asuransi Kesehatan Nasional tidak bisa digunakan untuk
membeli fasilitas seperti kursi di ruang tunggu.
"Kursi di ruang tunggu tidak memadai karena [
kursi] masih terbuat dari kayu, jadi [kita harus] menunggu dari
Dinas Kesehatan. Asuransi Kesehatan Nasional tidak
Meliputi pembelian mebel karena Kesehatan Nasional
Dana asuransi hanya bisa digunakan untuk peralatan kesehatan,
obat-obatan, BMHP dan operasional promotif dan preventif
kegiatan "(Pemimpin Program Promosi Kesehatan masyarakat
pusat kesehatan di Daerah Perkotaan)
Pengguna layanan mengatakan bahwa promosi kesehatan saat ini
fasilitas sudah memadai Beberapa menganggap mereka
tidak memadai karena tidak ada tempat untuk Terpadu
Perawatan Kesehatan (Posyandu / perawatan kesehatan yang diselenggarakan oleh PT
Kesmas: National Public Health Journal, 2017; 11 (3): 103-110

Halaman 5
107
masyarakat), sehingga rumah rakyat harus digunakan untuk in-
perawatan kesehatan yang terdegradasi.
Sumber Daya Manusia untuk Program Promosi Kesehatan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan tentang im-
penyempurnaan promosi kesehatan, pengelolaan kesehatan
Promosi harus dilakukan oleh koordinator yang
lulus dari associate degree (Diploma 3) bidang kesehatan sebagai
Begitu tertarik dan berbakat di bidang kesehatan pro-
gerakan. Jika tidak ada yang memenuhi persyaratan, harus ada semua
tenaga medis lainnya di puskesmas, seperti
dokter, perawat, bidan, sanitarian, dll.
Pembuat kebijakan menilai sumber daya manusia itu
sudah cukup dalam hal kuantitas dan kualitasnya
ada kepala Puskesmas di bawah pedesaan
kriteria daerah yang menganggap bahwa manusia yang ada re-
Sumbernya kurang dalam hal kuantitas dan kualitas.
Kurangnya pekerja ditunjukkan oleh angka yang lebih rendah
dari dokter Di salah satu puskesmas di daerah pedesaan,
Hanya ada tiga dokter tempat satu dokter bekerja
Saat shift pagi, satu dokter bekerja pada shift sore
dan satu dokter bekerja di luar, oleh karena itu jumlahnya
dianggap tidak memadai Itu juga disebutkan itu
Saat ini, Dinas Kesehatan telah berusaha untuk bertemu dengan hu-
persyaratan sumber daya manusia dengan merekrut non-govern-
pekerja mental
"Saya pikir sumber daya manusia masih belum cukup ... ideal
Jumlah dokter adalah 6, yaitu 2 dokter pagi
shift, dan lain-lain bisa melakukan program kesehatan diluar masyarakat
pusat kesehatan dan shift malam. "(Kepala Kesehatan Masyarakat
Pusat di Daerah Pedesaan)
Penyedia layanan di pusat kesehatan masyarakat di pedesaan a-
Reas juga mengatakan bahwa masih ada kekurangan dalam hal
baik kuantitas maupun kualitas seperti yang ditunjukkan oleh profesional
layanan yang ditangani oleh non-profesional, seperti bidan
yang harus bertindak sebagai perawat. Layanan penerima juga laki-
disebutkan bahwa layanan rawat inap menambah beban kerja
pekerja medis Namun, sebagian besar tenaga medis di Indonesia
Puskesmas di daerah perkotaan mengatakan bahwa jumlahnya
dan kualitas sumber daya manusia sudah memadai.
Pengguna jasa menyebutkan bahwa jumlah dan kualitasnya
sumber daya manusia sudah memadai Namun,
ada petugas kesehatan masyarakat yang mengatakan bahwa
jumlah sumber daya manusia puskesmas tersebut
Masih belum memadai karena ada Integrated Health
Perhatian yang belum pernah dikunjungi oleh puskesmas '
staf sering.
Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan
Pembuat kebijakan mengatakan bahwa ada beberapa metode
Digunakan dalam promosi kesehatan, seperti menyediakan selebaran,
poster dan promosi kesehatan di dalam dan di luar build-
Seperti kunjungan ke rumah, sekolah, kantor dan rumah orang
pemberdayaan baik siswa maupun masyarakat.
Setelah Asuransi Kesehatan Nasional diterapkan, beberapa con-
Sidered bahwa ada metode tambahan, seperti avail-
kemampuan spesialis atau pembicara yang kompeten dalam memberikan
dan konseling. Ada juga program lain per-
terbentuk, seperti Program Manajemen Penyakit Kronis
(Prolanis) dan pendidikan kesehatan tentang insu- sosial
rance Berdasarkan panduan Implementasi Prolanis
mendokumentasikan dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan, Prolanis bertujuan untuk
menjaga kesehatan Asuransi Kesehatan Nasional
peserta yang menderita penyakit kronis hingga ac-
Memadukan kualitas hidup optimal dengan efektif dan efisien
biaya layanan kesehatan Aktivitas dan Penyakit Kronis
Program Manajemen meliputi konsultasi medis,
kunjungan rumah, pengingat, aktivitas klub dan pemantauan
status kesehatan.
Informan menyebutkan masalah selama imple-
penyuluhan promosi dan pencegahan penyakit, seperti
kesulitan untuk mengubah perilaku masyarakat karena
beberapa aspek, seperti komunitas heterogen condi-
kurang kesadaran dan sulitnya mencapai laki-laki
kelompok yang bekerja pada siang hari, jadi promo kesehatan-
hanya bisa mencapai ibu rumah tangga saja.
"Karena Asuransi Kesehatan Nasional mencakup manajemen
penyakit kronis dan pendidikan kesehatan, kami mengundang 50
orang, kami menggunakan speaker yang kompeten dari luar. Kita lakukan
penyuluhan tentang penyakit tidak menular, kebijakan di Indonesia
sesuai dengan dana yang kita miliki. "(Kepala Bagian Umum
Pusat Kesehatan di Daerah Perkotaan)
Penyedia layanan juga mengatakan bahwa promosi kesehatan dan
Pencegahan penyakit dilakukan di luar dan di dalam
bangunan. Aktivitas umum meliputi distribusi
selebaran, pemasangan poster, dan kunjungan ke rumah,
sekolah dan tempat kerja. Beberapa informan mengatakan bahwa di sana
adalah sebuah perubahan setelah Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan-
Di dalamnya ada dana tambahan yang bisa
digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai sosial
asuransi kesehatan dan manajemen penyakit kronis
Kegiatan program. Namun, ada juga informan
yang mengatakan bahwa tidak ada perubahan yang ditemukan sebelum dan sesudahnya
Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan. Masalah im-
plementasi program promosi kesehatan yang diungkapkan oleh
Penyedia layanan serupa dengan masalah yang disebutkan be-
kedepan tentang sulitnya mengubah beha-
vior. Penyedia layanan menganggap mereka sudah pro-
Dengan promosi kesehatan yang memadai, tapi orang-orangnya
kurang sadar akan kesehatan karena mereka memiliki gaya hidup sehat jika mereka
menderita penyakit
"Setelah Asuransi Kesehatan Nasional diimplementasikan,
kami lebih sering melakukan konseling langsung ke lingkungan sekitar
kelompok dan dusun. Kami juga memberikan konseling tentang de-
penyakit generatif. Sekarang targetnya lebih besar. "(Kesehatan
Pemegang Program Promosi Puskesmas di Kota Yogyakarta /
Daerah Perkotaan)
Beberapa penerima layanan kurang tahu tentang kesehatan yang ada
Nurmansyah et al, Dampak Kebijakan Asuransi Kesehatan Nasional terhadap Pelaksanaan
Program Promosi Kesehatan

Halaman 6
108
promosi dan program pencegahan penyakit, namun publik
petugas kesehatan mengatakan bahwa ada beberapa metode
promosi kesehatan termasuk membuat poster yang tersedia,
selebaran dan konseling kesehatan. Masalah yang disebutkan oleh
Peserta program promosi kesehatan serupa dan
termasuk kurang kesadaran akan masalah kesehatan dan kesulitan-
kultivar untuk mencapai orang-orang kaya yang tinggal di rumah-rumah elit.
Mereka mengatakan tidak ada perubahan yang ditemukan sebelum dan sesudah Nasional
Asuransi Kesehatan diimplementasikan.
Berdasarkan pengamatan, ada poster dan
brosur yang berkaitan dengan promosi kesehatan di poliklinik,
ruang kesehatan ibu dan anak, ruang kontrasepsi, pa-
ruang tunggu dan ruang obat. Kesehatan masyarakat cen-
Ia juga melakukan Manajemen Penyakit Kronis
Program dimana kegiatan meliputi senam,
pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat. Beberapa publik
Puskesmas juga menggunakan televisi sebagai promosi kesehatan
media di ruang tunggu
Disimpulkan bahwa beberapa program promosi kesehatan
seperti menyediakan selebaran, poster, kunjungan rumah, sekolah
kunjungan, kunjungan kerja dan pemberdayaan masyarakat
siswa dan masyarakat telah diimplementasikan menjadi-
kedepan dan setelah Polis Asuransi Kesehatan Nasional
diimplementasikan Namun, ada beberapa pro-
program gerak yang diimplementasikan baru setelahnya
Program Asuransi Kesehatan Nasional dilaksanakan-
seperti Prolanis, mempromosikan Kesehatan Nasional
Asuransi, kunjungan rumah yang lebih intens dan konsultasi publik-
ing.
Selain itu, informan mengatakan bahwa tidak ada
perubahan dalam promosi kesehatan dilaksanakan sebelum dan sesudah-
Dalam program Asuransi Kesehatan Nasional yang mungkin
karena regulasi yang tidak mencukupi.
Sebenarnya, panduan untuk perawatan kesehatan primer untuk im-
plement Program Prolanis diluncurkan oleh BPJS
Kesehatan. Selanjutnya, peraturan yang mendorong
pelayanan kesehatan dasar untuk melaksanakan program Prolanis
juga dieksekusi melalui BPJS Kesehatan, Peraturan
Nomor 2 tahun 2015. Namun demikian, BPJS Kesehatan
Peraturan Nomor 3 Tahun 2015 menyebutkan bahwa kesehatan primer
perawatan wajib menjalankan program tersebut pada bulan Januari
2017.
Tepatnya peraturan itu melarang norma kapitasi
dan komitmen berdasarkan sistem kapitasi yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kemanjuran nasional
Program Asuransi Kesehatan melalui sistem pengendalian mutu
tem dan sistem pembiayaan di bidang perawatan kesehatan primer.
Oleh karena itu, untuk menerima 100% dana talangan, pri-
Perawatan kesehatan mary harus memenuhi beberapa indikator seperti
tingkat kontak pasien harus lebih dari atau sama dengan 150
per mil, rujukan rujukan non khususistic case yang seharusnya
berada di bawah 5% dan Prolanis peserta petugas harus
lebih dari atau sama dengan 50% dalam satu bulan. Jika publik
pusat kesehatan tidak memenuhi indikator tersebut, mereka akan melakukannya
menerima dana talangan kurang dari seharusnya. Jika tidak,
Jika pusat kesehatan masyarakat melebihi indikator tersebut, siapa
akan mendapatkan hadiah dari BPJS Kesehatan. Ini adalah pertimbangan-
Dengan peraturan itu bisa menjadi faktor pendukung en-
courages puskesmas untuk melakukan Prolanis
program promosi kesehatan dan lainnya.
Faktor lainnya adalah kurangnya inisiatif dari ma-
nagers di puskesmas untuk melakukan penambahan
program promosi kesehatan Namun, kekurangan staf
Bisa juga menjadi alasan puskesmas un-
mampu menerapkan program promosi kesehatan tambahan.
Diskusi
Ada beberapa studi mengenai dampak dari
Program Asuransi Kesehatan Nasional untuk promosi kesehatan
karena program ini masih diimplementasikan. Ini
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tiga metode
pengumpulan data, untuk membatasi bias penelitian ini.
Salah satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah isinya
hanya perspektif awal dari penerima layanan dan pengguna
karena program ini diimplementasikan baru-baru ini di awal
2014. Oleh karena itu, analisis lebih lanjut diperlukan dalam follow-
tahun. Selain itu, juga perlu dipelajari oleh ap-
proaches, seperti kuantitatif untuk membandingkan keampuhannya
program promosi kesehatan sebelum dan sesudah implemen-
Program Asuransi Kesehatan Nasional.
Kebijakan penggunaan dana kapitasi di Kesehatan Nasional
Skema asuransi yang bisa digunakan untuk implemen-
Promosi kesehatan dan kebijakan tambahan semacam itu
sebagai implementasi Prolanis dan penyuluhan kesehatan di pub-
Pusat kesehatan yang dianggap memiliki efek positif pada imple-
penyuluhan promosi kesehatan.
Sesuai dengan konsep dasar yang dinyatakan oleh
Pemerintah Indonesia mengenai tujuan - tujuan
Program Asuransi Kesehatan Nasional, komprehensif
layanan termasuk pencegahan, pencegahan, penyembuhan dan reha-
layanan bilitatif. 1 Hal ini mirip dengan konsep
Asuransi Kesehatan Nasional dilaksanakan di Turki di Indonesia
dimana Kementerian Kesehatan menambahkan promosi kesehatan dan
program pencegahan penyakit untuk seluruh populasi,
terutama anak-anak dan perempuan. 9
Cakupan Kesehatan Universal dapat didanai dengan baik saat
pemerintah melakukan promosi kesehatan berbasis fakta
program dan mempekerjakan profesional kesehatan. Efektif
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit mengurangi pres-
yakin pada sistem kesehatan dan dengan demikian ekonomi dan secara langsung
meningkatkan kesehatan seseorang serta mantan kehidupan pemanjangan
pectancy. 10
Mengingat konsep dasar puskesmas
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan, publik
Puskesmas memberikan tindakan promotif dan preventif
sebagai fasilitas kesehatan primer. Penyediaan pro kesehatan
layanan gerak adalah wajib untuk pusat kesehatan masyarakat.
Pada tingkat global, konferensi internasional pertama re-
Kesmas : National Public Health Journal , 2017; 11 (3): 103-110

Halaman 7
109
lated untuk perawatan kesehatan primer sebagai perangkat untuk meningkatkan kesehatan
Status itu deklarasi Alma-Ata yang dilakukan pada tahun 1978
di Kazakhstan. 11 Dalam deklarasi tersebut, pelayanan kesehatan dasar
dicirikan sebagai termasuk pemecahan masalah kesehatan
di tingkat masyarakat, dan memberikan promotif, preven-
tive, kuratif dan rehabilitatif layanan. 12
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan di kesehatan masyarakat
pusat di Indonesia tidak hanya ditunjukkan dalam studi ini. SEBUAH
studi yang dilakukan di Gianyar Kabupaten juga menunjukkan bahwa
ada kurangnya sumber daya manusia seperti dokter
dan perawat di puskesmas. 13 Salah-tantangan yang
tantangan-dihadapi oleh pusat-pusat kesehatan masyarakat di bidang kesehatan melakukan
promosi, pusat kesehatan terutama masyarakat kurang azasi
sumber daya manusia di Tangerang Selatan, adalah layanan rawat inap
beban. Rendahnya jumlah tempat tidur di rumah sakit juga oc-
curred di beberapa kota di Indonesia. Berdasarkan yang ada secara tersebut
ing data, puskesmas menyediakan servi- rawat inap
ces yang 3317 dan mereka yang tidak memberikan rawat inap
layanan yang 6338. Dengan demikian, untuk setiap tiga kesehatan masyarakat
pusat, 1 puskesmas menyediakan servi- rawat inap
ces. Rasio tempat tidur di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2014 adalah
1,12 per 1.000 penduduk. Pada tingkat provinsi, ada
13 provinsi dengan rasio kurang dari 1 per 1.000 popula-
tion. 14
Porsi dana kapitasi yang diberikan kepada kesehatan masyarakat
pusat, yang selanjutnya digunakan untuk promosi kesehatan ac-
tivities menjadi salah satu faktor yang memiliki-upaya positif
fect pada pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
di pusat-pusat kesehatan masyarakat. Persentase kapitasi yang
Dana digunakan untuk layanan puskesmas yang berbeda va-
Ried dari tempat ke tempat.
Sesuai dengan peraturan dari Kesehatan
Menteri Republik Indonesia, penggunaan capita-
dana tion yang diterima oleh fasilitas puskesmas adalah
ditentukan oleh Keputusan Kepala Daerah. peraturan tersebut
hanya mengatur bahwa personil imbalan setidaknya 60% dari
dana kapitasi, sehingga mungkin membuat regulasi di setiap
wilayah bervariasi.
Berdasarkan laporan oleh Pusat Pembiayaan Kesehatan
dan Asuransi Kementerian Kesehatan, ada perbedaan
dalam penggunaan dana kapitasi antar daerah. Dalam re- ini
pelabuhan, dari 15 provinsi ini, 57 daerah mengatur PribadiNya-
nel hadiah di lebih dari 60% dan 83 daerah mengatur ulang tersebut
bangsal di 60%. 15
Dalam satu studi, dana kapitasi yang diterima oleh masyarakat
Puskesmas relatif memadai untuk dimaksudkan
tujuan, sementara dana kapitasi untuk dasar swasta
klinik kesehatan, dokter individu-praktek dan dokter gigi
masih tidak memadai, khusus untuk pembelian obat dan
biaya laboratorium. 7 Pendanaan pasti menjadi impor-
komponen tant dalam keberhasilan promosi kesehatan im-
plementation. Kementerian Kesehatan dalam bimbingan untuk kesehatan
pelaksanaan promosi terdaftar pendanaan sebagai mengokohkan
hening faktor dalam kegiatan promosi kesehatan di masyarakat
pusat kesehatan. Sebuah studi di sebuah pusat kesehatan masyarakat di
Kota Malang, Indonesia disebutkan bahwa-abad kesehatan masyarakat
ters tidak mampu menyediakan media pendukung, seperti
video dan membaca bahan untuk promosi kesehatan karena
keterbatasan dana. 16
Adalah mungkin bagi pusat-pusat kesehatan masyarakat untuk menggunakan capi-
dana tasi untuk memberikan fasilitas pendukung di diimple-
pemikiran dari program promosi kesehatan, seperti trans-
portation bagi orang-orang, pembicara kompeten dan makanan untuk
peserta. fasilitas yang lebih memadai dalam promosi kesehatan
Pelaksanaan pasti mempengaruhi keberhasilan im- yang
plementation.
Kesimpulan
Beberapa peraturan telah diterbitkan mengenai National
Pelaksanaan Asuransi Kesehatan mempertimbangkan posi- yang
tive dampaknya bisa saja pada pelaksanaan kesehatan
program promosi di pusat-pusat kesehatan masyarakat. Lebih lanjut-
lebih, keberadaan dana tambahan yang bersumber dari
dana kapitasi di era Asuransi Kesehatan Nasional
dapat digunakan untuk pengadaan bahan dan peralatan untuk exe-
cuting program promosi kesehatan tambahan. juga kesehatan
program promosi yang baru dilaksanakan du-
cincin era Asuransi Kesehatan Nasional seperti Prolanis ,
kunjungan rumah dan bukti konseling publik gagasan
bahwa kebijakan Asuransi Kesehatan Nasional memiliki im- positif
pakta pelaksanaan promosi kesehatan pro
gram di pusat-pusat kesehatan masyarakat.
Pengakuan
Kami terima kasih yang tulus kepada Indonesia Endowment Fund
Pendidikan ( Lembaga Pengelola Dana Pendidikan /
LPDP) Kementerian Keuangan yang disediakan sebagai-keuangan
sistance dalam melakukan penelitian ini dan Tangerang Selatan
Dinas Kesehatan Kota yang diberikan izin untuk melakukan
belajar di wilayah kerjanya.
Referensi
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku pegangan sosialisasi
jaminan kesehatan nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2013.
2. Adam W, Magnus L, Gao J, Xu L, Qian J. Memperluas asuransi kesehatan untuk
penduduk pedesaan: evaluasi dampak koperasi baru cina
Skema medis. Jurnal Ekonomi Kesehatan. 2009; 28 (1): 1-19.
3. Antonio JT, Jorge EP, John AV. Dampak insruance kesehatan bersubsidi
untuk orang miskin: mengevaluasi pengalaman Kolombia menggunakan kecenderungan
skor pencocokan. International Journal of Kesehatan Keuangan dan
Ekonomi. 2005; 5 (3): 211-39.
4. William HD, Kammi KS. asuransi kesehatan dan kematian anak di Costa
Rika. Ilmu Sosial & Medicine Journal. 2003; 57 (6): 975-86.
5. Aggrawal A. Dampak evaluasi “Yeshasvini” India berbasis masyarakat
Program asuransi kesehatan. Kesehatan Ekonomi Journal. 2010; 19 (9):
5-35.
6. Badan penyelanggara Jaminan Sosial Kesehatan. Konsep penjaga pintu gerbang.
Nurmansyah et al, Dampak Kebijakan Asuransi Kesehatan Nasional terhadap Pelaksanaan
Program Promosi Kesehatan

Halaman 8
110
Jakarta: Badan penyelanggara Jaminan Sosial Kesehatan; 2014.
7. Wasis B, Lusi K. Pemanfaatan dana kapitasi Oleh telah dipakai kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) hearts Penyelenggaraan JKN. Buletin Penelitian
Kesehatan. 2015; 18 (10): 437-45.
8. Aminudin. Pengaruh regulasi tentang jaminan kesehatan Terhadap nasional
Pelaksanaan fungsi fungsi UKM di Puskesmas Ngaglik II Kabupaten Sleman
[Tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2015
9. Rifat A, Sabahatin A, Sarbani C, Safir S, Meltem A, Ipek G, et al .
cakupan kesehatan universal di Turki: enchancement ekuitas. Kesehatan
Kebijakan Journal. 2013; 382: 65-99.
10. Gloria C, Joy de B. penting untuk promosi kesehatan di Universal
cakupan kesehatan. Global Health: Sains dan Praktek. 2014; 2 (1): 10-
22.
11. Karl T, Patricia E. Penilaian dari pusat kesehatan masyarakat di
pre Karibia dan pasca Deklarasi Alma Ata dan jalan ke depan.
International Journal of Humaniora dan Ilmu Sosial. 2011; 1 (8): 1-
10.
12. Stephen G. Apakah deklarasi Alma Ata masih relevan dengan kesehatan masyarakat
pusat?. British Medical Journal. 2008; 336: 536-8.
13. Indrayathi PA, Listyowati R, Nopiyani NMS, Ulandari LPS. Mutu
Pelayanan puskesmas Perawatan Yang berstatus Badan Layanan Umum
Daerah. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2014; 9 (2):
164-70.
14. Kementerian Kesehatan Repulik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia
Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Repulik Indonesia. 2014.
15. Pusat Pembiayaan Dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Lanjutkan Laporan Daerah hearts Penyelenggaraan
jaminan kesehatan nasional 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2015
16. Indah PW, Soesilo Z, Riyanto. Implementasi kebijakan promosi kese-
hatan (Studi PADA Pusat Kesehatan Masyarakat Dinoyo, Kecamatan
Lonokwaru, Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik. 2014; 2 (11): 1
10.
Kesmas : National Public Health Journal , 2017; 11 (3): 103-110

Teks asli Inggris


Impact of National Health Insurance Policy towards the
Sarankan terjemahan yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai