integrasi dari instansi kantor wilayah departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil
Menengah dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah No 7 Tahun 2001 dengan nama
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Propinsi Jawa Tengah maka berubah
dibidang pelayanan koperasi dan usaha kecil menengah yang dahulunya ditangani
oleh pemerintah pusat dibawah Departemen Koperasi dan Koperasi dan pengusaha
Kecil dan Menengah menjadi urusan daerah. Dengan adanya perubahan terhadap
pertanggungjawaban dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
bukan lagi kepada Menteri Negara melainkan kepada Gubernur Jawa Tengah melalui
Sekda.
35
36
Sehingga instansi baik milik pemerintah maupun swasta dalam menjalankan tugas
pada setiap hubungan diantara fungsi – fungsi, bagian – bagian atau posisi – posisi
maupun orang yang mewujudkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab
Adapun struktur organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
a) Seksi Kewirausahaan
6. Bidang pembiayaan
kerakyatan.
pembangunan KUMKM.
38
Tabel 4.1
Penyebaran Kuesioner
Keterangan Jumlah
- Kuesioner yang disebar 79
- Kuesioner tidak kembali 0
- Kuesioner yang digunakan 79
- Respon rate 100%
dikelompokkan menurut jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden laki – laki adalah 44
Orang atau 55,69% dan jumlah responden perempuan adalah 35 Orang atau 44,31%.
39
Tabel 4.3
Usia Responden
Tabel 4.4
Tanggapan Responden Tentang Variabel Tarif
setuju terbanyak untuk variabel tarif adalah indikator tarif pajak menentukan
besarnya kesadaran dalam membayar pajak, yaitu sebesar 35 responden atau 44,30%
dari kesluruhan total responden. Hal ini mengasumsikan bahwa wajib pajak
mengetahui bahwa kesadaran dalam membayar pajak akan sangat bergantung pada
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Tentang Variabel Sosialisasi
sebesar 40 responden atau 50,63% dari keseluruhan total responden. Hal ini
mensosialisasikan pajak melalui pemasangan billboard atau reklame agar wajib pajak
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pemahaman
Indikator STS % TS % N % S % SS % Rata -
Rata
Wajib Pajak paham cara 0 0 0 0 7 8,9 58 73,4 14 17,7 4,09
mengisi SPT secara baik dan
benar menurut ketentuan yang
berlaku
Wajib pajak mampu 0 0 0 0 11 13,9 58 73,4 10 12,7 3,99
menghitung pajak terhutang
sesuai ketentuan perpajakan
Wajib pajak melaporkan pajak 0 0 0 0 4 5,1 55 69,6 20 25,3 4,20
terhutang di tempat terdaftar.
setuju terbanyak untuk variabel pemahaman adalah indikator Wajib Pajak paham
cara mengisi SPT secara baik dan benar menurut ketentuan yang berlaku dan
perpajakan yaitu sebesar 58 responden atau 73,41% dari kesluruhan total responden.
Hal ini mengasumsikan bahwa wajib pajak paham dengan benar tentang cara mengisi
SPT secara baik dan juga mengindikasikan bahwa wajib pajak memahami
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepatuhan
setuju terbanyak untuk variabel kepatuhan adalah indikator Wajib Pajak tepat waktu
dalam menyampaikan SPT yaitu sebesar 52 responden atau 65,82% dari kesluruhan
total responden. Hal ini mengasumsikan bahwa wajib pajak patuh dalam
Guna menguji valid atau tidaknya pertanyaan yang akan diajukan dengan
Apabila nilai r hitung > nilai r tabel maka disimpulkan pertanyaan valid
Apabila nilai r hitung < nilai r tabel maka disimpulkan pertanyaan tidak valid
Berikut ini adalah hasil uji validitas dari masing – masing kuesioner.
43
Tabel 4.8
Uji validitas
Variabel No.item r hitung r tabel Keterangan
Tarif 1. 0,558 0,2213 Valid
2. 0,530 Valid
3. 0,535 Valid
Sosialisasi 1. 0,634 0,2213 Valid
2. 0,549 Valid
3. 0,494 Valid
Pemahaman 1. 0,670 0,2213 Valid
2. 0,498 Valid
3. 0,517 Valid
Kepatuhan 1. 0,620 0,2213 Valid
2. 0,643 Vallid
3. 0,470 Valid
4. 0,438 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
Dari hasil uji validitas di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung setiap
indikator pada setiap variabel memiliki nilai r hitung > dari r tabel ( 0,2213 ), dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam indikator variabel
– variabel pada penelitian ini ( tarif, sosialisasi, pemahaman, dan kepatuhan ) adalah
valid.
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas
tentang tarif, sosialisasi, pemahaman, dan kepatuhan diperoleh nilai cronbach alpha
lebih besar dari 0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uji reliabilitas
Untuk mengetahui normal atau tidaknya data pada variabel terikat atau
Tabel 4.10
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 79
a
Normal Parameters Mean .0000000
Negative -.119
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057
Gambar 4.1
Gambar P-Plot Normalitas
0,213 atau lebih besar dari 0,05 dan menurut P-Plot data menyebar sepanjang garis
diagonal. Hal ini menyimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini
Tabel 4.11
Uji Multikolineratias
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
(Constant)
1
Sosialisasi .989 1.011
Tarif .967 1.034
Pemahaman .969 1.031
terjadi multikolinier antara tarif, sosialisasi, dan pemahaman karena nilai VIF < 10,
nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau
sebagai berikut :
47
Tabel 4.12
Uji Heterokedastisitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa nilai signifikansi hasil regresi yang
terjadi antara variabel independen dengan nilai absolute residual adalah lebih besar
dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas antara
variabel independen.
Tabel 4.13
Regresi Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: y
48
sebagai berikut :
a. Nilai regresi tarif pajak sebesar 0,214 dan bernilai postif, memiliki pengertian
bahwa apabila tarif semakin baik, maka kepatuhan akan semakin meningkat.
b. Nilai regresi sosialisasi sebesar 0,043 dan bernilai postif, memiliki pengertian
meningkat.
c. Nilai regresi pemahaman sebesar 0,158 dan bernilai postif, memiliki pengertian
meningkat.
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
berikut :
49
Tabel 4.14
Hasil Uji F
b
ANOVA
Total 9.677 78
0,046, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, persamaan semua
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, model regresi dalam
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi
Model Summary
Dalam tabel tersebut ditunjukkan nilai adjusted r square sebesar 0,065. Hal
ini mengandung pengertian bahwa variabel tarif, sosialisasi, dan pemahaman mampu
50
menjelaskan kepatuhan wajib pajak sebesar 6,5% sedangkan sisanya sebesar 93,5%
akan dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar model yang diamati dalam penelitian
ini.
signifikansi α untuk variabel tarif adalah sebesar 0,016 < 0,05, ini membuktikan
bahwa tarif berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, artinya semakin
tinggi persepsi wajib pajak tentang tarif pajak, maka kepatuhan wajib pajak akan
untuk variabel sosialisasi adalah sebesar 0,617 > 0,05, ini membuktikan bahwa
kepatuhan wajib pajak UMKM dalam membayar pajak, dengan demikian H2 ditolak.
untuk pemahaman adalah sebesar 0,096 > 0,05, hal ini berarti bahwa pemahaman
membayar pajak. Artinya tinggi rendahnya tingkat pemahaman wajib pajak tidak
ditolak.
51
4.8 Pembahasan
pajak atau sebaliknya tingkat tarif yang rendah akan meningkatkan kepatuhan wajib
pajak.
setuju paling tinggi untuk variabel tarif pajak adalah indikator tarif pajak menentukan
besarnya kesadaran dalam membayar pajak, yaitu sebesar 35 responden atau 44,30%
sedangkan jawaban setuju paling rendah untuk varaibel tarif pajak adalah indikator
Tarif pajak yang tinggi dapat mengakibatkan penggelapan pajak . Hal ini
menunjukkan bahwa wajib pajak mampu membayar pajak sesuai dengan tarif yang
perpajakannya. Karena dengan tarif yang dirasa tidak memberatkan oleh wajib pajak
maka dengan kesadaran diri seorang wajib pajak akan mematuhi kewajiban
perpajakannya.
UMKM dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini juga Prawagis ( 2016 ), yang
52
membayar pajak. Hal ini mengindikasikan bahwa sosialisasi bukan merupakan faktor
dirasa memberatkan wajib pajak maka wajib pajak tidak akan patuh terhadap
perpajakan.
setuju paling banyak untuk variabel sosialisasi adalah indikator Pemerintah harus
jumlah jawaban setuju paling rendah untuk indikator sosialisasi adalah indikator
sudah cukup tinggi, akan tetapi hal itu tidak menjadi faktor yang mempengaruhi
wajib pajak UMKM untuk patuh membayar pajak. Karena bagi wajib pajak UMKM
faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam membayar pajak adalah faktor tarif
perpajakan.
wajib pajak untuk patuh terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Karena dengan
adanya sosialisasi yang baik, maka kepatuhan wajib pajak UMKM dalam membayar
UMKM dalam membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman bukan
pemahaman yang dimiliki oleh setiap wajib pajak adalah berbeda. Dan meskipun
wajib pajak telah paham akan peraturan atau kebijakan pemerintah atas perpajakan,
kepatuhan wajib pajak masih sangat dipengaruhi oleh tarif yang berlaku.
setuju untuk variabel pemahaman perpajakan adalah indikator Wajib Pajak tepat
waktu dalam menyampaikan SPT yaitu sebesar 58 responden atau 65,82% dari
keseluruhan total responden sedangkan jawaban setuju paling rendah untuk variabel
tempat terdaftar yaitu sebesar 55 reponden atau 69,6% dari keseluruhan responden .
Hal ini mengasumsikan bahwa wajib pajak memahami tentang cara mengisi SPT
secara baik dan benar sesuai ketentuan, akan tetapi pemahaman tersebut tidak
menjamin kepatuhan wajib pajak UMKM dalam hal membayar pajak. Bagi sebagian
wajib pajak UMKM di Kota Semarang, meskipun tingkat pemahaman terhadap cara
pengisian SPT tinggi, namun bila dirasa memberatkan maka wajib pajak UMKM di
pemabayaran pajak, karena semakin besar pemahaman yang dimiliki oleh wajb pajak
diharapkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak juga semakin tinggi.
dilakukan oleh Pravitasari ( 2012 ), Ananda ( 2015 ), dan Prawagis ( 2016 ) yang
UMKM.