Anda di halaman 1dari 5

KATA P ENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan
penyertaanNya, sehingga Laporan Angka Kejadian Infeksi Rumah Sakit
Daerah Tarutung (RSUD Tarutung) telah selesai disusun.
Laporan Angka Kejadian RSUD Tarutung ini dibuat sebagai upaya
untuk mendapatkan data dasar infeksi rumah sakit, menurunkan laju infeksi
rumah sakit, identifikasi dini KLB infeksi rumah sakit, memenuhi standar
mutu pelayanan medis dan keperawatan, dan untuk memenuhi akreditasi
RSUD Tarutung.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data dan
informasi sehingga laporan ini selesai dibuat.
Sangat disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Tarutung, Mei 2017


Ketua Pokja/Wakil Ketua Komite PPI
RSUD Tarutung

drg. Miniwaty, Sp.Ort


NIP. 197903082006042012
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ………………………………………………………………. i

Daftar lsi …………………………………………………………………….. ii

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………….. 1

Bab I I Data, Analisa da Evaluasi…………………………………………. 4

Bab I I I Penutup ……………………………………………………………. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan


suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu
program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) adalah kegiatan
surveilans, disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan pelatihan,
kewaspadaan isolasi serta kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional.
Kegiatan surveilan infeksi di rumah sakit merupakan salah satu kegiatan yang
penting dan luas dalam program pengendalian infeksi dan suatu hal yang harus
dilakukan untuk mencapai keberhasilan dari program PPI.
Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital Acquired Infection) yang
sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosocomial. Karena seringkali tidak bisa
secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial diganti
dengan istilah baru yaitu Healthcare Associated Infections (HAls) dengan pengertian
yang lebih luas tidak hanya di rumah sa kit tetapi juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.Juga tidak terbatas infeksi pad a pasien saja, tetapi juga infeksi
pada petugas kesehatan yang didapat pada sa at melakukan tindakan
perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sa kit
selanjutnya disebut Infeksi Rumah Sakit (IRS).
Kegiatan surveilans IRS di Indonesia belum dilaksanakan sesuai
pedoman, yang salah satunya disebabkan belum tersedianya

1
petunjuk pelaksanaan. Oleh karena itu Petunjuk Pelaksanaan Surveilans
Infeksi Rumah Sakit mutlak dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kegiatan surveilans
di rumah sakit. Dengan adanya kegiatan surveilans pada program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di RSUD Tarutung diharapkan dapat menurunkan laju
infeksi.

2. Tujuan
a. Mendapatkan data dasar infeksi RSUD Tarutung
b. Menurunkan laju infeksi RSUD Tarutung
c. Identifikasi dini KLB infeksi RSUD Tarutung

d. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan


penanggulangan.
e. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di RSUD Tarutung
f. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan.
g. Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi RSUD Tarutung

3. Pengertian
Surveilans IRS adalah suatu proses yang dinamis sistematis, terus menerus, dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi dari data kesehatan yang penting
pada suatu populasi spesifik yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak
yang memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi
suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare associated infections (HAls)
adalah infeksi yang terjadi pad a pasien selama perawatan di RS atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain, yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat
pasien masuk RS. IRS juga mencakup infeksi yang didapat di RS tetapi baru
muncul setelah keluar RS dan juga infeksi akibat kerja pada tenaga kesehatan.

2
BAB II

DATA, ANALISA DAN EVALUASI

A. DATA
1. Data surveilans bulan April 2017
Jumlah kasus yang disurvei: 617 dengan jumlah hari rawat 3266 hari
 Angka kejadian IADP :
 Angka Kejadian ISK :
 Angka Kejadian VAP :
 Angka Kejadian Decubitus :

2. Data surveilans bulan Mei 2017


Jumlah kasus yang disurvei: 668 dengan jumlah hari rawat 3392hari
 Angka kejadian IADP :
 Angka Kejadian ISK :
 Angka Kejadian VAP :
 Angka Kejadian Decubitus :

3. Data surveilans bulan Juni 2017


Jumlah kasus yang disurvei: 645 dengan jumlah hari rawat 3184 hari
 Angka kejadian IADP :
 Angka Kejadian ISK :
 Angka Kejadian VAP :
 Angka Kejadian Decubitus :

Anda mungkin juga menyukai