Anda di halaman 1dari 8

EVIDENCE BASED NURSING PENERAPAN

ATRAUMATIC CARE DAN FAMILY CARE CENTERED


Dosen Mata Kuliah : Ns. Wiwiek Retti Andriani, M.Kep

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
Nama : 1. Distya Alfiatun Ni’mah (201601071)
2. Sherin Rosa Linda (201601114)
3. Nanang Hendry Saputra (201601098)
4. Nia Pramesty (201601100)
5. Nisa Ayu Faridatul Mufrida (201601102)
6. Romdhoni Frendi Rifai (201601110)
Tingkat : 3 B (Semester V)

PRODI DIPLOMA III - KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Final Project EBN
PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DAN FCC DIRUMAH SAKIT dengan baik.
Shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan sahabat beliau, serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di jalan-
Nya.
Makalah ini kami rancang untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Anak, bertujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
bagaimana memberikan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien
hematotoraks, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta masukan yang
sifatnya membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan makalah yang akan
datang menjadi lebih baik.
Terima kasih
Ponorogo, Juli 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ......................................................................................... 5
2.2 Konsep Dari Family Centered Care ................................................. 5
2.3 Manfaat Family Centered Care Untuk Pediatric .............................. 6
2.4 Elemen Family Care Centered ......................................................... 7
2.5 Prinsip Family Care Centered .......................................................... 8
2.6 Penerapan Atraumatic Care dan Family Care Centered .................. 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................ 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menjalani perawatan di rumah sakit dapat menimbulkan stres pada anak.


Hospitalisasi merupakan suatu proses yang mengharuskan anak tinggal di rumah sakit
untuk menjalani terapi dan perawatan sampai akhirnya kembali ke rumah. Selama proses
hospitalisasi, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian dan pengalaman
yang dapat menimbulkan trauma dan penuh dengan stres (Sufyanti, Sudiana, Kristiawati,
dan Indah, 2017). Hospitalisasi adalah pengalaman tidak menyenangkan dan penuh stres
pada anak maupun keluarga, stressor utama dialami dapat berupa perpisahan dengan
keluarga kehilangan, kontrol, perlukaan tubuh, dan nyeri (Andayani, ATRAUMATIC
CARE: AUDIOVISUAL DENGAN PORTABLE DVD PADA ANAK , 2017)
American Heart Association (AHA) tahun 2003, menyatakan anak-anak sangat
rentan terhadap stress yang berhubungan dengan prosedur tindakan invasif. Pemasangan
infus tentu saja akan menimbulkan nyeri, rasa sakit pada anak, dan juga akan
menimbulkan trauma sehingga anak akan mengalami kecemasan dan stress (Breving,
Ismanto, & Onibala, 2015)
Di Indonesia sendiri, khususnya di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD
Majalaya, penelitian terkait kebutuhan orang tua untuk mengaplikasikan family centered
care dalam perawatan bayi sakit kritis di NICU belum pernah dilakukan. Kebutuhan
orang tua tidak hanya terkait dengan menghilangkan masalah yang timbul akibat
penyakit atau komplikasi penyakit yang diderita bayinya, tetapi juga terkait dengan
perawatan bayi agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi bayi dan orang tua serta
keluarganya. Oleh karena itu, maka peneliti memandang penting untuk menganalisis
kebutuhan orang tua dengan bayi sakit kritis yang mengalami perawatan di NICU
sebagai langkah pertama untuk dapat mengaplikasikan family centered care (Hendrawati,
Fatimah, Fitri, & Nurhidayah, Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan
Bayi Sakit Kritis di Neonatal Intensive Care Unit , 2017)

4
Hasil survey yang dilakukan oleh WHO (2008) hampir 80% anak mengalami
perawatan di rumah sakit, sedangkan di Indonesia melibatkan orang tua dalam
memberikan asuhan keperawatan anak yang berdasarkan kepada filosofi keperawatan
anak (Hockenberry & Wilson, 2013). Teknik non farmakologis yang dilakukan berbeda
sesuai dengan umur pasien dan perkembangannya, oleh karena itu penting untuk menilai
tahap perkembangan anak dan berdasarkan survey kesehatan Ibu dan anak tahun 2010
didapatkan bahwa dari 1.425 anak yang di hospitalisasi 33,2% mengalami dampak
hospitalisasi berat, 41,6% mengalami dampak hospitalisasi sedang dan 25,2%
mengalami dampak hospitalisasi ringan (Rahma dan Puspasari, 2010 dalam Santoso,
Haryani, & Meikawati, 2013). Pengalaman dirawat di ruang Pediatric Intensive Care
Unit (PICU) dapat menjadi peristiwa yang sangat traumatik bagi anak (2009). Anak
mendapatkan stressor berupa stressor fisik, stressor lingkungan, stressor psikologis dan
stressor sosial. Berdasarkan data dari Society of Critical Care Medicine pada tahun 2000
di Amerika Serikat didapatkan data bahwa terdapat 6.3 juta (18%) anak dan remaja
dirawat dirumah sakit (Halpern & Pastores, 2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Chan et al. (2016) menyatakan bahwa pasien yang dirawat di ruang PICU sebagian besar
mengalami penyakit yang kompleks (medical complexity). Sebanyak 136.133 anak yang
dirawat diruang PICU, 53% termasuk dalam kategori mengalami penyakit kronis yang
komplek (Complex Cronic Desease) (Widyanti, Fatimah, & Mardhiyah, 2016)
Hasil penelitian ini tentang kebutuhan orang tua untuk mengaplikasikan family
centered care dengan bayi sakit kritis yang mengalami perawatan di NICU, menunjukkan
bahwa kebutuhan terhadap kepastian merupakan kebutuhan paling penting bagi orang
tua (M = 3,90 dan SD = 0,12) yang kemudian diikuti oleh prioritas kebutuhan terhadap
informasi (M = 3,82 dan SD = 0,15), kedekatan (M = 3,76 dan SD = 0,14), dukungan (M
= 3,49 dan SD = 0,16), dan kenyamanan (M = 3,37 dan SD = 0,24). Hasil penelitian ini
menempatkan prioritas kebutuhan terhadap kepastian, informasi, dan kedekatan diatas
kebutuhan terhadap dukungan dan kenyamanan. Hal ini sesuai dengan berbagai hasil
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan NFNI (Ward, 2001; Nicholas, 2006;
Orapiriyakul et al., 2007; & Mundy, 2010).

5
Hasil penelitian yang dilakukan Sikorova dan Kucova (2012) mengenai
identifikasi kebutuhan ibu dengan bayi yang dirawat di Neonatal Intensive Care Unit
(NICU) di Ostrava, Czech Republic, menunjukkan bahwa ibu sangat membutuhkan
dukungan dari perawat. Ibu membutuhkan caring dari perawat untuk berespon dengan
baik terhadap pertanyaan dari orang tua dan melibatkan ibu dalam merawat bayinya yang
sakit. Jika tidak dilibatkan dalam perawatan bayinya, ibu akan mengalami stres yang
tinggi akibat berpisah dengan bayinya; merasa tidak berdaya dan tidak mampu untuk
melindungi bayinya dari prosedur perawatan yang menyakitkan; dan ketidakmampuan
untuk menyusui bayinya. (Hendrawati, Fatimah, Fitri, & Nurhidayah, 2017)
Menurut Khotani, Bello & Christidis, 2016 berdasarkan hasil implementasi
keperawatan di ruang Teratai lantai 3 selatan didapatkan hasil bahwa penggunaan audio
visual sebagai 190 salah satu teknik atraumatic care dapat menghilangkan kecemasan
pada anak yaitu 84,62%. Jenis kelamin (p value 0,63) dan diagnos medis (p value 0,53)
tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan penerapan atraumatic care audio visual
dengan portable DVD. Usia memiliki hubungan yang sangat bermakna terhadap
penerapan atraumatic care audio visual dengan portable DVD (p value 0,63). Hasil ini
didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan pada
anak yang akan dilakukan perawatan gigi dimana 56 anak yang dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok intervensi dengan distraksi audiovisual dan kelompok kontrol
tanpa distraksi dari penelitian didapatkan bahwa penggunaan audio visual dapat
menurunkan kecemasan pada anak secara bermakna (p value 0.029). sehingga dapat
dismpulkan bahwa penggunaan audiovisual efektif untuk mengurangi kecemasan dan
ketakutan pada anak pada saat tindakan perawatan gigi (Andayani, 2015).
Data awal yang didapat RSU Pancaran Kasih GMIM Manado pada dua bulan
terakhir. Jumlah klien anak di ruang rawat anak pada bulan Agustus-September 2014
adalah 240 klien anak, rata-rata 90% anak dilakukan pemasangan infus dari sumber yang
didapat pada saat wawancara pada salah satu perawat di ruangan mengatakan bahwa
belum menerapkan asuhan atraumatic care dalam pemasangan infus. Observasi di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado belum ada penerapan asuhan atraumatic care saat
dilakukan pemasangan infus pada anak. Data yang diambil 2 bulan terakhir pada bulan

6
Oktober-November 2014 dengan jumlah klien 175 anak di IRINA E. Hasil penelitian
dari 34 responden dimana terbagi 17 responden kelompok intervensi kompres es batu
sebelum pemasangan infus dan pemberian mainan sebelum sampai saat pemasangan
infus berlangsung dan 17 responden kelompok tanpa intervensi atau kelompok kontrol.
Diketahui skor rata-rata kecemasan sebelum penerapan atraumatic care pada kelompok
intervensi lebih tinggi 39,82 dari kelompok kontrol 37,24, sedangkan skor rata-rata
kecemasan sesudah penerapan atraumatic care pada kelompok intervensi lebih rendah
29,59 dari kelompok kontrol 39,71. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh penerapan
atraumatic care terhadap respon kecemasan anak, dan menunjukkan ada perbedaan
penerapan atraumatic care terhadap respon kecemasan anak pada kelompok anak yang
dilakukan pemasangan infus diberi kompres es batu dan pemberian mainan dengan
kelompok yang tidak diberi kompres es batu dan pemberian mainan atau kelompok
control (Breving, Ismanto, & Onibala, 2015).
Atraumatic care merupakan salah satu filosofi atau dasar dalam penerapan
pelayanan asuhan keperawatan pada anak. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak
trauma saat menjalani perawatan fisik pada anak maupun keluarga (Hockenberry &
Wilson, 2013). Berbagai kemajuan yang luar biasa telah dicapai dalam keperawatan anak
sehingga menimbulkan banyak perubahan dalam pemnyembuhan penyakit dan
memperpanjang kehedupan anak.
Burhanuddin, dan Siti (2011) membuktikan bahwa penerapan model keluarga
untuk keluarga yang merupakan integrasi dari konsep model dan teori keperawatan Self
Care dan Family-Centered Nursing (SCFCN) dengan cara edukasi suportif pada keluarga
yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan selama tiga minggu sangat berpengaruh
terhadap kemandirian keluarga merawat anggota keluarga yang menderita tuberkulosis
yang ditandai adanya peningkatan pengetahuan dan kemandirian keluarga pada saat post
test. Model ini juga dapat digunakan dalam membuat strategi implementasi seperti
memberikan pendidikan pada keluarga pada area yang relevan dalam upaya promosi
kesehatan seperti pendidikan, komunikasi, manajemen dan ketrampilan psikososial,
meningkatkan kualitas informasi program komunikasi dan pendidikan ketrampilan

7
memberikan latihan kepada keluarga dengan anak yang mengalami gangguan sulit
makan (Erlinda, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil penerapan atraumatic care dan family canter care dari
beberapa jurnal?
2. Bagaimana analisa yang didapatkan dari jurnal atraumatic care dan family
center care?
3. Bagaimana kesimpulan dari jurnal atraumatic care dan family center care?

1.3 Tujuan

A. Tujuan Umum
Mahasiswa/I dapat mengetahui dan memahami tentang penerapan atraumatic care
dan family centered care di rumah sakit
B. Tujuan Khusus
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak
 Mahasiswa/I diharapkan dapat :
1. Mengetahui hasil penerapan atraumatic care dan family center care
dari jurnal
2. Mengetahui analisa atraumatic dan family center care dari jurnal
3. Mengetahui kesimpulan dari atraumatic care dan family center care
dari jurnal

Anda mungkin juga menyukai