Anda di halaman 1dari 5

[N] [P] [K] [Ca] [Mg] [S]

Bentuk dan fungsi P di dalam jaringan tanaman


1. P dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar, sedikit lebih kecil dibawah N dan K,
setara dengan S, Ca dan Mg
2. Fosfat: unsur P sangat reaktif, di alam ditemukan dalam bentuk gugus fosfat
3. ATP : transfer energi
4. NADP : fotosintesis
5. Asam nukleat: bahan DNA, RNA
6. Lemak fosfat (phospholipids): membran sel dan organ dalam sel
Mobilitas P
Unsur fosfor (P) sifatnya mobil dalam tanaman, mudah dipindahkan dari bagian daun
yang tuda ke titik tumbuh. Gejala kekahatan: tanaman kerdil, pertumbuhan akar buruk,
kedewasaan terlambat, warna daun hijau kelam, muncul warna keunguan misalnya
pada jagung. Jika P berlebihan meskipun tidak secara langsung meracuni tanaman,
akan menyebabkan merangsang pertumbuhan organisme perairan, mempercepat
eutrofikasi, P tanah yang berlebih meningkatkan pengangkutan P dalam sedimen, air
limpasan.

Sumber P
1. perombakan bahan organik: menyumbang 20-80% dari total P dalam tanah
2. rabuk, kompos dan biosolid
3. pelarutan mineral P : mineral primer dan sekunder, mineral primer sangat lambat tersedia
menjadi sumber jangka panjang
4. pengendapan sedimen erosi
5. pupuk P
Bentuk P yang diserap tanaman
Kebanyakan P diserap dalam bentuk ion anorganik orthofosfat: HPO4 2- atau H2PO4 –.
Jumlahnya tergantung pH larutan, pada pH 7,2 jumlahnya setara, HPO4 2- lebih banyak
jika kondisi tanah alkalin, sedangkan H2PO4– lebih banyak jika kondisi tanah masam. Akar
juga menyerap beberapa fosfat organik: asam nukleat, fitin, kontribusi terhadap
keseluruhan hara P masih kecil.
Penyerapan H2PO4– lebih cepat dibanding HPO4 2- , hal ini terkait dengan muatan divalen
vs. monovalen. Keseimbangan kation/anion : penyerapan fosfat meningkatkan
penyerapan Ca, Mg, K, keseimbangan muatan, pengakutan kooperasi; penyerapan
fosfat dapat menghambat penyerapan nitrat dan sulfat, penghambatan kompetisi. pH
risosfer: akar melepas HCO3 – (OH – )
Gerakan P menuju akar
Ion HPO4 2- atau H2PO4 – terutama bergerak menuju akar karena difusi:
 kadar dalam tanah rendah : sekitar 0,05 ppm
 adanya reaksi penjerapan, presipitasi di dalam tanah
 ion fosfat bergerak < 1 mm dalam satu musim tanamn
 ukuran dan kerapatan sistem perakaran sangat penting dalam proses penyerapan P
Transformasi P di dalam tanah
Unsur P di dalam tanah akan mengalami proses alihrupa : mineralisasi, immobilisasi,
penjerapan-pelepasan pada permukaan mineral: lempung, oksida Fe dan Al, karbonat,
pengendapan-pelarutan mineral sekunder: Ca, Al, Fe fosfat atau pelapukan mineral
tanah primer: Apatit.

Mineralisasi
Kandungan P dalam bahan organik tanah sekitar 1% P organik melepaskan fosfat
anorganik yang tersedia bagi tanaman. Ensim fosfatase yang dihasilkan oleh berbagai
mikrobia, melepas ion orthofosfat. P organik dalam tanah, hampir 50% berupa fosfat
inositol, lemak fosfat (fosfolipid) dan asam nukleat sekitar 10%. Hampir 50% P
organik belum dikenali dengan baik. Fofat Inositol merupakan rangkaian ester fosfat :
C6H6(OH)6 = inositol, gugus OH digantikan oleh fosfat, terutama dalam bentuk asam
pitat (phytic acid). Inositol hexaphosphate: memiliki 6 gugus fosfat, merupakan hasil
aktivitas mikrobia, sisa perombakan.
Imobilisasi (asimilasi)
Proses ini merupakan kebalikan dari mineralisasi. Pengambilan P anorganik dari tanah
(HPO4 2- or H2PO4 – ) kemudian diubah menjadi P organik oleh mikrobia. Ada
keseimbangan antara proses mineralisasi dengan immobilisasi. Nisbah C:P menentukan
laju perombakan bahan organik (seperti halnya nisbah C/N), mineralisasi P juga
ditentukan oleh nsibah C/N. Nisbah C/P tinggi, mikrobia menggunakan P tersedia dari
larta tanah, ketersediaan bagi tanaman berkurang. Jika kadar P dalam larutan tanah
rendah maka pertumbuhan mikrobia terhambat, perombakan bahan organik juga
lambat. Nisbah C/P bahan organik tanah sekitar 100:1. nisbah C:N:P sekitar 120:10:1.3.
 jika C:P > 300, P imobilisasi > P mineralization, residue <0.2% P
 jika C:P = 200-300, P imobilisasi = P mineralization
 jika C:P < 200, P imobilisasi < P mineralization, residue >0.3% P
Penyematan P
Penyematan P adalah proses pengambilan P anorganik dari larutan tanah. P hasil
mineralisasi bahan organik, P yang diberikan sebagai pupuk terlarut, atau hasil
pelarutan berbagai sumber dengan mudah mengalami reaksi di dalam tanah :

 Adsorpsi: retensi P pada permukaan mineral


 Presipitasi: pembentukan mineral P sekunder
Penyematan P merupakan reaksi bersinambung, tidak ada batas yang tegas antara
adsorpsi dan presipitasi amorf. Jenis penyematan bervariasi sesuai kondisi tanah:
terutama pH tanah: kation terlarut, permukaan mineral; kadar fosfat dan kation: pada
kadar rendah terjadi adsorpsi, pada kadar tinggi terjadi presipitasi.

Jerapan (adsorpsi)
Tanah masam: oksida dan hidroksida Al dan Fe, mineral lempung; permukaan mineral
pada kondisi masam; kebanyakan dalam bentuk ion H2PO4 – . Terjadi pada permukaan
oksida dan hidroksida. Muatan positif neto pada kondisi masam, lihat pertukaran dan
jerapan anion. Muatan positif menarik anion: fosfat dan lainnya. Fosfat berinteraksi
dengan gugus -OH dan -OH2 + di permukaan: jerapan istimewa (specific
adsorpsi), chemisorpsi; mendesak –OH dan -OH2 dan mengikat Al dan Fe; menjadi Al-O-
fosfat. P labil: fosfat diikat oleh satu ikata Al-O-P; segera terlepas dari permukaan untuk
mengisi larutan tanah; juga disebut sebagai “P aktif” . P tidak labil: fosfat diikat oleh dua
ikatan Al-O-P atau Fe-O-P; P tidak mudah terlepas dari mineral menuju larutan tanah.
Permukaan lempung: tepian mineral lempung yang pecah; gugus -OH yang terbuka;
serupa dengan pertukaran -OH di permukaan oksida Al dan Fe; jerapan lempung 1:1
(kaolinit) >> lempung 2:1 (monmorillonit).
Tanah kapuran: mineral karbonat; permukaan mineral dalam kondisi alkalin, karbonat
stabil terbentuk pada pH 7.8 atau lebih; fosfat menggantikan gugus CO 3 2-; ada juga yang
terjerap pada permukaan Al(OH)3 dan Fe(OH)3 .
Tanah halus memiliki kapasitas jerapan yang lebih tinggi dibanding tanah kasar, karena
luas permukaannya lebih besar. Tanah masam memiliki kapasitas jerapan lebih besar
dibanding tanah netral atau kapuran. Oksida Al dan Fe memiliki kapasias jerapan lebih
besar dibanding karbonat. Oksida amorf memiliki kapasitas jerapan lebih besar
dibandingkan bentuk kristalin, karena luas permukaan lebih besar dan terjadi sebagai
partikel diskrit atau selaput atau lapisan film pada partikel tanah lainnya. Takaran pupuk
lebih tinggi diperlukan untuk menjaga kecukupan P larutan tanah pada tanah yang
memiliki kapasitas retensi yang besar

Persamaan jerapan digunakan untuk menggambarkan kapasitas jerapan tanah:


(1). persamaan Freundlich. Q=a.c^b . Jumlah P terjerap proporsional dengan kadar P
dalam larutan tanah. a,b adalah konstanta empirik dari setiap jenis tanah. Persamaan ini
bagus untuk kadar P rendah dalam larutan, tetapi tidak menunjukkan kapasitas jerapan
maksimum.
(2). persamaan Langmuir. Q=abc/(1+ac) . Untuk menduga jika seluruh tapak jerapan
sudah terisi, tidak akan terjadi lagi jerapan. b = jerapan maksimum, peningkatan P
dalam larutan tidak akan meningkatkan jerapan

Eksistensi suatu jerapan P maksimum memiliki implikasi terhadap gerapan P terlarut.


Tanah dapat menyemat banyak P dan mempertahankan P terlarut sedikit, tetapi
kapasitas retensi tersebut dapat terlampaui misalnya dengan pemberian sinambung
dengan rabuk yang memiliki kadar sangat tinggi (overload).
Presipitasi
Pada tanah masam: dirajai kation terlarut Al dan Fe, menyebabkan presipitasi mineral
Al-fosfat dan Fe- fosfat. Pada tanah netral dan kapuran: dirajai kation terlarut Ca,
menyebabkan presipitasi mineral Ca-fosfat. Keadaan pH larutan dan kelarutan Al, Fe
dan Ca fosfat menentukan kadar P dalam larutan tanah, perhatikan stabilitas mineral.
Ketersediaan P maksimum pada pH 6 – 7, yaitu diantara zona Al dan Fe fosfat dengan
Ca fosfat yang tidak terlarut. Reaksi presipitasi umumnya terjadi sangat lambat.

Pada tanah masam: FePO4 . 2H2O + H2O <–> H2PO4 – + H+ + Fe(OH)3, jika kemasaman
meningkat (H+), keseimbangan bergerak ke kiri, Fe-fosfat mengendap dan P larutan
menurun, jika kemasaman menurun, keseimbangan bergerak ke kanan, Fe-fosfat
melarut dan P larutan meningkat, pada saat akar menyerap H2PO4 –, keseimbangan
bergerak ke kanan, Fe-fosfat melarut untuk mengisi P dalam larutan tanah. Fe-fosfat
padatan akan mempertahankan H2PO4 – tetap pada aras keseimbangan, hal ini
tergantung pH tanah.
Pada tanah netral dan kapuran: CaHPO4 . 2H2O + H+ <–> Ca2+ + H2PO4 – + 2H2O, jika
kemasaman menurun, keseimbangan bergerak ke kiri, Ca-fosfat mengendap dan P
larutan menurun, jika kemasaman meningkat keseimbangan bergerak ke kanan, Ca-
fosfat melarut dan P larutan meningkat, pada saat akar menyerap H2PO4 –,
keseimbangan bergerak ke kiri, Ca-fosfat melarut, mengisi P dalam larutan tanah. Ca-
fosfat padatan menjaga H2PO4 –pada aras keseimbangan, hal ini tergantung pH tanah.
Ketersediaan dan penyematan P dari pupuk
Faktor kuantitas dan intensitas BC=ΔQ/ΔI, kapasitas penyanggaan dan penyematan
saling berkaitan. P dalam pupuk: sifatnya sangat larut dalam air (very soluble),
meningkatkan kadar P larutan. Faktor intensitas: kadar hara dalam larutan tanah, adalah
P yang segera tersedia. inilah yang mengalami asimilasi oleh organisme, penjerapan
oleh pemukaan dan rekasi presipitasi. Penyematan P mengurangi intensitas (P dalam
larutan), tetapi juga menjadi cadangan untuk mengisi kembali P dalam larutan, yakni
sebagai penyangga.
Kapasitas penyanggaan (buffering capacity) adalah kemampuan tanah untuk
mempertahankan kadar hara dalam larutan tanah (ability of soil to maintain nutrient
concentrations in the soil solution) atau kapasitas fasa padatan tanah untuk mengisi hara
dalam larutan tanah yang diserap oleh tanaman (capacity of solid soil phases to replenish
solution nutrients taken up by plant roots). Faktor kuantitas: meliputi P organik, P terjerap
dan P mineral, merupakan fraksi labil dan fraksi tidak labil.
 P labil : secara cepat dapat mengisi P dalam larutan, merupakan P terjerap yang mudah
terurai, termasuk P organik yaitu dari fraksi bahan organik yang cepat terombak
 P tidak labil: secara perlahan akan mengisi P larutan atau P labil, meliputi P yang terjerap
kuat, P organik dan P mineral.
Manajemen P pupuk
Tujuan untuk mengurangi penyematan P. Pada tanah yang memiliki kapasitas jerapan
tinggi, frekuensi pemberian harus tinggi dengan dosis yang rendah. Pengaruh
penempatan pupuk:

 disebar (surface applications): mobilitas P dalam tanah terbatas, P akan bergerak ke akar
dengan sangat lambat.
 disebar dan dibenamkan (broadcast and incorporate): P diberikan pada zone perakaran, P
terbuka penuh terhadap permukaan tanah, potensi penyematan P maksimal.
 larikan (band placement): mengurangi kontak tanah dengan pupuk, penyematan lebih
sedikit dibanding jika disebar dan dibenamkan, akar akan menembus zona P.
 cara aplikasi terbaik: tergantung hasil uji tanah dan jenis tanah, larikan sangat penting pada
tanah yang memiliki P rendah dengan kapasitas penyematan yang tinggi, pada tanah yang
memilki P tinggi, atau tanah dengan kapasitas penyematan rendah aplikasi dengan cara
disebarkan dan dibenamkan setiap 3-4 tahun cukup efektif.
Bacaan lanjut:
 Soil and Plant Phosphate (IFA, 2000)

Anda mungkin juga menyukai