Anda di halaman 1dari 4

Artikel Masalah Etik

Jakarta, Kompas - Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia
menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia
bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD.

”Kalau sebuah negara kasus DBD-nya tinggi, negara-negara lain takut tertular. Karena itu,
masalah DBD menjadi masalah bersama negara anggota ASEAN,” kata Rita Kusriastuti,
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Kementerian Kesehatan, kepada
wartawan, Jumat (18/2).

Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut
Rita, potensi penyebaran DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat
banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.

”Dibandingkan wilayah lain, negara-negara Asia Tenggara paling serius terkena dampak DBD,”
kata Rita. Dalam pertemuan para Menteri Kesehatan se-ASEAN, disepakati untuk mengurangi
risiko transmisi demam berdarah. Strategi utama yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat akan bahaya demam berdarah dan cara pencegahannya.

Sebagai Ketua Bidang Kesehatan ASEAN 2011, Indonesia berencana meluncurkan hari demam
berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni.

Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan
antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan,
penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa
ditekan.

Kasus DBD di Indonesia, menurut Rita, paling banyak terjadi di kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, dan Bandung.

Tanaman obat

Selain itu, Kemkes akan menyelenggarakan konferensi tentang obat-obatan tradisional yang
diikuti negara-negara anggota ASEAN.

Menurut Indah Yuning Prapti, Direktur Pusat Riset dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional Kemkes, terdapat 3.000 tanaman obat di Indonesia. Indonesia menempati urutan
kedua setelah Brasil terkait keanekaragaman hayati tanaman obat.

”Hanya saja riset dan pengembangan tanaman obat masih terbatas,” kata Indah. (IND)
Konsep Kasus

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang membuat penderitanya mengalami rasa nyeri
yang luar biasa, seolah-olah terasa sakit hingga ke tulang.

DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan bahwa ada
seratus juta kasus demam berdarah yang terjadi pada tiap tahunnya di seluruh dunia. Sebagian
diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti ribuan orang dalam waktu singkat.

Penderita penyakit DBD di Indonesia

Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua penderita DBD setelah Brazil. Bahkan menurut
data Kementrian Kesehatan tahun 2009-2011 jumlah kematian akibat DBD di Indonesia
mencapai 1.125 kasus. Data tersebut sekaligus menempatkan Indonesia di Asia Tenggara sebagai
negara tertinggi dalam kasus penyakit DBD.

Sedangkan menurut data Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah penderita DBD di
seluruh 31 provinsi mencapai 48.905 orang, termasuk 376 orang diantaranya meninggal dunia.
Jadi, pada dasarnya DBD adalah penyakit yang sangat umum di Indonesia.
Gejala penyakit DBD

Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa
inkubasi dan biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat
celsius. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai
gejala pertama muncul.

Penyebab utama penyakit DBD

Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara
nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah berpenduduk
tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembap dan hangat.

Diagnosis DBD melalui pemeriksaan darah

Jika Anda mengalami gejala seperti flu dan demam selama lebih dari satu minggu, sebaiknya
periksakan diri Anda ke dokter. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga
mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, hingga rasa sakit di
belakang mata.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada virus dengue
di dalam tubuh Anda.

Seputar pengobatan penyakit DBD

Tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD, namun gejala penyakit ini bisa diatasi
dengan meminum banyak cairan, istirahat, dan mengonsumsi parasetamol. Jika cara
pengobatan tersebut diterapkan, biasanya DBD akan sembuh dalam waktu satu hingga dua
minggu.

Komplikasi yang muncul

Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, DBD bisa berkembang menjadi sebuah komplikasi
yang lebih serius, yang disebut sebagai DBD berat. DBD berat bisa menyebabkan penderitanya
mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ, serta pendarahan. Oleh karena
itu antarkan penderita DBD berat ke rumah sakit untuk ditangani secepatnya karena
dikhawatirkan bisa berujung kepada kematian jika terlambat ditangani.

Langkah pencegahan penyakit DBD

Meski hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal DBD, namun beberapa langkah
pencegahan penyakit ini bisa Anda lakukan, diantaranya:

 Mensterilkan rumah atau lingkungan sekitar rumah Anda, misalnya dengan


penyemprotan pembasmi nyamuk.
 Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.
 Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air
lainnya yang ada di rumah Anda.
 Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
 Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
 Memakai anti nyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET)
yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih berusia di
bawah dua tahun.
 Mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai