DOSEN :
NAMA KELOMPOK
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat ddan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “HOMOLOGI FUNGSI GEN KNAT1 ( Knotted 1–
like Arabidopsis thaliana) PADA ANGGREK BULAN Phalaenopsis
amabilis (L.) Bl. DENGAN MEDIATOR Agrobacterium tumefaciens”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.Makalah ini telah kami selesaikan
dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
Jakarta, 11 Desember 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Metode transformasi gen pada tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
secara langsung (Direct Mediated Gene Transfer) menggunakan microprojectile
bombardment (particle-mediated), microinjection, perlakuan kimiawi pada protoplas (PEG-
mediated), vesicle fusion dan elektroporasi maupun tidak langsung dengan mediator
Agrobacterium.
Gen KNAT1 (Knotted1-like Arabidopsis thaliana) adalah kelompok gen KNOX kelas
1 yang berhasil diisolasi dan dikarakterisasi dari tanaman Arabidopsis thaliana dan diketahui
berfungsi mengatur pembentukan, perkembangan dan pemeliharaan meristem ujung batang
agar sel-selnya tetap meristematik. Overekspresi gen KNAT1 pada Arabidopsis diketahui
menyebabkan terbentuknya tunas-tunas adventif baru pada permukaan atas dan bawah daun
serta bentuk daun menjadi berlobi.
Berdasarkan asumsi bahwa gen-gen yang berperan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman Arabidopsis memiliki kesamaan dengan tanaman anggrek maka studi
homologi pada tanaman anggrek dengan menggunakan gen KNAT1 Arabidopsis akan sangat
membantu dalam identifikasi gen penentu yang berperan dalam proses pertumbuhan tunas
yang selanjutnya akan mempengaruhi daur hidup tanaman Ph. Amabilis.
Dapat menambah data ilmiah mengenai Rekayasa Genetika pada Tanaman Anggrek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.A Definisi
Rekayasa genetika (Inggris: genetic engineering) dalam arti paling luas adalah
penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan
hewanatau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula
penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian,
masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu
penerapan teknik – teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam
kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Mahluk hidup terdiri atas gen, gen mengandung protein yang menjadi pusat atau
sumber informasi. Gen merupakan pembawa informasi turun-temurun dari generasi ke
generasi dan bertanggung jawab atas pewarisan genotipik (sifat yang diturunkan) dan
fenotipik (sifat yang tampak) dari seorang individu.
Secara ilmiah, rekayasa genetika adalah manipulasi atau perubahan susunan genetik
dari suatu organisme. Rekayasa genetika merupakan proses buatan/sintetis dengan
menggunakan Teknologi DNA rekombinan. Hasil dari rekayasa genetika adalah sebuah
organisme yang memiliki sifat yang diingingkan atau organisme dengan sifat unggul,
organisme tersebut sering disebut sebagai organisme transgenik. Rekayasa genetika sangat
terkait dengan bidang bioteknologi lain seperti kloning hewan dan kloning manusia.
Vanda tricolor Lindl. var. suavis forma Bali adalah anggrek alam pulau Bali, salah
satu sumber kekayaan hayati pulau Bali yang perlu mendapat perhatian kita semua. Spesies
ini merupakan induk persilangan dari anggrek Vanda hibrida yang yang diperjualbelikan
secara komersial saat ini dan dengan harga yang relatif tinggi. Dwiyani (2012) menndapatkan
bahwa forma Bali memiliki karakter spesifik dibandingkan forma Merapi dan forma Jawa
Barat, yakni ukuran bunga dan buah yang lebih besar serta totol-totol dan labelum yang
berwarna ungu kemerahan, sementara forma Merapi berwarna ungu dan forma Jawa Barat
berwarna coklat. Lestari (2010) melaporkan bahwa forma Bali memiliki tingkat keharuman
bunga yang lebih tinggi dibanding forma Merapi.
Salah satu permasalahan dalam budidaya anggrek, khususnya genus Vanda, adalah
masa vegetatif yang panjang, sehingga saat (waktu) pembungaan (flowering) membutuhkan
waktu yang relative lama. Vanda tricolor Lindl. var. suavis membutuhkan waktu kurang
lebih 5 (lima) tahun setelah disemai untuk menghasilkan bunga pertama kali, padahal sebagai
tanaman hias, bunga merupakan organ tanaman penting yang dinikmati nilai estetikanya.
Perbaikan sifat-sifat (karakter) tanaman dapat dilakukan secara konvensional melalui plant
breeding maupun secara lebih modern dengan rekayasa genetika. Hasil yang diperoleh dari
kedua cara ini sama, yakni
individu tanaman baru dengan struktur gen yang baru. Perbedaan yang paling menyolok dari
kedua cara tersebut adalah dari segi waktu, dimana melalui cara konvensional diperlukan
waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan individu baru tersebut sedangkan melalui
rekayasa genetika diperlukan waktu yang lebih singkat.
1. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA merupakan teknik pemisahan dan penggabungan DNA dari satu
spesies dengan DNA dari spesies lain dengan tujuan mendapatkan sifat baru yang lebih
unggul. Berikut ini beberapa produk yang dihasilkan dari rekombinasi gen.
a. Pembuatan Insulin
Insulin ini dihasilkan dari rekombinasi DNA sel manusia dengan plasmid
bakteri E.Coli. Insulin yang dihasilkan lebih murni dan baik diterima oleh tubuh
manusia karena mengandung protein manusia dibandingkan dengan insulin yang
disintesis dari gen pankreas hewan.
b. Pembuatan Vaksin Hepatitis
Vaksin hepatitis dihasilkan dari rekombinan DNA sel manusia dengan sel
ragi Saccharomyces. Vaksin yang dihasilkan tersebut berupa virus yang dilemahkan
dan jika disuntikkan ke dalam tubuh manusia akan membentuk antibodi sehingga
kebal terhadap serangan hepatitis.
2. Fusi Sel
Istilah lain fusi sel dikenal dengan nama teknologi hibridoma. Fusi sel merupakan
peleburan dua sel yang berbeda menjadi satu kesatuan menjadi protein yang sangat baik yang
mengandung gen asli dari keduanya yang disebut hibridoma. Hibridoma sering digunakan
untuk memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Misalnya kita
ambil contoh fusi sel manusia dengan sel tikus. Tujuan fusi tersebut ialah menghasilkan
hibridoma berupa antibodi yang mampu membelah dengan cepat. Sifat tersebut didapatkan
dari sel manusia berupa antibodi yang difusikan dengan sel kanker tikus berupa mieloma
yang mampu membelah dengan cepat.
Secara sederhana proses rekayasa genetika dapat meliputi tahapan – tahapan berikut ini :
Proses rekayasa genetika diatas, praktiknya mengadopsi prinsip dari teknik rekayasa beikut
ini.
1. Kloning Gen
Kloning gen merupakan tahapan awal dari rakayasa genetika. Adapun tahapan-
tahapan dalam kloning gen, diataranya pemotongan DNA menjadi fragmen-fragmen dengan
ukuran beberapa ratus hingga ribuan kb (kilobase), kemudian fragmen tersebut dimasukkan
ke dalam vektor bakteri untuk kloning. Berbagai macam vektor disesain untuk membawa
DNA dengan panjang yang berbeda. Setiap vektor hanya mengandung satu DNA yang
kemudian teramplifikasi membentuk suatu klon di dalam dinding bakteri. Dari setiap klon
sejumlah fragmen DNA akan diisolasi yang kemudian akan diekspresikan. DNA rantai
tunggal akan diubah menjadi rantai ganda dengan bantuan DNA polimerase. Fragmen DNA
yang dihasilkan selanjutnya dikloning ke dalam plasmid untuk menghasilkan bank cDNA.
2. Sequensing DNA
Sekuensing merupakan teknik penentuan urutan basa suatu fragmen DNA yang
membutuhkan proses dan waktu yang lama. Saat ini proses ini sudah bersifat automatis,
dalam artian sekuensing yang dilakukan memungkinkan dalam skala industri hingga ribu
kilobasa per hari.
Proses amplifikasi DNA untuk mensitesis komplementer suatu fragmen DNA yang
dimulai dari suatu rantai primer dikenal dengan teknik PCR (Polimerase Chain Reaction).
4. Konstruksi Gen
Setiap gen terdiri dari promotor (daerah yang bertanggungan jawab utuk transkripsi
gen yang berakhir pada wilayar terminator), gen pendanda dipilih (gen yang berperan sebagai
resistensi antibiotik yang membantu dalam memebedakan perubahan sel), dan terimanator.
Konstruksi gen mengandung sedikitnya daerah promotor, daerah transkrip, dan daerah
terminator. Oleh sebab itu, konstruksi gen kemudian disebut vektor ekspresi.
Konstruksi gen mengimplikasikan penggunaan elemen-elemen seperti enzim restriksi
yang memotong DNA pada daerah spesifik, sistesis nukleotida secara kimiawi, amplifikasi
fragmen DNA secara in vitro menggunakan teknik PCR, serta menyambungn fragmen DNA
yang berbeda dengan ikatan kovalen menggunakan enzim ligase. Kemudian fragmen tersebut
ditambahkan dalam plasmid yang selanjutnya ditransfer ke dalam bakteri membentuk klon
bakteri. Klon bakteri ini akan diseleksi dan diamplifikasi.
Peambahan elemen dalam konstruksi gen bergantung pada tujuan eksperimen,
terutama dimana jenis sel konstruksi tersebut akan diekspresikan.
Suatu gen hasil isolasi dapat ditranskripsikan secara in vitro dan mRNA nya juga
dapat ditranskripsikan pada suatu sistem bebas sel. Untuk dikodekan secara efektif dan
ditranslasikan menjadi protein, suatu gen harus ditransfer ke dalam sel yang secara alami
dapat mengandung semua faktor yang diperlukan dalam proses transkripsi dan translasi.
Transfer gen sendiri dalam praktiknya terdiri atas variasi teknik, diantaranya fusi sel,
penggunaan senyawa kimia, elektroporasi, mikroinjeksi, dan injeksi menggunakan vektor
virus.
II.E Manfaat Rekayasa Genetika
Perkembangan rekayasa genetika memberikan banyak manfaat bagi manusia dalam
berbagai aspek kehidupan. Adapun manfaat rekayasa genetika jika ditinjau berdasarkan
aspeknya, meliputi:
1. Bidang Industri
2. Bidang Farmasi
3. Bidang Kedokteran
a. Pembuatan Insulin
Insulin yang dulunya disintesis hewan mamalia sudah dapat dihasilkan dengan
melakukan pengkloningan bakteri. Insulin yang dihasilkan ini pun jauh lebih baik dan
lebih dapat diterima oleh tubuh manusia dibandigkan insulin yang disintesis dari
hewan.
4. Bidang Pertanian
Menghasilkan tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk
meningkatkan efisiensi fotosintesis.
Menghasilkan tanaman yang mampu menghasilkan pestisida sendiri.
Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang mahal namun banyak digunakan
dengan melakukan fiksasi nitrogen secara alamiah seperti pada tanaman padi.
Dapat digunakan untuk menadapatkan tanaman baru yang lebih menguntungkan lewat
pencangkokan gen, seperti pada golongan solanaceae.
5. Bidang Peternakan
Diperoleh vaksin yang dapat mencegah mencret ganas pada anak babi.
Diperoleh vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yang merupakan
penyakit ganas dan menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
Sedang dilakukan pengujian hormone pertumbuhan tertentu untuk sapi yang
diharapkan dapat meningkatkan produksi susu.
METODE PENELITIAN
II.A.1 Waktu
II.A.2 Tempat
Gambar 1. Konstruksi Gen yang digunakan dalam penelitian (Sumber: Komunikasi pribadi
Mercuriani, 2014)
III.C Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Bunga Anggrek Vanda Tricolor yang ada di sekitar lingkungan peneliti akan menjadi
populasi penelitian. Sampel penelitian adalah Bunga Anggrek Vanda Tricolor. Teknik
sampling adalah dengan mengambil secara sak Bunga Anggrek Vanda Tricolor yang akan
digunakan dalam penelitian.
Transformasi dilakukan secara in vitro dengan target berupa irisan pangkal batang
dari seedling yang berusia 12 bulan setelah semai. Eksplan irisan batang diprekultur pada
media New Phalaenopsis/NP (Islam et al. 1998) yang ditambah 2 ppm Benzyl adenine (BA)
tiga hari sebelum inokulasi. Eksplan direndam selama 1 atau 2 jam (perlakuan) pada suspensi
A.tumefaciens yang sudah membawa gen tersebut. Pada larutan suspensi bakteri ditambahkan
2 tetes tween serta asetosiringon (AS) dengan konsentrasi 0 ppm dan 25 ppm sebagai
perlakuan, sehingga ada 2 x 2 perlakuan kombinasi.
Selanjutnya, eksplan di ko-kultivasi selama 3 hari pada media NP dengan 2 ppm BA.
Setelah ko-kultivasi, eksplan dicuci dengan larutan cefotaxime 300 ppm, dibilas hingga
bersih dan ditanam kembali pada media NP + 2 ppm BA+ 50 ppm cefotaxime. Tahap ini
disebut tahap eliminasi. Eliminasi diulang 3 – 5 kali hingga eksplan benar benar terbebas dari
Agrobacterium. Selanjutnya eksplan dipelihara hingga tumbuh tunas dan akar (membentuk
plantlet). Plantlet kemudian diseleksi dengan jalan menanamnya pada media NP yang
ditambah 10 ppm higromisin. Plantlet yang bertahan hidup sampai 6 minggu pada media
higromisin disebut kandidat transforman. Kandidat transforman dihitung dan dipersentase
dari jumlah eksplan yang diinokulasi untuk setiap perlakuan.
Genom dari kandidat transforman (dari daunnya) diisolasi menggunakan metode
Doyle & Doyle (1990), selanjutnya dianalisis secara molekuler menggunakan metode PCR
dengan primer Ubiquitin(forward: 5'-TTGTCGATGCTCACCCTG-3') and TNos (reverse: 5'-
GATCTAGTAACATAGATGACACCGCG-3') yang akan mengamplifikasi fragmen
sepanjang 1,1 kb (Mercuriani et al., 2015). Reaksi PCR dilakukan dengan kondisi sebagai
berikut: 94oC selama 5 menit (denaturasi awal), kemudian dilakukan 30 siklus yang terdiri
dari 94oC selama 45 detik (denaturasi), 59 oC selama 1 menit (annealing), dan 72oC selama
1 menit 30 detik (elongation). Pemanjangan waktu selama 5 menit dilakukan pada suhu
72oC, dan terakhir suhu dijaga pada 4oC. DNA hasil amplifikasi selanjutnya dicek dengan
elektroforesis dengan gel agarose 1%, kemudian divisualisasi dengan UV transluminator.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.wikipedia.com
2. http://www.biologi-sel.com/2013/05/rekayasa-genetika.html
3. http://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Fungsi-Jenis-dan-
Proses-Rekayasa-Genetika-adalah.html