Anda di halaman 1dari 16

BAB IV : AKHLAQ DALAM AJARAN ISLAM

Disusun oleh:

1. ERIZKA META (1515100026)


2. ARBELLA RAHMA (1515100044)
3. RISKI FITRA FINAZIS (2415100085)
4. AAN AGUS H (4215100033)
5. HADI MULKI SIREGAR (4215100054)
6. ARIFAH KINASIH (5215100118)

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
NAMA : ERIZKA META NAMA : ARBELLA RAHMA
KHARISMA WARDANI PUTRI
NRP : 1515100026 NRP : 1515100044
JURUSAN : BIOLOGI JURUSAN : BIOLOGI

NAMA : RISKI FITRA FINAZIS NAMA : AAN AGUS H.


NRP : 2415100085 NRP : 4215100033
JURUSAN : TEKNIK FISIKA JURUSAN : SISTEM
PERKAPALAN

NAMA : HADI MULKI SIREGAR NAMA : ARIFAH KINASIH


NRP : 4215100054 NRP : 521510118
JURUSAN : SISTEM JURUSAN : SISTEM INFORMASI
PERKAPALAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tiga bulan telah berlalu semenjak kita menjalani ibadah puasa di tahun
1436 H. Di bulan puasa, orang-orang memperbanyak amalan dengan cara
berzikir, bersedekah, dan bertadarus. Semua orang mencoba memperbaiki
diri di bulan yang penuh berkah tersebut, menahan hawa nafsu yang mencoba
menghancurkan iman. Dan lebaran pun tiba dihiasi dengan kata-kata maaf
dari sanak saudara dan teman-teman.
Namun, beberapa hari setelah lebaran, orang-orang pun kembali ke tabiat
awal mereka. Para wanita kembali memakai pakaian yang mempertontonkan
aurat, mulai meninggalkan sholat, melepas hijabnya, dan lain-lain. Sama
halnya dengan para lelaki yang mulai melihat yang seharusnya yang tidak
dilihat dari seorang wanita, berfoya-foya, bahkan sampai mabuk-mabukan.
Jadi, apa gunanya bulan puasa itu jika akhlaq buruk tetap saja dibiarkan
tertimbun dalam nurani manusia ?
Di zaman yang semakin canggih ini, manusia semakin tidak peduli
terhadap agama, semuanya hanya fokus pada kehidupan dunia yang
sebenarnya fana. Akhlaq manusia semakin buruk, etika yang baik mulai
ditinggalkan, dan semakin banyak orang-orang yang tidak bermoral.
Dibutuhkan suatu pedoman yang kuat untuk membenahi keadaan sekarang
ini. Salah satu pedoman kita sebagai muslim yaitu Al-Qur’an, di dalamnya
sudah terkandung ajaran Rasulullah untuk menuntun kita menuju jalan yang
benar. Maka dari itu kita harus memiliki akhlaq yang sudah dicontohkan
Rasulullah dengan cara mempertebal keimanan dan mendalami lagi ajaran
islam dalam berakhlaq dan berlatih untuk menjauhi segala larangan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tentang etika, moral, dan akhlaq ?
2. Apa saja faktor-faktor pembentuk akhlaq ?
3. Bagaimana aktualisasi akhlaq dalam kehiduan modern ?
4. Apa hubungan akhlaq dan tasawuf ?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep etika, moral, dan akhlaq.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk akhlaq.
3. Untuk mengetahui aktualisasi akhlaq dalam kehidupan modern.
4. Untuk mengetahui akhlaq dan tasawuf.
1.4. Manfaat
Dapat menerapkan etika, moral, dan akhlaq yang baik dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga terciptalah lingkungan yang kondusif dengan
berlandaskan aja ajaran islam. Dengan penerapan etika, moral, dan akhlaq
yang baik terciptalah generasi penerus yang berpegang teguh pada agama dan
dapat membuat negara menjadi lebih baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN AKHLAQ, MORAL, DAN ETIKA

A. Pengertian Akhlaq
Secara bahasa bentuk jamak dari akhlaq adalah khuluq, yang memiliki arti
tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlaq adalah daya kekuatan
jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnungkan lagi. (Azyumadi.2002.203-204) Untuk menjelaskan pengertian
akhlaq dari segi istilah, bahwa akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Dari definisi-definisi tersebut, kita dapat melihat lima ciri yang
terdapat dalam perbuatan akhlaq, yaitu; pertama, perbuatan akhlaq adalah
perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi
kepribadiaannya. Kedua, perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan
dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan
sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan,
tidur atau gila. Ketiga, bahwa perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang timbul
dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari
luar. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan,
pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Keempat, bahwa perbuatan akhlaq
adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau
karena bersandiwara. Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat perbuatan akhlaq
(khususnya akhlaq yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas
semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin
mendapatkan suatu pujian.
B. Pengertian Moral
Secara bahasa dibentuk dari kata mores yang artinya adat kebiasaan. Moral
ini selalu dikaitkan dengan ajaran baik/buruk yang diterima umum/masyarakat.
Moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Secara umum bahwa moral
adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas
manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika
pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat
mengetahui bahwa antara etika dan moral memiliki objek yang sama, yaitu sama-
sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya
apakah baik atau buruk.
C. Pengertian Etika
Dalam encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral,
yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik,
buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan
berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Dengan kata lain
etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
Maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk.
Etika Dibagi Atas Dua Macam:
1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku
manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat.
2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang
bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma
norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
D. Perbedaan Akhlaq, Moral, dan Etika
1. Akhlaq : standar perenentuan Al- Qur‟an dan Al-Hadits
2. Moral : besifat lokal/khusus
3. Etika : lebih bersifat teoritis/umum
Perbedaaan antara etika, moral, dengan akhlaq adalah terletak pada sumber
yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika
penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan
akhlaq berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada
akhlaq ukuran yang digunakan untuk menentukan baik buruk itu adalah al-
quran dan al-hadis.

2.2 KAREKTERISTIK AKHLAQ ISLAM

Secara sederhana akhlaq Islami dapat diartikan sebagai akhlaq yang


berdasarkan ajaran Islam atau akhlaq yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada
di belakang kata akhlaq dalam hal menempati posisi sebagai sifat. Dengan
demikian akhlaq Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam.
Akhlaq dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau moral,
walaupun etika dan moral itu diperlukan dalam rangka menjabarkan akhlaq yang
berdasarkan agama (akhlaq Islami). Hal yang demikian disebabkan karena etika
terbatas pada sopan santun antara sesama manusia saja, serta hanya berkaitan
dengan tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan untuk menjabarkan
akhlaq Islami, itu tidak berarti akhlaq Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh
etika atau moral.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK DAN MEMPENGARUHI


AKHLAQ

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlaq antara


lain adalah:
1. Insting (Naluriyah atau Gharizah)
Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog
menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang
mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah: a. Naluri Makan (nutrive
instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh
orang lain. b. Naluri Berjodoh (seksul instinct). c. Naluri Keibuan (peternal
instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak
kepada orang tuanya. d. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia
untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.

2. Adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan
secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat
kebiasaan.

3. Keturunan atau warisan (al-Warithah)

Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak
keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang
tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat
orang tuanya.

4. Lingkungan

Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara
sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri,
lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:

a. Lingkungan Alam

Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan


menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau
mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi
Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang
sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi
contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas
tidak akan tau norma-norma yang berlaku.

b. Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya
manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling
mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya akhlaq orang tua
dirumah dapat pula mempengaruhi akhlaq anaknya, begitu juga akhlaq anak
sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh
guru-guru disekolah.

5. Agama (Kepercayaan)
Agama bukan saja kepercayaan yang harus dimiliki oleh setiap manusia, tetapi ia
harus berfungsi dalam dirinya, untuk menuntun segala aspek kehidupannya;
misalnya berfungsi sebagai sistem kepercayaan, sistem ibadah dan sistem
kemasyarakatan yang terkait dengan nilai akhlaq.

6. Pendidikan

Pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku akhlaq


seseorang. Sebelumnya kita belum banyak tahu perhitungan, setelah memasuki
jenjang pendidikan sedikit benyak mengetahui. Lingkungna sekolah dalam dunia
pandidikan merupakan tempat bertemunya semua watak. Ada anak yang nakal,
berprilaku baik dan sopan dalam berbahasa dan sifatnya, pandai dalam berbicara,
dan berinteraksi sesamanya.

2.4 AKTUALISASI AKHLAQ DALAM KEHIDUPAN MODERN

Aktualisasi akhlaq adalah bagaimana seseorang dapat


mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran
islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Dan akhlaq seharusnya
diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah ini.

1. Akhlaq terhadap Allah


a. Mentauhidkan Allah
b. Banyak Berzdikir pada Allah
c. Berdo’a kepada Allah SWT.
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
e. Berhusnudzhon ,kepada Allah

2. Akhlaq terhadap Rasulullah


a. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
b. Bersholawat Kepada Rosul
3. Akhlaq Terhadap diri sendiri
a. Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat
negative. Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.
b. Sikap Syukur.
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-
Syukur, atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.
ada 3 (tiga) Cara yang mudah untuk men-Syukuri Nikmat Allah yaitu bersyukur
dengan hati yang tulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji
Allah melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan perbuatan yang
dilakukan dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan dan
perbuatan yang diridhoi-Nya
c. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlaq
mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena
tawadhu merupakan salah satu akhlaq terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat
islam. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan
yang didapatnya bersumber dari Allah SWT
d. Bertaubat.
Apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu banyak
berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita jangan berputus asa dari rahmat
ampunan Allah, karena Allah SWT selalu memberikan kesempatan pada kita
untuk bertobat,
4. Aklak Terhadap Sesama Manusia
a. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
b. Ta’awun atau saling tolong menolong
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
d. Menepati Janji

5. Akhlaq Terhadap sesama Makhluk


a. Tafakur (Berfikir)
salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa
manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa
meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.
b. Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang sewenang-
wenang, tetapi sebagai khalifah yang mengemban amanat Allah. Karena itu,
segala pemanfaatan manusia atas bumi ini harus dengan penuh tanggung jawab
dan tidak menimbulkan kerusakan. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan

2.5 PERBEDAAN AKHLAQ DENGAN TASAWUF


Pengertian Tasawuf
Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab: ‫) تصوف‬
adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan
akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi.
Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam
Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat
(pelbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang
Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi[rujukan?]. Pemikiran Sufi
muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke
seluruh belahan dunia (Wikipedia bahasa Indonesia).
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang
umum adalah kata itu berasal dari Suf (‫)صوف‬, bahasa Arab untuk wol, merujuk
kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak
semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain
menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (‫)صفا‬, yang berarti kemurnian.
Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori
lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu
ketuhanan.
Persamaan dan perbedaan akhlaq dan tasawuf
1. Persamaan
Persamaan antara akhlaq dan tasawuf sesuai dengan firman Allah yaitu sebagai
rahmat bagi seluruh alam, saling menyayangi dan tidak sombong, apa bila kita
berakhlaq maka kita tidak akan sombong, para sufipun juga tidak sombong karena
mereka tidak memikirkan duniawi.
2. Perbedaan
Ilmu tasawuf adalah ilmu tentang bagaimana kita membersihkan hati agar selalu
berdzikir/ingat kepada Allah, dan tidak tergiur oleh duniawi. Sedangkan akhlaq
itu sendiri adalah refleksi dari penerapan ilmu tasawuf sehingga tingkah laku dan
perbuatan kita sama dengan perilakunya Rasulullah SAW.
BAB III

ANALISIS

Menurut pandangan kami, semua orang masing-masing pasti memiliki


etika, moral, dan akhlaq yang berbeda-beda. Perbedaan itu terjadi karena
tergantung dari setiap individu bagaimana cara mereka menjaga dengan baik,
mengamalkan, dan menggunakannya. Agar mereka mempunyai etika, moral, dan
akhlaq yang baik maka harus mempunyai iman yang baik pula. Karena iman yang
baik lah yang akan mengantarkan kita menjadi manusia yang bertaqwa. Akhlaq
ada karena adanya dorongan jiwa untuk melakukan suatu perbuatan tanpa perlu
dipikirkan atau dipertimbangkan lagi, contohnya ketika kita dilanda bencana yang
besar dan kita bisa selamat atas bencana tersebut kita secara spontan langsung
ingat dan bersyukur kepada ALLAH SWT karena kita masih diberi kesempatan
untuk hidup di dunia ini. sedangkan Moral besifat lokal/khusus, contohnya kita
ikhlas meluangkan waktu kita sejenak untuk menjenguk orang yang sedang sakit,
disitulah dicontohkan moral yang baik. Kemudian Etika lebih bersifat
teoritis/umum contohnya ketika kita bertemu dan berbicara dengan seseorang kita
dituntut untuk memiliki etika yang baik, harus sopan santun, menghargai pendapat
orang lain dan bertutur kata yang baik dan apapun perbuatan yang dilakukannya
tidak melanggar aturan apapun dan dimana pun. Akhlaq dalam ajaran agama tidak
dapat disamakan dengan etika atau moral. Akhlaq terhadap Allah bisa dilakukan
dengan mentauhidkan Allah, banyak berzdikir pada Allah, berdo’a kepada Allah
SWT,bertawakal hanya pada Allah, berhusnudzhon ,kepada Allah. Akhlaq
terhadap Rasulullah bisa kita lakukan dengan cara mengikuti atau menjalankan
sunnah Rosul, bersholawat kepada Rosul. Akhlak Terhadap Sesama Manusia juga
dapat dilakukan dengan merajut Ukhuwah atau Persaudaraan,Ta’awun atau
saling tolong menolong, Membiasakan diri untuk memaafkan kesalahan orang
lain, menepati janji. Jadi, akhlak dalam ajaran islam, Seorang muslim harus
berusaha membina dirinya. Akhlak mulia dan menjadikan dirinya sebagai teladan
yang baik bagi masyarakat. Untuk itu, seorang muslim harus mengikuti dan
memerapkan akhlak yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW . Al Qur’an
mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang
sangat agung. Atas dasar sifat – sifat agung yang dimilikinya,Allah menjadikan
beliau sebagai teladan yang baik (uswatun hasanah) sekaligus sebagai pembawa
berita dan peringatan.

BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Bahwa etika, moral, dan akhlak tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Ketiga aspek tersebut akan mencerminkan bagaimana cara kita
menjalani hidup, baik dalam beragama, berorganisasi, maupun
bermasyarakat. Karena itu, jika sekarang kita masih memilki akhlak yang
buruk, moral yang rusak, dan etika yang tidak sesuai, maka sekarang
marilah kita berbenah diri untuk mengubah semua itu. Kita harus menjadi
insan yang bermartabat sehingga jalan hidup kita selalu diridhai Allah.
Jangan terpengaruh oleh kebudayaan luar yang tidak sesuai dengan agama
Islam, kita harus bisa menjaga diri, sehingga kita tetap memiliki akhlaq,
etika, dan moral yang sesuai dengan ajaran Islam.
4.2 SARAN
Semakin hari akhlaq semakin terkikis oleh perkembangan zaman. Karena
itu, kita harus menjaga diri dari hal-hal yang dapat mengubah dari kita
menjadi lebih buruk. Untuk yang sudah terlanjur terpengaruh oleh
perkembangan zaman, maka hal tersebut harus diubah. Ibnu Maskawaih,
dalam buku Tahdzub Al Akhlaq mengusulkan metode perbaikan akhlak
melalui lima cara. Pertama, mencari teman yang baik. Banyak orang
terlibat tindak kejahatan karena faktor pertemanan. Kedua, olah pikir.
Kegiatan ini perlu untuk kesehatan jiwa, sama dengan olahraga untuk
kesehatan tubuh. Ketiga, menjaga kesucian kehormatan diri dengan tidak
mengikuti dorongan nafsu. Keempat, menjaga konsistensi antara rencana
baik dan tindakan. Kelima, meningkatkan kualitas diri dengan
mempelajari kelemahan-kelemahan diri.

DAFTAR PUSTAKA
Nur Giantoro.2010.http://indonesia-
admin.blogspot.co.id/2010/02/prinsip-dasar-pembentukan-akhlak.html
.(Selasa, 22 September 2015)
Drs. Zahruddin AR, M. M. Si. Dan Hasanuddin sinaga, S.Ag., M. A .2004.
Pengantar Studi Akhlak .Jakarta: PT Grafindo Persada .

Iwanadi Sucipto .2013.


http://iwandicipto.blogspot.co.id/2013/02/hubungan-tasawuf-dengan-
akhlak.html . (Selasa, 22 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai