Anda di halaman 1dari 17

Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Pada pasal 5 ayat (1) ditegaskan
bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu”. Lebih jauh lagi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal pasal 7 ayat (1), (5), dan (6)
mengamanatkan: a) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya
menetapkan sistem penerimaan peserta didik baru yang adil dan transparan dan
menjamin setiap lulusan SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah, b) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin agar
setiap warganegara yang berusia 16 (enam belas) tahun sampai dengan 18 (delapan
belas) tahun dapat mengikuti pendidikan menengah, dan c) Setiap warga negara
Indonesia yang memiliki anak yang telah lulus SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat bertanggung jawab dan memfasilitasi anaknya melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan menengah. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 82 ayat (1) menyatakan
bahwa “Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan menengah dilakukan secara
objektif, transparan, dan akuntabel”.
Berkaitan dengan amanat berbagai peraturan perundang-undangan tersebut, maka setiap
sekolah menengah atas yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan menengah
harus melaksanakan penerimaan peserta didik baru secara objektif, transparan,
akuntabel, dan tidak diskriminatif. Untuk membantu sekolah melaksanakan penerimaan
peserta didik baru dengan baik sesuai dengan amanat berbagai peraturan tersebut, perlu
dibuat panduan penerimaan peserta didik baru sekolah menengah atas.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.

1
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan


Publik.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 04/VI/PB/2011 & Nomor MA/111/2011 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal/
Bustanul Athfal dan Sekolah/ Madrasah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal.

C. Tujuan

Panduan Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Atas ini disusun untuk:
1. memberi acuan bagi kabupaten/kota dan sekolah menengah atas dalam
melaksanakan penerimaan pesera didik baru.
2. mengupayakan agar penerimaan peserta didik baru sekolah menengah atas dapat
terlaksana sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu objektif, transparan,
akuntabel, dan tidak diskriminatif.

2
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB II
KETENTUAN UMUM

Beberapa istilah yang digunakan dalam panduan ini sebagai berikut:


1. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, atau bentuk
lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
2. Madrasah Tsanawiyah, yang selanjutnya disingkat MTs, adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan
umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari
hasil belajar yang diakui sama atau setara Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
3. Program Paket B adalah program pendidikan pada jalur pendidikan non formal yang
diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan setara
dengan SMP.
4. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.
5. Pendaftaran peserta didik baru adalah proses seleksi administrasi untuk mendaftar
menjadi calon peserta didik pada SMA.
6. Penerimaan peserta didik baru yang selanjutnya disingkat PPDB adalah penerimaan
peserta didik pada SMA yang dilaksanakan menjelang awal tahun pelajaran.
7. Tim PPDB SMA adalah tim yang ditugaskan oleh Kepala SMA untuk melaksanakan
PPDB di SMA.
8. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
9. Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang diperoleh
peserta didik pada UN SMP/MTs/Program Paket B.
10. Nilai Akhir yang selanjutnya disebut NA adalah nilai gabungan antara nilai Sekolah/
Madrasah dan nilai UN untuk mata pelajaran yang diujinasionalkan.
11. Nilai Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut Nilai S/M adalah nilai gabungan antara
nilai ujian sekolah/madrasah dan nilai rata-rata rapor untuk SMP/MTs.
12. Nilai Pendidikan Kesetaraan yang selanjutnya disebut Nilai PK adalah nilai gabungan
antara nilai ujian pendidikan kesetaraan paket B dan nilai rata-rata rapor untuk paket B.

3
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

13. Ijazah adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh Kepala SMP/MTs yang
menyatakan bahwa peserta didik telah lulus dari SMP/MTs.
14. Surat Keterangan Yang Berpenghargaan Sama yang selanjutnya disingkat SKYBS adalah
surat pernyataan resmi dan sah yang berpenghargaan sama dengan ljazah SMP/MTs.
15. Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disebut SKHUN adalah surat
keterangan yang berisi Nilai S/M yang diujinasionalkan, nilai UN, dan NA untuk
SMP/MTs.
16. Daftar Nilai Ujian Nasional Paket B yang selanjutnya disebut DNUN Paket B adalah
daftar nilai ujian nasional Paket B yang diberikan kepada warga belajar setelah mengikuti
ujian seluruh mata pelajaran yang diujikan sebagai sertifikasi kelulusan setara SMP.
17. Dinas provinsi adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di provinsi.
18. Dinas kabupaten/kota adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di kabupaten/kota.

4
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB III
TUJUAN, PRINSIP, ASAS, DAN PENYELENGGARA PPDB

A. Tujuan Penerimaan Peserta Didik Baru

PPDB SMA bertujuan untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga negara
yang telah menyelesaikan pendidikan dasar atau yang telah lulus SMP/MTs/Paket B dan
berusia paling tinggi 18 tahun agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya.

B. Prinsip Penerimaan Peserta Didik Baru

Prinsip PPDB:
1. semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan pada satuan pendidikan yang lebih tinggi.
2. tidak ada penolakan PPDB bagi yang memenuhi syarat, kecuali jika daya tampung di
sekolah yang bersangkutan tidak mencukupi dan ketentuan waktu proses PPDB telah
berakhir.

C. Asas Penerimaan Peserta Didik Baru

PPDB SMA mengikuti asas:


1. objektif, artinya PPDB harus memenuhi ketentuan umum yang telah ditetapkan;
2. transparan, artinya pelaksanaan PPDB bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh
masyarakat termasuk orang tua peserta didik baru, untuk menghindari segala
penyimpangan yang mungkin terjadi;
3. akuntabel, artinya PPDB dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik
prosedur maupun hasilnya;
4. tidak diskriminatif, artinya setiap warga negara yang telah menyelesaikan pendidikan
dasar dan berusia paling tinggi 18 tahun dapat mengikuti program pendidikan tingkat
SMA di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membedakan suku,
daerah asal, agama, golongan, dan status sosial (kemampuan finansial).

D. Penyelenggara Penerimaan Peserta Didik Baru


Penyelenggara PPDB SMA terdiri atas penyelenggara tingkat kabupaten/kota dan
penyelenggara tingkat sekolah.

5
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

1. Tugas dan tanggungjawab penyelenggara PPDB SMA tingkat kabupaten/kota:


a. membentuk Posko Pelayanan untuk melayani sekolah dan masyarakat setelah
pengumuman hasil seleksi;
b. mengendalikan dan memonitor pelaksanaan PPDB;
c. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan PPDB;
d. melakukan evaluasi;
e. membuat laporan.

2. Tugas dan tanggungjawab penyelenggara PPDB SMA tingkat sekolah:


a. Membentuk panitia PPDB di tingkat sekolah;
b. Melaporkan daya tampung peserta didik baru ke Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota. Contoh format daya tampung terdapat pada Lampiran 1;
c. Menyiapkan format pendaftaran dan format-format lain, serta semua perlengkapan
yang diperlukan;
d. Menyediakan loket/ruang pendaftaran bagi calon peserta didik yang mendaftar
langsung ke sekolah;
e. Membantu calon peserta didik mengisi format pendaftaran;
f. Menyediakan loket/ruang verifikasi berkas;
g. Menerima berkas pendaftaran;
h. Memastikan bahwa calon peserta didik baru (CPDB) yang mendaftar telah
memenuhi persyaratan pendaftaran;
i. Mencatat dan memberikan tanda bukti verifikasi pendaftaran;
j. Memberikan pelayanan informasi dan pengaduan;
k. Mengumumkan CPDB yang diterima;
l. Menyediakan loket/ruang untuk lapor diri;
m. Mencatat dan memberikan tanda bukti lapor diri;
n. Membuat laporan dan menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota.

6
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB III
MEKANISME PENERIMAAM PESERTA DIDIK BARU SMA

Proses PPDB SMA mengikuti mekanisme sebagai berikut:

INFORMASI
KEPADA
MASYARAKAT

PENGUMUMAN
PENDAFTARAN SELEKSI LAPOR DIRI
PENERIMAAN

Penjelasan mekanisme PPDB SMA

A. Informasi kepada masyarakat


Sebelum pelaksanaan PPDB, sekolah membuat pemberitahuan kepada masyarakat
melalui berbagai media seperti leaflet, spanduk, radio, televisi, internet, dan sebagainya,
dan pengumuman/pemberitahuan ditempel di sekolah (tanpa merusak lingkungan) pada
beberapa tempat yang mudah dilihat masyarakat.

Persyaratan calon peserta didik baru kelas X SMA adalah:


1. telah lulus dan memiliki ijazah SMP/MTs atau Program Paket B/SKYBS SMP;
2. memiliki SKHUN SMP/MTs atau DNUN Program Paket B; dan
3. berusia paling tinggi 18 (delapan belas) tahun pada awal tahun pelajaran.

B. Pendaftaran
Pendaftaran peserta didik baru SMA dapat dilakukan secara manual atau online. Bagi
SMA yang belum terhubung dengan jaringan, pendaftaran peserta didik baru dilakukan
secara manual. Sedangkan SMA yang sudah terhubung dengan jaringan, sangat
disarankan melakukan pendaftaran peserta didik baru secara online. Sekolah yang akan
melaksanakan PPDB online dapat menghubungi Pustekkom Kemdikbud yang
menyediakan laman (web) pengumuman, pangkalan data (database) dan aplikasi sistem
seleksi (sorting engine). PPDB online terbukti mampu memenuhi harapan masyarakat
tentang implementasi sebuah sistem PPDB yang objektif, transparan, akuntabel, cepat,
dan akurat.

7
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

Dinas pendidikan kabupaten/kota yang telah memiliki 1) Sumber Daya Komputasi


(komputer dan server), 2) Sumber Daya Informasi (internet), 3) Sumber Daya Manusia
(Administrator Web dan Teknisi Jaringan), dan 4) Anggaran Operasional (untuk
Kustomisasi Sistem Seleksi, Narasumber Sosialisasi, Narasumber Pelatihan dan Uji Coba
serta Pelaksanaan) dapat mengajukan permohonan fasilitasi PPDB Online 2014/2015
kepada Pustekkom Kemdikbud melalui e-mail: pustekkom@kemdikbud.go.id, atau PIC
PPDB Online melalui e-mail: ppdb2014@ kemdikbud.go.id. Kemudahan proses PPDB
online Pustekkom Kemdikbud dilengkapi dengan pendaftaran dan pengunduhan berbagai
dokumen legalitas pelaksanaan yang akan dijadikan dasar dalam penyelenggaraan PPDB
di daerah sehingga lebih mempersingkat waktu persiapan sistem PPDB yang dapat
disesuaikan dengan kondisi tiap daerah.

Cara pendaftaran peserta didik baru:


1. Pendaftaran dapat dilaksanakan secara kolektif melalui sekolah asal
(SMP/MTs/satuan pendidikan non formal) atau perorangan.
2. Untuk pendaftaran kolektif, SMP/MTs/satuan pendidikan non formal menghimpun
data calon peserta didik baru yang mendaftar ke sekolah pilihan/tujuan yang sama
dan menyampaikan kelengkapan berkasnya ke SMA tujuan. Sedangkan untuk
pendaftar perorangan, CPDB menyerahkan berkas pendaftaran yang telah dilengkapi
kepada petugas pendaftaran di sekolah yang dituju.
3. Petugas pendaftaran memverifikasi dan memasukkan data sekolah pilihan CPDB ke
sistem.
4. Petugas pendaftaran mencetak dan menyerahkan Bukti Pendaftaran kepada CPDB.

C. Seleksi
Sesuai Kurikulum 2013, di kelas X SMA sudah diadakan pemilihan kelompok mata
pelajaran peminatan, sehingga satuan pendidikan harus secara proaktif melakukan
sosialisasi dan penelusuran potensi akademik dan non akademik pada tingkatan
kelas/sekolah sebelumnya (kelas IX SMP/MTs). Pemilihan kelompok mata pelajaran
peminatan perlu mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan kapasitas sekolah
(sarana, SDM, dan lain-lain). Oleh karena itu seleksi calon peserta didik baru kelas X
SMA dilakukan berdasarkan SKHUN SMP/MTs atau DNUN Program Paket B, nilai
rapor sekolah/madrasah, dan/atau hasil tes akademik seleksi PPDB, dengan tetap
mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, usia calon peserta didik baru,
prestasi di bidang akademik, prestasi non akademik seperti bakat olah raga, bakat seni, ,
dan prestasi lain yang diakui sekolah. Untuk memenuhi asas PPDB yang tidak
diskriminatif antara lain tidak membedakan status sosial (kemampuan finansial), seleksi

8
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

PPDB SMA harus ramah sosial dengan memberikan prioritas paling sedikit 20% (dua
puluh persen) bagi peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu.
Dalam upaya peningkatan akses pelayanan pendidikan, jumlah peserta didik baru yang
dapat diterima di SMA dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 40 ( empat
puluh) orang, dan mempertimbangkan jumlah ruang kelas yang tersedia.

D. Pengumuman Penerimaan
Berdasarkan daya tampung sekolah dan peringkat hasil seleksi dibuat pengumuman
penerimaan CPDB. Pada sistem PPDB manual diumumkan sejumlah CPDB yang
diterima dan beberapa orang cadangan. Sedangkan pada PPDB online, karena bersifat
dinamis, maka sistem ini tidak mengenal penerimaan CPDB cadangan. Pada saat proses
PPDB online dinyatakan berakhir, maka pengumuman dapat dinyatakan final setelah
daftar CPDB yang diterima ditandatangani oleh kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat.
Pengumuman hasil seleksi PPDB dilaksanakan secara terbuka melalui berbagai media
seperti media elektronik, media cetak, internet, dan sebagainya, dan di sekolah dipasang
di beberapa tempat yang mudah dilihat masyarakat. Selanjutnya CPDB yang diterima
harus melapor ke SMA pada waktu yang telah ditentukan.
Pengaduan masyarakat terhadap pelaksanaan PPDB dapat disampaikan ke sekolah yang
dituju dan/atau kepada Posko Pengaduan PPDB pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat.

E. Lapor Diri
Calon peserta didik baru yang diterima melakukan lapor diri ke SMA yang dituju. Pada
waktu lapor diri peserta didik baru menyerahkan tanda bukti pendaftaran dan mengisi
format serta melampirkan SKHUN SMP/MTs, DNUN Paket B atau SKYBS. Selanjutnya
peserta didik baru yang telah melakukan lapor diri diberi tanda bukti lapor diri oleh
panitia PPDB sekolah. Contoh format lapor diri pada Lampiran 2.
CPDB yang dinyatakan diterima dan tidak lapor diri sesuai jadwal yang ditentukan,
dinyatakan mengundurkan diri.

BAB IV
PENGENDALIAN, PEMANTAUAN, DAN PELAPORAN

9
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

A. Pengendalian
1. Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan PPDB dilakukan oleh Tim
Pengendali yang dibentuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Pengendalian dan pengawasan dimaksudkan untuk menjamin agar kegiatan PPDB
dapat terlaksana sesuai dengan prinsip-prinsip PPDB dan ditujukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan PPDB.
3. Pengendalian dan pengawasan dilakukan terhadap keseluruhan proses pelaksanaan
PPDB mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, sampai dengan
pelaporan.
4. Tim Pengendali menyampaikan laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

B. Pemantauan
1. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PPDB dilakukan oleh Tim Pemantau
dan Evaluasi yang dibentuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
2. Tim pemantau dan evaluasi bertugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap
keseluruhan proses pelaksanaan PPDB meliputi keterlaksanaan program,
ketercapaian hasil pelaksanaan program, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
kegiatan dan pembiayaan, ketersediaan dan kelengkapan fasilitas dan perlengkapan
yang dibutuhkan, dan kesiapan SDM pelaksana PPDB.
4. Tim Pemantau dan Evaluasi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

C. Pelaporan
1. Selama Pelaksanaan PPDB, Panitia Sekolah wajib menyampaikan laporan daya
tampung dan laporan kasus yang terjadi setiap hari ke Posko PPDB Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Contoh format laporan kasus pada Lampiran 3;
2. Panitia sekolah melaporkan hasil seleksi dan hasil CPDB yang lapor diri, ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. Contoh format laporan pada Lampiran 4 dan Lampiran
5;
3. Tim Pengendali menyampaikan laporan tentang hasil pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
4. Tim Pemantauan dan Evaluasi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;.

10
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

5. Laporan lengkap dibuat secara deskriptif mengenai penyelenggaraan program, mulai


dari tahap persiapan, proses pelaksanaan, analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan
program, termasuk di dalamnya pengungkapan masalah-masalah yang ditemui dalam
proses pelaksanaan, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut, serta pada bagian akhir ditutup dengan kesimpulan dan rekomendasi.
6. Untuk memberikan jaminan akuntabilitas, laporan disampaikan juga kepada pejabat
terkait yang memerlukan, dan dapat juga disampaikan kepada publik.

BAB V
PENUTUP

11
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

Keberhasilan Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Atas sangat dipengaruhi
oleh kualitas keseluruhan proses mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi
dan pelaporan kegiatan. Oleh karena itu, agar Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah
Menengah Atas dapat terlaksana secara objektif, transparan, akuntabel, dan tidak
diskriminatif, serta mencapai hasil yang optimal (tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat guna),
diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait (baik unsur dinas pendidikan
kabupaten/kota, sekolah, maupun calon peserta didik baru) untuk bersama-sama
mengupayakan keberhasilan keseluruhan proses PPDB SMA, sesuai dengan tugas, fungsi
dan kewenangan masing-masing.
Hal-hal yang bersifat teknis diatur lebih lanjut dalam peraturan gubernur/bupati/walikota.

LAMPIRAN 1: CONTOH FORMAT LAPOR DIRI

12
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


1. Nama : ……………………………………………………
2. Tempat dan tanggal lahir : ……………………………………………………
3. Jenis kelamin : ……………………………………………………
4. Agama : ……………………………………………………
5. Nomor pendaftaran : ……………………………………………………
6. Nama orang tua : ……………………………………………………
7. Pekerjaan orang tua : ……………………………………………………
8. Agama orang tua : ……………………………………………………
9. Nama Wali : ……………………………………………………
10. Pekerjaan Wali : ……………………………………………………
11. Hubungan keluarga dengan wali : …………………………………………………....
12. Alamat orang tua/wali : ………………………………………………...….
Dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran bersedia menjadi menjadi peserta didik
di SMA ……………………………. Selanjutnya saya :
1. Sanggup belajar dengan tekun dan penuh semangat.
2. Sanggup menjaga nama baik sendiri, keluarga, dan sekolah.
3. Sanggup menaati dan mematuhi pelaksanaan Wiyatamandala termasuk pakaian seragam
sekolah, OSIS, dan kegiatan hari-hari pertama sekolah.
4. Bersedia menerima sanksi yang ditentukan sekolah, apabila saya tidak menaati ketentuan
yang ditetapkan oleh sekolah.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh tanggung jawab serta diketahui
orang tua/wali*) saya.
..............................., ..............
Mengetahui orang tua/wali *) Yang membuat pernyataan

Nama jelas Nama jelas

*) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN 2: CONTOH FORMAT DAYA TAMPUNG SEKOLAH

13
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

Nama Sekolah : SMA Negeri ...................


Alamat : Jl. ...................................................................................
Kecamatan …………………………...
No Telpon/Fax : ...……………………… / ………………………………

JUMLAH
Daya tampung Peserta didik kelas X yang Tempat tersedia
tidak naik

..... orang .... orang .... orang

................., ……………
Kepala SMA Negeri ..............

……………………….
NIP ……………………..

LAMPIRAN 3: CONTOH FORMAT LAPORAN KASUS

14
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

Nama Sekolah : SMA Negeri …………………………….….....


Alamat : ……………………………………………………...………………
Kecamatan …………………….............................
No Telpon/Fax : …………………………… / ………………………………..

NO KASUS MASALAH PEMECAHAN SARAN/USUL


MASALAH TINDAK LANJUT

................., …………… Kepala


SMA Negeri ..............

……………………….
NIP ……………………..

LAMPIRAN 4: CONTOH FORMAT HASIL SELEKSI PPDB

15
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

Nama Sekolah : SMA Negeri …………………………….….....


Alamat : ……………………………………………………...………………
Kecamatan …………………….............................
No Telpon/Fax : …………………………… / ………………………………..
Nomor
No Pendaftaran Nama L/P Asal sekolah Jumlah Nilai UN Ket

................., ……………………
Kepala SMA Negeri …….

……………………......….
NIP ……………………..

LAMPIRAN 5: CONTOH FORMAT HASIL LAPOR DIRI

16
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan PPDB SMA – Draf2

Nama Sekolah : SMA Negeri …………………………….….....


Alamat : ……………………………………………………...………………
Kecamatan …………………….............................
No Telpon/Fax : …………………………… / ………………………………..

Daya Jumlah Nilai UN yg lapor diri JUMLAH


Tampung Pen- Di- Lapor Ter- Terendah Rt-Rt Tidak Tempat yg
daftar terima diri tinggi lapor masih tersedia

Kepala SMA Negeri …….

……………………......….
NIP ……………………..

17
© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Anda mungkin juga menyukai