Kom Surat
Kom Surat
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi.
Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator),
pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai
fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga
memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi
interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat
diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
1. Definisi komunitas
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai
berikut:
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain
dengan mencapai tujuan.
2. WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,
serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang stu dan
yang lainnya.
5. Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sitem
sosial.
2.2.1 Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
2.2.2 American Nursis Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu
sistem dari praktek kepeawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan
untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.
2.2.4 Ruth B.Freeman (1981), keperawtan komunitas adalah kesatuan yang unik dari
praktik keperawatan dan kesehatan masayarakat yang ditujukan pada
pengembanagn serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai
perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau
masyarakat. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
2.2.6 Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawtan komunitas adalah
pelayanan keperawatan profesional ynag ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal yang melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, jugan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan
2.2.8 Menurut IOM (2003), Praktik pelayanan komunitas adalah layanan keperawatan
profesional yang diberikan oleh perawat yang telah memperoleh pendidikan
keperawatan komunitas atau disiplin lain yang berkaitan dan bekerja untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang berfokus pada masyarakat
2.2.9 Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007)
2.2.10 Winslow (1920), seorang ahli kesehatan adalah ilmu dan senio mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini:
Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935 penyakit ini
menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada tahun 1935 dilakukan
program pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan DDT
terhadap rumah-rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941,
15 juta orang telah di vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich- seorang petugas kesehatan
pemerintah Belanda- melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian
dan kesakitan di Banyumas purwokerto. Dari hasil pengamatan dan analisisnya,
disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan dan kematian dikedua daerah tersebut
dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan, masyarakat buang air besar di
sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari sungai yang telah tercemar.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi lingkungan dikarenakan
perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai upaya kesehatan
masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara melakukan
promosi mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap
sebagai awal kesehatan masyarakat di indonesia.
Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak perkembangan kesehatan
masyarakat di Indonesia adalah saat diperkenalkannya Konsep Bandung ( Bandung plane)
pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan dr.Patah-yang selanjutnya dikenalkan dengan
nama Patah-Leimena. Dalam konsep ini,diperkenalkan bahwa dalam upaya pelayanan
kesehatan masyarakat ,aspek preventif dan kuratif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti
dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, kedua aspek ini tidak boleh
dipisahkan, baik dirumah sakit maupun dipuskesmas. Selanjutnya pada tahun 1956
dimulai kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat oleh dr. Y. Susanti dengan
berdirinya proyek Bekasi ( lemah abang ) sebagai proyek percontohan/ model pelayanan
bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di indonesia dan sebagai pusat
pelatihan tenaga kesehatan. Proyek ini juga menekankan pada pendekatan tim dalam
pengelolaan program kesehatan. Untuk melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu
ini, terpilih delapan desa wilayah pengembangan masyarakat.
2.4.1 Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.
Dari beberapa peran yang telah dikemukakan di atas,dapat disimpulkan bahwa banyak
sekali peran yang dijalankan oleh perawat komunitas dalam mengorganisasikan upaya-
upaya kesehatan yang dijalankan melalui pusat kesehatan masyarakat(puskesmas), yang
merupakan bagian dari institusi pelayanan dasar utama, baik melalui program di dalam
atau di luar gedung, pada keluarga, kelompok-kelompok khusus, dan sebagainya sesuai
dengan peran, fungsi, dan tanggung jawabnya. Peran yang dapat dilaksanakan di
antaranya adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator
pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan
(organizer), panutan (role model),sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai
pengelola(manager).
2.5.1 Peran pada individu atau keluarga
Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut.
Peran ini meliputi seluruh kegiatan / upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan tim
kesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.
Peran sebagai pelaksana dapat berupa clinical nurse specialist (CNS) dan family
nurse practitioner (FNS). CNS atau perawat spesialis klinik memberikan
pelayanan pada tingkat individu, keluarga dan kelompok, dan bentuk tanggung
jawab pada peran ini adalah melalui upaya promotif dan preventif dalam
kaitannya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat spesialis
klinik memberikan perawatan kesehatan pada klien, biasanya di unit rawat jalan
atau tempat praktik komunitas pada klien dengan masalah kompleks, dan
memberikan perhatian yang lebih pada gejala kondisi nonpatologis, kenyamanan,
dan perawatan komprehensif (roy & obloy,1979).
A. Definisi Fungsi
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran
seseorang. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain. Dalam menjalankan
perannya, parawat akan melaksanakan berbagai fungsi, antara lain : fungsi independen,
fungsi dependen dan fungsi interdependen.
1. Fungsi Independen
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat ats instruksi
dari tim kesehatan lain atau tindakan pelimpahan tugas yang diberikan, seperti
pelimpahan dari dokter, ahli gizi, radiologi dag sebagainya.
3. Fungsi Interdependen
1. Fungsi I
a. Mengunpulkan data
4. Fungsi IV
5. Fungsi V
6. Fungsi VI
7. Fungsi VII
8. Fungsi VIII
Bekerja sama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada klien, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kompetensi perawat dalam fungsi ini
adalah :
9. Fungsi IX
Pengelola perawatan klien dan berperan serta sebagai tim dalam melaksanakan kegiatan
perawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah :
10.Fungsi X
11.Fungsi XI
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat
maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuhan utuh dari aspek biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan kerena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatau hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga
yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Maka disini peran perawat
komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuanya
dan kurangannya kemauan menuju kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga
satu dengan yang lainnyasaling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota keluaga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh
terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada di sekitarnya. Dari
permasalahan tersebut diatas maka keluarga merupakan focus pelayanan kesehatan
yang strategis :
Keperawatn kesehatan komunitas berorientasi pada proses pemecahan masalah yang dikenal
dengan proses keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan Klien atau komunitas
diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari nueman (1972) untuk melihat
masalah pasien, model kumunitas sebagai kloien dikembangkan oleh penulis untuk
menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan
masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya sebgai model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasanyya.
Dalam model komunitas sebagai mitra, ada faktor sentral: pertama, fokus pada komunitas
sebagai mitra ditandai dengan rodal pengkajian komunitas dibagian atas, dengan menyatukan
anggota masyarakat sebagai intinya, dan ke dua penerapan proses keperawatan. Model ini
dijelaskan secara rinci untuk membantu anda memahami setiap pembagiannya., agar anda
dapat menggunakannya sebagai pedoman praktik komunitas.
Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas inti meliputi demografik,
nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota masyaraka, penduduk
setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem
ini terdiri dari lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,
pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukan garis pertahanan normal, atau tingkat
kesehatn komunitas yang dicapai setiap saat. Garis pertahanan normal meliputi barbagai ciri
misalnya angka imunitas yang tinggi, moralitas bayi yang rendah, atau tingkat pendapatan
kelas menengah. Garis pertahanan normal juga mencakup pola koping, disertai kemampuan
menyelesaikan masalah, ini menunjukan keadaan sehat dari komunitas.
Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus- putus yang mengelilingi
komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan “bufer zone” (area penengah)
yang menunjkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat respon sementara terhadap stressor.
Respon ini mungkin saja terjadi karena adanya mobilisasi anggota masyarakat sekitar karena
stresor lingkungan, seperti banjir atau stresor sosial seperti penjualan buku purno.
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus – putus untuk mengingatkan kita bahwa
subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Kedelapan bagian tersebut
menjelaskan garis besar subsistem suatu komunitas dan memberikan gambaran kerangka
kerja bagi perawat kesehatan komunitas dalam pengkajian.
3.2Saran
DAFTAR PUSTAKA
34