Anda di halaman 1dari 117

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

UNIT GAWAT DARURAT

RS HI. MUHAMAD YUSUF


LAMPUNG UTARA

2016
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT HI.MUHAMAD YUSUF
Nomor : .... / SK / HMY / 0216

TENTANG
PENETAPAN KERJA DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UGD

Menimbang : a. Bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah


satu tujuan penting pembangunan kesehatan.
b. Bahwa dalam upaya menuju peningkatan mutu pelayanan
Lampung Utara perlu adanya arah sebagai petunjuk pelaksanaan
berupa uraian tugas (job description) dan standar operasional
prosedur.
c. Bahwa dalam penggunaan uraian tugas dan standar operasional
prosedur yang dimaksud pada point b perlu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. SK Menkes RI Nomor 983 / Menkes / SK.XXI.1992 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
3. Keputusan Dirjen Yanmed. Depkes RI Nomor 811/2/2/VII/1993
tentang petunjuk Pelaksanaan Kerja Penyusunan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Menetapkan Uraian Tugas dan Standar Operasional Prosedur Unit


Gawat Darurat Lampung Utara sebagimana terlampir
Kedua : Standar Operasional Prosedur sebagaimana tersebut pada diktum
pertama, sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali akan dilakukan
evaluasi dan penyesuaian dengan kondisi yang ada
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkannya
dengan ketentuan, apabila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya akan diadakannya perbaikan sebagimana mestinya.

Ditetapkan di : Lampung Utara


Pada tanggal :

Direktur,

Dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Tembusan:
1. Kepala Bidang Medis
2. Kepala Bidang Perawatan
3. Ketua Panitia Akreditasi
4. Sekretariat
5. Arsip
KATA PENGANTAR

Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal terarah dan terpadu bagi setiap
anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat merupakan tujuan dari
system penanggulangan penderita gawat darurat di IGD.

Salah satu upaya yang dilakukan supaya dapat meningkatkan penanggulangan


penderita gawat darurat yaitu dengan mengadakan / membuat suatu Standar
Operasional Prosedur atas semua kegiatan dan tindakan yang dilakukan di IGD
Rumah Sakit HI.MUHAMAD YUSUF
Lampung Utara.
Kami menyadari bahwa Standar Operasional Prosedur IGD ini masih banyak
kekurangan baik isi maupun cara menyampaikannya, untuk itu kami dengan senang
hari akan menerima segala bentuk saran dan masukan teman sejawat sekalian.

Sebagai akhir kata kami sampaikan ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga tersusunn
Standar Operasional Prosedur ini.

Lampung Utara, 15 februari


2016
Kepala Unit Gawat Darurat,

AMIN HAMZAH, S.KEP


DAFTAR ISI

1. SOP Penyediaan cairan, obat, bahan habis pakai, alat, linen, dan kain steril di
IGD Rumah Sakit Hi. Muhammad Yusuf
2. SOP Permintaan obat Narkotik
3. SOP Struktur organisasi IGD
4. SOP Uraian tugas
5. SOP Daftar kualifikasi, BT-CLS paramedis IGD, Dokter jaga IGD
6. SOP Pertemuan IGD
7. SOP Tentang surat cuti IGD
8. SOP System komunikasi
9. SOP Pemakaian ambulance
10. SOP Tentang alat dan obat life saving
11. SOP Tentang penggunaan obat dan alat
12. SOP Tindakan shock
13. SOP Ambu bag
14. SOP Suction
15. SOP EKG
16. SOP Neck Collar
17. SOP Pemasangan cateter
18. SOP Pemberian O2
19. SOP Kumbah lambung
20. SOP Menjahit luka
21. SOP Penggunaan brankar
22. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Kejang Demam )
23. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Kejang Demam Anak )
24. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Dengue )
25. SOP Protokol kasus-kasus penyakit tertentu ( Cidera Kepala )
26. SOP Tentang penyakit menular
27. SOP Penderita dengan kasus criminal
28. SOP Tentang penderita tidak dikenal
29. SOP Tentang kasus pemerkosaan
30. SOP Penyiksaan anak (child abuse )
31. SOP Visum et repertum
32. SOP Kegawatan di ruang rawat inap
33. SOP Penanganan keracunan
34. SOP Tentang pelayanan kesehatan dwngan perusahaan
35. SOP Tentang asuransi kesehatan
36. SOP Tugas, tanggung jawab dan wewenang dokter jaga
37. SOP Batasan tindakan medis di IGD
38. SOP Rahasia medis
39. SOP Tentang catatan medis
40. SOP Penulisan resep
41. SOP Pelayanan ibu dalam proses persalinan normal maupun tidak normal
42. SOP Persalinan normal
43. SOP Program orientasi bagi petugas yang baru di IGD
44. SOP Penilaian system kerja staf IGD
45. SOP Permintaan foto Rontgen pasien IGD
46. SOP Permintaan pemeriksaan laboratorium pasien IGD
47. SOP Tentang listrik padam
48. SOP Pemadaman listrik
49. SOP Tentang radio aktif
50. SOP Protocol penderita yang terkontaminasi bahan radio aktif
51. SOP Program peningkatan mutu di IGD Rumah Sakit Hi. Muhammad
Yusuf
FALSAFAH DAN TUJUAN

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
MENJADI RUMAH SAKIT PILIHAN UTAMA
VISI
MASYARAKAT
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terbaik,
berkualitas dan penuh kasih sayang
2. Menjadikan rumah sakit sebagai organisasi yang
MISI
efektif, efisien, kompetitif, serta profesional
3. Meningkatkan sumber daya manusia sesuai dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
MOTTO ” KAMI ADA UNTUK ANDA ”
TENTANG SISTEM PPGD DI RUMAH SAKIT
”HI.MUHAMAD YUSUF”
LAMPUNG UTARA
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Suatu sistem penginformasian yang berisikan tentang


PENGERTIAN kemampuan pelayanan IGD dan pelayanan medis lainnya,
untuk menangani pasien, termasuk pelayanan dalam keadaan
bencana.

Untuk meningkatkan pelayanan IGD dan pelayanan medis


TUJUAN lainnya.
Standarisasi dalam pemberian informasi.

KEBIJAKAN Setiap petugas IGD mampu memberikan informasi yang


benar tentang pelayanan IGD dan pelayanan medis lainnya,
termasuk pelayanan jika terjadi musibah masal.
PROSEDUR 1. Pelayanan Medis dan Perawatan Gawat Darurat
berlangsung 24 Jam
2. Pasien yang masuk segera dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital oleh perawat dan dokter jaga untuk segera
dilakukan tindakan secepatnya.
3. Pasien dengan luka-luka ringan dan berat pertolongan
harus dilakukan oleh dokter jaga, jika perlu
dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah. Pasien dengan
luka yang luas pada daerah muka dan tendon harus
dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah.
4. Pasien yang telah dilayani seperlunya dicatat dibuku
rawat jalan / rawat inap, memenuhi kewajiban membayar
biaya pelayanan sesuai dengan tarif yang ditentukan
5. Pasien yang memerlukan rawat jalan dirujuk ke poliklinik
pagi atau sore sesuai waktu jam kerja, diluar jam kerja
dilayani di IGD dan diberi penjelasan, bila jam kerja
dilayani di poliklinik
6. Pasien yang memerlukan observasi, dirawat diruang
observasi tidak lebih dari 5 jam, bila perlu
dikonsultasikan ke dokter spesialis
7. Pasien yang memerlukan rawat inap dialih ke ruang inap
8. Pasien yang alih rawat harus disertai surat alih rawat yg
mencantumkan diagnosis,terapi, tindakan yang telah
dilakukan dan anjuran, tanda tangan dokter.

TENTANG PASIEN YANG TIDAK TERGOLONG


AKUT DAN GAWAT
TETAPI DATANG BEROBAT KE INSTALASI GAWAT
Rumah Sakit DARURAT
Hi. Muhammad Yusuf
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


Pasien yang tidak dalam keadaan gawat dan tidak
PENGERTIAN memrlukan tindakan segera (darurat) tapi tetap
membutuhkan pertolongan

Sebagaio acuan penerapan langkah –langkah untuk


TUJUAN
pelayanan pasien tidak gawat tidak darurat di rumah sakit.

Mengani pasien – pasien tidak gawat tidak darurat pada jam


kerja di kirim ke Poliklinik Rawat Jalan dan diluar jam kerja
KEBIJAKAN
di periksa di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
SK Direktur RS HI. MUHAMAD YUSUF
PROSEDUR 1. Pasien Gawat Darurat
2. Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau
akan menjadi gawat dan terancama nyawanya atau
anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya
3. Pasien Gawat Tidak Darurat
4. Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya : kanker staium
lanjut
5. Pasien Darurat Tidak Gawat
6. Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka
sayat dangkal
7. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
8. Misalnya pasien dengan luka ulcus tropium, TBC kulit,
dan sebagainya
9. Kecelakaan (Accident)
10. Suatu kejadian dimana terjadi intraksi berbagai faktor
yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan secera (fisik, mental, sosial)

Pasien yang datang berobat tidak gawat atau darurat akan


diarahkan ke Poliklinik pagi jam 08.00-14.00. selanjutnya
diluar jam poliklinik IGD dapat melayani pasien yang datang
berobat diluar jam poliklinik.

1. Pasien masuk ke IGD melalui petugas triase, kemudian

TENTANG PASIEN YANG TIDAK TERGOLONG


AKUT DAN GAWAT
TETAPI DATANG BEROBAT KE UNIT GAWAT
Rumah Sakit DARURAT
Hi. Muhammad Yusuf
No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


2. diarahkan ke ruangan sesuai kasusnya untuk
mendapatkan perawatan medis
Perawat menganamnase dan memeriksa tanda-tanda vital,
mengisi hasil pemeriksaan pada dokumen medic lalu
memberikan kepada dokter dan menjelaskan kepda
pasien hasil pemeriksaan fisik / penunjang medis.
PELAYANAN PASIEN AKUT ATAU GAWAT
DARURAT

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
1/2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


Pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat dan
memerlukan pertolongan segera, baik pada waktu kerja
PENGERTIAN maupun diluar waktu kerja selama 24 jam serta ditolong oleh
dokter jaga IGD

Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :


1. Tercipta kinerja yang efektif, efisien, dan cepat dalam
TUJUAN pelayanan IGD
2. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada
pasien IGD
 Pasien gawat darurat harus segera di tangani langsung
oleh dokter jaga IGD
 Pencatatan dan pelaporan terpisah pada kasus pasien
gawat darurat karena kecelakaan.
 IGD RS HI. MUHAMAD YUSUF melayani pasien 24
jam dengan dokter jaga on site dan perawat jaga on site,
dokter konsulen on call, dan fasilitas penunjang 24 jam
( Radiologi, instalasi Farmasi, Laboratorium, dan
KEBIJAKAN
Ambulance )
 Instalasi Gawat Darurat dari unit lain di rumah sakit.
 Instalasi Gawat Darurat dapat di rujuk ke rumah sakit lain
apabila:
- Keterbatasan fasilitas
- Permintaan pasien atau keluarga pasien sendiri
- Ruang rawat inap penuh
 SK DIREKTUR NO :
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD kemudian dokter segera
melakukan triage.
2. Dokter jaga melakukan pemeriksaan setelah dilakukan
anamnesis.
3. Dokter jaga akan menjelaskan kepada pasien/keluarga
pasien.
4. apabila kodisi pasien gawat darurat dan tidak dapat
ditangani, memerlukan konsultasi lebih lanjut. Kemudian
hubungi dokter konsulen terkait.
5. Pulangkan pasien yang tidak memerlukan perawatan inap
dengan telah dibekali resep dan anjurkan untuk kontrol

PELAYANAN PASIEN AKUT ATAU GAWAT


DARURAT

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
2 /2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


6. kembali kepada dokter pribadinya atau dokter yang
memeriksa.
Persilahkan pasien/ keluarga untuk kebagian
pendaftaran apabila pasien bersangkutan memerlukan
perawatan inap.

IGD, Radiologi, laboratorium,farmasi, rawat inap, bagian


UNIT TERKAIT
pendaftaran
JALUR PELAYANAN DI IGD
RUMAH SAKIT ”HI.MUHAMAD YUSUF” LAMPUNG
UTARA
Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

PENDAFTARAN

KAMAR PERIKSA

TIDAK GAWAT PASIEN BARU


GAWAT DARURAT

TERAPI
DIKONSULTASIKAN TIDAK
KE DOKTER SPESIALIS DIKONSULTASIKAN

PULANG

PULANG RAWAT PULANG RAWAT


PENERIMAAN PASIEN

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


PENGERTIAN Memberikan tindakan pertolongan pada pasien dengan
keadaan luka dan penyakit akut atau darurat secara cepat
dan tepat.
Standar operasional prosedur ini menerangkan proses
penerimaan pasien rawat inap / rawat jalan sehingga akan
TUJUAN
di peroleh hasil yang maksimal sesuai dengan peraturan
rumah sakit
Seluruh perawat diijinkan untuk melakukan tindakan sesuai
KEBIJAKAN
dengan advice yang di sarankan oleh dokter jaga IGD.
PROSEDUR Segera setelah penderita berada diteras IGD, petugas ruang
triase menyeleksi
1. Penderita yang bisa berjalan, langsung masuk
keruang triase kemudian keluarga penderita
mendaftar ketempat pendaftaran sesuai jam kerja.
2. Penderita yang tidak dapat berjalan, akan dijemput
oleh petugas triase dari kendaraan yang berada
diteras IGD dengan menggunakan kursi roda,
kemudian keluarga penderita mendaftar ketempat
pendaftaran sesuai jam kerja.

Pada tempat pendaftaran IGD akan dilakukan:


1. Pencatatan data-data penderita pada DMK
IGD dari nomor kartu s/d ada tidaknya permintaan
VER
2. DMK dibawa keruang triase untuk
selanjutnya dianamnase oleh petugas triase.
a. Penderita yang dinyatakan boleh pulang
maka:
- Diberi terapi dan ditulis di DMK
- Diberikan penyuluhan / saran-saran
- Diberi kartu kecil bila berobat lagi ke RS
HI,MUHAMAD YUSUF
- Dibuatkan slip/pemakaian alkes kemudian
dibayar ke kasir
b. Penderita yang dinyatakan masuk rumah
sakit atau pasien kiriman dokter spesialis maka:
- Petugas IGD menunjukan daftar tarif
ruangan
- Petugas menanyakan ruangan yang
diinginkan penderita
- Bila ruangan penuh pasien dialih rawat di
rumah sakit lain
- Data-data penderita dicatat pada buku

PENERIMAAN PASIEN

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
2/2
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


- register IGD
- Keluarga penderita membayar di kasir
c. Penderita dibawa keruangan oleh petugas
IGD bersama-sama keluarga penderita
d. Sesampai diruangan penderita diserah
terima kepada petugas ruangan tentang tindakan
obat yang sudah dan belum diberikan,
e. Penderita dengan kasus kebidanan /
kandungan
- pasien kiriman dokter obsgyn langsung
masuk keruang VK
Pasien bukan kiriman, setelah diperiksa dokter jaga
kemudian dikirim keruang VK
UNIT TERKAIT Pendaftaran, IGD
TENTANG OBSERVASI PASIEN OLEH PERAWAT DI
IGD

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
PENGERTIAN Memantau keadaan pasien gawat
Sebagai acuan pemantauan atau observasi penderita gawat
TUJUAN agar selamat jiwanya.

Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa


KEBIJAKAN seseorang
Setiap pasien yang memerlukan observasi ketat, dapat
dilakukan oleh perawat denganpersetujuan dokter jaga setelah
dikonsultasikan dan telah diperintahkan oleh konsulen untuk
dilakukan monitor (pemantauan) tanda-tanda vital, terapi dan
anjuran penunjang:
a. Tanda-tanda vital:
- Kesadaran
- Tekanan darah
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
- Keadaan umum
PROSEDUR b. Cairan infuse
c. Obat-obatan
d. Produksi urine (dengan pemasangan chateter + urine bag)
e. Laboratorium :
- Darah lengkap
- Kimia darah
- Urine lengkap
f. Radiologi
Selama dilakukan observasi paisen, jika ada hal-hal yang
mengkhawatirkan maka perawat melaporkan ke dokter jaga
dan diteruskan ke konsulen oleh dokter jaga.
Hasil pemeriksaan penunjang segera dilaporkan ke dokter jaga
dan diteruskan ke konsulen untuk memperoleh tindakan
selanjutnya.
PENANGANAN PENDERITA YANG PULANG /
BEROBAT JALAN

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR
15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
PENGERTIAN Pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang datang
berobat.
TUJUAN Agar semua pasien memiliki dokumen rekam medis untuk
menyimpan catatan riwayat penyakitnya
KEBIJAKAN Semua pasien yang datang berobat ke instalasi rawat jalan atau
Instalasi Gawat Darurat (IGD) baik yang baru maupun yang
lama wajib dibuatkan dokumen rekam medisnya

Setelah pasien yang di observasi dalam keadaan stabil, maka


perawat melaporkan ke dokter jaga dan dokter juga mengontrol
kembali kembali keadaan pasien. Kemudian selanjutnya
dilaporkan ke konsulen, untuk penentuan dimana pasien
tersebut akan ditempatkan.
Bagi penderita yang telah selesai menjalankan pemeriksaan dan
pengobatan, dan telah di injinkan untuk berobat jalan, maka
wajib diberikan keterangan mengenai:
1. Hal-hal yang berhubunga dengan sakit
2. Pengobatan yang telah diberikan, dan akan diberikan
dalam resep
3. Cara makan obat, jumlah item obat yang diberikan dan
dosis obat.
4. Anjuran dan keharusan untuk kontrol keesokan harinya
(terutama untuk kasus-kasus flase emergency), diruang
PROSEDUR unit mana, jam berapa. Karena itu resep hanya diberikan
seperlunya saja, maksimal 3 hari tergantung hari
berobatnya (minggu, libur).
5. Kemungkinan perlunya pemeriksaan-pemeriksaan
penunjang
6. Dalam status dicatat dalam kolom resep:
- Jenis obat, jumlah setiap jenis yang diberi
- Beberapa kali pemberian untuk setiap jenis obat
- Anjuran pemeriksaan penunjang
- Kontrol unit mana
7. Bila dalam kurun waktu setelah selesai berobat dan
menunggu waktu kontrol, terjadi hal-hal yang bersifat
emergency untuk si penderita, maka dipersilahkan untuk
kembali ke IGD kapan saja untuk mendapat
pertolongan.
Petugas rekam medik
UNIT TERKAIT
Perawat IGD
PASIEN YANG AKAN DIRAWAT INAP

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf 1/1

Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


Pasien IGD yang dirawat adalah Pasien IGD yang telah
PENGERTIAN melalui pemeriksaan atau tindakan dan memerlukan
perawatan menurut dokter pemeriksa.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk merawat
TUJUAN
pasien ke ruangan.

Pasien yang memerlukan perawatan dan tindakan


KEBIJAKAN
keperawatan

Segera setelah pasien dinyatakan rawat inap oleh dokter


maka:
1. Keluarga pasien diberi penjelesan tentang:
- Tarif ruangan
- Panjar
- Fasilitas yang ada
- Tata tertib
2. DMK rawat jalan dan rawat inap di isi dan
PROSEDUR ditandatangani dokter jaga
3. Dokter jaga mengkonsultasikan ke dokter spesialis
yang merawat
4. Setelah tindakan yang berhubungan dengan
penderita (misal: infuse, chaterisasi, heacting, dll)
dilaksanakan pasien akan dibawa keruangan yang
dituju (sesuai SOP pendamping pasien yang
ditransportasi)
5. Setelah sampi diruangan pasien dan DMK diserah
terimakan kepada petugas ruangan.

UNIT TERKAIT IGD, Ruang Keperawatan

PENANGANAN PENDERITA GAWAT DARURAT


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

Ditetapkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
PENGERTIAN Maksud dan pelayanan gawat darurat adalah bagian dari
pelayanan kedoktyang dibutuhkan oleh penderita dalam
waktu segera untuk menyelamatkan kehidupanya. Unit
kesehhatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
tersebut disebut dengan nama instalasi gawat darurat (IGD).
Tergantung dari kemampuan yang dimilki, keberadaan IGD
dapat beraneka macam, namun yang lazim ditemukan adalah
yang tergabung dalam rumah sakit.
TUJUAN 1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita
gawat darurat.
2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien.
3. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan
bencana yang terjadi di dalammaupun diluar rumah
sakit.
4. Suatu IGD harus mampu memberikan pelayanan
dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem
medis akut.
KEBIJAKAN Kegawat daruratan harus sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam acuan tindakan kegawat daruratan bantuan
dasar hidup (basic life support)
1. Melakukan tindakan keperawaatan mengacu pada
standar prosedur operasional yangtelah ditentukan
sesuai dengan tingkat kegawatan pasien, berdasarkan
prioritas tindakan :
a. Pelayanan perawatan gawat darurat rumah sakit
- Melakukan triase
- Melakukan tindakan penanganan masalah
PROSEDUR penyelamatan jiwa dan pencegahan kecacatan.
- Melakukan tindakan sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul.
2. Melakukan monitoring respon pasien terhadap tindakan
keperawatan
3. Mengutamakan prinsip keselamatan pasien (patient
safety), dan privacy
4. Menettapkan prinsip standar baku (standard precaution)
5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat

PASIEN MENINGGAL DI INSTALASI GAWAT


DARURAT
Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman
Hi. Muhammad Yusuf
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.


PENGERTIAN Pasien yang datang masih hidup dalam keadaan gawat dan
setelah dilakukan penanganan resusitasi tidak berhasil dan
akhirnya meninggal

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah penanganan


pasien meninggal di IGD

KEBIJAKAN Pasien meninggal di IGD harus dibuatkan surat kematian

Pasien yang meninggal di IGD dibagi menjadi 2 kelompok:


a. Pasien yang meninggal wajar misal : sakit lama
b. Pasien yang meninggal dengan prasangkaan tidak
wajar atau tidak jelas penyebabnya.
Misal:
- Pembunuhan
- Bunuh diri
- Kecelakaan
- Tidak diketahui sebab-sebabnya (meninggal tiba-
PROSEDUR tiba)

Untuk pasien yang meninggal wajar dibuatkan surat


keterangan meninggal oleh dokter IGD yang sedang tugas.
Untuk pasien yang meninggal dengan prasangkaan tidak
wajar atau tidak jelas, dibuatkan surat keterangan meninggal
dan berisi tulisan bahwa ada prasangkaan kematian tidak
wajar / tidak jelas oleh dokter IGD yang sedang tugas.
Bila diperlukan otopsi oleh polisi maka dirujuk ke RSUD
LAMPUNG UTARA
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
PENDERITA YANG DATANG SUDAH MENINGGAL
(DOA)

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari
2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
PENGERTIAN Pasien yang datang ke IGD dalam keadaan meninggal dunia

TUJUAN Acuan untuk menangani pasien DOA

KEBIJAKAN Adanya prosedur tertulis utuk pasien DOA

Pastikan kematian (criteria of Death) antara lain:


a. Tubuh kaku
b. Acral biru-pucat
c. Tidak panas
d. Jantung tidak berdetak (EKG flat)
e. Reflek-reflek negatif
- Cornea, Pupil
- Ocula Cephalic
- Ocula Vestibul
- Gag
Penderita dengan Keluarga
PROSEDUR a. Anamnase
b. Memberitahu keadaan penderita
c. Identitas (penderita, pengantar)
Bila ada kecurigaan lapor ke Pos Keamanan IGD bila kasus
kematian tidak jelas :
Pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, keracunan buatkan
surat pengantar ke RSUD LAMPUNG UTARA kebagain
kamar jenazah.

Dibuatkan surat keterangan meninggal:


- Ditunjukan RSUD LAMPUNG UTARA untuk
diteliti dan diperiksa secara forensik

UNIT TERKAIT Dokter IGD, petugas kamar mayat, kepolisian


DOKUMEN TERKAIT Rekam medis, IGD, surat kematian, surat rujukan otopsi
CARA PEMBAYARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


PENGERTIAN
Menyiapkan rekapitulasi pasien keluar rumah sakit, baik
yang sudah di ijinkan pulang, pulang atas kemauan sendiri,
di rujuk atau karena meninggal.

TUJUAN
1. Meningkatkan pelayanan pasien keluar rumah sakit.
2. Memudahkan administrasi pembayaran pasien keluar
Rumah Sakit.

KEBIJAKAN 1. Ada bukti tertulis pasien pulang, pulang atas kemauan


sendiri, dirujuk, maupun meningal.
2. Ada rincian pembayaran dari petugas ruangan
3. Klasifikasi input tindakan medis maupun penggunaan
alat, obat terkait, dilakukan oleh kasir lewat telpon
langsung kebagian yang di inginkan.
4. Persiapan kelengkapan administrasi pembayaran
dilakukan oleh petugas ruangan.
PROSEDUR 1. Penderita dengan mendapatkan tindakan
a. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang,
perawat membuat slip pembayaran
b. Pasien / keluarga ke kasir untuk membayar
dengan membawa slip yang telah dibuat oleh petugas
kasir
c. Setelah bayar pasien / keluarga membawa /
menunjukan kwitansi yang dirangkap dua kali (asli
dan copy) kepada petugas IGD.
d. Kwitansi asli diserahkan kembali kepada
pasien / keluarganya
e. Pasien mengambil obat di Apotik Rumah
Sakit Restu Ibu dengan menggunakan resep dari
dokter.
f. Setiap penggantian dinas kwitansi warna
hijau akan dikembalikan ke kasir.

2. Penderita tanpa tindakan


a. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, pasien /
keluarganya ke kasir IGD untuk membayar dengan
membawa resep dari dokter.
b. Setelah bayar pasien / keluarganya, membawa resep
dari dokter menuju ke Apotik RS.HMY
CARA PEMBAYARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Catatan:
- Kalau pasien tidak mampu membayar, bayar separuh,
menunda pembayaran, petugas IGD berkonsultasi
kepada Dokter Jaga / Ka.IGD hasil keputusan
diberitahukan ke kasir.
- Untuk pasien rawat inap (operasi), pembayaran
administrasi diperhitungkan, bila pasien akan pulang,
PROSEDUR petugas IGD / perawat hanya menjelaskan biaya
panjar dan rawat inap.
- Petugas IGD/ Perawat akan menyetor ke kasir hasil
transaksi di IGD dilampirkan copy kwitansi.
- Pembayaran diluar jam kasir dilakukan langsung di
IGD, hasil transaksi disetorkan pada jam kerja kasir
pada esok harinya (copy kwitansi dan daftar
kunjungan pasien terlampir)

UNIT TERKAIT KASIR / BAGIAN ADMINISTRASI RS. HMY


KUISIONER / ANGKET

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


PENGERTIAN Suatu tekhnik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang
bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem
yang sudah ada.
Meningkatkan mutu pelayanan IGD dan respon pasien yang
TUJUAN
mendapatkan pelayanan di IGD
SASARAN Semua pasien yang datang ke IGD yang diambil secara acak
- Setiap pasien yang datang berobat ke IGD diberikan
angket yang berupa kuisioner dan saran
- Jumlah dari angket yang ditargetkan ke koordinator
perawat IGD dan Ka.IGD menganalisa dan
menginformasikan, analisa angket ke bidang-bidang
terkait antara lain Rekam Medis, Pelayanan Medis,
PROSEDUR
Adminitrasi, Dokter Jaga, Satpam dan Staff IGD
- Setelah tiga bulan dievaluasi dengan memberi angket
kembali kepada pasien yang datang berobat ke IGD
- Hasil evaluasi diinformasikan oleh Ka. IGD ke
bidang-bidang yang terkait dan ini dilakukan setiap
trisemester
UNIT TERKAIT INSTALASI GAWAT DARURAT
KUISIONER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
1. Petunjuk arah / keterangan yang menunjuk ke Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit HI.
MUHAMMAD YUSUF :
a. Jelas b. Cukup jelas c. Tidak Jelas

2. Prosedur pendaftaran :
a. Sederhana b. Berbelit-Belit

3. Sikap petugas loket :


a. Simpati b. Cukup Simpati c. Kurang Simpati

4. Kecepatan mendapat pelayanan medis di Intalasi Rawat Darurat:


a. Baik b. Cukup baik c. Kurang Baik

5. Mutu pelayanan medis di Instalasi Rawat Darurat:


a. Baik b. Cukup c. Kurang baik

6. Sikap perawat
a. Ramah b. Cukup Ramah c. Kurang Ramah

7. Sikap Dokter
a. Keramahan
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang

b. Penjelasan / nasehat yang diberikan :


1) Baik 2) Cukup 3) Kurang

c. Ketelitian pemeriksaan :
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang

8. Kebersihan ruangan
a. Bersih b. Kotor

9. Kebersihan kamar mandi / WC


a. Bersih b. Kotor

saran-saran :

lampung utara ,
Ka.UGD RS Hi. Muhammad Yusuf

Nama :
Tanda tangan :

IDENTIFIKASI PENDERITA SECARA SISTEMATIS


MENGACU PADA PEDOMAN REKAM MEDIS

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..

- Untuk memper mudah dalam mengidentifikasi pasien


yang datang berobat ke RS. HI. Muhamad Yusuf
TUJUAN
- Meningkatkan mutu pelayanan di RS. HI. Muhamad
Yusuf
Setiap penderita yang datang berobat ke IGD akan
mendapat:
1. Kartu pengenal
 Kartu berlogo Rumah Sakit HI. MUHAMMAD
YUSUF
 Bernomor sesuai nomor urut dari Rekam medis
 Tertera nama, umur, kelamin, alamat, pekerjaan, dan
tanggal
2. Status Rawat Jalan
 Kolom nomor untuk diisi sesuai nomor dari kartu
pengenal, nama pasien
 Ada lembaran ringkasan riwayat klinik, tertera logo
Rumah Sakit HI. MUHAMMAD YUSUF, nomor
PROSEDUR sesuai nomor kartu pengenal, nama penderita / umur /
kelamin (Lihat RM)

Kartu pengenal dibawa oleh penderita sebagai kartu


identitas, untuk memudahkan pengambilan status rawat jalan
bilasewaktu-waktu penderita ingin berobat kembali / kontrol
Status rawat jalan setelah lengkap diisi / selesai pemeriksaan
penderita pulang, akan dikumpulkan / disimpan dikantor
Rekam Medis Sub Rawat Jalan.
Semua penderita yang berobat ke IGD akan dicatat dibuku
besar IGD Medik, terisi nama / kelamin / umur / alamat /
diagnosa / status perawatan – tindakan / keterangan pulang –
observasi – rawat.
Pencatatan Rekam medis dilakukan oleh petugas Rekam
Medis.
- Rekam Medis
UNIT TERKAIT
- Instalasi Gawat Darurat

PEMBERIAN IDENTITAS DAN PENOMORAN


PASIEN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Pemberian Nomor Rekam Medis di Unit Gawat Darurat

Sistem pemberian Nomor rekam medis di Instalasi Gawat


Darurat adalah Unit Numbering System (Sistem Pemberian
nomor secara unit, dimana setiap apsien yang berkunjung ke
Instalasi Gawat Darurat mempunyai satu nomor rekam
medik, akan mendapatkan nomor RSRI yang berlaku seumur
hidup)

1. Pemberian Identitas
Data identitas yang harus diisikan kedalam formulir
register sesuai dengan format yang tersedia. Antara lain:
- Tanggal / Bulan / Tahun / Jam
- Nomor Register / DMK
- Nama pasien
- Alamat Lengkap
- Identitas Pengantar
- Agama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Cara kunjungan
- Asal pasien
- Keadaan pasien setelah di IGD (dirujuk ,
pulang / menunggu di IGD)
- Diagnosa kerja
- Jenis kasus (Baru / Lama)
- Cara Pembayaran (Bayar sendiri, asuransi, askes,
dll)

ALUR PELAYANAN PASIEN GAWAT / TRIASE


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

PASIEN TRIAGE

Gawat Tidak Bedah


Darurat

Resusitasi Observasi

Gawat Tidak Non


Darurat Bedah

Gawat Gawat
Darurat Darurat

Tidak Gawat
Tidak Darurat

Non Bedah
Ruang
tindakan
bedah Tidak Gawat
Tidak Darurat

Ruang Jenazah

TENTANG TRIASE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Triase adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin
setiap pasien untuk mendapatkan pelayanan penanganan
Gawat Darurat secara cepat akurat.
PENGERTIAN Pasien yang masuk dalam sistem triase, segera dapat
diarahkan ke ruang periksa sesuai kasusnya, berdasarkan dari
sifat kegawatan penyakit dan jenis pertolongan yang
dibutuhkan.
Bila pasien dalam jumlah banyak, atau ada disaster untuk
TUJUAN memudahkan , menyeleksi pasien maka dipergunakan label
Ada beberapa jenis label, antara lain:
1. Label merah : ke ruang Bedah, Resusitasi, observasi
2. Label kuning : ke ruang bedah, non bedah
3. Label hijau : ke ruang Non Bedah, bedah
4. Label hitam : ke ruang Jenazah

Petugas triase adalah : Dokter jaga IGD dibantu pelaksanaan


harian perawat senior
Pasien dari sistem triase segera diarahkan ke ruang yang
telah ditentukan sesuai kasusnya.
1. Pasien dengan label merah masuk dalam ruang bedah,
untuk dilakukan pemeriksaan / tindakan
- Pasien dapat pulang dan / kontrol di rawat jalan
- Pasien dapat rawat inap
- Pasien dapat dirujuk
PROSEDUR - Apabila selama diruang merah terjadi / perlu suatu
tindakan emergency resusitasi, maka pasien segera
diarahkan ke ruang resusitasi
- Apabila memerlukan tindakan observasi, maka
pasien diarahkan ke ruang observasi
1. Pasien dengan label kuning masuk dalam ruang
observasi, untuk dilakukan tindakan observasi, selama
diobservasi pasien dibawah pengawasan dokter jaga
saat itu.

2. Pasien dengan label putih masuk dalam ruang resusitasi,


segera dilakukan tindakan resusitasi jantung pulmonal,
dan atau resusiatasi otak / cairan dsb. Bila perlu dapat
dilakukan defibrilasi / cardioversi
- Pasien dapat dirawat inap
- Pasien dapat dirujuk (persyaratan rujuk dipenuhi)
TENTANG TRIASE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


- Pasien meninggal, dst. Diarahkan keruang jenazah
3. Pasien dengan label hitam :
- Bisa langsung dibawa pulang oleh keluarganya
- Dirujuk ke RSUD Lampung Utara guna keperluan
otopsi
UNIT TERKAIT INSTALASI GAWAT DARURAT
TRIASE SCORE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


VARIABEL DEFINISI SCORE
Usaha bernafas Normal 0
Infeksi gerakan hidung dada Dangkal 2
Retraksi 2
Tidak ada 3
Pengisian kapiler penekanan kuku Segera (<2“) 0
Lambat (>2“) 2
Membuka mata Spontan 0
Berbicara atau menurut perintah atau rangsangan nyeri Terhadap suara 1
Terhadap nyeri 2
Tidak ada 3
Reaksi verbal Baik 0
Kemampuan bercakap-cakap kalimat Kacau 1
Hanya kata-kata, hanya suara Kata-kata tidak sesuai 2
Tidak dapat dipahami 3
Tidak bereaksi 4
Reaksi motonik Menurut permintaan 0
Diperintahkan dengan kata-kata atau teriakan atau Dengan tarikan 1
rangsangan nyeri Flexi 2
Extensi 3
ALUR PENANGANAN KASUS OBSTETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..

UNIT RAWAT DARURAT

TRIAGE

HASIL RESIKO RENDAH HASIL RESIKO TINGGI KEGAWATAN


OBSTETRI
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
K.M.OBSERVASI KEBIDANAN resusitasi
Observasi
Persiapan – operasi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KAMAR BEDAH SENTRAL SC
Histerektomi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RUANG KEBIDANAN * observasi ibu * monitor ibu
* observasi janin * monitor janin
* partus spontan * tindakan
* neonatus * obstetri
Apabila gagal * operatif vaginal
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
INSTALASI RAWAT INAP * rawat gabung * perawatan intermediate * Ruang
* perawatan intermiate * Rawat gabung intermediate
* nifas * Nifas * perawatan
Post Op
* Rawat
Gabung
* Poli
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
INTALASI RAWAT JALAN
POLI KEBIDANAN
TENTANG PASIEN YANG PERLU
DIRUJUK / ALIH KE RUMAH SAKIT LAIN

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
1/2
Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
1. Alih rawat ke Rumah Saki lain dilakukan apabila
- Atas permintaan penderita / keluarga
- Tempat perawatan penuh
2. Rujukan ke Rumah Sakit lain dilakukan apabila fasilitas /
sarana di Rumah Sakit “HI.M.YUSUF“ tidak ada atau
sedang tidak berfungsi
3. Rujukan pasien dapat ditunjukan:
Ke Rumah Sakit yang lebih besar dan lengkap.
4. Tata cara rujukan
- Pasien setelah diperiksa oleh Dokter Jaga yang telah
di konsultasikan kepada Dokter Konsulen, dianggap
perlu tindakan atau pemeriksaan yang tidak dimiliki
Rumah Sakit “RUMAH SAKIT“, akan dirujuk ke
Rumah Sakit yang lebih mampu oleh Dokter
Konsulen.
- Dalam hal ini yang menentukan / berhak merujuk
pasien ke Rumah Sakit yang lebih mampu adalah
Dokter Konsulen.
- Pada keadaan dimana ruang perawatan di Rumah
Sakit penuh atau atas permintaan pasien atau
keluarganya maka pasien dapat di alih rawat ke
Rumah Sakit lain yang mampu menampung pasien
tersebut. Rujukan cukup dilakukan oleh Dokter Jaga
UGD kecuali bila dianggap perlu untuk mendapatkan
persetujuan Dokter Konsulen.
TENTANG PASIEN YANG PERLU
DIRUJUK / ALIH KE RUMAH SAKIT LAIN

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf
2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Pasien yang telah diperiksa oleh Dokter Jaga IGD dan
dianggap perlu untuk dikonsultasikan ke Dokter Spesialis
maka:
- Dokter Jaga IGD menghubungi konsulen melalui
telepon, maka Dokter Jaga yang mengkonsulkan
tersebut harus didampingi perawat untuk
mendengarkan bersama-sama advis yang diberikan
oleh Dokter Konsulen tersebut melalui telepon.
- Hasil konsultasi akan ditulis pada buku DMK,
selanjutnya bila kemudian Dokter Konsulennya
datang harus menandatangani buku tersebut. Dokter
Konsulennya datang harus menandatangani buku
tersebut. Jawaban dari konsulen sudah harus diterima
paling lambat 15 menit.
2. Syarat rujuk / alih rawat
3. Kondisi penderita dalam keadaan layak kirim
- Sudah diperiksa lengkap
- Sudah diberikan pertolongan pertama
- Kegawatan sudah teratasi / sudah stabil (tanda vital)
- Dilengkapi formulir rujukan yang ditandatangani
Dr.Jaga IGD yang bertugas
- Untuk pasien yang alih rawat tanpa menggunakan
alat-alat kesehatan
4. Konfirmasi tempat Rumah Sakit rujukan disetujui
5. Penderita / Keluarga / Teman / Petugas mengetahui dan
mengerti akan permasalahannya, dan menyetujui serta
menandatangani surat permintaan rujukan.
PENDAMPING PASIEN YANG DITRANSPORTASIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Transportasi dibagi:
1. Dalam Rumah Sakit:
- Kondisi siap antar
- Menuju ruangan rawat inap
- Menjalankan rujukan pemeriksaan radiologi ( CT scan
kepala / USG)
- Menjalankan rujukan ke Unit Bedah untuk
pelaksanaan tindakan yang membutuhkan peralatan
yang lebih lengkap
- Diantar oleh 1 orang perawat dan 1 orang pengantar
penderita

2. Keluar Rumah Sakit (Menjalankan rujukan ke RS lain)


Syarat:
- Penderita dengan identitas jelas
- Ada keluarga / penghantar penderita yang menyertai
penderita kondisi penerita layak rujuk
- Dapat diantar dengan ambulance Rumah Sakit /
ambulance 119-118, Ambulance PMI
- Harus disertai 1 orang pengahantar penderita (Pegawai
RS) dan 1 perawat pelaksana yang berpengalaman
menguasai tindakan basic life support.
- Untuk kasus-kasus gawat harus di dampingi 2 perawat
yang berpengalaman.

Perlengkapan:
- Tabung O2 dan selangnya
- Masker Air Viva
- Cairan Colloid dan Kristoloid
- Peralatan resusitasi / bantuan hidup dasar + obat-
obatan resusitasi

Tata laksana:
- Menyerahkan ke Instalasi terkait
- Tanda terima pasien
- Surat jawaban dari Rumah Sakit yang dirujuk / wali
rawat
- Mencatat alat dan obat yang diberikan
- Membuat laporan pelakasanaan tugas

PENDAMPING PASIEN YANG DITRANSPORTASIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Syarat pendamping:
- Ada dari pihak Rumah Sakit dengan identitas lengkap
- Ada surat tugas dari pelimpahan
Mengetahui dantrampil dalam pertolongan hidup dasar
KONSULTASI SPESIALIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
Pasien yang telah diperiksa oleh dokter jaga UGD dan
dianggap perlu untuk dikonsultasikan ke dokter spesialis
maka:
- Dokter konsulen akan dihubungi melalui telepon atau
pager oleh dokter jaga UGD.
- Bila dalam waktu 15“-30“ menit tidak ada jawaban
maka dokter jaga berhak memberikan kepada konsulen
dokter spesialis urutan kedua dan seterusnya.
- Bila ada jawaban dari dokter konsulen melalui telepon
maka dokter jaga menulis instruksi dokter konsulen ke
dalam dokumen medis yang didampingi seorang
perawat. Selanjutnya bila dokter konsulen datang harus
menandatangani instruksi tersebut.
PERMINTAAN DARAH KE PMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Kalau pasien di Unit Gawat Darurat yang memerlukan darah
maka:
1. Petugas IGD menghubungi PMI untuk mempersiapkan
jenis darah yang dibutuhkan
2. Petugas IGD membuat permintaan dengan mengisi blanko
permintaan darah kemudian ditandatangani oleh dokter
jaga IGD
3. Petugas IGD mengambil sample darah kemudian membuat
identitas untuk ditempelkan pada spuit / botol yang berisi
darah tersebut.
4. Keluarga pasien pergi ke PMI dengan membawa Surat
Permintaan beserta sample darah dan menyarankan
membawa keluarga secukupnya untuk antisipasi kalau
darah yang diperlukan tidak cukup di PMI
5. Darah yang datang akan diterima oleh petugas IGD dan
diberikan sesuai dengan instruksi dokter
6. Sedangkan darah yang belum dipergunakan akan disimpan
di lemari pendingin
7. Darah yang tidak terpakai dalam tempo 24jam harus
dikembalikan ke PMI membawa copy permintaan (bisa
didelegasikan pada keluarga pasien / sopir Rumah Sakit)
PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI
ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI IGD
RUMAH SAKIT HI. MUHAMMAD YUSUF
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Permintaan cairan, obat dan bahan habis pakai
dilakukan setiap hari kerja ke instalasi IGD Rumah Sakit
HI. MUHAMMAD YUSUF dengan memperhitungkan sisa
cairan, obat dan bahan habis pakai pada hari tersebut.
Perhitungan cairan obat dan bahan habis pakai di ruangan
Resusitasi, tindakan bedah, tindakan Non Bedah dilakukan
oleh petugas IGD
2. Bila hari libur permintaan cairan, obat dan bahan
habis pakai dilakukan dengan cara memperhitungkan
jumlah kebutuhan hari libur beikutnya.
3. Yang membuat daftar permintaan obat ialah Seksi
Logistik kemudian ditanda tangani koordinator perawatan
IGD dan diketahui oleh Ka. IGD, kecuali:
- Bilamana Ka. IGD berhalangan (tidak hadir / tugas
luar) penandatanganan dapat di delegasikan ke Dokter
Jaga IGD
- Bilamana Ka. IGD berhalangan (tidak hadir/tugas luar)
penandatangan dapat di delegasikan kepada
koordinator perawatan IGD
4. Daftar cairan, obat, bahan habis pakai, a;at, linen
dan kain steril yang disediakan:
a. Persediaan cairan antara lain:
- Cairan RL : ... Kolf
- NACL 0.9 % : .... Kolf
- Dextrose 5% : .... Kolf
b. Persediaan obat-obatan antara lain:
 Atropin Sulfat : .... Ampul
 Cal Glukonas : .... Ampul
 Dopamin 200mg : .... Ampul
 Dopamin 50mg : ... Ampul
 Adrenalin : ..... Ampul
 Dextamethason : ... Ampul
 Aminophilin : .... Ampul
 Meylon / Nabic : .... Ampul
 Lasic : ... Ampul
 Phenobarbital 50 mg : ... Ampul
 Ephedrin : ... Ampul
 Diazepam 10 mg : .... Ampul
PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI
ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI IGD
RUMAH SAKIT HI. MUHAMMAD YUSUF
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


 Dobutamin : ..... Ampul
 Ephineprin : ..... Ampul
c. Alat bahan habis pakai
- Dysposible Syringe semua ukuran @ .... pcs
- Chateter intravenous semua ukuran @ ... Pcs
- Needle Dysposible semua ukuran @ .... pcs
- Folley Chateter semua ukuran @ ... pcs
- Urinary Drainage Set @ ... pcs
- Perban semua ukuran @ ... pcs
- Palster semua ukuran @ .... pcs
- Cairan desifektan @ ... botol
- Hand scond @ ... kotak
d. Persediaan Linen
- Selimut disediakan 2 lembar setiap hari
- Waslap disediakan 1 lembar setiap hari
- Bila kebutuhan linen sudah tidak mencukupi lagi,
maka dibuat daftar permintaan ke logistik umum.
e. Persediaan duk lubang
- Tersedia ..... lembar setiap hari
- Setelah dipakai dicuci di kamar line kemudian
disterilkan di ruang CSSD
- Bila jumlah persediaan sudah tidak mencukupi lagi,
maka dimintakan ke logistik umum
Ruang tindak bedah setiap hari disediakan
- Minor surgery tersedia 2 set
- Vena sectie tersedia 1 set
- X ray lamp
- Bidai lengan, tungkai dan kepala
- Perban
- Plester
- Benang, jarum sesuai dengan jenis dan ukurannya
- Perban untuk luka bakar
- Sterilisasi dilakukan dengan sterilisator setiap habis
pakai
Bila alat hilang / rusak, dibuatkan berita acara dan dimintakan
untuk mendapatkan ganti ke logistik umum.
PERMINTAAN OBAT NARKOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Pemakaian obat narkotik dicatat dibuku pemakaian dan
ditanda tangani dokter yang bersangkutan
Penulisan permintaan obat narkotik :
- Cara pemakaian harus jelas
- Nama dan jumlah obat jelas, ditanda tangani dokter,
jumlah ditulis dengan angka romawi dan huruf
- Nama, umur, dan alamat penderita serta unit yang
meminta harus jelas
- Hanya dapat diambil di apotik Rumah Sakit
- Resep ditulis oleh Dokter Jaga IGD, nama ,alamat,
No.telepon dan SIPnya harus dicantumkan jelas dan
ditanda tangani (tidak boleh diparaf)
-
Permintaan ini diteruskan kebagian Instalasi Farmasi atau
Apotik Rumah Sakit.
Pelaksanaan pengambilan oleh kepala jaga perawat shift
Penyimpangan atau pengambilan obat narkotik:
- Obat narkotik disimpan dilemari troli yang terkunci
- Penanggung jawab atau pengambilan obat narkotik
dibebankan oleh kepala jaga perawat shift
- Obat narkotik yang telah dipakai harus segera diganti,
lalu obat dikembalikan ketempat semula.
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT
DARURAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..

Dokter Penanggung
Jawab IGD

kepala ruangan
IGD

Penanggung jawab ship

DOKTER JAGA INSTALASI


IGD PENUNJANG
Perawat Pelaksana
MEDIS :
1. Radiologi
2. Laboratorium

Keterangan :

Menandakan penanggung jawab diagnosis dan penunjang medik

Menandakan koordinasi pelayanan medik


URAIAN TUGAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Tugas dan tanggung Jawab
1. Tugas Utama IGD
- Mengkoordinasikan pelayanan medik di IGD,
sehingga tercipta pelayanan yang baik
- Mengkoordinasikan pelayanan perawatan di IGD,
sehingga tercipta mutu asuhan perawatan yang baik
- Mengkoordinasikan pemeliharaan sarana penunjang,
sehingga berfungsi dengan baik 24 jam sehari
- memonitor dan mengarahkan aktifitas administrasi di
IGD sehingga tercipta tertib administrasi
- Membina kerjasama yang baik dengan kepala UPF
lainnya yang terkait dengan pelayanan di IGD,
sehingga tercipta suasana kerja yang penuh semangat
- Bertanggung jawab kepada bidang medis Rumah
Sakit “Hi. Muhammad Yusuf“
- Mengkoordinir dokter jaga

2. Tugas Utama Dokter Jaga IGD


- Memberikan pelayanan kesehatan selama 24 jam
- Melakukan seleksi pasien dan menetapkan triase
score pasien
- Melakukan tindakan dan terapi sesuai PDT
- Memulangkan pasien yang tidak gawat darurat
- Mengkonsultasikan pasien yang perlu rawat inap
kepada dokter spesialis
- Membuat laporan pasien rawat inap / rawat jalan
- Bertanggung jawab diruangan bila ada pasien yang
gawat, sebatas wewenangan yang diberikan
- Bila dokter jaga berhalangan segera menelpon ke
KA. IGD untuk di cari penggantinya.

3. Tugas Utama Koordinator Perawat IGD


- Mengatur dan mengendalikan pelayanan perawatan
di IGD sehingga tercipta mutu asuhan perawatan
yang baik
- Mengatur jadwal jaga perawat di IGD sehingga IGD
selalu siap melayani pasien 24 jam sehari
- Melaporkan segala sesuatu hambatan kepada Ka.
IGD

URAIAN TUGAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
2/2
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


4. Tugas Utama Seksi Logistik
- Mengatur alat dan obat-obatan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan 24 jam
- Bertanggung jawab terhadap kerusakan / kehilangan
alat-alat dan pemakaian obat-obatan.
- Tugas Utama Seksi Pencatatan dan Pelaporan
- Bertanggung jawab terhadap pelaporan / pencatatan
 Catatan medis
 Asuransi
 Surat Pengantar dari Perusahaan
 Penyakit
- Kejadian Luar Biasa
5. Tugas Utama Koordinator Jaga Shift
- Mengkoordinir semua pelayanan yang ada di UGD
waktu dinas
- Membantu dokter untuk menyeleksi pasien di triase
- Bertanggung jawab langsung ke koordinator perawat
Syarat-syarat :
- Perawat yang senior
- Telah mengikuti PHTLS atau yang telah
berpengalaman bekerja di UGD Rumah Sakit
6. Tugas Utama Penanggung Jawab Ambulance (Dokter
Jaga)
- Membuat surat tugas kepada petugas ambulance
- Mengatur kegiatan ambulance
- Melaporkan segala sesuatu hambatan kepada Ka.
UGD
- Bertanggung jawab kepada Ka. UGD

7. Koordinator Ambulance
- Melaksanakan ambulance
- Melaporkan segala sesuatu hambatan terhadap
ambulance kepada dokter jada
- Membuat amprahan perbaikan terhadap kerusakan
ambulance
- Membuat jadwal jaga petugas ambulance
Bertanggung jawab kepada dokter jaga UGD
DAFTAR KUALIFIKASI, SERTIFIKASI BT-CLS
PARAMEDIS IGD DAN DOKTER JAGA IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..

DAFTAR KUALIFIKASI KETENAGAAN IGD (MEDIS & PARA MEDIS)


IGD RS HI. MUHAMMAD YUSUF
NO NAMA PETUGAS JABATAN JENIS PELATIHAN
.
1.
2.
3.

DAFTAR PARAMEDIS YANG PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN BT-CLS


IGD RS HI. MUHAMMAD YUSUF
NO PARA MEDIS JENIS WAKTU TEMPAT
. PELATIHAN
1.
2.
3.

DAFTAR DOKTER JAGA IGD RS HI. MUHAMMAD YUSUF


NO NAMA DOKTER JABATAN JENIS PELATIHAN
.
1.
2.
3.
PERTEMUAN IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..

a. Pertemuan atau rapat IGD dilakukan paling sedikit 2 kali dalam sebulan yaitu
pada minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulannya.
b. Pertemuan dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit, Pelayanan Medis, Ka. IGD,
seluruh dokter beserta perawat IGD (kecuali yang bertugas pada waktu itu)
c. Pertemuan diadakan dikantor IGD/ruang pertemuan Rumah Sakit
“HI.M.YUSUF“
d. Waktu pertemuan yaitu pukul 08.00 s/d selesai
e. Setiap peserta rapat harus mengisi daftar absensi dan menandatangani pada
absensi tersebut.

FORMAT ABSENSI RAPAT IGD


NO NAMA TANDA TANGAN
.
1. 1.
2. 2.
3. 3.

FORMAT NOTULEN RAPAT IGD


NO MASALAH PEMECAHAN PENANGGUNG JAWAB
. MASALAH
1.
2.
3.
TENTANG SURAT CUTI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Minimal 12 Hari sebelum cuti, karyawan
diharuskan mengusulkan kepada bagian
administrasi personalia.
2. Usulan ini diajukan ke Ka.Perawatan (untuk
perawat) dan Direktur / Wakil Direktur
3. Setelah mendapat persetujuan dari Ka. Perawatan
dan Direktur / Wakil Direktur maka surat
diserahkan kembali kepada Administrasi Personalia
untuk dicatat dan diarsipkan.
SISTEM KOMUNIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Komunikasi yang ada di IGD Rumah Sakit HI.
MUHAMMAD YUSUF mengunakan:
1. Telepon yang bisa langsung keluar dalam kota (0724)
3260237
2. Telepon intern atau intercome
3. Komunikasi tertulis
4. Penggunaan Telepon

Telepon 3260237 (telepon Unit Gawat Darurat) terutama


digunakan untuk keperluan yang berhubungan dengan
pelayanan Gawat Darurat:
1. Menghubungi unit / bagian yang ada diluar Rumah
Sakit ( ke DKK, RST. Kepolisian, dll)
2. Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis
3. Setiap menggunakan telepon IGD 3260237 harus
mengisi pada buku pemakaian telepon
4. Telepon intercome dipergunakan untuk komunikasi di
dalam Rumah sakit
5. Buku panduan telepon Rumah Sakit harus selalu siap di
dekat pesawat telepon Penerimaan Telepon

Bila ada telepon berdering 2 (dua) kali dan selambat-


lambatnya 3 (tiga kali sudah harus diterima oleh pegawai
IGD (dokter/perawat)
1. Penerima pasien menerima informasi tentang pasien
yang masih berada di IGD, keadaan pasien yang sedang
dirawat di IGD, bila untuk pasien yang dirawat
diruangan kita beri nomor telepon diruangan jaga
perawat.
2. Kalau pesan yang diterima ditujukan petugas IGD yang
tidak berada di IGD saat itu, maka pesan tersebut ditulis
pada lembar pesan yang tersedia, kemudian diantar ke
alamat yang dituju (kalau pesan itu penting), kalau tidak
penting pesan ditulis dibuku penerimaan telepon.
3. Kalau telepon yang diterima ditujukan ke bagian
perawatan, bagian administrasi dll. Maka penelpon
dianjurkan untuk menghubungi bagian tersebut.
SISTEM KOMUNIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR
15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..

FORMAT FORMULIR PESAN


TGL / JAM NAMA PENELPON / ISI PESAN YANG MENERIMA
ALAMAT / NO. TELEPON
TELEPON

a. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis dilakukan terutama untuk konsultasi
pasien pada dokter spesialis.
1. Komunikasi tertulis dilakukan dengan mencantumkan
secara lengkap data-data mengenai pasien pada DMK
atau lembar konsultasi
2. DMK atau konsultasi dibawa oleh perawat IGD ke
dokter spesialis terkait
3. Dokter spesialis yang dikonsultasikan menulis jawaban
konsultasi pada DMK dan sesuai dengan
kepentingannya bisa datang untuk memeriksa pasien.
4. Bila dokter spesialis belum dapat dihubungi, dokter
jaga dapat melakukan tindakan sesuai PDT dan
fasilitas yang ada.
PEMAKAIAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


PEMAKAIAN AMBULANCE
Ambulance atau petugas harus berada di lingkungan IGD
selama 24 jam dalam 3 shift.
Fungsi ambulance adalah:
- Menjemput pasien gawat darurat (yang memerlukan
pertolongan segera)
- Konsultasi ke dokter konsulen
- Mengantar pasien
- Mengambil darah
- Menghubungi keluarga pasien

1. Menjemput pasien
a. Keluarga penderita datang ke UGD atau menelpon
melalui
b. Petugas ambulance mengisi buku pemakaian
ambulance
c. Petugas ambulance pergi menjemput pasien
didampingi perawat UGD
d. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance
lapor ke UGD
2. Konsultasi ke dokter konsulen dengan memakai
mobil ambulance
a. Petugas ambulance mengisi buku pemakaian
ambulance
b. Petugas ambulance dan perawat ke dokter konsulen
yang dituju
c. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance
lapor ke UGD
3. Mengantar pasien
Kalau ada pasien yang akan dikirimkan ke Rumah Sakit
lain.
Caranya:
a. Petugas UGD memberitahu petugas
ambulance
b. Petugas ambulance mengisi buku
pemakaian ambulance
c. Keluarga pasien menyelesaikan
administrasi pada kasir
d. Petugas ambulance bersama perawat
mengantar pasien
e. sekembalinya dari mejemput petugas
ambulance

PEMAKAIAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


f. lapor ke UGD
4. Mengambil darah
Caranya:
a. Perawat ruangan memberitahu perawat UGD
b. Perawat UGD memberitahu petugas ambulance
c. Perawat UGD, petugas ambulance bersama
keluarga dengan membawa sample darah dan surat
permintaan darah pergi ke PMI
d. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance
lapor ke UGD
5. Menghubungi keluarga pasien
Kalau ada pasien yang gawat / meninggal, sedangkan
saat itu keluarga penderita tidak berada di Rumah Sakit
maka ambulance dipergunakan untuk menghubungi
keluarga penderita tersebut.
Caranya:
a. Perawat UGD / perawat ruangan bagi pasien
ruangan menghubungi petugas ambulance
b. Petugas ambulance menulis di buku pemakaian
ambulance
c. Perawat dan petugas ambulance pergi ke alamat
yang dituju
d. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance
lapor ke UGD

PEMBATALAN PEMAKAIAN AMBULANCE


Bila ada pasien memerlukan jemputan ambulance dan
keluarga pasien tidak jadi menggunakan ambulance, maka
untuk biaya administrasi ambulance tetap dibayar sesuai
dengan tarif pemakaian ambulance
TENTANG ALAT DAN OBAT UNTUK LIFE SAVING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
Tujuan
Agar alat diruangan Resusitasi, ruangan tindakan non bedah,
ruang tindakan bedah selalu tersedia setiap hari:
1. Alat-alat
a. Ruang Resusitasi
- Suction
- Oksigen (O2)
- Respirator
- Defibrilator monitor
- EKG
- Laringoscope
- Magyl Forceds
- Pipa nasotracheal
- Pipa endotracheal
- Oropharingeal Air Way (Gudel)
- Bag Valve Mask Ventilation (Ambu bag)
- Gunting besar
- Tracheostomy set

b. Ruang Tindakan Bedah


- Bidai segala ukuran
- Perban segala ukuran
- Vena seksi set
- X-ray lamp
- Perban untuk luka bakar
- Minor surgery set
- Benang, jarum sesuai jenis dan ukurannya.

c. Ruang Tindakan Non Bedah


- Alat-alat periksa mata
- THT set
- Alat periksa gigi
- Traction Kit-Skin
- Gips
- Hb Sahli
- Acutren
- Sonde lambung
- Foley kateter
TENTANG ALAT DAN OBAT UNTUK LIFE SAVING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
- Headlight direct focussing 1 buah
2. Persediaan obat-obatan:
- Adrenalin
- Aminophilin
- Atropin sulfat
- Catapres
- Dexamethason
- Dopamin 50mg – 200mg
- Ephineprin
- Meylon-Nabic
- Phenobrbital
- Diazepam
- Transamin
- Klopromazin
- Morfin
- Cal. Glukonas
- Papaverin
- Lasix
- Cartison
- ATS, TT, SABU
- Pehacain
- Lidocain 2%
- Chinin Anti Pirin
- Isosorbid Dinitrat 10 mg
- Nifedipin tab 10 mg
- Persediaan cairan
- DD ½
- Dextrose 5%
- Dextrose 105
- Dextrose 40%
- Ringer laktat
- NACL 0,9%
- Martos 10%
TENTANG PENGGUNAAN OBAT DAN ALAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Tujuan :
Agar alat dalam keadaan bersih, baik dan siap pakai
setiap saat
a. Alat dibersihkan setiap kali setelah dipergunakan
b. Pengecekan alat dilakukan setiap 1 minggu secara
keseluruhan
c. Alat-alat tersebut berupa
- Monitor Defibrilator (terlampir)
- Resusitator Set (Ambu bag) anak dan dewasa
(terlampir)
- Laryngoscope (terlampir)
- Suction (terlampir)
- EKG / Cardioline (terlampir)
- Reflolux (terlampir)
- Nebulizer (terlampir)
- Neck Collar

2. Penggunaan obat sesuai dengan instruksi dokter


a. Obat disediakan dalam jumlah yang cukup untuk 1
hari
b. Kalau hari libur obat disediakan berdasarkan
perhitungan jumlah hari libur dikalikan dengan
persediaan perhari
c. Obat dicek dalam seriap pergantian dinas (Dinas
pagi, sore, malam)
d. Obat yang dipergunakan oleh pasien dicatat dalam
buku catatan pemakaian obat
TINDAKAN SHOCK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR Direktur
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
PERSIAPAN ALAT
1. Seperangkat alat Cardiopag
2. Jelly
3. Kain kassa

PERSIAPAN PENDERITA
1. Jelaskan pada keluarga penderita / orang sakit tentang
maksud dan tujuan tindakan DC Shock
2. Atur posisi penderita telentang tanpa bantal
3. Buka baju (atur privacy penderita)

LANGKAH-LANGKAH
1. Saklar dihubungkan dengan stop kontak (meskipun
sudah di charge) PLN / ACCU
2. Tekan tombol power (on) amati hingga di layar
timbul gelombang EKG
3. Atur knop Energy Delivered sesuai dengan instruksi
dokter (satuan joule)
4. Tekan charge (warna kuning) amati hingga dilayar
monitor timbul angka jumlah joul
5. Tes dengan menekan tombol merah pada pegangan
masing-masing untuk mengetahui alat layak pakai
6. Setelah dinyatakan siap pakai, baru kemudian
digunakan pada penderita dengan menekan charge
kembali
7. Letakkan pegangan tangan kiri pada sterum dan
tangan kanan pada Apex
8. Hindarkan orang lain memegang penderita
9. Setelah siap tekan tombol merah bersama-sama
10. Pekerjaan diatas dapat diulang / menaikan jumlah
joul sampai tercapai efek terapinya
11. Setelah DC shock dipakai, alat masih dapat
digunakan untuk memonitor EKG
12. Bila sudah tidak dipakai lagi, tombol power ditekan
off
AMBU BAG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..
Ambu bag adalah alat yang memberikan udara atau oxygen
kepada penderita yang memerlukan bantuan pernafasan
dengan cepat, ketika melakukan ventilasi.
Dapat juga dipergunakan waktu pemasangan respirator atau
melakukan suction (biasanya penderita terbatuk)
Masker harus bisa digunakan secara langsung, meskipun
tidak ada oxygen. Untuk paru-paru terbatas.
Daya tekanan yang bisa diberikan.

Yang perlu diperhatikan:


1. Masker harus rapat pada muka penderita dan meliputi
hidung dan mulut
2. Extensi leher / kepala harus benar
3. Pastikan bahwa valve (tutup) mengeluarkan nafas
bekerja dengan otomatis
4. Pastikan tidak ada udara keluar melalui celah karena
masker kurang rapat, dapat didengar dari suara
rembesan udara
5. Bagian yang bisa dilepas semua dicuci dan bisa
disterilkan dengan autoclavable (134°c)

Cara menggunakan:
1. Rapatkan dahi dan dagu bawah dengan tangan
menekan dagu bawah ke arah atas
2. Pada posisi seperti itu tangan sebelah memegang E
valve Ambu Bag
3. Masker dipasang dimuka, tekan masker dengan
tangan kearah dagu bawah
4. Masker ditekan pakai ibu jari dan jari telunjuk
kemudian angkat dagu bawah dengan jari tengah, jari
manis dan jari kelingking. Jalan nafas diupayakan
lurus
5. Dengan tangan yang lain menekan ambu bag dengan
kira-kiran 10-15 kali per menit
SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Cara menggunakan:
1. Masukkan air bersih dan cairan antiseptik dalam botol
suction sampai garis paling rendah dengan perbandingan
campuran : air 100cc : antiseptik (Lysol) 1 cc
2. Menyambung tube ke tiap pipa sambung
3. Menekan tombol sumber tenaga listrik untuk memastikan
alat tersebut dapat bekerja baik dan kontrol tombol
pembetulan daya tekanan
4. Pipa suction dilipat, ventilasi dihentikan, setelah itu
kontrol daya tekanan suction sambil memutar tombolnya.
- Daya tekanan : 120 – 200 mmHg → Dewasa
- Daya tekanan : 100-120 mmHg → Anak-anak
- Daya tekanan : 60-100 mmHg → Bayi
5. Pada saat memasukkan kateter kedalam mulut /hidung,
kateter dilipat dahulu, tanpa melakukan penghisapan,
kedalam canula sesuai kebutuhan / kondisi pasien
6. Kemudian lipatan kateter dilepas
- Pada saat melakukan suction katater diputar-putar
untuk menghindari kerusakan mukosa, lakukan
berulang-ulang sampai lendir bersih.
- Waktu menggunakannya antara 10-15 detik →
Dewasa 5-10 detik → bayi dan anak-anak
- Kalau lebih O2 dalam paru-paru akan berkurang
- Kalau penderita batuk keras, suction dihentikan dan
melihat keadaan umumnya.
7. Ketika mengeluarkan kateter, mengeluarkan pelan-pelan
sambil diputar-putar
8. Kemudian bilas selang suction dari kotoran (slym)
dengan air
9. Kateter direndam dalam cairan lysol ± 1 jam kemudian
bilas air bersih
10. Tube suction, botolnya dan tutup botol diambil dan dicuci
dengan cairan antiseptik
11. Mesinnya dibersihkan dengan kain yang diberi cairan
antiseptik, kemudian dilap dengan lap kering
12. Setelah suction dipakai harus mencuci tangan

Pemeliharaan:
- Setelah dipakai, alat-alat (botol dan selang) dibersihkan,
bila perlu direndam dengan cairan lysol. Dan mesin di lap
dengan lap yang sudah diberi cairan antiseptik
SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


- Kabel dan selang diperiksa kalau ada yang bocor
- Kemudian botol diisi kembali dengan cairan antiseptik ±
¼ botol (secukupnya) dengan perbandingan air 100cc :
antiseptik 1 cc. Kemudian selang dipasang kembali.
- Alat ditutup agar terhindar dari debu
- Voltese harus sesuai dengan kebutuhan
- Bila tidak dipakai alat tetap dicek setiap hari, agar selalu
siap pakai
ELECTROKARDIOGRAPHY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Persiapan alat-alat:
1. Mesin ECG beserta kertas ECG
2. Jelly elektroda
3. Kertas tissue
4. Elektroda ektremitas dieratkan dengan penjepit
5. Elektroda dada dengan balon penghisap

Persiapan penderita:
1. Penderita diberitahu maksud dan tujuan tindakan
pemeriksaan ECG
2. Pakaian atas penderita dibuka (Atur privacy
penderita)
3. Penderita dibaringkan dalam posisi telentang dengan
tungkai lurus tidak bersentuhan, kedua lengan
disamping tubuh tidak bersentuhan dengan tubuh
(dalam keadaan rileks)
4. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik
seperti:
- Jam tangan
- Ventilator
- Tremor
- Bergerak
- Batuk

Langkah-langkah:
1. Periksa alat Ecg (harus dalam keadaan siap)
2. Menempatkan elektroda:
- Elektroda ekstremitas atas dipasang pada
pergelangan tangan kanan dan kiri dan searah
telapak tangan.
- Pada ekstremitas bawah dipasang pada
pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah
dalam
3. Posisi pada pergelangan bukan mutlak, bila
diperlukan dapat dipasang sampai ke bahu kiri /
kanan dan ke pangkal paha kiri / kanan
4. Hubungkan kabel-kabel elektroda ekstremitas
- Merah (RA) : lengan kanan
- Kuning (LA) : lengan kiri
- Hijau (LF) : tungkai kiri
ELECTROKARDIOGRAPHY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


- Hitam (RF) : tungkai kanan
5. Hubungan elektroda dada
- V1 : sela iga IV disebelah pinggir kanan
sternum
- V2 : sela iga IV disebelah pinggir kiri sternum
- V2 : ditengah-tengah antara V3 dan V4
- V4 : sela iga V pada garis midclacucula kiri
- V5: garis axilaris anterior kiri setinggi V4
V6 : garis mid axilaris kiri setinggi V4
NECK COLLAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Neck collar adalah alat yang berfungsi sebagai fiksasi leher
agar tidak terjadi pergerseran pada tulang servical pada
PENGERTIAN
penderita. Pertolongan darurat dimana perlu dilakukan
resusitasi.
Mekanisme:
Penderita diarahkan pad posisi telentang cek ABC kemudian
awasi kesadaran berbicara ada / tidak, periksa pad bagian
dada simetris / tidak, lalu pasang neck collar. Tindakan yang
selalu menggunakan neck collar adalah:
PROSEDUR
Pada penderita yang dicurigai fraktur servikal seperti:
1. Setiap trauma capititis terutama kesadaran menurun
2. Multi trauma
3. Luka tumpul diatas clavikula
4. bio mekanik bila trauma mendukung
PEMASANGAN CHATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Persiapan alat-alat
1. Tempat tidur
2. Chateter (tergantung kebutuhan / nomor yang
dikehendaki
3. Urine bag
4. Xylocain jeli 2%
5. Pincet anatomis
6. Spuit 10cc
7. Larutan aquadest + 30cc
8. Bethadine + 10cc untuk antiseptik
9. 5 lembar kassa steril
10. Duk lobang
11. Sarung tangan

Persiapan penderita
1. Penjelasan kepada penderita tentang tindakan
chateter
2. Mengatur posisi tidur penderita
3. Menanggalkan pakaian bagian bawah penderita

Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Mengdesinfektan sekitar alat vital penderita dari arah
dalam ke luar
3. Memakai sarung tangan
4. Meletakkan duk lobang diatas alat vital penderita
5. Memasukkan xylocain jelly + 10cc bila penderita
laki-laki / oleskan jelli pada chateter bila penderita
perempuan
1. Mulai dengan tindakan pasang chateter dengan penis
posisi tegak lurus / dorsum plexi + 10cm
2. Kemudian posisi penis diarahkan ke lipat paha
sambil chateter terus di dorong sampai + sisa chateter
diluar 10 cm
3. Coba pungsi melalui chateter, bila urine sudah keluar
langsung dihubungkan dengan urine bag
4. Balon di isi dengan air 20-30 cc
5. Chateter tarik sampai ada tegangan tutup kassa steril
sekitar ujung penis
6. Hitung urine yang keluar
7. Membereskan alat-alat
8. Mencuci tangan
PEMASANGAN CHATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Sikap:
- Menunjukan sikap yang nyaman terhadap
- Teliti
- Hati-hati
PEMBERIAN OKSIGEN (O2)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Persiapan alat-alat:
1. Tabung oksigen (O2)
2. Manometer / untuk mengetahui isi O2 dalam tabung
3. Botol pelembab yang sudah di isi dengan
aquadestilata sampai batas yang ditentukan
4. Pengukur aliran untuk mengetahui jumlah O2 yang
diberikan permenit
5. Pipa saluran O2 / corong khateter hidung
6. Alat tulis

Persiapan penderita:
1. Memberikan dan menjelaskan pada penderita
2. Menempatkan alat-alat ke dekat penderita

Langkah-langkah:
1. Mengatur dan menenangkan penderita
2. Isi tabung diperiksa dan dicoba
3. Memasang pipa oxygen sesuai instruksi dokter
4. Memasang masker O2 / kateter hidung pada hidung
penderita
5. Mengawasi keadaan penderita, apakah sesaknya
berkurang
6. Bila penderita tak memerlukan O2 lagi, maka saluran
di tutup
7. Mencatat:
- Keadaan penderita sebelum dan sesudah
pemberian O2
- Waktu pemberian
- Jumlah pemberian O2 / menit
- Periksa tensi, nadi, pernafasan
- Nama perawat yang menunjukan
KUMBAH LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Persiapan alat-alat:
1. Naso Gastic Tube (NGT) No. Sesuai kebutuhan
2. Xylocain jeli secukupnya
3. Kain kasa secukupnya
4. 1 gelas berisi air
5. Stetoscope
6. Pinset Anatomis
7. Nierbeken
8. Plester
9. Spuit 20cc
10. Bascom berisi air bersih
11. Ember tempat sampah
12. Sarung tangan

Persiapan penderita:
1. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
bila penderita sadar
2. Mengatur posisi penderita

Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Memakai sarung tangan
3. Mengukur NGT dari Glabella ke proses xypoideus
4. Mengoleskan jelli secukupnya di ujung NGT
5. Memasukkan NGT dengan menggunakan pincet
kedalam lubang hidung penderita sampai pada batas
yang telah diukur
6. Mengetes NGT apakah masuk kesaluran cerna atau
saluran paru dengan cara:
- Menyuntikan udara 10s/d20 cc kemudian dengan
stetoscope didengarkan di era epigastrium, bila
terdengar bunyi „pup“ berarti NGT berada
disaluran cerna dan ini posisi yang benar
- Memasukkan ujung NGT kedalam gelas berisi air
bila keluar gelembung-gelembung udara berarti
NGT berada disaluran paru dan ini berarti pada
posisi yang salah. Jika tidak bergelembung makan
NGT berada disaluran cerna.
a. Bila posisi NGT sudah benar maka NGT
difiksasi
b. Memasukkan / menyuntikkan 150s/d200 cc air
bersih kedalam lambung lalu dikeluarkan

KUMBAH LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


c. kedalam ember tempat sampah
d. Demikian cara ini dilakukan secara berulang-ulang,
sampai cairan lambung bersih
Sikap:
1. Menunjukan sikap yang nyaman terhadap penderita
2. Teliti
3. Hati-hati
4. Peka terhadap respon penderita
MENJAHIT LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Persiapan alat:
1. Antiseptik : bethadine, alkohol 7%
2. Obat patirasa / anasthesi sesuai dengan
ketentuan
3. Benang jahit sutera / cut gut / jenis lain sesuai
dengan kebutuhan
4. Nierbeken
5. Gunting, plester
6. Tromol kasa dan korentang steril
7. Sarung tangan
8. Cairan pembersih luka : NaCl, H2o3 3%,
Savlon
9. Spuit 2cc, 5cc atau sesuai dengan kebutuhan
anasthesi
10. Set jahit:
- jepit jarum (Naald Voeder)
- Arteri klem lurus / bengkok
- Pinset chirurgis
- Gunting luka steril
- Penjepit kain
- Jarum jahit untuk otot / luka
- Kain penutup luka
- Sarung tangan
11. Pembalut sesuai dengan kebutuhan
12. Sofratul

Persiapan penderita:
1. Penjelasan kepada pasien tentang tujuan menjahit luka
2. Pengatur posisi pasien
3. Kepekaan terhadap reaksi

Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Membersihkan luka
3. Mengdesinfeksikan luka dan sekitarnya
4. Menggunakan sarung tangan
5. Memberikan patirasa
6. Menjahit luka:
7. Memberikan bethadine dan sofratul atau sesuai intruksi
8. Menunjukan upaya sepsis selama bekerja
9. Membalut luka sesuai kebutuhan
10. Membereskan alat-alat

MENJAHIT LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf
2/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


11. Mencuci tangan
12. Menuliskan pada catatan perawatan: jenis benang, jumlah
jahitan dalam dan luar
13. Menjelaskan kepada pasien tentang perawatan luka
dirumah.
Sikap:
1. Menunjukan sikap yang dewasa bekerja
2. Teliti
Hati-hati
PENGGUNAAN BRANCAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Brancard adalah alat yang dipergunakan untuk mengangkut
PENGERTIAN
pasien dan terdapat diruang IGD
TUJUAN
1. Perhatikan rem roda dari brancard sebelum brancard
digunakan
2. Pastikan posisi pasien sudah baik dan benar, pasang
pagar pengaman dan kunci
KEBIJAKAN 3. Untuk pasien sesak nafas, posisi semi fowler
dipergunakan
4. Untuk penggunaan Brancard dan rostole harus
mengisi pada buku penggunaan alat yang telah
disediakan oleh Bag. IGD
PROSEDUR Satu diruang observasi dan dua diruang tindakan
Alat pengangkut pasien berupa:
1. Brancard 3 buah
2. Rostole 2 buah

Fungsi brancard dan kursi roda:


1. Untuk mengantar pasien dari ambulance/ mobil
pengantar pasien kedalam IGD, begitu juga
sebaliknya
2. Dari IGD ke RO“, Fisiotherapy
3. Dari IGD ke ruang perawatan dll
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT
TERTENTU
(KEJANG DEMAM)
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
STANDARD Direktur
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada


PENGERTIAN saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium
Patofisiologi :
Patofisiologi terjadinya kejang demam belum jelas

Gejala klinis :
Ada 2 bentuk kejang demam:
1. Kejang demam sederhana
a. Umur diantara 6 bulan – 4 tahun
b. Lama kejang < 15 menit
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang terjadi pada waktu 16 jam, setelah
timbulnya demam
e. Tidak ada kelainan neurologis, baik klinis maupun
laboratorium
f. EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang

PROSEDUR 2. Kejang demam komplikasi


Diluar kriteria tersebut diatas

Diagnosis:
Diagnosis kejang demam dibuat berdasarkan:
1. Anamnesis (terpenting)
2. Pemeriksaan neurologis lain dalam batas normal
a. Darah, kadar glukosa, elektrolit serum,
kreatinin serum
b. Fungsi lumbal
c. Funduskopi

Diagnosis banding:
1. Meningitis
2. Ensefalitis
Abses otak
Unit Terkait IGD
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT
TERTENTU
(KEJANG DEMAM ANAK)
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
STANDARD Direktur
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Penatalaksanaan:
Pengobatan:
1. Pemberian diazepam
- Dosis awal 0.3-0.5 mg/kg BB/dosis IV (perlahan-
lahan)
- Bila kejang belum berhenti, dapat diulang dosis
sama setelah 20 menit
2. Turunkan panas
- Antipiretika : parasetamol / salsilat 10 mg/kg/
BB/dosis
- Kompres air hangat
3. Pengobatan penyebab
4. Penanganan suportif
- Bebaskan jalan asam
- Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pertahankan tekanan darah
PROSEDUR
Pencegahan:

1. Pencegahan berkala (“Intermiten“ untuk kejang


demam sederhana)
2. Beri diazepam dan antipiretika pada penyakit-
penyakit yang disertai demam
3. Pencegahan kontinyu untuk kejang demam
komlikata
Dapat digunakan:
- Fenobarbital : 5-7 mg/kg/24 jam dibagi
dosis
- Fenotoin : 2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3
dosis
- Klonazepam : (indikasi khusus) diberikan
sampai 2 tahun bebas kejang atau sampai umur 6
tahun
Unit Terkait
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(DENGUE)

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
STANDARD Direktur
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R
.
Demam dengue (dengue fever (DF) adalah penyakit yang
utama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa.
Demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever
PENGERTIAN
(DHF) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak.
Sindrom renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome
(DSS) adalah penyakit DHF yang disertai renjatan.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR ETIOLOGI
Virus dengue tergolong arbovirus dan dikenal ada 4 serotipe,
berbentuk batang bersifat termolabil. Sensitif terhadap in
aktivitas oleh Estileter dan natrium dioksikolat stabil pada suhu
70 °c.

PATOSIOLOGI
Penyakit dengue di Indonesia merupakan penyakit endemis dan
vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes
Aegepti. Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan
nyamuk dan infeksi pertama kali mengkin memberi gejala DF.
Reaksi yang amat berbeda akan tampak bila seorang mendapat
infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan.
Berdasarkan hal ini timbullah yang disebut the secondary
heterallogous infection. Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu
reaksi anamnestik dan antibodi sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen – antibodi yang tinggi.

GEJALA KLINIK
Masa inkubasi 3-15 hari rata-rata 5-8 hari
DF : Suhu meningkat, tiba-tiba sakit kepala, nyeri otot dan
tulang, mual, muntah, dan batuk ringan. Eksantem / ruam
mual-mual pada muka dan dada (initial rash) selama beberapa
jam. Kemudian mulai hari 3-6 terbentuk makula-makula besar
pada lengan dan kaki, kemudian keseluruhan tubuh.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopeni terlihat


pada hari ke2 dan ke3
- DHF : gejala awal seperti pada DF, awalnya mulai
timbul perdarahan pada hari ke 3-5 berupa petekie,
purpura ekimosis, hematemesis melena dan epiktasis.
Hati membesar dan nyeri tekan, tidak dijumpai ikterus.

PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU


(CEDERA KEPALA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
STANDARD Direktur
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Berat ringannya cedera kepala dibagi berdasarkan skala
koma Glasgow (SKG)
SKG 13-15 = cedera kepala ringan
SKG 9-12 = cedera kepala sedang
SKG 3- 8 = cedera kepala berat
Semua pasien cedera kepala yang datang ke Gawat
Darurat dalam keadaan sadar diobservasi ± 2 jam. Bila
tidak ada pingsan, muntah atau pusing pasien dipulangkan
dan diberi pesan-pesan yaitu : bila pasien mengantuk /
tidur, sakit kepala hebat, muntah > 4x, kejang, lumpuh
tangan / kaki, penglihatan terganggu, harus datang ke
Gawat Darurat secepat mungkin untuk tindakan
selanjutnya.
Pasien cedera kepala yang tidak sadar, dirawat. Pasien
dengan tingkat kesadaran (SKG) 13-15 dirawat di IRNA
dan SKG kurang dari 13 dirawat di ICU semua pasien
PROSEDUR yang dirawat ini diobservasi tingkat kesadarannya, besar
pupil dan tanda-tanda vital lainnya. Bila memburuk dan
atau perlu diambil tindakan operasi secepatnya yaitu
dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah umum (di
Balikpapan belum ada tenaga dokter spesialis bedah
saraf)
Pemeliharaan:
Lakukan pemeriksaan umum / tanda-tanda vital, jelas
dikepala atau ditempat lain, tingkat kesadaran dan
pemeriksaan neurologis lainnya.

Diagnosis:
CKR, CKS, CKB, Cedera Kepala terbuka
Penanganan :
1. Pasang infuse Ringer Laktat
2. Antibiotika sesuai indikasi
3. Nootropik sesuai indikasi
4. Foto kepala AP/L jelas
5. Laboratorium (DL)
6. Obat-obata lain sesuai indikasi

PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU


(CEDERA KEPALA)

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
TENTANG PENYAKIT MENULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Bila penderita rawat jalan, dokter UGD memberi


informasi pada keluarga atau penderita tentang cara
penularan dan bagaimana mencegah menularnya
penyakit tersebut.
2. Bagi penderita yang rawat inap, pasien ditempatkan
diruang khusus (isolasi) sesuai dengan penyakitnya.
3. Pada beberapa penyakit menular (misal DHF, Morbili)
semua kasus diinformasikan dicatatan medik untuk
dilaporkan ke DKK
4. Untuk mencegah tertular penyakit, semua petugas
dianjurkan melaksanakan usaha preventif sesuai
dengan jenis dan cara penularan tersebut.
PENDERITA DENGAN KASUS KRIMINAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Penderita datang dalam keadaan sadar


a. Penderita datang ke UGD diantar oleh keluarga
- Diterima sesuai prosedur baru, dengan melakukan
anamnase secara lengkap dari keluarga maupun
penderita
- Penderita ditolong sesuai kasusnya
- Jika sudah ditolong penderita boleh pulang, sesudah
administrasi selesai
- Penderita diizinkan pulang
- Jika penderita dirawat, akan diproses sesuai dengan
penderita yang dirawat
b. Penderita datang ke UGD, diantar oleh petugas
kepolisian atau penolong
- Penderita diterima sesuai denga proses penderita baru,
dengan mengadakan anamnase sebisanya kepada
penderita maupun pengantar
- Penderita ditolong sesuai kasusnya, sampai
memungkinkan untuk berobat jalan atau harus dirawat,
diurus sesuai prosedur oleh polisi atau penolong yang
akan menangani prosedur tersebut.
2. Penderita datang dalam keadaan tidak sadar
a. Penderita datang ke UGD diantar oleh keluarga
- Penderita diterima sesuai prosedur penderita baru,
dengan melakukan anamnase selengkap-lengkapnya
kepada keluarga
- Penderita ditolong sesuai kasusnya sampai keadaan
penderita stabil
- Memanggil perawat pengawas dan satpam untuk
mengawasi disekitar atau di dalam UGD, untuk
menghindari terjadinya keributan dan jika di pandang
perlu minta satpam menghubungi pos polisi terdekat.
- Setelah penderita stabil dan memerlukan perawatan
dipindahkan keruangan
- Keluarga menyelesaikan administrasi
b. Penderita diantar oleh oleh petugas kepolosian atau
penolong
- Penderita ditolong sesuai dengan kasus penderita baru,
dengan melakukan anamnase seperlunya kepada
petugas /penolong
- Penderita ditolong sesuai dengan kasusnya sampai
keadaan umumnya stabil
 Jika dibawa petugas kepolisian penderita siap / layak
dirujuk akan dibawa ke RSU dr. Kanujoso
 Administrasi diselesaikan petugas kebersihan /
diserahkan menjadi tanggungan dinas sosial

TENTANG PENDERITA TIDAK DIKENAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL 15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Untuk sementara penderita (korban) diberi


identitas Tn/Ny/Sdr/Sdri/An X
2. Petugas Rumah Sakit RESTU IBU (dokter
atau paramedis) terus berusaha mencari identitas
penerita atau korban baik dengan menanyakan pada
pengantar atau orang-orang yang menemukan
maupun dengan bantuan polisi
3. Selama waktu tersebut segala tindakan dan
obat-obatan ditanggung Rumah Sakit sesuai
kemampuan yang ada. Bila pasien KLL dengan
fraktur terbuka, setelah di gips sementara, pasien kita
rujuk ke Rumah Sakit Umum Dr. Kanujoso
Djatiwibowo balikpapan
4. Jika sampai meninggal dunia, identitas
belum ditemukan pihak Rumah sakit akan melapor
ke Dinas sosial yang selanjutnya kita serahkan ke
Dinas sosial dan diketahui oleh polisi.

TENTANG KASUS PEMERKOSAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Setiap permintaan pemeriksaan dengan kasus


pemerkosaan harus ada permintaan VER (Visum Et
Repertum) dari polisi yang berwenang
2. Untuk pasien dengan kasus pemerkosaan
dilakukan:
- Pemeriksaan luar dilakukan oleh dokter jaga UGD
- Pemeriksaan dalam harus dilakukan oleh dokter
obsygn
-
Dan bila pagi dokter obsgyn tidak ada ditempat, pasien dialih
rawatkan ke RSU Dr.Kanujoso Djatiwibowo untuk
dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
Hasil pemeriksaan VER dibuat dan ditandatangani oleh
dokter obsgyn dan dokter jaga UGD kemudian diberikan
kepada petugas yang berkepentingan

PENYIKSAAN ANAK (CHILD ABUSE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


STANDARD Direktur
OPERASIONAL
PROSEDUR 15 Februari 2016
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
Semua anak yang berumur dibawah 12 tahun, bila dicurigai
ada penyiksaan maka dapat dilakukan pemeriksaan oleh
Dokter jaga bila perlu dikonsultasikan ke dokter bedah dan
diberikan tindakan yang diperlukan, kemudian
memberitahukan kebagian KIE.
Bagian KIE akan memanggil pekerja sosial yang dikenal /
untuk pendekatan kepada orang tua dengan korban.
VISUM ET REPERTUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Permintaan visum yang dilayani hanya dari POLRI /


Polisi Militer dengan membawa surat permintaan
visum yang ditanda tangani oleh polisi dengan pangkat
sekurang-kurangnya pembantu letnan
2. Surat permintaan visum harus diantar oleh petugas
berseragam dinas
3. Surat permintaan visum yang diantar penderita atau
bukan petugas yang tidak dilayani.
4. Permintaan visum secara lisan oleh petugas POLRI /
Polisi mIliter berseragam dinas yang membawa
korban dapat dilayani dengan catatn bahwa surat
permintaan visum menyusul paling lambat 2x24 jam
setelah korban diantar ke IRD
5. Permintaan visum oleh polri / polisi militer untuk
sesuatu kasus paling lambat 2 x 24 jamsetelah korban
dibawa ke IRD, bila waktu lewat 2 x 24 jam baru ada
permintaan visum, hasil pemeriksaan terhadap korban
disesuaikan dengan keadaan korban pada saat / tanggal
permintaan visum.
6. Surat permintaan visum diterima oleh petugas IRD
untuk selanjutnya dokter jaga akan melaksanakan
pemeriksaan sesuai permintaan visum
7. Surat visum ditanda tangani oleh Dokter jaga yang
telah melaksanakan permintaan visum tersebut.

KEGAWATAN DI RUANG RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Dokter jaga ruangan bertanggung jawab terhadap


seluruh ruangan rawat inap di Rumah Sakit “RESTU
IBU“ termasuk ICU
2. Dokter jaga ruangan hanya mengawasi, pasien yang
sedang dirawat inap dan tidak melakukan visite.
3. Melakukan tindakan medik dalam pertolongan darurat
4. Memberikan terapi simpotomik sementara sebelum
dilaporkan kepada Dokter Spesialis yang merawat
5. Dokter jaga ruangan tidak dibenarkan mengganti terapi
Dokter Spesialis yang merawat
6. Bila dipandang perlu, memberikan informasi data dan
keadaan pasien kepada dokter spesialis, atau pihak
keluarga sebatas tidak bertentangan dengan dokter
spesialis yang merawat
7. Menulis resep, bekerja sama dengan perawat ruangan
dalam memberi instruksi penanganan medis
8. Membuat permintaan yang diperlukan atas persetujuan
dokter spesialis yang merawat
9. Dokter jaga ruangan yang berhalangan dapat mencari
pengganti sendiri serta melaporkannya ke kepala bidang
medis
10. Membuat laporan atas pasien baru atau pasien-pasien
yang memerlukan perhatian khusus.

PENANGANAN KERACUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Perawatan Umum
a. Resusitasi (1.2.3)
1. Air way = Jalan nafas
- Usahakan jalan nafas tetap terbuka
- Bila perlu gunakan Oropharingeal Air Way dan
Suction
2. Breathing (Pernafasan)
- Jaga agar penderita dapat dan terus bernafas
dengan baik
- Bila perlu gunakan AmbuBag, Respirator,
Mouth to Mouth
3. Circulation (Peredaran Darah)
Pertahan tensi, nadi tetap baik, Bila perlu pasang
infuse RL, Nacl 0.9%, Dextrose 5%

b. Eliminasi
1. Emesis merangsang penderita supaya muntah pada
penderita yang masih sadar
2. Katarsis, dengan laksan, bila diduga racun telah
sampai di usus
3. Kumbah lambung, pada penderita yang keadaannya
mulai menurun atau tidak koperatif
4. Forced diurisis, bila diduga racun telah sampai
didarah dan dapat dikeluarkan melalui ginjal.
Emesis, katarsis, dan kumbah lambung tidak boleh
dikerjakan apabila:
- Keracunan lebih dari 6 jam
- Bahan korosif, misalnya minyak tanah atau
bensin
- Koma derajat sedang dan berat
5. Supportive
Perhatikan (perhitungkan) keseimbangan cairan,
elektrolit, asam basa, kalori.
6. Antidotum
Misal : Sulphat Atropin untuk keracunan
insektisida, fosfat organik atau Malorphine untuk
keracunan Morphin.

PENANGANAN KERACUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Perawatan Khusus

1. Keracunan Insektisida Fosfat Organik / Baygon


a. Infuse Dextrose 5% isap-isap lendir, O2 bila
perlu
b. 2,5 mg bolus IV, diteruskan ½-1 mg setiap
5-10-15 menit, tergantung beratnya keracunan.
c. Kumbah lambung se efektif mungkin,
katarsis, keramas rambut dengan sabun, mandikan
seluruh tubuh + sabun, ganti pakaian baru.
d. Diberikan dengan monitor pupil, sampai
tercapai Atropinisasi mata, mulut kering, muka
merah, pupil dilatasi, jantung berdebar-debar, suhu
meningkat, gelisah
e. Setelah Atropinisasi tercapai:
- Dijarangkan dengan dosis maintenance ½-1 mg
setiap 1-2-4-6 jam
- Pemberian SA dihentikan minimal 2x24 jam

2. Keracunan Sedativa, Hypnotika, Analgetika


a. Sadar : emesis, pemberian Norit dan MGSO4, bila
ragu-ragu observasi 6-24 jam
b. Koma derajat I-II, kumbah lambung lalu diurisis
paksa selama 12 jam, bila ada keraguan penyebab
keracunannya, caranya:
- Berikan 1 amp Calcium Gluconat IV
- Infuse Dextrose 5% + 10 MIKcl 15% / 12 jam
- Furosemide 1 amp IV / 6 jam
- Untuk keracunan salicilat dan phenobarbital
dapat ditambahkan 10 MCQ Nabic untuk tiap ml
Dextrose 5%
c. Koma derajat III-IV : kumbah lambung dengan pipa
berbalon, lalu diurisis paksa
d. Bila Timbul gejala Ekstrapiramidal dapat diberikan
Delladryl 50-100 mg I.M
e. Pada penderita gelisah / konvulsi, diberikan
Diazepam 5-10 mg I.V atau Luminal 50-100 mg
I.M

PENANGANAN KERACUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

3. Keracunan Pestisida (DDT, Endrin, Racun


Tikus)
a. Infsue Dextrose 5% O2 bila perlu
b. Emesis. Katarsis, Kumbah lambung bila penderita
sadar atau samnolen
c. Diazepam 5-100 mg bila gelisah / kejang
d. Terapi Supportif
e. Furosemida 40 mg IV, bila diurisis menurun
4. Keracunan bahan korosif (air accu, asam
keras, soda kausatik)
a. Jangan lakukan Emesis, Katarsis, Kumbah
Lambung
b. Penderita disuruh minum air / susu sebanyak
mungkin walaupun penderita muntah, pemberian
diteruskan.
c. Infuse Dextrose 5% RL atau tranfusi bila
ada perdarahan
d. Asam kuat (H2SO4, Hcl) berikan susu tiap 1
jam 100-200 ml
e. Basa kuat (HAOH,KOH) berikan air buah
atau Hcl encer (Yulapium) 2 liter, untuk setiap gram
sekali yang diminum
f. Corticostiroid, Dexamethason 4x2 amp LV
g. Antibiotika
h. Konsul THT
i. Bila lesi cukup luas, pasangNGT, MLP
5. Keracunan antiseptik luar ( luysol, creolin)
a. Penderita disuruh minum air hangat sebanyak
mungkin
b. Bila keadaan menurun, kumbah lambung dengan
NGT ukuran kecil
c. Antasida
6. Keracunan jengkol
a. Bila ringan berikan minum banyak, Nabic
b. Keracunan berat, pasang infuse, Chateter, Nabic
1.5%
7. Keracunan singkong ( ketela pohon)
a. Emesis, kumbah lambung, Laxan dengan sulfa
Magnesium 30 g
b. Natrium Tiosulfat 10% 10cc IV perlahan-lahan 10
menit dan Natrium Nitrat 3% 10 cc

PENANGANAN KERACUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

8. Keracunan jamur
a. Infuse Dextrose 10%
b. Emesis, Kataris
c. SA 0.5-1 mg IV dapat diulang tiap 30 menit
d. Therapi Supportif – Symtomatis
9. Keracunan alkohol
a. Emesis, Kumbah Lambung
b. Infsue Dextrose 5%
10. Keracunan gas CO2
a. Berikan pernafasan denga O2 murni tekanan tinggi
b. Cegah edema otak
11. Keracunan Heroin, Morphin, Codein
Malorphin 0.1-1 mg IV tiap 5 menit (Maksimal 40 mg
dalam 4 jam)

TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DENGAN


PERUSAHAAN

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
STANDARD
Direktur
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
1. Pasien yang datang dengan menunjukan
a. ARS dari Telkom, AEA, Petrosea, dll
b. Foto copy kartu berobat dari Dusit
c. Dengan mencocokan nama nomor badge di buku
PLN Pikitring yang ada di UGD Rumah Sakit Hi.
Muhammad Yusus untuk pasien dari PLN Pikitring
2. Untuk pasien dari PLN Pikitring Petrosea dan
Gatari dicatat dibuku sendiri
3. Selanjutnya pasien dilayani seperti pasien umum
TENTANG ASURANSI KESEHATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
STANDARD
Direktur
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.
1. Pasien yang datang dengan menunjukan kartu :
a. Askes Gold (Askes sukarela)
b. Asuransi INC Insurance
c. Asuransi Lippo Life
d. Asuransi AEA
2. Untuk keperluan obat oral, obat injeksi dan
cairan infuse ditulis pada resep Askes sedangkan
asuransi perusahaan ditulis diresep RS“RESTU IBU“
3. Untuk obat dan alat habis pakai tidak
diresepkan dan ditagihkan oleh pihak Rumah Sakit.
4. Pasien hanya dilayani untuk rawat inap dan
Gawat Darurat
5. Pasien berobat diluar jam kerja sore hari
maka akan dilayani di poliklinik sore UGD sebagai
kasus emergency dengan mendapatkan resep untuk 1
(satu) hari

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


DOKTER JAGA

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. DOKTER JAGA IGD


a. Melaksanakan Triase melakukan pemeriksaan pasien
menegakkan diagnosa kerja, memeberikan
pengobatan / perawatan melakukan observasi terhadap
semua pasien IGD dengan berpedoman pada pedoman
diagnosis terapi (PDT) dan SOP IGD
b. Menangani pasien gawat diruangan
c. Melakukan konsultasi kepada dokter konsulen atas
pasien tertentu yang secara medis diluar kemampuan
dokter jaga IGD dan mendampingi dokter konsulen
jaga pada saat konsultasi
d. Melaksanakan pengobatan yang dianjurkan oleh dokter
konsulen jaga dan melaksanakan tindakan medis sesuai
kemampuan atau dibawah bimbingan dokter konsulen
jaga
e. Melaksanakan pengobatan dan atau tindakan atas
semua pasien yang menderita kedaruratan dan
kegawatan medik, melaksanakan observasi dan
menyerahkan tanggung jawab pasien yang akan
dirawat kepada dokter ruangan / dokter konsulen
setelah pasien dinilai dalam kondisi cukup stabil
(kegawatan sudah diatasi)
f. Membuat catatan medik yang baik atas semua pasien
yang ditandatangani menurut tata cara yang berlaku
g. Membuat dan menandatangani termasuk membuat
visum et repertum
h. Mengawasi dan membimbing dan membina
pengetahuan dan keterampilan tenaga paramedis di
IGD
i. Memimpin, mengkoordinasikan dan membina
pengetahuan dan keterampilan tenaga paramedis di
IGD
j. Membuat laporan jaga dan melaporkannya Ka. Bid.
Yan. Med
k. Menciptakan dan memelihara suasana hubungan kerja
yang baik di UGD dan antara unit yang terkait
l. Bertanggung jawab atas kelancaran dan mutu
pelayanan kesehatan di UGD selama jam jaga

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


DOKTER JAGA

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

2. DOKTER JAGA II / DOKTER RUANGAN


a. Bertanggung jawab atas semua pasien yang dirawat
di RS Hi. Muhammad Yusuf selama jam kerja
b. Menangani pasien gawat diruangan
c. Menerima laporan tentang pasien-pasien yang
sedang dirawat dari perawat ruangan / petugas jaga
keliling
d. Mengkonsultasikan pasien yang baru masuk
ruangan kepada dokter konsulen bila belum
dikonsultasikan oleh dokter jaga IGD
e. Dokter jaga II juga memiliki tugas, tanggung jawab,
dan wewenang seperti dokter jaga I dalam butir NO.
5.7.8.11 dan 12 terhadap pasien rawat inap, petugas
medis dan non medis selama jam jaga.
3. DOKTER KONSULEN
a. Menerima dan menjawab konsul dari dokter jaga I
dan II dengan disertai dan tindakan lanjut
b. Sesuai dengan kepentingannya, dokter konsulen
sewaktu menerima konsul wajib datang kerumah
sakit.
c. Melaksanakan konsultasi timbal balik antara dokter
spesialis dan mengambil yang perlu penanganan
secara spesialistik / multi disiplin
d. Membimbing dan atau mengawasi tindakan medis
yang dilakukan oleh dokter jaga I dan II
e. Membina dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dokter jaga I dan II dan para medis
f. Membuat catatan medik yang baik atas semua
pasien yang ditangani menurut tata cara yang
berlaku
g. Membuat dan menandatangani surat keterangan
kesehatan termasuk membuat VER
h. Bertanggung jawab atas mutu pelayanan medis
spesialistik atas kasus yang ditanganinya

BATASAN TINDAKAN MEDIS DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Yang berhubungan dengan tindakan yang membutuhkan


bantuan hidup dasar (Basic of Life Support) antara lain:
1. Resusitasi jantung paru
2. Melakukan tindakan intubasi
3. Memperbaiki faktor penyebab shock
(dengan iv line)
4. Mengatasi kegawatan jantung

Yang berhubungan dengan kecelakaan oleh sebab lain:


1. Eksplorasi dan evaluasi luka dangkal dan dalam
2. Jahit luka sederhana tanpa penyulit
3. Jahit luka mejamuk tanpa penyulit
4. Menghentikan perdarahan
5. Menyambung tendon otot putus yang ujung
potongannya mudah dicari
6. Amputasi jari tangan, kaki
7. Pemasangan bidai / tindakan anesthesi setempat
8. Pemasangan gips pada patah tulang sederhana dari
posisi baik
9. Angkat korpus alienum (mata, telinga.
Tenggorokan, otot)
10. Melakukan sirkum / dorsumsisi pada kasus fomisos
11. Melakukan Reposisi sendi (lengan, tungkai, bahu)

Catatan:
Konsul ke Dokter Spesialis Bedah dulu. Ad 5.6.11

RAHASIA MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Setiap dokter / petugas UGD wajib menjaga rahasia


medis tentang penyakit yang dialami oleh pasien
dengan sumpah jabatan
2. Beberapa perkecualian diatur dengan undang-
undang kesehatan sesuai peraturan pemerintah No : 10
Tahun 1996. Tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran
TENTANG CATATAN MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

1. Setiap penderita yang masuk di UGD oleh keluarga


penderita atau teman atau petugas didaftarkan di Rekam
Medis untuk mendapatkan oleh petugas UGD
2. Penderita tanpa keluarga / pengantar didaftarkan oleh
petugas UGD
3. Pelayanan di UGD dilaksanakan selama 24 jam
4. kartu penderita UGD disimpan di Unit Rekam Medis
PENULISAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Resep yang lengkap terdiri dari:


1. Inscriptio : biasanya sudah dicetak pada kertas
- Nama
- Alamat
- Nomor telepon
- Nomor ijin praktek
- Tempat dan tanggal pembuatan resep
- Huruf “R“
2. Praescriptio
- Nama obat
- Jumlah obat
- Cara pembuatan
3. Signatura
- Cara pemakaian
- Nama dan umur penderita
4. Subscriptio
- Paraf dokter
- Untuk resep obat bius harus dicantumkan tanda
tangan dokter

PELAYANAN IBU DALAM PROSES PERSALINAN


NORMAL MAUPUN TIDAK NORMAL

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Bila ada ibu hamil datang dengan pembukaan lengkap (kala


II), pasien segera:
1. Terima oleh perawat UGD
2. Pasien segera diangkat ketempat tidur
3. Siapkan patus set
4. Memanggil Bidan
5. Selanjutnya pertolongan persalinan normal oleh
Bidan
6. Setelah plasenta lahir, bayi dan ibu dibersihkan,
kemudian dipindah kekamar bersalin untuk
diobservasi kala IV selama 2 jam

Untuk partus tidak normal:


Pasien diterima di UGD dan diperiksa oleh dokter jaga,bila
pasien datang dengan pendarahan,langsung diberi
pertolongan terlebih dahulu dan segera perawat memanggil
bidan kemudian dipindah ke kamar bersalin untuk
dikonsultasikan ke dokter Obsgyn
Persiapan alat:
1. Bak partus normal steril didalam berisi:
a. Doek steril 1 buah
b. Klem tali pusat 2 buah
c. Gunting tali pusat 1 buah
d. Gunting episiotomi 1 buah
e. Kom tempat bethadine
f. Kassa steril secukupnya
g. Chateter metal 1 buah
h. ½ koher tangan atau pemecah ketuban
2. Bak instrumen beisi alat-alat steril untuk menjahit
a. Doek lubang 1 buah
b. Nacl powder 1 buah
c. Kom tempat bethadine
d. Gunting benang 1 buah
e. Pincet sirurgi 1 buah
f. Jarum jahit kulit 1 buah / otot 1 buah
g. Kassa steril secukupnya
h. Tampon bulat 1 buah (kalau perlu)
3. Alat-alat setril dalam tempatnya
a. Umbilical klem 1 buah
b. Benang catgut dan benang side 1/1 kotak
c. Slym zuiger 1 buah
d. Sarung tangan steril 2 pasang

PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

e. Obat anesthesi lokal


f. Spuit 10cc, 5cc, 3cc
4. Bethadine dan tempatnya Alat-alat tidak steril
a. Waskom berisi larutan disenfektan
b. Stikpan 1 buah
c. Bengkok 1 buah
d. Ember tempat pakaian kotor 1 buah
e. Waskom untuk menyeka
f. Waslap 1 buah
g. Plastik plasenta 1 buah
h. Sarung atau kain panjang 1 lembar
i. Baju atasan 1 lembar
j. Underped
k. Celana dalam 1 buah
l. Softex 3 buah
m. Gurita pasien
n. shcort
pelaksanaan:
Kala II
1. Posisi ibu litotomi
2. Pasien dipimpin mengejan bila ada his
3. Observasi hid dan B.J.A
4. Observasi penurunan kepala
5. Lakukan epiriotomi bila kepala bayi didasar panggul
pada primi, multi
6. Lahirkan bayi
7. Bayi dirawat sesuai protap
8. Beri uteriotonika sesuai indikasi

Kala III:
Periksa
1. KU Ibu
2. Kontraksi terus dan tingginya fundus uteri
3. Kandung kencing dikosongkan
4. Robekan perinium
5. Perdarahan
6. Lahirkan plasenta, lengkap atau tidak lengkap
7. Periksa selaput plasenta koteledon
PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
STANDARD
OPERASIONAL
15 Februari 2016
PROSEDUR
dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R.

Kala IV:
1. Mengawasi Ku ibu
2. Kontrkasi uterus
3. perdarahan
4. Observasi tanda-tanda vital
5. Membersihkan vulva
6. menjahit luka pada perinium
7. Ibu diseka
8. Selanjutnya pasien diantar keruang VK untuk
diobservasi 2 jam post partum
PROGRAM ORIENTASI BAGI PETUGAS YANG
BARU DI IGD

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Pada umumnya petugas yang baru masih belum mengenal
lingkungan IGD untuk itu IGD mengadakan orientasi pada
PENGERTIAN
petugas baru yang akan ditempatkan di IGD vaik Dokter
Umum, perawat maupun pekerya.
Setelah mengikuti program orientasi diharapkan petugas
baru dapat:
TUJUAN
1. Mengetahui struktural organisasi IGD
2. Mengetahui peraturan / kebijakan yang berlaku di IGD
KEBIJAKAN
Metode :
a. Menjelaskan / ceramah
b. Orientasi ruangan
c. Tanya jawab

Orientasi petugas baru:


Materi :
Penjelasan tentang
 Struktural organisasi
 Perkenalan staff IGD
PROSEDUR  Uraian tugas dan tanggung jawab
 Tempat kerja / ruangan
 Pengenalan alat-alat dll
 Tata cara administrasi dan pengolahannya

Prosedur :
 Prosedur penerimaan pasien
 Prosedur memindahkan pasien keruangan
 Prosedur konsul dokter ahli
 Prosedur penggunaan alat
 Prosedur menyediakan obat, dll
PROGRAM ORIENTASI BAGI PETUGAS YANG BARU
DI IGD
RUMAH SAKIT Hi. MUHAMMAD YUSUF
Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Peserta : petugas baru
1. Pembimbing : Ka igd, koordinator perawat
2. Tempat : IGD Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan
3. Lamanya : 1 hari
4. Evaluasi : dilakukan oleh ka. IGD / koordinator perawat
IGD yang selanjutnya dikirim kembali kepada
kepegawaian dengan rekomendasi mengenai sikap dan
kemauan bekerja.
5. Orientasi petugas lama yang baru di IGD
Materi :
a. Penjelasan tentang
- Struktural organisasi
- Uraian tugas dan tanggung jawab
- Tempat kerja
- Pengenalan alat
b. Prosedur
- Prosedur penerimaan pasien
- Prosedur memindahkan pasien keruangan
- Prosedur konsul dokter ahli
- Prosedur penggunaan alat

Peserta: petugas lama yang baru di IGD


1. Pembimbing : ka IGD, Koordinator perawat
2. Lamanya : 1 hari
3. Evaluasi : dilakukan oleh Ka. IGD / koordinator perawat
IGD dimasukkan didalam staff penilaian IGD
PENILAIAN SISTEM KERJA STAFF IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Untuk mempertahankan dan memelihara mutu pelayanan
dan perawatan di Unit Gawat Darurat,maka dipandang perlu
untuk melakukan suatu sistem penilaian kerja yang dapat
menjadi tolak ukur bagi Ka. IGD dalam memberi masukkan
kepada Ka. Keperawatan dan Direksi Rumah sakit.
Penilaian meliputi:
1. Etika berbicara dan berkomunikasi
2. Etika berpakaian
3. Kepribadian dan tingkah laku
4. Inisiatif
5. Efisien kerja
6. Kerjasama antar teman dan kelompok
7. Sopan santun dan disiplin
8. Tanggung Jawab
9. Etika pelayanan dan penanganan penderita
10. Keterampilan bekerja
11. Intellegensia
12. Kemampuan menghadapi dan menangani sebuah
persoalan
13. Kebersihan dan ketelitian

Kriteria penilaian adalah : kurang, sedang, cukup, baik

Evaluasi diadakan setiap 3bulan dan 6 bulan sekali


Hasil penilaian hanya dapat dipergunakan secara profesional
sesuai bidang pekerjaannya dan bersifat rahasia.
PERMINTAAN FOTO RONTGEN PASIEN IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Pasien IGD yang memerlukan foto rontgen,
formulirnya ditanda tangani oleh dokter jaga
2. Pasien diantar petugas IGD keruang rontgen
a. Untuk pasien yang rawat jalan bila tidak memerlukan
tindakan segera, pasien dipulangkan setelah
menyelesaikan adminstrasi, hasilnya diambil malam
setelah dibaca oleh dokter spesialis rontgen kemudian
hasil diserahkan lagi ke dokter jaga
b. Untuk pasien yang rawat inap setelah foto rontgen
pasien diantar keruang inap.
PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PASIEN IGD

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Pasien IGD adalah pasien yang berobat di IGD, pasien
rawat inap / rawat jalan yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium
2. Permintaan pemeriksaan laboratorium harus ditanda
tangani oleh dokter yang merawat atau dokter yang
bertugas saat itu.
3. Fromulir permintaan laboratorium dibawa ke
laboratorium oleh petugas IGD
4. Bila mana formulir permintaan laboatorium telah sampai
ke laboratorium, maka petugas laboratorium akan ke IGD
untuk mengambil contoh
5. Setelah contoh diambil, pasien (keluarga pasien) harus
menyelesaikan administrasi (pembayaran)
6. Dan petuags IGD, atau pasien (keluarga pasien)
menunggu hasil untuk diperlihatkan kepada dokter yang
merawat.
TENTANG LISTRIK PADAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Bila listrik padam maka:
1. Dalam waktu tidak lebih ari 5 menit genset yang
dioperasikan oleh petugas maintenance harus sudah
jalan
2. Kalau ternyata genset tidak berfungsi maka IGD akan
menggunakan emergency lampu yang ada di IGD
sebanyak 1 set, penempatan emergency lampu
tergantung tempat yang memerlukan, disamping itu
petugas IGD langsung lapor ke IPSRS untuk bersama
menghidupkan genset
PEMADAMAN LISTRIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Pemberitahuan sebelumnya oleh PLN ke Rumah Sakit
RESTU IBU kira-kira 1 minggu sebelum pemadaman
dilakukan
2. Unit maintenance wajib menghubungi tiap-tiap ruangan
untuk persiapan antisipasi kebutuhan listrik selama
pemadaman dilakukan.
TENTANG RADIO AKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit
Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


1. Di Rumah Sakit RESTU IBU Balikpapan hanya
terdapat sumber radiasi dari sinar X, dimana sinar
radiasinya bari timbul saat ekspose
2. Untuk menghindari akibat buruk dari radiasi ini, baik
petugas, pasien maupun pengantar pasien perlu mendapat
perlindungan.
3. Perlindungan terhadap petugas:
- Selama ekspose petugas harus berada dibalik tabir
pelindung yang dilapisi lapisan timah ataupun
menggunakan apron
- Petugas harus menggunakan film badge dan
menjalani pemeriksaan kesehatan setiap tahun
4. Perlindungan terhadap pasien:
- Pemakaian diafragma untuk menentukan luas yang
akan di sinar X sekecil mungkin sesuai yang
diperlukan, sehingga dosis radiasi yang diterima
pasien relatif kecil
- Bagi ibu hamil (terutama kehamilan 3 bulan pertama)
sebaiknya pemakaian radiasi ditunda kecuali bila
keadaan mendesak maka pengambilan foto dilakukan
dengan melindungi bagian perut dengan apron.
5. Perlindungan terhadap pengantar:
- Pengantar tidak boleh memasuki ruangan
pemeriksaan
- Kalau pengantar harus masuk keruangan
pemeriksaan, untuk kelancaran pemeriksaan (seperti
pada bayi, anak-anak, dan penderita tidak kooperatif)
maka pengantar diwajibkan memakai apron.
PROTOKOL PENDERITA YANG TERKONTAMINASI
BAHAN RADIO AKTIF

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Tidak ada fasilitas perawatan untuk penderita-penderita
tersebut diatas biasanya langsung dirujuk ke RSU Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yang memiliki fasilitas
lebih lengkap dan tenaga ahli yang spesialistik.
Sesuai prosedur penerimaan dan identifikasi pasien baru
Yang penting adalah Allo anamnase dan Auto anamnase
meliputi:
1. Waktu Exposure
2. TKP, dan jarak kesumber Kontaminant
3. Jenis Radio Aktif (Berhubungan dengan lama dan
waktu isolasi serta half life bahan radio aktif)

Sesudah pemeriksaan fisik (dimana pasien segera di isolasi


dalam ruangan kedap radiasi, dan diberikan supportif
therapi). Semua bahan urine, feces, dan air liur penderita
ditampung dan dibuang dalam septik tank / tempat
pembuangan radio aktif sampai half life bahan tersebut
habis. Pelaporan ke BATAN. Perujukan penderita ke RS
lebihlengkap sesudah half life bahan tersebut habis dan
penderita sudah dalam keadaan siap rujuk, dengan telebih
dahulu menghubungi RS yang akan dirujuk.
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DI IGD
RUMAH SAKIT Hi. MUHAMMAD YUSUF

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


Pelatihan atau penyegaran mengenai penanganan pasien
sangat besar peranannya dalam meningkatkan produktivitas
perusahaan untuk mengurangi angka kematian dan untuk
meningkatkan pelayanan pasien di Rumah Sakit Hi.
PROSEDUR
Muhamad Yusuf. Pengoperasian alat-alat yang lama maupun
yang baru untuk meningkatkan keterampilan dalam
penggunaan alat-alat juga merupakan usaha meningkatkan
pelayanan.
1. Meningkatkan keterampilan dalam pelatihan untuk
mengurangi angka kematian
2. Menanamkan arti pentingnya tindakan
penanggulangan terhadap pasien
TUJUAN
3. Menanamkan rasa kesadaran bahwa masalah
penanggulangan terhadap pasien merupakan tanggung
jawab kita semua
4. Meningkatkan keterampilan penggunaan alat
KEBIJAKAN
Metode
1. Seminar
2. Simposium
3. Pelatihan Intern
4. Simulasi

Materi
1. Kegawatan darurat

Peserta
PROSEDUR 1. Dokter
2. Perawat Rumah Sakit Hi. Muhammad Yusuf
3. Karyawan Non Medis Rumah Sakit Hi. Muhammad
Yusuf
4. Masyarakat luar

Tempat
Intern di RSRI, Exterim didalam kota maupun diluar daerah

Waktu
Disesuaikan dengan tanggal, jadwal pelatihan.
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DI IGD
RUMAH SAKIT Hi. MUHAMMAD YUSUF

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


No Jenis Nama Tempat Jenis Jumlah Waktu Keterangan
pelatihan pelatihan/pe pelatihan petugas orang /
ndidikan yang dipilih anggaran
1. PHTLS 5 Hari RSU Perawat Seluruh Juli Terlaksana
BPP perawat 1998 3 orang,
IGD karena
keterbatasa
n dana
2. Pengoperasi 2 Hari RSRI Perawat Seluruh Juli Terlaksana
an alat & perawat 1998 100 orang
BLS I RSRI perawat
3. Pengoperasi 1 Hari RSRI Perawat 40 orang Desem Terlaksana
an alat & Puskesmas ber 40 orang
BLS II Anak SD 1998 karena
dilaksanak
an secara
bertahap
4. Simulasi 1 Hari RSRI Dokter Seluruh Desem Terlaksana
Pemadam Perawat karyawa ber 30 orang
Kebakaran Karyawan n RSRI 1998
Non Medis
5. Managemen 1 Minggu Denpasar Ka. IGD / 1 orang Februar Belum
Disaster / Ketua i 1999 terlaksana
Surabaya Panitia K3 diusulkan
tahun
depan.
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DI IGD
RUMAH SAKIT Hi. MUHAMMAD YUSUF

Rumah Sakit No. Dokumen No. Revisi Halaman


Hi. Muhammad Yusuf

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR 15 Februari 2016

dr. I Wayan Surya Wibowo, M.M.R..


No Jenis Nama Tempat Jenis Jumlah Waktu Keterangan
pelatihan pelatiha pelatihan petugas orang /
n/ yang anggaran
pendidi dipilih
kan
1. Pelatihan 1 Hari RSRI Perawat Sebagian Juni 1999 Belum
BLS & Karyawan perawat dilaksanakan
pengoperas non medis secara
ian Alat Masyarakat bergantian
yang ke I sekitar
2. Pelatihan 1 Hari RSRI Perawat Sebagian Desember Belum
BLS & Karyawan perawat 1999 dilaksanakan
pengoperas non medis secara
ian Alat Masyarakat bergantian
yang ke II sekitar
3. Simulasi 1 Hari RSRI Seluruh 30 orang Desember Belum
kebakaran staff RSRI 1999 dilaksanakan
4. Manageme 1 Denpasar Ka. IGD / 1 orang Februari Belumterlaksa
nt disaster Minggu / Direktur 1999 na karena
Surabaya persiapn
Akreditasi
RSRI
5. PPGDT 10 Hari Semarang Dokter 1 orang Maret Belum
Perawat 1 orang 1999 dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai