Askep Halusinasi UGD
Askep Halusinasi UGD
Askep Halusinasi UGD
I. IDENTITAS
Inisial : Ny. W
Umur : 21 Tahun
Tgl Dirawat : 5 Oktober 2004
Alamat : Pekalongan
Informan : Status Rekam Medik, Perawat dan keluarga
Tgl Pengkajian : 6 Oktober 2004
RM No : 037206
IV. FISIK
Tanda –tanda vital :
T : 110/80 mmHg RR : 18 x / menit
N : 80 x / menit S : 37 0 C
BB : 52 kg
Keluhan fisik yang dirasakan klien adalah badannya selalu terasa lemas seperti tidak
bertenaga.
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Sakit jiwa
Keterangan :
: Klien
: Meninggal
: Tinggal Serumah
: Wanita
: Laki-laki
: Sakit Jiwa ( Ibu klien )
Dalam keluarga terdapat yang menderita sakit seperti klien yaitu ibu klien, tetapi sudah
tidak menjalani pengobatan lagi karena tidak punya biaya. Dalam keluarga klien jarang
berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain karena merasa malas dan senang
menyendiri. Pengambilan keputusan dalam keluarga diambil oleh orang tuanya ( bapak ).
Dalam pola asuh klien diasuh oleh orang tua sendiri, akan tetapi jarang diperhatikan untuk
kebutuhannya karena orang tua sibuk mencari nafkah.
Masalah Keperawatan : Koping, keluarga inefektif : ketidakmampuan
2. Konsep diri
a. Citra diri
Klien menganggap tubuhnya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Klien
menerima tubuhnya apa adanya.
b. Identitas diri
Status klien sebelum dirawat adalah anak pertama dari 5 bersaudara dan
berstatus sudah menikah. Klien menerima dirinya sebagai anak perempuan.
Klien dulu semasa sekolah mempunyai banyak teman. Setelah klien tamat SLTP
dan tidak bisa melanjutkan sekolah membuat klien menjadi kurang pergaulan.
c. Peran diri
Dalam melaksanakan tugas dirumah klien lakukan bersama dengan ibunya
seperti : menyapu, mencuci piring, mencuci baju dan membantu memasak.
Semua kegiatan tersebut ia lakukan apabila disuruh untuk membantu, jika tidak
klien hanya duduk melamun di dalam kamar.
d. Harga diri
Klien merasa suaminya tidak menyukainya lagi, suaminya pergi
meninggalkannya karena sakit jiwa. Klien merasa suaminya sudah tidak
mnenyayanginya dan memperhatikannya lagi Klien merasa tidak bisa bekerja
karena sakit jiwa. Klien juga mengatakan merasa tidak nyaman dilingkungan
rumahnya karena tetangganya semua merasa takut dengan klien padahal
menurut klien tidak merasa mengganggu para tetangganya. Klien mengatakan
jika mengingat itu semua menjadi berdiam diri dan tidak mau bicara lagi. Klien
mersa bersalah karena tidak dapat bekerja lagi untuk mencukupi kebutuhan
anaknya.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan bahwa orang yang paling disenangi dalam keluarga adalah bapak
dan ibunya. Klien tidak terlibat dalam kelompok atau kegiatan dimasyarakat karena
klien merasa tidak diterima di lingkungannya. Dalam keluargapun klien merasa
enggan untuk berhubungan lebih senang menyendiri di kamar.
4. Spiritual
Klien dan keluarganya beragama islam, klien jarang melakukan ibadah sholat.
Masalah keperawatan : Distress spiritual
I. MEKANISME KOPING
Klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar, melamun dan
ngomong sendiri. Jika sudah tidak tahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk atau
merusak barang-barang yang ada.
Masalah keperawatan : Koping, individu inefektif
III. PENGETAHUAN
Klien merasa tidak mampu dan terbatas pengetahuannya tentang koping yang adaptif
dalam mengatasi masalahnya dan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga.
IV. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia Katatonik : depresi
Terapi medik : CPZ 1 x 100 mg
TFP 2 x 5 mg
THP 2 x 2 mg
Pemeriksaan lab : tgl 6 Oktober 2004
ECT Konvensional : ( - )
Rehabilitasi : (-)
V. DAFTAR MASALAH
1. Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik
2. Koping, keluarga inefektif : ketidakmampuan
3. Distress spiritual
4. Defisit Perawatan diri
5. Komunikasi, kerusakan
6. Mobilitas, kerusakan fisik
7. Komunikasi, kerusakan
8. Proses pikir, perubahan
9. Proses pikir, perubahan
10. Proses pikir, perubahan
11. Pemeliharaan kesehatan , perubahan
12. Koping, individu inefektif
13. Ketidakberdayaan
2. S: Defisit Perawatan
Keluarga mengatakan selama dirumah diri
perawatan diri klien kurang, makan dan minum
serta tidur harus disuruh
Keluarga mengatakan klien lebih senang
berdiam diri dikamar, melamun dan ngomong
sendiri
O:
Klien terlihat lesu, lemas tidak bertenaga
Klien terlihat kusut, rambut kotor, mulut bau,
keringat banyak, kulit kotor, mata banyak terdapat
sekret.
3. S: Isolasi social :
Keluarga mengatakan klien maunya dikamar menarik diri
terus dan maunya menyendiri, terkadang klien
ngomong sendiri dan senyum sendiri
Keluarga mengatakan klien jika mempunyai
masalah lebih senang berdiam diri dikamar,
melamun dan ngomong sendiri.
Keluarga mengatakan setelah klien
dikeluarkan dari sekolah dan tidak dapat
melanjutkan kembali klien menjadi sering
menyendiri dan merasa malas sehingga enggan
melakukan pekerjaan rumah kalau tidak disuruh
O:
Saat wawancara klien kurang kooperatif,
kontak mata dengan lawan biacara kurang. Klien
tidak mampu jika diajak bicara terlalu lama dan
biasanya klien minta untuk tidur
Klien dalam berbicara lambat, kadang tidak
jelas dan hanya sepatah kata. Saat berbicara
klien banyak senyumnya dan melamun
3 S: Gangguan konsep
Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain dri : harga diri
karena klien merasa orang tidak mampu bekerja. rendah
Klien merasa suaminya tidak menyukainya lagi,
suaminya pergi meninggalkannya karena sakit jiwa.
Klien mengatakan merasa tidak bisa bekerja
karena sakit jiwa.
Klien juga mengatakan merasa tidak nyaman
dilingkungan rumahnya karena tetangganya semua
merasa takut dengan klien padahal menurut klien
tidak merasa mengganggu para tetangganya.
Klien mengatakan jika mengingat itu semua
menjadi berdiam diri dan tidak mau bicara lagi.
O:
Kesadaran klien tampak bingung dan tidak
terfokus.
Pada saat wawancara klien mengalami blocking
atau sering tidak mampu menjawab apa yang
ditanyakan.
4. S: Tidak efektifnya
Keluarga mengatakan bahwa ibu penderita koping keluarga :
juga menderita gangguan jiwa, kondisi ini oleh ketidakmampuan
keluarga dibiarkan saja tidak dilakukan keluarga merawat
pengobatan karena tidak ada biaya. anggota keluarga
Keluarga mengatakan dalam pola asuh klien yang sakit
diasuh oleh orang tua sendiri, akan tetapi jarang
diperhatikan untuk kebutuhannya karena orang
tua sibuk mencari nafkah.
Keluarga mengatakan klien tidak pernah
kontrol dan tidak minum obat karena tidak
mempunyai biaya.
Keluarga mengatakan klien sewaktu dirawat
diRSJ Semarang yang kedua dipaksa untuk
pulang karena tidak ada biaya.
O:-
Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regimen teraupetik
Isolasi Sosial : Defisit perawatan diri
menarik diri
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI I
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ?”
3. Kontrak :
“ Kenalkan, nama saya Rima. Nama Mbak,siapa ? Senang dipanggil siapa ? Usianya
berapa ? Rumahnya dimana ? Dirumah tinggal dengan siapa ? Bapak dan ibu
namanya siapa ? mempunyai saudara berapa ? Mbak mempunyai hobi apa ?”
“ Wah senang ya bisa berkenalan dengan Mbak, hari ini kita akan berbincang-bincang
untuk lebih saling mengenal, sebentar saja , waktunya hanya 15 menit saja, nggak
lama kan ? Dimana kita bicara, Mbak yang pilih tempat ya? Bagaimana kalau duduk
di teras sambil menghirup udara segar ? Mbak mau khan ?”
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Makan
paginya enak ya “
3. Kontrak :
“ Kenalkan, nama saya Rima. Nama Mbak, Mbak W kan ? Usianya 21 tahun ?
Rumahnya di Pekalongan ya ? Dirumah tinggal dengan bapak dan ibu serta dua
adik dan anaknya ? Bapak namanya Tn. D dan ibu namanya Ny. N ? Mbak
mempunyai hobi menyanyi kan ? Wah bagus itu hobinya bisa dikembangkan .”
“ Saya senang lho bisa berkenalan dengan Mbak kemarin,masih ingat siapa nama
saya ? Yah, tidak apa-apa kalau Mbak lupa dengan nama saya kan baru bertemu
sekali, nah biar tidak lupa lagi hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling
mengenal, sebentar saja , waktunya hanya 15 menit saja, nggak lama kan ?
Dimana kita bicara, Mbak yang pilih tempat ? bagaimana kalau di teras aja, Mbak
mau khan ?”.
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat
siang, Mbak ? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana
keadaan Mbak hari ini ? Makan siangnya enak ya. Obatnya sudah diminum Mbak”
3. Kontrak :
“ Saya senang lho bisa berkenalan dengan Mbak kemarin, masih ingat siapa nama
saya ? Yah, tidak apa-apa kalau Mbak lupa dengan nama saya, susah ya untuk
mengingat nama saya. Kalau begitu Mbak W suka memanggil saya dengan nama
siapa ? Biar Mbak W mudah mengingat dan bisa menyapa saya, bagaimana Mbak
setuju kan ?”
“ Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling mengenal dan mengetahui
permasalahan yang ada pada Mbak W, sebentar saja , waktunya hanya 15 menit ,
nggak lama kan ? Dimana kita bicara, Mbak yang pilih tempat? Bagaimana kalau di
meja makan saja biar lebih nyaman, kan Mbak W baru saja selesai makan ? “
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan dapat
menyebutkan penyebab menarik diri
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak W ? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Makan
paginya enak ya. Semalam tidurnya nyenyak tidak ?”
3. Kontrak :
“ Saya senang lho, Mbak mau menyapa saya, berarti Mbak mau berteman dengan
saya “
“ Hari ini kita akan bincang-bincang tentang penyebab menarik diri pada Mbak W,
waktunya hanya 15 menit , nggak lama kan ? Dimana kita bicara, Mbak yang pilih
tempat? Bagaimana kalau di kursi depan saja biar lebih nyaman, kan masih pagi,
udara masih segar “
3. “ Besok Senin kita ketemu lagi ya… dan bincang-bincang lagi tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain, waktunya sekitar jam 08.30 WIB setelah makan
pagi, tempat direhabilitasi ya, Mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu besok senin “.
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengetahui dan menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak W? “
1. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Makan paginya habis
kan ? semalam tidur nyenyak tidak ? ”
2. Kontrak :
“ Ohya, bagaimana semalam sudah dipikirkan tentang diskusi kita kemarin, sudah
punya gambaran tentang menarik diri atau masih ada yang perlu ditanyakan ?”
“ Hari ini sesuai dengan kontrak kita akan bincang-bincang tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain waktunya hanya 15 menit , Dimana kita bicara,
Mbak Wyang pilih tempat? Bagaimana kalau di rehabilitasi agar Mbak W bisa
melanjutkan sulaman yang kemarin “
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengetahui dan menyebutkan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat siang, Mbak? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan mbak hari
ini ? Makan siangnya enak ya. Obatnya sudah diminum Mbak”
“ Bagaimana mbak sudah bisa bergabung dengan teman yang lain kan ?”
3. Kontrak :
“ Sesuai janji saya siang ini kita akan bincang-bincang tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, waktunya hanya 15 menit , Dimana kita bicara,
Bagaimana kalau di meja makan saja biar lebih nyaman, kan Mbak W baru saja
selesai makan ? “
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengadakan hubungan social dengan orang lain melalui perkenalan
secara bertahap
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat siang, Mbak? “
Evaluasi/ Validasi : “Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Bagaimana
semalam sudah tidak menyendiri kan ?”
2. Kontrak :
“ Hari ini saya akan ajarkan cara berhubungan dengan orang lain melalui berkenalan
yang baik, nanti dimulai berkenalan dengan perawat, teman sekamar, teman lain,
kelompok, waktunya hanya 20 menit , tempatnya di ruangan 2 saja ya ?”
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI IV
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengadakan hubungan social dengan orang lain melalui perkenalan
secara bertahap
I. FASE ORIENTASI
1.Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat siang, mbak? “
Evaluasi/ Validasi : “Bagaimana keadaan mbak hari ini ? Bagaimana
kemarin sudah mencoba kenalan lagi kan ?”
2.Kontrak :
“ Hari ini saya mengulang mengajarkan cara berhubungan dengan orang lain melalui
berkenalan yang baik , nanti dimulai berkenalan dengan perawat, teman sekamar,
teman lain, kelompok, waktunya hanya 20 menit , tempatnya di ruangan 2 saja
ya ?”
II. FASE KERJA
1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan mbak N hari ini ?
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum
kita mulai perkenalan ? Mbak N sudah tidak malu lagi kan ?”
3. “ Mbak N masih ingat kemarin yang saya ajarkan ?, Baiklah saya
ulangi lagi ya, jadi saat kita berkenalan dengan orang lain sikap berhadapan,
mengulurkan tangan, menyebutkan nama, alamat, status, hobi, sampaikan juga
kalau kita ingin berteman kemudian kita menanyakan pada teman kita siapa nama,
alamat, status dan hobinya.”
4. “ Bagaimana mbak, ada yang ditanyakan ? kalau tidak, sekarang
saya beri contoh dulu ya.”
5. “ Nah, sekarang coba mbak N berkenalan dengan perawat dulu, baru kemudian
dengan teman yang lain dan kelompok, sudah siap mbak, ayo saya temani ya .”
6. “ Wah, bagus mbak N, ternyata bisa, dan suaranya sudah lebih keras dari kemrin
dan hanya sikapnya belum berhadapan ya “
7. “ Sekarang, ayo kita coba dengan teman yang lain “
6. “ Kenapa mbak, masih malu ya, ayo saya temani.”
7. “ Wah, bagus mbak, ternyata mbak mampu untuk berkenalan
dengan orang lain.”
8. “ Nah sekarang coba sebutkan siapa saja tadi yang diajak
kenalan.”
9. “ Bagus sekali mbak, ternyata masih ingat dengan nama-nama
mereka.”
10. “ Sekarang, saya mau tahu bagaiamana perasaan mbak N setelah
mempunyai teman baru.”
11. “ Terima kasih mbak N karena sudah mau mencoba berkenalan
dengan perawat lain, teman sekamar dan teman lainnya dan sudah mau
mengungkapkan perasaannya pada saya
Pembimbing Praktikan
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI IV & V
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengadakan hubungan social dengan orang lain melalui permainan bola
dan olah raga senam bersama dan mampu menyebutkan manfaat berhubungan
dengan orang lain
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, mbak N ? “
Evaluasi/ Validasi : “Bagaimana keadaan mbak hari ini ? Perasaannya
setelah mencoba berkenalan dengan teman yang lain ?
2. Kontrak :
“ Hari ini saya akan ajarkan cara berhubungan dengan orang lain melalui permainan
bola dan olahraga senam bersama teman yang lain dan mengetahui manfaat
berhubungan dengan orang lain waktunya hanya 45 menit , tempatnya di teras
ruangan 2 saja ya ?”
Pembimbing Praktikan
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI VI
Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat menggunakan obat dengan benar untuk persiapan pulang
I. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik :“ Hallo, Selamat pagi mbak N ?”
2. Evaluasi/validasi :“ Gimana kabarnya siang ini? Wah kelihatan masih
segar, lagi seneng ya mbak, boleh dong bagi-bagi kebahagiaan ? Bisa tidur
kan semalam ? Sarapannya habis kan ? Ohya salam untuk keluarga sudah
saya sampaikan besok selasa akan menjenguk ke sini.”
3. Kontrak :
“ Sesuai kesepakatan kita kemarin, hari ini kita akan bincang-bincang tentang
obat yang mbak N minum baik di RSJ maupun di rumah. Ohya mbak N sudah
boleh pulang ya, nah sebelum pulang harus tahu dulu obat apa yang harus
diminum. Kita bicara ± 15 menit. Seperti biasa sambil duduk di kursi
ruangan , setuju kan?