Askep Halusinasi UGD

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 35

FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS DIPONEGORO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : MENARIK DIRI


PADA KLIEN Ny.W DI IRNA RUANG 2 BROTOJOYO
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

I. IDENTITAS
Inisial : Ny. W
Umur : 21 Tahun
Tgl Dirawat : 5 Oktober 2004
Alamat : Pekalongan
Informan : Status Rekam Medik, Perawat dan keluarga
Tgl Pengkajian : 6 Oktober 2004
RM No : 037206

II. ALASAN MASUK


klien sering bicara kacau, berdiam diri di kamar, makan minum dan mandi harus disuruh.
Perawatan diri kurang, klien sering mengamuk tanpa sebab, sering tertawa sendiri dan
bicara sendiri.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


Keluarga mengatakan kurang lebih 3 hari sebelum masuk RSJ klien sering bicara kacau,
mengurung diri di kamar, sering berselisih paham dengan ibunya, makan minum harus
dipaksa, waktu luang untuk nonton TV dan melamun. Klien jarang berkomunikasi dengan
keluarga dan jarang keluar kamar. Kurang lebih 7 tahun yang lalu klien 1x masuk RSJ,
kontrol tidak teratur, terakhir kontrol 3 bulan yang lalu. Klien dirawat di RSJ Semarang 4x.
Hasil pengobatannya, klien pulang dengan kondisi yang cukup baik akan tetapi tidak
pernah kontrol dan tidak minum obat karena tidak mempunyai biaya.
Klien mengatakan sudah lupa dengan pengalaman yang lalu yang diingat hanya waktu
masih sekolah di bangku SMP, klien mempunyai banyak teman. Dari keluarga
menyatakan bahwa dulu riwayat kehidupan pribadi klien adalah orang yang ramah dan
suka bergaul dengan orang lain. Dalam keluarga diketahui bahwa ibu klien menderita
penyakit yang sama tetapi pengobatan tidak teratur karena biaya.
Semasa sekolah klien orang yang periang, banyak teman dan mudah bergaul. klien
hanya tamat SMP dan tidak bekerja, klien merasa tidak mampu melanjutkan sekolah
karena biaya, klien merasa tidak mampu bekerja karena sakit jiwa, klien merasa
suaminya sudah tidak mnenyayanginya lagi dan memperhatikannya lagi. Klien mersa
bersalah karena tidak dapat bekerja lagi untuk mencukupi kebutuhan anaknya.
Masalah keperawatan : Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik

IV. FISIK
Tanda –tanda vital :
T : 110/80 mmHg RR : 18 x / menit
N : 80 x / menit S : 37 0 C
BB : 52 kg
Keluhan fisik yang dirasakan klien adalah badannya selalu terasa lemas seperti tidak
bertenaga.

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Sakit jiwa

Keterangan :
: Klien
: Meninggal
: Tinggal Serumah
: Wanita
: Laki-laki
: Sakit Jiwa ( Ibu klien )

Dalam keluarga terdapat yang menderita sakit seperti klien yaitu ibu klien, tetapi sudah
tidak menjalani pengobatan lagi karena tidak punya biaya. Dalam keluarga klien jarang
berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain karena merasa malas dan senang
menyendiri. Pengambilan keputusan dalam keluarga diambil oleh orang tuanya ( bapak ).
Dalam pola asuh klien diasuh oleh orang tua sendiri, akan tetapi jarang diperhatikan untuk
kebutuhannya karena orang tua sibuk mencari nafkah.
Masalah Keperawatan : Koping, keluarga inefektif : ketidakmampuan
2. Konsep diri
a. Citra diri
Klien menganggap tubuhnya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Klien
menerima tubuhnya apa adanya.
b. Identitas diri
Status klien sebelum dirawat adalah anak pertama dari 5 bersaudara dan
berstatus sudah menikah. Klien menerima dirinya sebagai anak perempuan.
Klien dulu semasa sekolah mempunyai banyak teman. Setelah klien tamat SLTP
dan tidak bisa melanjutkan sekolah membuat klien menjadi kurang pergaulan.
c. Peran diri
Dalam melaksanakan tugas dirumah klien lakukan bersama dengan ibunya
seperti : menyapu, mencuci piring, mencuci baju dan membantu memasak.
Semua kegiatan tersebut ia lakukan apabila disuruh untuk membantu, jika tidak
klien hanya duduk melamun di dalam kamar.
d. Harga diri
Klien merasa suaminya tidak menyukainya lagi, suaminya pergi
meninggalkannya karena sakit jiwa. Klien merasa suaminya sudah tidak
mnenyayanginya dan memperhatikannya lagi Klien merasa tidak bisa bekerja
karena sakit jiwa. Klien juga mengatakan merasa tidak nyaman dilingkungan
rumahnya karena tetangganya semua merasa takut dengan klien padahal
menurut klien tidak merasa mengganggu para tetangganya. Klien mengatakan
jika mengingat itu semua menjadi berdiam diri dan tidak mau bicara lagi. Klien
mersa bersalah karena tidak dapat bekerja lagi untuk mencukupi kebutuhan
anaknya.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan bahwa orang yang paling disenangi dalam keluarga adalah bapak
dan ibunya. Klien tidak terlibat dalam kelompok atau kegiatan dimasyarakat karena
klien merasa tidak diterima di lingkungannya. Dalam keluargapun klien merasa
enggan untuk berhubungan lebih senang menyendiri di kamar.
4. Spiritual
Klien dan keluarganya beragama islam, klien jarang melakukan ibadah sholat.
Masalah keperawatan : Distress spiritual

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Klien berpenampilan kusut, rambut kotor, mulut bau, keringat banyak, kulit kotor,
mata banyak terdapat sekret.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan diri
2. Pembicaraan
Klien dalam berbicara lambat, kadang tidak jelas dan hanya sepatah kata. Saat
berbicara klien banyak melamun
Masalah keperawatan : Komunikasi, kerusakan
3. Aktivitas Motorik
Klien terlihat lesu, lemas tidak bertenaga, klien jika merasa gelisah atau sedang
tidak nyaman biasa menunjukkan gerakan mengangkat bahu dan pandangan
kosong.
Masalah keperawatan : Mobilitas, kerusakan fisik
4. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara klien kurang kooperatif, kontak mata dengan lawan biacara kurang.
Klien tidak mampu jika diajak bicara terlalu lama dan biasanya klien minta untuk
tidur.
Masalah Keperawatan : Komunikasi, kerusakan
5. Proses pikir
Pada saat wawancara klien mengalami blocking atau sering tidak mampu menjawab
apa yang ditanyakan.
Masalah keperawatan : Proses pikir, perubahan
6. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang dan pendek sehingga klien
lupa akan semua yang telah terjadi bahkan yang baru saja terjadi.
Masalah keperawatan : Proses pikir, perubahan
7. Daya tilik diri
Klien merasa bingung apakah dirinya ini gila atau waras akan tetapi klien tahu kalau
dirinya sekarang berada di RSJ. Klien menginginkan segera pulang karena merasa
tidak nyaman dengan lingkungan RSJ.
Masalah keperawatan : Proses pikir, perubahan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN


PULANG
1. Makan
Klien makan sehari 3 kali dengan menu yang disediakan di RSJ. Menurut keluarga
klien ketika dirumah makan susah dan harus disuruh dulu akan tetapi jika klien minta
makanan yang lain ( mie ayam / bakso ) harus segera diberikan.
Masalah keperawatan : Pemeliharaan kesehatan , perubahan
2. BAB/BAK
Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri. Klien juga mampu membersihkan diri
setelah BAB atau BAK
Masalah keperawatan : -
3. Mandi
Klien selama di RSJ mandi 2 x sehari dengan dibantu oleh perawat. Klien
menyatakan kalau sebenarnya dirinya mampu melakukan mandi sendiri. Klien juga
mampu mencuci rambut sendiri, menggunting kuku.
Masalah keperawatan : -
4. Berpakaian
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri dan dalam berpakaian sesuai dengan
yang harus dipakai. Klien juga mampu merapikan diri dengan menyisir rambut.
Masalah keperawatan : -
5. Istirahat dan tidur
Klien dalam sehari tidur selama 8 jam, siang hari klien tidak bisa tidur karena suasana
RSJ yang masih ramai. Persiapan klien sebelum tidur adalah duduk dibawah tempat
tidur atau diatas tempat tidur sambil melamun. Sedangkan aktivitas setelah bangun
tidur adalah klien pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan BAB dan BAK.
Masalah keperawatan : -
6. Penggunaan Obat
Klien selama di RSJ diberi obat sehari 2 x yaitu sebelum makan siang dan setelah
makan malam. Obat yang diberikan pada klien selalu dimakan tidak pernah dibuang.
Reaksi obat yang dirasakan oleh klien adalah membuat badan lemas seperti tidak
bertenaga.
Masalah keperawatan : -
7. Pemeliharaan Kesehatan
Dari keluarga menyatakan nanti saatnya ketika klien pulang keluarga akan membawa
klien rutin kontrol di tempat praktek dokter jiwa di Pekalongan sebelum obat yang
diberikan habis. Keluarga merasa harus menjaga klien agar tidak kambuh kembali.
Keluarga dalam merawat klien menggunakan JPS dari pemerintah.
Masalah keperawatan :
8. Kegiatan didalam rumah
Klien menyatakan nanti kalau sampai dirumah akan membantu ibunya untuk bekerja
seperti menyapu rumah, mencuci piring, mencuci baju ataupun memasak dan tidak
akan melamun dan menyendiri lagi dikamar. Klien juga berjanji akan selalu
membicarakan permasalahan dengan keluarga.
Masalah keperawatan : -
9. Kegiatan diluar rumah
Keluarga menyatakan akan membawa klien ke tempat kursus untuk menambah
ketrampilan klien dan klien akan terhindar dari rasa ingin menyendiri.
Masalah keperawatan : -

I. MEKANISME KOPING
Klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar, melamun dan
ngomong sendiri. Jika sudah tidak tahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk atau
merusak barang-barang yang ada.
Masalah keperawatan : Koping, individu inefektif

II. MASALAH PSIKOSOSIAL


Menurut keluarga semenjak klien marah-marah dan mengamuk, lingkungan tidak mau
menerima klien dan hal ini membuat klien menjadi lebih menarik diri.
Masalah keperawatan : Ketidakberdayaan

III. PENGETAHUAN
Klien merasa tidak mampu dan terbatas pengetahuannya tentang koping yang adaptif
dalam mengatasi masalahnya dan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga.
IV. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia Katatonik : depresi
Terapi medik : CPZ 1 x 100 mg
TFP 2 x 5 mg
THP 2 x 2 mg
Pemeriksaan lab : tgl 6 Oktober 2004
ECT Konvensional : ( - )
Rehabilitasi : (-)

V. DAFTAR MASALAH
1. Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik
2. Koping, keluarga inefektif : ketidakmampuan
3. Distress spiritual
4. Defisit Perawatan diri
5. Komunikasi, kerusakan
6. Mobilitas, kerusakan fisik
7. Komunikasi, kerusakan
8. Proses pikir, perubahan
9. Proses pikir, perubahan
10. Proses pikir, perubahan
11. Pemeliharaan kesehatan , perubahan
12. Koping, individu inefektif
13. Ketidakberdayaan

VI. ANALISA DATA


NO DATA MASALAH
1 S: Resiko mencederai
 Keluarga mengatakan klien sering mengamuk diri, orang lain dan
tanpa sebab lingkungan
 Keluarga mengatakan klien jika meminta
sesuatu harus segera dituruti
 Keluarga mengatakan klien tidak diterima di
lingkungan masyarakat
 Keluarga mengatakan klien jika mempunyai
masalah lebih senang berdiam diri dikamar,
melamun dan ngomong sendiri. Jika sudah tidak
tahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk
atau merusak barang-barang yang ada.
O:
 Ekspresi wajah klien terlihat pandangan kosong
dan hanya menundukkan kepala.

2. S: Defisit Perawatan
 Keluarga mengatakan selama dirumah diri
perawatan diri klien kurang, makan dan minum
serta tidur harus disuruh
 Keluarga mengatakan klien lebih senang
berdiam diri dikamar, melamun dan ngomong
sendiri
O:
 Klien terlihat lesu, lemas tidak bertenaga
 Klien terlihat kusut, rambut kotor, mulut bau,
keringat banyak, kulit kotor, mata banyak terdapat
sekret.
3. S: Isolasi social :
 Keluarga mengatakan klien maunya dikamar menarik diri
terus dan maunya menyendiri, terkadang klien
ngomong sendiri dan senyum sendiri
 Keluarga mengatakan klien jika mempunyai
masalah lebih senang berdiam diri dikamar,
melamun dan ngomong sendiri.
 Keluarga mengatakan setelah klien
dikeluarkan dari sekolah dan tidak dapat
melanjutkan kembali klien menjadi sering
menyendiri dan merasa malas sehingga enggan
melakukan pekerjaan rumah kalau tidak disuruh
O:
 Saat wawancara klien kurang kooperatif,
kontak mata dengan lawan biacara kurang. Klien
tidak mampu jika diajak bicara terlalu lama dan
biasanya klien minta untuk tidur
 Klien dalam berbicara lambat, kadang tidak
jelas dan hanya sepatah kata. Saat berbicara
klien banyak senyumnya dan melamun

3 S: Gangguan konsep
 Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain dri : harga diri
karena klien merasa orang tidak mampu bekerja. rendah
 Klien merasa suaminya tidak menyukainya lagi,
suaminya pergi meninggalkannya karena sakit jiwa.
 Klien mengatakan merasa tidak bisa bekerja
karena sakit jiwa.
 Klien juga mengatakan merasa tidak nyaman
dilingkungan rumahnya karena tetangganya semua
merasa takut dengan klien padahal menurut klien
tidak merasa mengganggu para tetangganya.
 Klien mengatakan jika mengingat itu semua
menjadi berdiam diri dan tidak mau bicara lagi.
O:
 Kesadaran klien tampak bingung dan tidak
terfokus.
 Pada saat wawancara klien mengalami blocking
atau sering tidak mampu menjawab apa yang
ditanyakan.

4. S: Tidak efektifnya
 Keluarga mengatakan bahwa ibu penderita koping keluarga :
juga menderita gangguan jiwa, kondisi ini oleh ketidakmampuan
keluarga dibiarkan saja tidak dilakukan keluarga merawat
pengobatan karena tidak ada biaya. anggota keluarga
 Keluarga mengatakan dalam pola asuh klien yang sakit
diasuh oleh orang tua sendiri, akan tetapi jarang
diperhatikan untuk kebutuhannya karena orang
tua sibuk mencari nafkah.
 Keluarga mengatakan klien tidak pernah
kontrol dan tidak minum obat karena tidak
mempunyai biaya.
 Keluarga mengatakan klien sewaktu dirawat
diRSJ Semarang yang kedua dipaksa untuk
pulang karena tidak ada biaya.
O:-

VII. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, orang


lain dan lingkungan

Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regimen teraupetik
Isolasi Sosial : Defisit perawatan diri
menarik diri

Tidak efektifnya koping keluarga


: Ketidakmampuan keluarga Menurunnya motivasi
merawat anggoat keluarga yang Gangguan konsep diri : perawatan diri

sakit Harga diri rendah

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan menarik diri
2. Isolasi social : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya motivasi
perawatan diri
5. Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik berhubungan
dengan Tidak efektifnya koping keluarga : ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS DIPONEGORO
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN JIWA

STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI I

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan :I
Tanggal : 5 Oktober 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ?”
3. Kontrak :
“ Kenalkan, nama saya Rima. Nama Mbak,siapa ? Senang dipanggil siapa ? Usianya
berapa ? Rumahnya dimana ? Dirumah tinggal dengan siapa ? Bapak dan ibu
namanya siapa ? mempunyai saudara berapa ? Mbak mempunyai hobi apa ?”
“ Wah senang ya bisa berkenalan dengan Mbak, hari ini kita akan berbincang-bincang
untuk lebih saling mengenal, sebentar saja , waktunya hanya 15 menit saja, nggak
lama kan ? Dimana kita bicara, Mbak yang pilih tempat ya? Bagaimana kalau duduk
di teras sambil menghirup udara segar ? Mbak mau khan ?”

II. FASE KERJA


1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak hari ini ?”
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai bincang-
bincang ?”
3. “ Mbak nggak usah khawatir, karena kita berada ditempat yang aman. Saya dan
teman-teman perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu, saya siap
menemani Mbak ”
4. “ Mbak tahu, sekarang berada dimana ? kira-kira menurut Mbak, mengapa Mbak
dibawa kesini ?
5. “ Ya, saya bisa mengerti dengan keyakinan Mbak.”
6. “ Wah terima kasih Mbak karena sudah mau berkenalan dengan saya, nah
sekarang saya akan memberitahu tentang identitas saya, Mbak mau kan
mendengarkan ?”
7. “ Nah, karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Mbak
tidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa ceritakan pada saya, Mbak maukan
berteman dengan saya ?”

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini “.
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak sudah mau diajak
berkenalan.”
3. “ Besok kita ketemu lagi ya… dan bincang-bincang lagi tentang kemampuan yang
dimiliki Mbak , waktunya sekitar jam 09.00 WIB, bagaimana Mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu besok “.

Semarang, 5 Oktober 2004


Pembimbing Mahasiswa

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Wahyu Rima Agustin


NIP. 132 300 431 G6B 204 038
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI II

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan : II
Tanggal : 6 Oktober 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Makan
paginya enak ya “
3. Kontrak :
“ Kenalkan, nama saya Rima. Nama Mbak, Mbak W kan ? Usianya 21 tahun ?
Rumahnya di Pekalongan ya ? Dirumah tinggal dengan bapak dan ibu serta dua
adik dan anaknya ? Bapak namanya Tn. D dan ibu namanya Ny. N ? Mbak
mempunyai hobi menyanyi kan ? Wah bagus itu hobinya bisa dikembangkan .”
“ Saya senang lho bisa berkenalan dengan Mbak kemarin,masih ingat siapa nama
saya ? Yah, tidak apa-apa kalau Mbak lupa dengan nama saya kan baru bertemu
sekali, nah biar tidak lupa lagi hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling
mengenal, sebentar saja , waktunya hanya 15 menit saja, nggak lama kan ?
Dimana kita bicara, Mbak yang pilih tempat ? bagaimana kalau di teras aja, Mbak
mau khan ?”.

II. FASE KERJA


1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak W hari ini ?”
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai bincang-
bincang ?”
3. “ Mbak W nggak usah khawatir, karena kita berada ditempat yang aman. Saya dan
teman-teman perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu, saya siap
menemani Mbak ”
4. “ Mbak W, saya mau berkenalan lagi dengan mbak W, nama saya Rima, saya dari
PSIK UNDIP yang sekarang lagi berdinas di RSJ ini, saya tinggal di Ngesrep Timur
V Semarang, saya ingin berteman dengan Mbak W.”
5. “ Kira-kira menurut Mbak, mengapa Mbak dibawa kesini ?
6. “ Ya, saya bisa mengerti dengan keyakinan Mbak.”
7. “ Wah terima kasih Mbak karena sudah mau berkenalan dengan saya “.
8. “ Nah, karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Mbak
Wtidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa ceritakan pada saya, Mbak
maukan berteman dengan saya ?”

III. FASE TERMINASI


1.“ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini “.
2.“ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak W sudah mau berteman dengan
saya meskipun belum mau bercerita kepada saya.”
3. “ Besok kita ketemu lagi ya… dan bincang-bincang lagi tentang permasalahan yang
ada pada Mbak W dan biar kita lebih saling mengenal, waktunya sekitar jam 12.00
WIB setelah makan siang, tempat dimeja makan ruang 2 saja ya “.
4.“ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu besok “.

Semarang, 5 Oktober 2004


Pembimbing Mahasiswa

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Wahyu Rima Agustin


NIP. 132 300 431 G6B 204 038
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI III

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan : III
Tanggal : 28 Mei 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat
siang, Mbak ? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana
keadaan Mbak hari ini ? Makan siangnya enak ya. Obatnya sudah diminum Mbak”
3. Kontrak :
“ Saya senang lho bisa berkenalan dengan Mbak kemarin, masih ingat siapa nama
saya ? Yah, tidak apa-apa kalau Mbak lupa dengan nama saya, susah ya untuk
mengingat nama saya. Kalau begitu Mbak W suka memanggil saya dengan nama
siapa ? Biar Mbak W mudah mengingat dan bisa menyapa saya, bagaimana Mbak
setuju kan ?”
“ Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling mengenal dan mengetahui
permasalahan yang ada pada Mbak W, sebentar saja , waktunya hanya 15 menit ,
nggak lama kan ? Dimana kita bicara, Mbak yang pilih tempat? Bagaimana kalau di
meja makan saja biar lebih nyaman, kan Mbak W baru saja selesai makan ? “

II. FASE KERJA


1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak W hari ini ?”
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai
bincang-bincang ?”
3. “ Nah, kemarin kan sudah kenalan, dan tadi Mbak sudah memilih nama
yang baik untuk saya, coba siapa tadi nama saya dan dimana alamat saya “
4. “ Wah, saya senang Mbak W sudah bisa memanggil saya dengan nama
yang disukai Mbak .”
5. “ Mbak W nggak usah khawatir, karena saya kan sudah menjadi teman Mbak
W jadi saya akan berusaha untuk membantu permasalahan pada Mbak W, Mbak
percaya kan dengan saya ?”
6. “ Mbak, sekarang Mbak berada dimana ? kira-kira menurut Mbak, mengapa
Mbak dibawa kesini ?”
7. “ Mbak masih ingat waktu pertama ke sini siapa yang mengantar, dalam
kondisi apa, apa keinginan Mbak yang belum tercapai yang membuat Mbak
begini ? Bagaimana dengan keluarga Mbak ?”
8. “ Mbak, bagaimana dengan reaksi lingkungan /Mmasyarakat ketika tahu
Mbak dibawa ke sini ?”
9. “ Ya, saya bisa mengerti dengan keadaan Mbak.”
10. “ Mbak, kalau tidak salah kali ini untuk yang ke 5 x ya mbak disini ? apakah
masalahnya sama dengan yang dulu ?”
11. “ Bagaimana dengan pengobatan Mbak yang dulu ?”
12. “ Wah terima kasih Mbak karena sudah mau berteman dengan saya, dan
Mbak W sudah mau mengungkapkan perasaannya pada saya”.
13. “ Nah, karena kita sudah saling percaya, jadi Mbak W tidak perlu sungkan
lagi bila ada masalah bisa ceritakan pada saya, Mbak maukan ?”

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini “.
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak W sudah
mau berteman dan percaya dengan saya serta mau mengungkapkan
perasaannya pada saya.”
3. “ Besok kita ketemu lagi ya… dan bincang-bincang lagi tentang
penyebab Mbak W senang menyendiri, waktunya sekitar jam 08.30 WIB setelah
makan pagi, tempat diteras depan ruang 2 saja ya, Mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu
besok “.

Semarang, 6 Oktober 2004


Pembimbing Mahasiswa
Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Wahyu Rima Agustin
NIP. 132 300 431 G6B 204 038
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI IV

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan : IV
Tanggal : 7 Oktober 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan dapat
menyebutkan penyebab menarik diri

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak W ? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Makan
paginya enak ya. Semalam tidurnya nyenyak tidak ?”
3. Kontrak :
“ Saya senang lho, Mbak mau menyapa saya, berarti Mbak mau berteman dengan
saya “
“ Hari ini kita akan bincang-bincang tentang penyebab menarik diri pada Mbak W,
waktunya hanya 15 menit , nggak lama kan ? Dimana kita bicara, Mbak yang pilih
tempat? Bagaimana kalau di kursi depan saja biar lebih nyaman, kan masih pagi,
udara masih segar “

II. FASE KERJA


1’. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak W hari ini ?”
2’. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai bincang-
bincang ?”
3. “ Nah, kemarin kan sudah kenalan, dan tadi mbak sudah memanggil nama yang baik
untuk saya, Mbak W juga telah mengungkapkan perasaannya meski kemarin baru
sedikit yang diceritakan, tapi saya sudah sangat senang, artinya Mbak W percaya
dengan saya.”
10. “ Mbak W nggak usah khawatir, karena saya kan sudah menjadi teman Mbak W jadi
saya akan berusaha untuk membantu permasalahan pada Mbak W, Mbak percaya
kan dengan saya ?”
11. “ Mbak, masih ingat apa penyebab Mbak W dibawa ke sini ?”
12. “ Oh, jadi karena Mbak W selalu dikamar terus tidak mau berhubungan dengan orang
lain, kalau begitu Mbak W menarik diri ya”
13. “ Ya, saya bisa mengerti dengan keadaan Mbak.”
14. “ Kalau begitu, sekarang kita mulai saja ya diskusinya tentang menarik diri”
15. “ Mbak W tahu tidak apa yang dimaksud dengan menarik diri ? misalnya seperti Mbak
W yang tidak mau keluar dari kamar dan tidak mau berhubungan dengan orang lain
itu termasuk dalam menarik diri atau bukan ?”
10. “ Apa sih penyebab dari menarik diri ? barangkali Mbak W tahu. Kalau Mbak W tidak
mau keluar kamar karena apa ? malas, marah, keinginan yang tidak terpenuhi atau
karena semuanya ?”
11. “ Mbak W bagaimana, sekarang sudah tahu kan apa yang dimaksud dengan menarik
diri, nah nanti silahkan Mbak W pikirkan kira-kira diri Mbak karena apa ?”
12. “ Mbak W kenapa kok diam, sudah memikirkannya, bagaimana sekarang sudah lega
kan perasaannya. Sekarang saya mau Tanya, apa yang didapat dari menarik diri
Mbak ? rasanya ingin marah saja ya Mbak, sampai-sampai mengamuk. Nah itulah
akibat dari menarik diri, makanya mulai sekarang Mbak harus lebih banyak berteman
biar nanti Mbak tidak sendirian dan marah-marah.”
13. “ Wah saya senang Mbak mau berdiskusi dengan saya, sepertinya Mbak sudah mulai
paham tentang menarik diri, terima kasih Mbak, pesan saya jangan sampai diulang ya
perilaku tersebut.”
14. “ Nah, karena kita sudah saling percaya, jadi Mbak W tidak perlu sungkan lagi bila
ada masalah lain bisa ceritakan pada saya, Mbak maukan ?”

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini “.
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak W sudah mau mengungkapkan
perasaannya pada saya dan mau berdiskusi sesuai kontrak waktunya . Saya
berharap ini bisa diambil hikmahnya oleh mbak sehingga bisa menghindari perilaku
tersebut.”

3. “ Besok Senin kita ketemu lagi ya… dan bincang-bincang lagi tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain, waktunya sekitar jam 08.30 WIB setelah makan
pagi, tempat direhabilitasi ya, Mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu besok senin “.

Semarang, 7 Oktober 2004


Pembimbing Mahasiswa

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Wahyu Rima Agustin


NIP. 132 300 431 G6B 204 038
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI V

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan :V
Tanggal : 8 Oktober 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengetahui dan menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak W? “
1. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Makan paginya habis
kan ? semalam tidur nyenyak tidak ? ”
2. Kontrak :
“ Ohya, bagaimana semalam sudah dipikirkan tentang diskusi kita kemarin, sudah
punya gambaran tentang menarik diri atau masih ada yang perlu ditanyakan ?”
“ Hari ini sesuai dengan kontrak kita akan bincang-bincang tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain waktunya hanya 15 menit , Dimana kita bicara,
Mbak Wyang pilih tempat? Bagaimana kalau di rehabilitasi agar Mbak W bisa
melanjutkan sulaman yang kemarin “

II. FASE KERJA


1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak W hari ini ?”
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan tentang diskusi kemarin sebelum
kita mulai bincang-bincang ?”
3. “ Wah, saya senang Mbak W masih mengingat tentang disukusi kemarin, meski
masih ada yang terlupa, sekarang Mbak bisa memberitahu temannya yang lain”
4. “ Sambil duduk bersama teman lain, saya mau tahu bagaimana perasaan Mbak saat
berdekatan dengan teman yang lain ?
5. “ Wah, bagus Mbak bisa menyebutkan bahwa bersama teman dapat senang hatinya
dan tidak sendiri lagi.”
6. “ Kalau begitu, apa keuntungan berhubungan dengan orang lain, coba sekarang
Mbak W sebutkan ?”
7. “ Tadi sudah bisa menyebutkan ? sekarang coba diulang lagi ya .”
8. “ Wah memang Mbak W pintar.”
9. “ Mbak W ayo kita membuat sulaman yang belum selesai kemarin tapi duduknya
harus bersama-sama dengan teman yang lain ya”
10.“ Bagus Mbak W semangat membuat sulamannya, tapi kenapa tadi waktu barengan
dengan teman diam saja tidak mengajak bicara ? Masih malu ya, ya sudah tidak
apa-apa nanti dicoba untuk bergaul dengan teman yang lain ya.”
11. “Terima kasih Mbak karena sudah mau berdiskusi dengan saya tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain “

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan dan lakukan hari ini “.
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak W sudah mau duduk
berdekatan dengan teman yang lain meski masih diam saja, tapi itu sudah bagus “.
3. “ Nanti siang kita ketemu lagi ya… dan saya harapkan Mbak W sudah tidak
menyendiri lagi bagaimana, setuju, nanti kita akan bincang-bincang lagi tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, waktunya sekitar jam 12.00 WIB
setelah makan siang, tempat dimeja makan ruang 2 saja ya, Mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu nanti“.

Semarang, 8 Oktober 2004


Pembimbing Mahasiswa

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Wahyu Rima Agustin


NIP. 132 300 431 G6B 204 038
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI VI

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan : VI
Tanggal : 11 Oktober 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengetahui dan menyebutkan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat siang, Mbak? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan mbak hari
ini ? Makan siangnya enak ya. Obatnya sudah diminum Mbak”
“ Bagaimana mbak sudah bisa bergabung dengan teman yang lain kan ?”
3. Kontrak :
“ Sesuai janji saya siang ini kita akan bincang-bincang tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, waktunya hanya 15 menit , Dimana kita bicara,
Bagaimana kalau di meja makan saja biar lebih nyaman, kan Mbak W baru saja
selesai makan ? “

II. FASE KERJA


1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak W hari ini ? capek ya,
tapi senangkan ?”
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai bincang-
bincang ? Sepertinya Mbak W mengantuk ya.”
3. “ Mbak ini obatnya diminum dulu, ambil minum dibelakang ya, nanti minumnya
disini saja, saya tunggu ya .”
4. “ Mbak, biar tidak mengantuk, mari kita jalan-jalan keluar sambil menghirup
udara, nanti kita bisa sambil bercerita “
5. “ Nah sekarang kita tinggal berdua, apa yang dirasakan Mbak W saat ini,
ditempat yang sunyi tanpa teman yang lain .”
6. “ Mbak merasa sepi kan ? takut ?”
7. “ Mbak bingung ya, jadi maksud saya mengajak Mbak jauh dari teman-teman
agar Mbak bisa tahu behwa sendiri itu tidak enak, lebih nyaman dengan banyak
teman”
8. “ Sekarang coba ceritakan kepada saya apa kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain seperti saat ini sendiri tanpa teman yang lain.”
9. “ Wah, bagus Mbak W sudah tahu tentang hal itu .”
16. “ Nah, mulai sekarang Mbak W harus membiasakan diri untuk selalu bergabung
dengan teman yang lain.”

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan siang hari ini, “
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak W sudah mau ajak jalan-
jalan meski disiang hari dan saya bangga dengan Mbak W karena sudah paham
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain “
3. “ Besok kita ketemu lagi ya…, nanti saya ajarkan cara berkenalan yang baik
dengan orang lain, waktunya sekitar jam 11.00 WIB sebelum makan siang,
tempat di ruang 2 saja ya, Mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu besok “.

Semarang, 9 Oktober 2004


Pembimbing Mahasiswa

Bambang Edi Warsito, SKp Ahmad Asyrofi


NIP. 132 300 431 G6B 205 002
STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI VII

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan :7
Tanggal : 11 Oktober 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri
Tujuan Khusus:
Klien dapat mengadakan hubungan social dengan orang lain melalui perkenalan
secara bertahap

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat siang, Mbak? “
Evaluasi/ Validasi : “Bagaimana keadaan Mbak hari ini ? Bagaimana
semalam sudah tidak menyendiri kan ?”
2. Kontrak :
“ Hari ini saya akan ajarkan cara berhubungan dengan orang lain melalui berkenalan
yang baik, nanti dimulai berkenalan dengan perawat, teman sekamar, teman lain,
kelompok, waktunya hanya 20 menit , tempatnya di ruangan 2 saja ya ?”

II. FASE KERJA


1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak W hari ini ? Mbak W tidak sedang sakit
kan ?”
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum
kita mulai perkenalan ?”
3. “ Mbak N masih ingat waktu saya berkenalan dengan Mbak, jadi saat kita berkenalan
dengan orang lain sikap berhadapan, mengulurkan tangan, menyebutkan nama,
alamat, status, hobi, sampaikan juga kalau kita ingin berteman kemudian kita
menanyakan pada teman kita siapa nama, alamat, status dan hobinya.”
4. “ Bagaimana Mbak, ada yang ditanyakan ? kalau tidak, sekarang saya beri contoh
dulu ya.”
3.“ Nah, sekarang coba Mbak W berkenalan dengan perawat dulu, baru kemudian
dengan teman yang lain dan kelompok, sudah siap Mbak, ayo saya temani ya .”
4.“ Wah, bagus Mbak W, ternyata bisa, mungkin yang harus diperbaiki adalah suaranya
agak keras dan sikapnya berhadapan ya “
5.“ Sekarang, ayo kita coba dengan teman yang lain “
6.“ Kenapa Mbak, kog tidak mau, malas ya atau masih malu, ya sudah kita ulangi nanti
ya, sekarang istirahat dulu.”
7.“ Sambil istirahat, coba sekarang ceritakan pada saya bagaimana perasaan Mbak
saat berkenalan dengan perawat tadi .”
8.“ Istirahatnya cukup ya Mbak, sekarang coba berkenalan dengan teman yang lain.”
9.“ Lho kenapa Mbak kok masih belum mau, ya sudah sekarang cukup dulu, tapi besok
kita coba lagi ya.”
10. “ Terima kasih Mbak W karena sudah mau mencoba berkenalan dengan perawat
lain dan sudah mau mengungkapkan perasaannya pada saya “.

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini, nanti dicoba lagi ya mbak
berkenalan dengan teman yang lain “
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak W sudah mau berkenalan
dengan orang lain dan mau mengungkapkan perasaannya pada saya.”
3. “ Besok kita ketemu lagi ya… untuk mencoba kembali berkenalan dengan orang
lain terutama teman sekamar dan kelompok , waktunya sekitar jam 11.00 WIB
sebelum makan siang, tempat di ruang 2 saja ya, Mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu besok “.

Semarang, 11 Oktober 2004


Pembimbing Mahasiswa

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Wahyu Rima Agustin


NIP. 132 300 431 G6B 204 038
Fakultas Kedokteran-Universitas Diponegoro
Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Pendidikan Profesi Ners
Keperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI IV

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan : VIII
Tanggal : 02 Juni 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja

Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri

Tujuan Khusus:
Klien dapat mengadakan hubungan social dengan orang lain melalui perkenalan
secara bertahap

I. FASE ORIENTASI
1.Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat siang, mbak? “
Evaluasi/ Validasi : “Bagaimana keadaan mbak hari ini ? Bagaimana
kemarin sudah mencoba kenalan lagi kan ?”
2.Kontrak :
“ Hari ini saya mengulang mengajarkan cara berhubungan dengan orang lain melalui
berkenalan yang baik , nanti dimulai berkenalan dengan perawat, teman sekamar,
teman lain, kelompok, waktunya hanya 20 menit , tempatnya di ruangan 2 saja
ya ?”
II. FASE KERJA
1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan mbak N hari ini ?
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum
kita mulai perkenalan ? Mbak N sudah tidak malu lagi kan ?”
3. “ Mbak N masih ingat kemarin yang saya ajarkan ?, Baiklah saya
ulangi lagi ya, jadi saat kita berkenalan dengan orang lain sikap berhadapan,
mengulurkan tangan, menyebutkan nama, alamat, status, hobi, sampaikan juga
kalau kita ingin berteman kemudian kita menanyakan pada teman kita siapa nama,
alamat, status dan hobinya.”
4. “ Bagaimana mbak, ada yang ditanyakan ? kalau tidak, sekarang
saya beri contoh dulu ya.”
5. “ Nah, sekarang coba mbak N berkenalan dengan perawat dulu, baru kemudian
dengan teman yang lain dan kelompok, sudah siap mbak, ayo saya temani ya .”
6. “ Wah, bagus mbak N, ternyata bisa, dan suaranya sudah lebih keras dari kemrin
dan hanya sikapnya belum berhadapan ya “
7. “ Sekarang, ayo kita coba dengan teman yang lain “
6. “ Kenapa mbak, masih malu ya, ayo saya temani.”
7. “ Wah, bagus mbak, ternyata mbak mampu untuk berkenalan
dengan orang lain.”
8. “ Nah sekarang coba sebutkan siapa saja tadi yang diajak
kenalan.”
9. “ Bagus sekali mbak, ternyata masih ingat dengan nama-nama
mereka.”
10. “ Sekarang, saya mau tahu bagaiamana perasaan mbak N setelah
mempunyai teman baru.”
11. “ Terima kasih mbak N karena sudah mau mencoba berkenalan
dengan perawat lain, teman sekamar dan teman lainnya dan sudah mau
mengungkapkan perasaannya pada saya

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini, nanti dicoba lagi
ya mbak berkenalan dengan teman yang lain “
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena mbak N sudah
mau berkenalan dengan orang lain dan mau mengungkapkan perasaannya pada
saya.”
3. “ Besok hari jum’at kita ketemu lagi ya… untuk membicarakan
manfaat berhubungan dengan orang lain dalam bentuk permainan bola dan
olahraga senam, waktunya sekitar jam 09.00 WIB, tempat di teras depan ruang 2,
mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih , sampai ketemu
hari jum’at “.

Semarang, 02 Juni 2004

Pembimbing Praktikan

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Retno Yuli Hastuti


NIP. 132 300 431 G6B 204 028
Fakultas Kedokteran-Universitas Diponegoro
Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Pendidikan Profesi Ners
Keperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI IV & V

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan : IX
Tanggal : 04 Juni 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja

Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri

Tujuan Khusus:
Klien dapat mengadakan hubungan social dengan orang lain melalui permainan bola
dan olah raga senam bersama dan mampu menyebutkan manfaat berhubungan
dengan orang lain

I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, mbak N ? “
Evaluasi/ Validasi : “Bagaimana keadaan mbak hari ini ? Perasaannya
setelah mencoba berkenalan dengan teman yang lain ?
2. Kontrak :
“ Hari ini saya akan ajarkan cara berhubungan dengan orang lain melalui permainan
bola dan olahraga senam bersama teman yang lain dan mengetahui manfaat
berhubungan dengan orang lain waktunya hanya 45 menit , tempatnya di teras
ruangan 2 saja ya ?”

II. FASE KERJA


1. “ Menyapa semua klien yang sudah siap untuk permainan ?’
2. “ Bagaimana perasaan dan keadaan mbak N hari ini ? Mbak N tidak sedang sakit
kan ?” Hal ini disampaikan juga pada klien yang lainnya
3. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai
perkenalan ?”
4. “ Yang pertama semua klien harus memperkenalkan diri terlebih dahulu dimulai dari
mbak N ya.”
5. “ Menjelaskan aturan permainan bola bahwa pelaksanannya dibagi dalam 3
kelompok, satu kelompok 2 orang dan memegang bola 1, cara permainan bola
digulirkan pada setumpuk pecahan genting sampai mengenai, setiap klien diberi
kesempatan 3 kali, setiap kali permainan ada satu klien yang menjaga bola.Bila ada
klien yang tidak mampu mengenai setumpuk pecahan genting maka diberi hukuman
menyanyi dan berjoget.”
6. “ Semua klien bermain dengan semangat dan sportif.”
7. “ Menjelaskan kegiatan olahraga senam, perawat memberi contoh gerakan dan diikuti
oleh semua klien.”
8. “ Wah, ternyata tidak disadari waktunya sudah habis, terima kasih karena sudah
mengikuti permaianan dan olah raga dengan baik, sekarang saya persilahkan untuk
istirahat dan minum.”
9. “ Sambil beristirahat, coba ungkapkan perasaannya tentang kegiatan pagi ini.”
10. “ Terima kasih ternyata semua menikmati dan senang “
11. “ Mbak N, sini duduk dekat saya, sekalian saya mau tahu bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan, senang ya.”
12. “ Jadi sekarang sudah tahu ya apa manfaat berhubungan dengan orang lain ?’
13. “ Bagus mbak ternyata bisa menyebutkan manfaatnya adalah menambah teman,
tidak sepi, senang, bisa bekerja sama.”
14. “ Mbak N tingkatkan ya berhubungan dengan orang lain sehingga mbak tidak ingin
menarik diri .”
15. “ Terima kasih ya mbak N atas ungkapan perasaannya.”

III. FASE TERMINASI


1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini,sekarang saya
persilahkan mbak N dan teman-temannya untuk beristirahat.”
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena mbak N sudah
mau mengikuti kegiatan dan mengungkapkan perasaannya.
3. “ Besok hari senin kita ketemu lagi ya…untuk membicarakan
tentang penggunaan obat yang benar, waktunya sekitar jam 11.00 WIB sebelum
makan siang, tempat di ruang 2 saja ya, mbak setuju ?”
4. “ Baiklah, saya minta pamit dulu,ohya besok hari sabtu saya
tidak dinas karena akan mengunjungi keluarga mbak N, ada yang mau disampaikan ?
terima kasih , sampai ketemu hari senin ya “.

Semarang, 04 Juni 2004

Pembimbing Praktikan

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Retno Yuli Hastuti


NIP. 132 300 431 G6B 204 028

Fakultas Kedokteran – Universitas Diponegoro


Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Pendidikan Profesi Ners
Keperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI VI

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan :X
Tanggal : 07 Juni 2004

Kondisi Klien :
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama teman tapi hanya diam saja

Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan menarik diri

Tujuan Khusus:
Klien dapat menggunakan obat dengan benar untuk persiapan pulang

I. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik :“ Hallo, Selamat pagi mbak N ?”
2. Evaluasi/validasi :“ Gimana kabarnya siang ini? Wah kelihatan masih
segar, lagi seneng ya mbak, boleh dong bagi-bagi kebahagiaan ? Bisa tidur
kan semalam ? Sarapannya habis kan ? Ohya salam untuk keluarga sudah
saya sampaikan besok selasa akan menjenguk ke sini.”
3. Kontrak :
“ Sesuai kesepakatan kita kemarin, hari ini kita akan bincang-bincang tentang
obat yang mbak N minum baik di RSJ maupun di rumah. Ohya mbak N sudah
boleh pulang ya, nah sebelum pulang harus tahu dulu obat apa yang harus
diminum. Kita bicara ± 15 menit. Seperti biasa sambil duduk di kursi
ruangan , setuju kan?

II. Fase Kerja


1. “ Sebelum mulai, barangkali ada keluhan atau mbak N ingin ke belakang dulu ?”
2. “ Baik, kita mulai saja. Obat yang mbak N minum selama di RS ada 3 macam,
yaitu CPZ (warna orange besar), Artane( warna putih kecil). Dosisnya untuk yang
warna orange 1 x 100 mg dan yang putih 2 x 2 mg. Masing-masing diminum
sehabis makan( 2 kali sehari). Efeknya bisa berfikir tenang, bisa tidur dan tidak
gelisah. Efek sampingnya biasanya lidah kaku, ngiler, badan kaku, tapi semua itu
dapat dicegah dengan pil yang berwarna putih ( artane)”
3. “ Nanti saya ajari cara minum obat secara benar, sehabis makan, tapi sekarang
tolong diingat dulu obat-obat yang tadi sudah saya sampaikan ya” Wah mbak N
memang pintar mampu menyebutkan kembali.”
4. “ Jika mbak N merasakan efek samping, sampaikan saja ke saya / perawat yang
lain ya. Terus nanti kalau sudah dirumah jangan lupa harus rutin minum obat dan
jika sudah habis harus kontrol, apabila ada efek samping bilang ke orang yang
ada dirumah ya “
5. “ Nah bagus sekali pak, begitu cara meminum obat yang benar, ternyata mbak N
sudah bisa dan pintar “

III. Fase Terminasi


1. “ Mbak N, mungkin untuk kali ini kita cukupkan sampai disini dulu bincang-
bincang hari ini”
2. “ Nanti sebelum mbak N pulang kita bisa ketemu dan bincang-bincang lagi
seperti sekarang. Waktu dan tempatnya sama. Kita akan bincang-bincang tentang
obat lagi, agar tahu betul manfaat minum obat dan cara perawatan dirumah, kan
mbak N sudah mau pulang”
3. “ Terima kasih ya mbak, silahkan bergabung dengan teman-teman dulu dan
mempersiapkan untuk makan siang, jangan lupa obatnya diminum ya.”

Semarang, 07 Juni 2004


Pembimbing Praktikan

Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Retno Yuli Hastuti


NIP. 132 300 431 G6B 204 028

Anda mungkin juga menyukai