Oleh:
Ahmad Alvin Dictara
1418011007
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, pada hakekatnya
berpangkal dari keadaan status ekonomi dan pengetahuan masyarakat tentang nilai gizi
makanan, sehingga berpengaruh pada daya beli dan prilaku masyarakat yang dapat menurunkan
status gizi (Irianto, et al, 2004 ).
Kebutuhan energi dan protein setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan
kondisi tubuhnya. Seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi agar tubuh dapat
melakukan segala proses fisiologis guna menjamin kelangsungan hidup. Bila seorang salah
dalam menghitung dan merencanakan kebutuhan energi dan protein maka dapat menimbulkan
dampak yang tidak baik pada status gizi. Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan
adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau
kelompok secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah
dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan
kekurangan zat gizi. Secara umum, survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui
kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang cara-cara melakukan survei
konsumsi makanan, baik untuk individu, kelompok maupun rumah tangga. Walaupun data
konsumsi makanan sering digunakan sebagai salah satu metode penentuan status gizi,
sebenarnya survei konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat
secara langsung. Hasil survei hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan
terjadinya kekurangan gizi pada seseorang. Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan
tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1 Mengetahui prinsip dan tata cara survei konsumsi makanan metode food recall dan
SQFFQ.
2 Dapat melakukan wawancara food recall dan SQFFQ terhadap responden.
C. Tinjauan Pustaka
C.1 Status Gizi
Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan
protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri, 2008).
Status gizi menjadi sangat penting karena salah satu faktor risiko untuk terjadinya
kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap
kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi
masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data
kuantitatif maupun kualitatif (Supariasa et al, 2013). Ketidakseimbangan antara zt gizi
dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan malnutrition atau kelainan gizi (Gibson,
2005).
Untuk menentukan klasifikasi status gizi harus memiliki ukuran baku yang sering
disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia yaitu World
Health Organization-National Centre for Health Statistik (WHO-NCHS). Berdasarkan
baku WHO-NCHS status gizi dibagi menjadi empat yaitu, gizi lebih (over weight), gizi
baik (well nourished), gizi kurang (under weight), dan gizi buruk (severe PCM) (Supariasa
et al, 2013).
C.2 Penilaian Status Gizi
Peran dan kedudukan Penilaian Status Gizi (PSG) di dalam ilmu gizi adalah untuk
mengetahui status gizi pada individu atau masyarakat. Menurut Hartriyanti (2007), PSG
adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk
mengidentifikasi populasi atau individu yang berisiko atau dengan status gizi buruk.
Metode penilaian status gizi terdiri dari dua metode yaitu, metode langsung dan
metode tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung meliputi metode biokimia,
antraopometri, klinik dan biofisik. Sedangkan metode tidak langsung adalah metode
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor-faktor ekologi. Metode penilaian status gizi
yang banyak digunakan yaitu antropometri (Supariasa et al, 2013).
C.3 Konsumsi Zat Gizi
Konsumsi zat gizi merupakan banyaknya atau jumlah asupan zat gizi yang dikonsumsi
seseorang dalam bentuk satuan zat gizi masing-masing. Tubuh sangat memerlukan zat gizi
yang baik. Zat gizi yang dibutuhkan tubuh terdiri dari dua yaitu zat gizi makro dan zat gizi
mikro. Zat gizi makro (makro nutrient) berfungsi untuk menyuplai energi untuk kebutuhan
tubuh. Kelompok dari zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein.
Sedangkan kelompok dari zat mikro yaitu golongan vitamin dan mineral (Harper et.al,
1986).
C.4 Konsumsi Energi
Energi adalah suatu hasil dari metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Energi
memiliki fungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu dan
kegiatan fisik. Energi yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk glikogen sebagai
cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang
(Ari, 2011).
Pangan sumber energi yang kaya lemak antara lain lemak/gajih dan minyak, alpokat,
biji berminyak (biji wijen, bunga matahari dan kemiri), santan, coklat, kacang-kacangan
dengan kadar air rendah dan aneka pangan produk (Rahman, 2012).
C.5 Survei Konsumsi
Survei konsumsi merupakan metode yang dapat digunakan untuk menentukan status
gizi perorangan atau kelompok. Tujuan dari survei konsumsi yaitu untuk mengetahui
kebiasaan makan, gambaran tingkat kecukupan bahan makanan, dan zat gizi pada tingkat
kelompok, rumah tangga serta perorangan. Berdasarkan jenis data yang didapat, metode
survei konsumsi terdiri dari metode kualitatif, kuantitatif dan gabungan keduanya. Metode
kualitatif antara lain, metode frekuensi makanan, dietary history, metode telepon, metode
food list. Metode kuantitatif antara lain, metode recall 24 jam, penimbangan makanan,
metode food account, estimate food record, intentory method, dan metode pencatatan.
Sedangkan gabungan dari kedua metode tersebut biasanya menggunakan recall 24 jam dan
riwayat makanan (Suyanto, 2012).
SQ-FFQ adalah salah satu tipe dari Food Frequency Questionnaire yang berisi
tambahan berupa porsi makanan (kecil, sedang, dan besar). Food Frequency Questionnaire
(FFQ) merupakan sebuah kuesioner yang memberikan gambaran konsumsi energi dan zat
gizi lainnya dalam bentuk frekuensi konsumsi seseorang. Frekuensi tersebut antara lain
harian, mingguan, bulanan, dan tahunan yang kemudian dikonversikan menjadi konsumsi
per hari. FFQ memberikan gambaran pola atau kebiasaan makan individu terhadap zat gizi.
Bahan makanan dan makanan yang tercantum dalam FFQ tersebut dapat dibuat sesuai
kebutuhan peneliti dan sarana penelitian. Hasil FFQ dapat memberikan prediksi terhadap
sumber makanan yang mengandung zat gizi tertentu misalnya vitamin C berasal dari jus
buah dan buah segar (Umi, 2007).
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
PENILAIAN KONSUMSI PANGAN METODE FOOD RECALL
A. Kebutuhan Energi
Rumus perhitungan kebutuhan energi (TEE):
𝐓𝐄𝐄 = (𝐁𝐌𝐑 + 𝐒𝐃𝐀)𝐅𝐀 + 𝐅𝐏
Keterangan :
BMR: Basal Metabolic Rate FA: Faktor Aktivitas
SDA: Specific Dinamic Action FP: Faktor Pertumbuhan
Tabel faktor aktivitas
Kelompok aktifitas Jenis Kelamin Faktor Aktifitas
Ringan Laki-laki 1.56
Perempuan 1.55
Sedang Laki-laki 1.76
Perempuan 1.70
Berat Laki-laki 2.10
Perempuan 2.00
B. Asupan Individu
B.1 Tabel Asupan Individu
1. Weekday
Waktu Makan Nama Makanan URT Gram
Pagi Nasi Putih 1 Piring 150
Telur Ayam Ceplok 1 Butir 100
2. Weekend
Waktu Makan Nama Makanan URT Gram
Pagi Nasi Putih 1 Piring 100
Telur ayam ceplok 1 butir 100
Bihun 1 piring 100
Selingan Susu kedelai 1 Gelas 150
Siang Nasi Putih 1 Piring 150
Ikan lele goring 1 potong 80
Sore Nasi Putih 1 Piring 100
Ikan mas goreng 1 potong 100
Tahu goring 2 potong 200
Data diatas disajikan dalam Tabel Kalkulasi Komposisi Zat Gizi (lampiran).
B.2 Komposisi Asupan Individu
1. Weekday
Energi = 2057 kkal
Protein = 43.5g
= 43.5 g x 4 kkal/g = 174 kkal
Lemak = 118.1 g
= 118.1 g x 9 kkal/g = 1062.9 kkal
Karbohidrat = 170.1 g
= 170.1 g x 4 kkal/g = 680.4 kkal
2. Weekend
Energi = 2414kkal
Protein = 105.6 g
= 105.6 g x 4 kkal/g = 422.4 kkal
Lemak = 113.5 g
= 113.5 g x 9 kkal/g = 1021.5 kkal
Karbohidrat = 242.8 g
= 242.8 g x 4 kkal/g = 971.2 kkal
B.3 Perhitungan Perhari
𝑊𝑒𝑒𝑘𝑒𝑛𝑑+𝑤𝑒𝑒𝑘𝑑𝑎𝑦
Energi = : 2235.5kkal
2
𝑊𝑒𝑒𝑘𝑒𝑛𝑑+𝑤𝑒𝑒𝑘𝑑𝑎𝑦
Protein = : 298.2 kkal
2
𝑊𝑒𝑒𝑘𝑒𝑛𝑑+𝑤𝑒𝑒𝑘𝑑𝑎𝑦
Lemak = : 1042.2 kkal
2
𝑊𝑒𝑒𝑘𝑒𝑛𝑑+𝑤𝑒𝑒𝑘𝑑𝑎𝑦
Karbohidrat = : 825.8kkal
2
B.4 Pembahasan
Dari food recall yang telah dilakukan oleh penulis sendiri, pada weekday (dilakukan
pada hari jumat 27 November 2015) didapatkan energi sebesar 2057 kkal, protein 43.5
gram atau setara 174 kkal, lemak 118.1 gram atau setara 1062.9 kkal dan karbohidrat
sebesa 170.1 gram atau setara 680.4 kkal.
Sedangkan dari food recall yang dilakukan pada weekend (Sabtu, 28 November 2015)
didapatkan energi sebesar 2214 kkal, protein 105.6 gram atau setara 422.4 kkal, lemak
113.5 gram atau setara 1021.5 kkal, dan karbohidrat 242.8 gram atau setara 971.2 kkal.
Setelah dirata-rata antara energi dari makanan yang dikonsumsi pada weekend dan
weekday, didapatkan bahwa energi rata-rata adalah sebesar 2235.5 kkal, protein 298.2 kkal,
lemak 1042.2 kkal dan karbohidrat sebesar 825.8 kkal.
C. Penilaian Konsumsi Pangan Individu
Kriteria asupan
- Kurang : < 80%
- Cukup : 80-110%
- Lebih : > 110%
C.1 Penilaian Berdasarkan Perhitungan Kebutuhan Energi
Berdasarkan perhitungan maka diperoleh persentase asupan sebagai berikut:
Energi
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 2235.5
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 x 100% = × 100% = 58.1 %
3842
Karbohidrat
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 825.8
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 x 100% = 2305.2 × 100% = 35.8%
Lemak
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 1042.2
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 x 100% = × 100% = 108.5%
960.5
Protein
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 298.2
%= x 100% = × 100% = 51.7%
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 576.3
Karbohidrat
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 825.8
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 x 100% = 368x4 × 100% = 56.1%
Lemak
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 1042.2
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 x 100% = × 100% = 130.1%
89x9
Protein
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 298.2
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 x 100% = 66𝑥4 × 100% = 112.9%
C.3 Pembahasan
Dengan membandingkan antara kebutuhan energi hasil perhitungan penulis dan rata-
rata energi yang didapat saat melakukan food recall pada weekday dan weekend,
didapatkan bahwa kecukupan energi penulis adalah sebesar 58.1% yang berarti kurang,
kecukupan energi dari karbohidrat sebesar 35.8% yang berarti kurang, kecukupan energi
dari lemak 108.5% yang berarti cukup dan kecukupan energi dari protein sebesar 51.7%
yang berarti kurang.
Sedangkan ketika dibandingkan dengan data AKG penulis, didapatkan bahwa
kecukupan energi penulis adalah sebesar 83.5% yang berarti cukup, kecukupan energi dari
karbohidrat sebesar 56.1% yang berarti kurang, kecukupan energi dari lemak sebesar
130.1% yang berarti lebih dan kecukupan energi dari protein sebesar 112.9% yang berarti
lebih.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
PENILAIAN KONSUMSI PANGAN METODE SQFFQ
A. Kebutuhan Energi
Rumus perhitungan kebutuhan energi (TEE):
𝐓𝐄𝐄 = (𝐁𝐌𝐑 + 𝐒𝐃𝐀)𝐅𝐀 + 𝐅𝐏
Keterangan :
BMR: Basal Metabolic Rate FA: Faktor Aktivitas
SDA: Specific Dinamic Action FP: Faktor Pertumbuhan
Tabel faktor aktivitas
Kelompok aktifitas Jenis Kelamin Faktor Aktifitas
Ringan Laki-laki 1.56
Perempuan 1.55
Sedang Laki-laki 1.76
Perempuan 1.70
Berat Laki-laki 2.10
Perempuan 2.00
Karbohidrat
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 996.21
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 x 100% = × 100% = 41.6 %
2391
Lemak
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 861.20
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 x 100% = 996.25 × 100% = 86.4%
Protein
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 444.95
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 x 100% = 597.75 × 100% = 74.4 %
Karbohidrat
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 996.21
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 x 100% = 375x4 × 100% = 66.4 %
Lemak
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 861.20
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 x 100% = × 100% = 105 %
91x9
Protein
𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 444.95
% = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 x 100% = × 100% = 179 %
62𝑥4
C.3 Pembahasan
Dengan membandingkan data kebutuhan energi hasil perhitungan dan data rata energi
yang dikonsumsi responden selama satu bulan terakhir didapatkan kecukupan energi
responden sebesar 56.7% yang berarti kurang, kecukupan energi dari karbohidrat
responden sebesar 41.6% yang berarti kurang, kecukupan energi dari lemak responden
sebesar 86.4% yang berarti cukup, dan kecukupan energi dari protein responden sebesar
74.4% yang berarti cukup.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan data AKG responden, didapatkan kecukupan
energi responden adalah sebesar 82.9% yang berarti cukup, kecukupan energi dari
karbohidrat responden 66.4% yang berarti cukup, kecukupan energi dari lemak sebesar
105% yang berarti cukup dan kecukupan energi dariprotein sebesar 179% yang berarti
lebih.
IV. KESIMPULAN
Dari penilaian konsumsi pangan dengan metode food recall yang telah dilakukan oleh penulis,
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecukupan energi total penulis menurut AKG adalah sebesar 83.5%, yang berarti kurang.
2. Kecukupan energi dari karbohidrat penulis menurut AKG adalah sebesar 56.1%, yang berarti
kurang.
3. Kecukupan energi dari lemak penulis menurut AKG adalah 130.1%, yang berarti cukup.
4. Kecukupan energi dari protein penulis menurut AKG adalah sebesar 112.9%, yang berarti
lebih.
5. Kecukupan energi total penulis kurang dan asupannya tidak seimbang.
Sedangkan dari penilaian konsumsi pangan dengan metode SQFFQ dengan responden Bagus
Muhammad Hussein, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecukupan energi total responden menurut AKG adalah sebesar 82.9%, yang berarti cukup.
2. Kecukupan energi dari karbohidrat responden menurut AKG adalah sebesar 66.4%, yang
berarti cukup.
3. Kecukupan energi dari lemak penulis menurut AKG adalah sebesar 105%, yang berarti cukup.
4. Kecukupan energi dari protein penulis menurut AKG adalah sebesar 179%, yang berarti lebih.
5. Kecukupan energi total penulis baik dan asupannya cukup seimbang, namun asupan protein
berlebih.
DAFTAR PUSTAKA
Zuraida, Reni, Dian Isti Anggraini. 2015. Buku Panduan Praktikum Penilaian Konsumsi Pangan.
Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
LAMPIRAN
Tabel Food Recall Weekday dan weekend
TABEL SQFFQ
Frekuensi
yang Mengonsumsi
standar keterangan
dikonsumsi (berapa kali
nama makanan total gram
dalam … )
perbulan
1 1 1
URT gr gr
hr mgg bln
Nasi 3/4 gls 100 100 3 9000
jagung 1 bj bsr 100 100 2 200
ubi 1 bj sdg 150 150 1 150
kentang 1 bj sdg 100 100 2 200
singkong 1 ptg sdg 100 0
mie basah 1 1/2 gls 200 200 7 1400
mie kering 1 gls 50 50 6 300
biskuit 4 bh 40 40 3 480
roti 2 iris 70 35 5 700
bihun 1/2 gls 50 50 4 200
daging sapi 1 ptg sdg 35 105 8 3360
daging kambing 1 ptg sdg 40 0
daging ayam 1 ptg sdg 40 50 7 1400
Hati sapi 1 ptg sdg 50 0
Hati ayam 1 ptg sdg 35 0
Ampela 1 ptg sdg 50 0
Bebek 1 ptg sdg 50 150 7 1050
0
ikan segar 1 ptg sdg 50 100 3 1200
ikan asin 2 ptg sdg 25 0
udang segar 5 ekor sdg 35 50 5 250
cumi-cumi 1 ekor kcl 45 90 3 270
kepiting 1/3 gls 50 75 3 225
kerang 1/2gls 90 90 4 360
sosis 1/2 ptg 50 100 5 500
bakso 10 bj sdg 170 85 6 510
0
telur ayam kampung 1 btr 40 40 0
telur ayam ras 1 btr 60 60 5 1200
telur bebek 1 btr 55 55 1 55
telur puyuh 6 btr 60 0
0
kacang tanah 2 sdm 20 0
tempe 2 ptg bsr 50 35 4 140
tahu 1 bj bsr 100 100 5 500
kacang merah 2 sdm 20 20 2 40
kacang hijau 2 sdm 20 120 1 120
kecap 1 sdm 15 5 2 40
susu kedelai 1 gls 200 200 4 800
0
bayam 1 gls 100 80 2 160
kangkung 1 gls 100 75 5 375
kacang panjang 1 gls 100 50 3 150
daun singkong 1 gls 100 0
daun pepaya 1 gls 100 0
buncis 1 gls 100 75 3 225
nangka muda/gori 1 gls 100 0
labu siam 1 gls 100 50 2 100
tomat 1 gls 100 25 3 300
wortel 1 gls 100 50 3 600
kubis 1 gls 100 0
kembang kol 1 gls 100 0
jagung muda 1 gls 100 2 0
ketimun 1 gls 100 0
terong 1 gls 100 65 2 130
rebung 1 gls 100 100 1 100
sawi hijau 1 gls 100 0
sawi putih 1 gls 100 0
brokoli 1 gls 100 75 4 1200
daun pakis 1 gls 100 0
jamur 1 gls 100 45 4 720
tauge 1 gls 100 35 1 140
pare 1 gls 100 0
gambas/oyong 1 gls 100 0
kenikir 1 gls 100 0
0
pepaya 1 ptg sdg 100 75 7 525
pisang 1 bh sdg 50 50 4 200
1/4 bh
nanas sdg 95 0
jeruk 1 bh sdg 50 50 6 300
apel 1 bh sdg 100 100 5 500
pear 1 bh sdg 85 85 3 255
3/4 bh
mangga sdg 100 125 5 625
salak 2 bh sdg 65 0
semangka 1 ptg bsr 150 100 2 200
melon 1 ptg bsr 150 100 4 400
jambu air 2 bh bsr 110 0
jambu biji 1 bh bsr 100 0
durian 2 bj bsr 35 105 1 105
alpukat 1 bh bsr 100 100 2 200
belimbing 1 bh bsr 125 0
kedongdong 2 bh bsr 120 0
nangka 2 bj bsr 45 0
rambutan 9 bh bsr 80 0
duku 9 bh bsr 125 0
anggur 15 bh sdg 80 40 5 200
manggis 2 bh sdg 55 0
sawo 1 bh sdg 50 0
srikaya 2 bh bsr 0
0
minyak kelapa 1/2 sdm 5 7 1 210
minyak jagung 1/2 sdm 5 0
minyak ikan 1/2 sdm 5 5 2 10
metega 1/2 sdm 5 5 3 60
margarin 1/2 sdm 5 0
santan 1/2 gls 50 25 3 75
kelapa 1 sdm 30 0
0
susu kental manis 1 gls 200 0
susu skim 1 gls 200 0
keju 1 ptg kcl 35 35 5 175
susu segar 1 gls 200 200 1 6000
yoghurt 1 gls 200 200 3 600
0
sirup 2sdm 15 0
soft drink 1 gls 200 200 3 600
kopi 1 gls 200 200 1 200
the 1 gls 200 200 1 800
gula pasir 1 sdm 13 7 4 112
gula merah 1 sdm 8 8 2 16
madu 1 sdm 15 15 3 45
Tabel Perhitungan SQ-FFQ
TABEL PERHITUNGAN
KARBOHIDRAT
PROTEIN
ENERGI
LEMAK
NAMA
URT GRAM
MAKANAN
telur ayam
kampung 1 btr
telur ayam ras 1 btr 720 1296.00 102.40 92.00 5.60
telur bebek 1 btr 110 258.43 18.02 18.02 1.86
telur puyuh 6 btr 0.00 0.00 0.00 0.00
sirup 2sdm
soft drink 1 gls 600 252.00 0.00 0.00 0.00
kopi 1 gls 200 704.00 34.80 2.60 138.00
the 1 gls 800 1056.00 156.00 5.60 542.40
gula pasir 1 sdm 112 407.68 0.00 0.00 105.28
gula merah 1 sdm 16 58.88 14.56 0.00 0.00
madu 1 sdm 45 132.30 0.14 0.00 35.78
TOTAL 59842.63 2742.19 2415.00 7137.61
PERHARI (kkal) 1994.75 365.62 724.50 951.68
PERSENTASE (%) 18.32931487 36.32033819 47.70919