Anda di halaman 1dari 13

PERJANJIAN KERJA

[KONTRAK]
SUB KONTRAKTOR

NOMOR,
../GTY/PAN-ASJ/DIR/../2017

TANGGAL
................................2017

PERIHAL,
PEKERJAAN BORONGAN
“PEMBANGUNAN GRAND TUGU HOTEL “
Jl. Jenderal Sudirman No.33 Terban
YOGYAKARTA

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 1


KONTRAK BORONGAN PEKERJAAN
SUB KONTRAKTOR
PEMBANGUNAN “ GRAND TUGU HOTEL ”
JL. Jenderal Sudirman No.33 Terban –Yogyakarta

Nomor :.............................................../2017
Antara

PT. PAYUNG AGUNG NUSANTARA


Dengan

PT. ANAK SUMBER JAYA

Pada hari ini ........., tanggal.............bulan ..............tahun Dua Ribu Tujuh Belas
(..-..-2017), bertempat di Jakarta, dibuat Perjanjian Kerja Sama Operasi Untuk
PEKERJAAN BORONGAN PEMBANGUNAN HOTEL GRAND TUGU – Jalan Jenderal
Sudirman No.33 Terban Kota Yogyakarta, yang selanjutnya disebut sebagai
“perjanjian”, yang dibuat oleh dan antara :

I. Nama :
Jabatan :

Alamat :

Dalam Hal ini bertindak untuk dan atas nama perseroan PT. PAYUNG AGUNG
NUSANTARA, untuk selanjutnya disebut juga sebagai ----------------------------------
-------------------------------------------PIHAK PERTAMA-------------------------------------
-----

II. Nama : WARTONO


Jabatan : Direktur Utama
PT. ANAK SUMBER JAYA
Alamat : Jl. Raya Telukan Parang Joro Grogol
Sukoharjo Jawa Tengah

Dalam Hal ini bertindak untuk dan atas nama perseroan PT. ANAK SUMBER
JAYA, yang selanjutnya didalam Perjanjian ini disebut sebagai-------------------------
--------------------------------------------PIHAK KEDUA---------------------------------------

Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan telah setuju serta
sepakat untuk Kerja sama dan mengikat diri dalam suatu Perjanjian Kontrak
Kerja ( Kontrak ) dalam Pekerjaan Pembangunan “ GRAND TUGU HOTEL “yang
terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.33 Terban - Yogyakarta, yang mana

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 2


telah diatur dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana
tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini :

PASAL 1.
LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan Borongan Pembangunan Grand Tugu Hotel Yogyakarta yang di
maksud di dalam perjanjian kontrak kerja ini adalah :

A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Struktur Pondasi, Basement, Kolom, Balok, Lantai dan Atap
sebanyak 13 lantai ( 2 Basement, 10 Lantai utama dan b1 rooftop )
C. Pekerjaan Arsitektur Gedung
D. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP)
E. Pekerjaan Interior
F. Pekerjaan Landskap
G. Pekerjaan Utulitas Lainnya.
Rincian untuk Pekerjaan ini tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya –
terlampir.

PIHAK PERTAMA adalah pihak pemberi Pekerjaan dan PIHAK KEDUA adalah
Pihak pelaksana pekerjaan.

PASAL 2.
HARGA BORONGAN PEKERJAAN.
 Harga Pekerjaan Pembangunan Grand Tugu Hotel Yogyakarta ini sesuai
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAP) terlampir sebesar Rp.
320.0000.000.000,00 terbilang : Tiga Ratus Dua Puluh Milyar Rupiah
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak Borongan
Pekerjaan ini, harga borongan bersifat UNIT PRICE dan sudah termasuk
PPh sebesar 2,5%, perubahan atas harga Borongan Pekerjaan ini akan
disesuaikan dengan kondisi lapangan sesuai kesepakatan ( Pekerjaan
Tambah Kurang )

PASAL 3.
HAK DAN KEWAJIBAN.
PIHAK PERTAMA :
 Bertanggung jawab atas legalitas Proyek pekerjaan Pembangunan Grand
Tugu Hotel – Yogyakarta.
 Bertanggung jawab atas pembayaran kepada PIHAK KEDUA, Pembayaran
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dengan cara Down Payment 10% (
Sepuluh Persen ) dari total nilai kontrak, selanjutnya dengan cara
PROGRES PEKERJAAN selama masa pelaksanaan yang akan tertuang di
dalam Surat Perintah Kerja (SPK).
 Membuat surat perintah kerja (SPK) dan surat penyerahan lapangan
(SPL) kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
terlampir yang telah disetujui oleh kedua belah Pihak.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 3


 PIHAK PERTAMA berhak untuk mengawasi jalannya pekerjaan yang di
laksanakan oleh PIHAK KEDUA dan menegur secara lisan dan tertulis serta
memberikan masukan dan saran yang bersifat teknis bila dianggap perlu,
demi kelancaran pekerjaan.

PIHAK KEDUA:

 Menyiapkan peralatan dan kelengkapan kerja sesuai kebutuhan pekerjaan


berikut personilnya.
 Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu dengan penuh rasa
tanggung jawab.
 Serah terima pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA sehingga dapat dipergunakan sesuai dengan
progres pekerjaan,dan dinyatakan dalam Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan yang ditandatangani oleh Para Pihak.
 Serah terima seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
tanggungjawabnya selama masa pemeliharaan dan dinyatakan dalam Berita
Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan yang ditandatangani oleh Para Pihak.
 Masa Pemeliharaan adalah tenggang waktu 60 ( Enam puluh ) hari kerja
terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan oleh Para Pihak, dimana PIHAK KEDUA masih bertanggung
jawab untuk melakukan Pemeliharaan atas PEKERJAAN dimaksud.
 PIHAK KEDUA selama masa pelaksanaan pekerjaan harus menggunakan
atribut perusahaan PIHAK PERTAMA dan dalam kesatuan manajemen
proyek dengan PIHAK PERTAMA
 PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menunjuk Perusahaan lain /
bertindak selaku Sub-Kontraktor dalam melaksanakan sebagian Pekerjaan
sebagaimana terdapat dalam Perjanjian ini. Segala pajak dan retribusi
sehubungan pekerjaan pemborongan ini ditanggung oleh PIHAK PERTAMA
dan dilunasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 4.
CARA PEMBAYARAN.
Pembayaran biaya pelaksanaan borongan pekerjaan ini dilakukan dengan cara
Uang Muka / Down Payment 10% (Sepuluh Persen) dari total nilai KONTRAK
dan selanjutnya dengan setiap PROGRESS PEKERJAAN (PROGRESS) yang
mengacu kepada schedule yang telah ditetapkan.

Pembayaran akan dilakukan setelah PIHAK KEDUA melengkapi dokumen –


dokumen sebagai berikut :
 Asli Surat Permohonan Pembayaran – Kop Surat dan Stempel
basah di tanda tangani direktur perusahaan.
 Asli Kwitansi bermaterai cukup – 1 lembar di stempel basah dan
di tanda tangani oleh direktur perusahaan.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 4


 Asli Kwitansi non materai – 1 lembar di stempel basah dan di
tanda tangani oleh direktur perusahaan.
 Asli Laporan Progres Lapangan di approval oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK)
 Asli Approval Material oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK).
 Asli Ceklist Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
di approval oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
 Photo-photo Pelaksanaan Pekerjaan( berwarna disertakan dalam
hard copy dan soft copy ) Sesuai Item Pekerjaan Yang di Ajukan
Pembayarannya.
 Asli Berita Acara Pembayaran Pekerjaan yang ditanda tangani
oleh kedua pihak.
 Asli Berita Acara Serah Terima Pertama/BAST.I (untuk
pembayaran progress 100%) dan Berita Acara Serah Terima
Kedua / BAST.II (untuk pembayaran retensi) beserta
lampirannya.
 Photo Copy Kontrak dan SPK yang di tanda tangani dan
distempel kedua pihak.

 Pembayaran akan dilakukan 5 (Lima) hari kerja setelah PIHAK KEDUA


melengkapi dokumen dan diterima PIHAK PERTAMA.

 Pembayaran akan dilakukan melalui transfer bank (RTGS atau Over


booking ) hanya ke nomor rekening PIHAK KEDUA yang tercantum
dalam berkas invoice tagihan.

PASAL 5.
PENGAWAS PEKERJAAN.
1. Untuk pengendalian pekerjaan yang terdiri atas kegiatan pengawasan,
pengujian dan pengkoreksian, maka PIHAK PERTAMA (Main Contraktor)
menunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi sebagai pengawas dan
pengendalian pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK
PERTAMA (Main Contraktor).
2. Apabila petugas yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat menjalankan
kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk penggantinya dan
diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA harus mematuhi perintah/petunjuk teknis dan manajemen dari
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Pekerjaan dan wakil PIHAK PERTAMA
sesuai dengan kewenangan yang telah ditentukan.

PASAL 6.
BAHAN DAN PERALATAN.
1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan pemborongan ini harus disediakan dalam keadaan baik oleh PIHAK
KEDUA.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 5


2. PIHAK KEDUA harus mengajukan contoh bahan dan peralatan yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK PERTAMA berhak melakukan pengujian terhadap bahan / peralatan
yang diajukan PIHAK KEDUA.
4. PIHAK PERTAMA berhak menolak bahan dan peralatan yang disediakan oleh
PIHAK KEDUA jika kualitas dan spesifikasinya tidak memenuhi persyaratan.
5. Jika bahan dan peralatan tersebut ditolak PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA harus menggantikan bahan dan peralatan tersebut dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 2x24 jam, PIHAK KEDUA harus mengganti dengan
bahan dan peralatan baru yang memenuhi persyaratan.
6. Apabila bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang setelah melalui
pengujian ternyata tidak memenuhi persyaratan kualifikasi dan spesifikasi
yang telah ditentukan, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti/memperbaiki
tanpa berhak menuntut kerugian.
7. Jika bahan dan peralatan tidak terdapat di pasaran, maka PIHAK KEDUA
dapat mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara melalui
persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA dalam hal ini tetap berlaku ketentuan
ayat 12 pasal ini.
8. Tidak tersedianya bahan dan peralatan di pasaran, tidak dapat dijadikan
alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
9. PIHAK KEDUA wajib menjaga keamanan bahan dan peralatan di lokasi dari
pencurian.
10. PIHAK KEDUA wajib menjaga kebersihan lokasi dan lingkungan dari kotoran
dan polusi yang ditimbulkan penggunaan bahan dan peralatan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
11. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang yang baik dan aman untuk
menyimpan bahan dan peralatan guna kelancaran pekerjaan.
12. PIHAK KEDUA harus menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok
perangkat dari luar / dalam negeri.
13. PIHAK KEDUA menjamin bahwa bahan dan peralatan yang dipasang tersedia
suku cadang dan agen penjualnya di Indonesia serta bersedia memberikan
pelayanan purna jual.
14. PIHAK KEDUA diwajibkan memaksimalkan penggunaan bahan dan peralatan
produksi dalam negeri.

PASAL 7.
TENAGA KERJA.
1. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampil yang cukup
sesuai kebutuhan pekerjaan yang dicantumkan dalam Daftar Usulan Staf Inti
Proyek dan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.
2. Di lokasi pekerjaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
pemimpin pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk mewakili
PIHAK KEDUA yang dapat menerima / memberikan / memutuskan segala
urusan pekerjaan di lapangan.
3. Penunjukan/penugasan/penggantian staf proyek atau pemimpin pelaksana
harus memenuhi kualifikasi kemampuan dan pengalaman yang telah
ditentukan dengan melampirkan curriculum vitae dan mendapat persetujuan
tertulis PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja harian dalam jumlah yang
cukup dan kualifikasi sesuai dengan volume dan kompleksitas pekerjaan.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 6


5. Penyediaan tenaga harian harus dilaporkan kepada PIHAK PERTAMA dalam
bentuk daftar yang dilampiri keterangan identitas setiap tenaga kerja.
6. Jika PIHAK PERTAMA meminta PIHAK KEDUA untuk memberhentikan orang
atau tenaga kerjanya dan menyatakan alasan atas permintaan tersebut, maka
PIHAK KEDUA harus menjamin dalam waktu 7x24 jam orang atau tenaga
kerja tersebut sudah harus meninggalkan lokasi pekerjaan dan tidak
berhubungan lagi dengan pekerjaan dalam kontrak.
7. PIHAK KEDUA wajib menyediakan perlengkapan pengamanan untuk
keselamatan tenaga kerja.
8. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan
ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
9. PIHAK KEDUAharusbertanggung jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA
akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakannya.
10. Jika terjadi kecelakaan pada saaat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK
KEDUA wajib memberikan pertolongan medis sepenuhnya terhadap korban
dan seluruh biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
11. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan dan ketertiban bagi pekerja yang tinggal sementara di lokasi
pekerjaan.
12. Hubungan antar para pekerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur
secara khusus, tunduk pada peraturan perburuhan yang berlaku.
13. Semua yang berkaitan dengan persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun
sub kontraktor menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA, baik di
dalam maupun di luar pengadilan.

PASAL 8.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN.
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai 100% (seratus
persen), serah terima pekerjaan yang ditetapkan sesuai yang tertera dalam
Surat Perintah Kerja, terhitung sejak Surat Perintah Kerja dan Surat
Penyerahan Lapangan diberikan/diterima PIHAK KEDUA .
2. Jangka waktu pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ditetapkan sesuai jadwal
pelaksanaan pekerjaan (time schedule) pada lampiran surat perjanjian ini.
3. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak
dapat diubah oleh PIHAK KEDUA kecuali adanya Keadaan Memaksa” seperti
diatur dalam Pasal 12 Surat Perjanjian ini atau adanya perintah penambahan /
pengurangan pekerjaan dari PIHAK PERTAMAsecara tertulis yang
mengakibatkan terdapat perpanjangan / penambahan waktu penyelesaian
pekerjaan dan diatur dalam perjanjian tambahan (Addendum).

PASAL 9.
MASA PEMELIHARAAN.
1. Masa pemeliharaan hasil pekerjaan ditetapkan selama 60 (Enam Puluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100% dan telah diterima
oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita
Acara Serah Terima I (Pertama).

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 7


2. Apabila selama masa pemeliharaan ternyata terdapat kerusakan-kerusakan
akibat iklim atau akibat kelalaian/kesalahan pemakaian/pemasangan bahan
yang tidak sesuai dengan ketentuan perjanjian, maka PIHAK KEDUA wajib
melakukan perbaikan dan seluruh biaya perbaikan tersebut ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.
3. Berkaitan dengan ayat 2 pasal ini, maka masa pemeliharaan terhitung sampai
dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud
ayat 1 dan 2 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Pihak Ketiga
untuk melakukan perbaikan tersebut dengan biaya dibebankan kepada PIHAK
KEDUA.

PASAL 10.
KENAIKAN HARGA.
1. Kenaikan harga bahan, peralatan dan upah selama masa pelaksanaan
pekerjaan pemborongan ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan (klaim) atas kenaikan harga
bahan, peralatan dan upah tersebut, kecuali apabila Pemerintah Republik
Indonesia dalam bidang moneter secara resmi menyatakan tentang kenaikan
tersebut yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atau
pemberitahuan resmi secara tertulis (eskalasi harga).

PASAL 11.
PEKERJAAN TAMBAH KURANG.
1. Perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan hanya
dianggap sah sesudah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA
dengan menyebutkan jenis, volume dan rincian pekerjaan secara jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar
harga yang disetujui kedua belah pihak.
3. Harga pekerjaan tambah kurang setinggi-tingginya 10% (sepuluh persen) dari
harga borongan dan sudah termasuk pajak yang harus dibayarkan oleh PIHAK
KEDUA.
4. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk
mengubah jangka waktu penyelesaian pekerjaan kecuali atas persetujuan
tertulis PIHAK PERTAMA.
5. Untuk pekerjaan tersebut diatas, dibuat perjanjian tambahan (Addendum).
6. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100%

PASAL 12.
SANKSI DAN DENDA.
1. Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugas dan kewajibannya sesuai Surat
Perjanjian ini dan telah mendapat peringatan tertulis dari PIHAK PERTAMA 3
(tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya,
maka untuk setiap kali melakukan kelalaian PIHAK KEDUA dikenakan “denda
kelalaian” sebesar 1% (satu persen) dengan kewajiban PIHAK KEDUA tetap
harus memperbaiki kelalaian yang diperingatkan tersebut.
2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya
dalam batas waktu yang ditetapkan, maka untuk setiap hari keterlambatan

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 8


PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan sebesar 2/1000 (dua
permil) dari biaya pekerjaan Manajemen.
3. Maksimum denda kumulatif ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari besarnya
jumlah harga borongan pekerjaan.
4. Apabila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan Manajemen bertentangan
dengan Surat Perjanjian ini dan mengakibatkan kerugian bagi PIHAK
PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerugian
tersebut.
5. Semua denda tersebut dalam pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban
pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
6. Seluruh ketentuan dalam pasal ini berlaku pula kepada PIHAK PERTAMA, jika
PIHAK PERTAMA tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan.

PASAL 13.
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE).
1. Yang dimaksud keadaan memaksa dalam perjanjian ini adalah peristiwa-
peristiwa yang berada di luar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua
belah pihak yaitu :
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir).
b. Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan
kekacauan (kecuali karyawan kontraktor).
c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan) atau kelalian
PIHAK KEDUA.
d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh Pemerintah.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa maka :
a. PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA
bahwa telah terjadi keadaan memaksa, selambat-lambatnya 2x24 jam
setelah kejadian.
b. Apabila selama 2x24 jam sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAK
PERTAMA tidak membuat pernyataan seperti tersebut pada ayat 2 a pasal
ini, maka PIHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan tersebut kepada
PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
c. Jika dalam waktu 3x24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tentang keadaan memaksa” tersebut
PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban, maka PIHAK
PERTAMAdianggap menyetujui terjadinya keadaan memaksa tersebut.
d. PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan atau pekerjaan dan segera
menghentikan seluruh kegiatan pekerjaan setelah menerima
pernyataan/persetujuan tertulis keadaan memaksa dari PIHAK PERTAMA.
e. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan
memaksa setelah diperiksa oleh PIHAK PERTAMA.
f. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah
dilakukan perhitungan dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
kewajiban keuangan kepada para pegawai dan tenaga ahli yang
dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 9


PASAL 14.
R I S I K O.
1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah karena kelalaian PIHAK KEDUA
sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul.
2. Jika pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan-kemacetan akibat tidak
tersedianya bahan dan alat-alat karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala
risiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
3. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini
menimbulkan kerugian Pihak Ketiga (orang-orang yang tidak ada sangkut
pautnya dengan perjanjian ini) akibat kelalaian PIHAK KEDUA, maka segala
kerugian ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib menutup asuransi jenis Construction All Risk (CAR) dan
atau Erection All Risk untuk semua jenis pekerjaan yang dilaksanakan dalam
surat perjanjian ini.
5. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH
Perdata.

PASAL 15.
PEMUTUSAN PERJANJIAN.
1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa
menggunakan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata setelah PIHAK PERTAMAmemberikan peringatan/teguran tertulis 3
(tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya
dalam hal :
a. PIHAK KEDUA tidak dapat memberikan Jaminan Pelaksanaan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Hak dan Kewajiban Para Pihak
setelah dilakukannya tanda tangan kontrak ini.
b. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal Surat
Penyerahan lapangan ( SPL ) diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK
KEDUA tidak memulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana
diatur dalam Pasal 1 surat perjanjian ini.
c. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kelender berturut-turut tidak
melanjutkan pekerjaan pemborongan yang telah dimulainya.
d. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan ini.
e. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan
oleh PIHAK PERTAMA.
f. PIHAK KEDUA nyata-nyata memberikan keterangan yang tidak benar yang
merugikan atau dapat merugikan PIHAK PERTAMA sehubungan pekerjaan
pemborongan ini.
g. Jika PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini tidak sesuai
dengan jadwal waktu (Time Schedule) yang telah disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.
h. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan
pekerjaan yang ditugaskan.
i. PIHAK KEDUA telah memborongkan sebagian atau seluruh pekerjaan
kepada Pihak Ketiga tanpa persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.
j. Apabila jumlah denda kumulatif telah mencapai maksimum sebesar 5%
(lima persen) dari jumlah harga pekerjaan pemborongan.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 10


2. Jika terjadi pemutusan perjanjian pemborongan secara sepihak oleh PIHAK
PERTAMA sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA
dapat menunjuk pemborong lain untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut. PIHAK KEDUA segera menyerahkan kepada PIHAK
PERTAMAasli dokumen kontrak lengkap dengan lampiran-lampirannya dan
seluruh keterangan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan PIHAK KEDUA.
3. Apabila terjadi pemutusan perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini,
maka PIHAK PERTAMA akan memperhitungkan dan menetapkan pembayaran
berdasarkan penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan
PIHAK KEDUA.

PASAL 16.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN.
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya
akan diselesaikan secara musyawarah.
2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka
akan diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai
juri/wasit, yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak dan terdiri dari
3 (tiga) orang yaitu :
a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.
b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota dan
c. Seorang Pihak Ketiga yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua
belah pihak.
3. Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat kedua belah pihak dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima
oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan
diteruskan melalui Pengadilan Negeri.

PASAL 17.
TEMPAT KEDUDUKAN.
Untuk pelaksanaan perjanjian Manajemen ini beserta segala akibat hukumnya,
kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah
di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

PASAL 18.
L A P O R A N.
1. Jika sewaktu-waktu diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk menyerahkan
sebagian atau keseluruhan dokumen kontrak, laporan, beserta catatan-catatan
selama pelaksanaan di lapangan, maka PIHAK KEDUA harus segera
menyerahkannya kepada PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala
3. Pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan, termasuk pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan sub kontraktor.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 11


4. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas dan pasti mengenai
kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
5. Laporan dan catatan tersebut dalam ayat 2 dan 3 pasal ini, dibuat berbentuk
buku harian rangkap 3 (tiga) diisi pada format yang telah disetujui Pengawas
Pekerjaan/Manajemen Konstruksi dan harus selalu berada di tempat
pekerjaan.
6. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA
foto-foto dokumentasi setiap bagian pekerjaan tentang persiapan, pelaksanaan
dan hasil pekerjaan sampai selesai yang dimasukkan dalam album dan dibuat
dalam rangkap 3 (tiga).
7. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA pada saat
penyerahan I (satu) pekerjaan yaitu: gambar-gambar sesuai dengan
pelaksanaan (As Built Drawings).

PASAL 19.
PERUBAHAN-PERUBAHAN.
1. Kedua belah pihak sepakat bahwa setiap perubahan dalam Surat Perjanjian ini
hanya dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak.
2. Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Pasal ini telah disepakati
dibuat dalam suatu amandemen yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
3. Usul Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini diajukan oleh
pihak yang satu kepada pihak yang lainnya selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari sebelum berlakunya perubahan yang diusulkan.

PASAL 21.
KORESPONDENSI.
1. Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan komunikasi baik secara lisan,
maupun tulisan selama masa kontrak berlaku untuk menghindari
kesalahfahaman diantara kedua belah pihak.
2. Demi menghindari sumber informasi yang beragam, kedua belah pihak telah
sepakat menunjuk masing-masing perwakilan untuk melakukan komunikasi
tersebut di kantor proyek.
3. Apabila terjadi perpindahan alamat, atau kedudukan terhitung 7 (tujuh) hari
sejak perpindahan tersebut, diharuskan memberitahukan kepada pihak
lainnya secara lisan yang kemudian disampaikan secara tertulis.

PASAL 22.
PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih
lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 12


3. Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan ini ditandatangani oleh kedua belah
pihak di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut diatas dan dinyatakan
berlaku sejak tanggal dikeluarkan Surat Penunjukan dan Perintah Mulai
Kerja dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. ANAK SUMBER JAYA PT. PAYUNG AGUNG NUSANTARA

WARTONO
Direktur Utama Direktur Utama

Kontrak Kerja “ GRAND TUGU HOTEL – YOGYAKARTA” - 2016 Page 13

Anda mungkin juga menyukai