Anda di halaman 1dari 25

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/304605729

DINAMIKA PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN: PEMETAAN SISTEMATIS


TERHADAP PENDIDIKAN, PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN

Article · March 2015


DOI: 10.15294/jdm.v6i1.4300

CITATIONS READS

0 1,106

1 author:

Margo Purnomo
Universitas Padjadjaran
18 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

entrepreneurship research and education View project

Fertilizer supply chain View project

All content following this page was uploaded by Margo Purnomo on 06 January 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JDM Vol. 6, No. 1 2015, pp: 97-120

Jurnal Dinamika Manajemen


http://jdm.unnes.ac.id

DINAMIKA PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN: PEMETAAN SISTEMATIS


TERHADAP PENDIDIKAN, PENGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN

Margo Purnomo 

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel:
Diterima Januari 2015 Saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli pendidikan kewirausahaan (PK)
Disetujui Februari 2015 tentang pendekatan terbaik dalam pembelajaran (BK) dan pengajaran (AK)
Diterbitkan Maret 2015 kewirausahaan. Berdasarkan Systematic Mapping Study (SMS), ada empat fokus tema
Keywords: dalam PK yaitu kebijakan untuk pendidikan kewirausahaan, konteks pendidikan
Entrepreneurship Education; kewirausahaan, pengajaran kewirausahaan, dan pembelajaran kewirausahaan.
Entrepreneurship Teaching; Berdasarkan SMS diketahui juga bahwa permasalahannya bukan tentang metode
Entrepreneurship Learning;
apa yang terbaik dalam PK tetapi pengajar kewirausahaan dituntut untuk mampu
Systematic Review
mengenali fungsi dan keunggulan setiap metode pengajaran kewirausahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan kewirausahaan yang semakin
kontekstual membutuhkan dukungan kebijakan PK yang terintegrasi baik pada ranah
makro, mezzo, dan mikro. Dukungan demikian sangat penting agar pelaksanaan
pembelajaran dan pengajaran kewirausahaan yang inovatif, efektif, dan efisien dapat
diselenggarakan.

DYNAMICS OF ENTREPRENEURSHIP EDUCATION:


SYSTEMATIC MAPPING TO EDUCATION, TEACHING, AND LEARNING

Abstract
Currently there is no agreement among experts in entrepreneurship education about the best
approach in learning and teaching entrepreneurship. The development of entrepreneurship
study is expanding, and the concept of entrepreneurship is not limited to business people.
Consequently, a good approach to entrepreneurship education depends on the purpose and
context. Based on the Systematic Mapping Study (SMS), there are four focus themes in
entrepreneurship education, namely policy for entrepreneurship education, entrepreneurship
education context, teaching entrepreneurship and entrepreneurial learning. Based on SMS
also known that the problem is not about what is the best method in entrepreneurship
education but teacher who teaching of entrepreneurship is required to recognize the functions
and advantages of each entrepreneurship teaching method. The challenge of improving
entrepreneurship education quality is not just to develop quality of teaching methods but
it will be effective if supported by political legitimacy. This indicates that the expanding
on entrepreneurship need an integrated policy support from macro, mezzo, and micro level.
Integrated policy is very important to support the implementation of innovative, effective, and
efficient entrepreneurship learning and teaching.

JEL Classification: G1, G11


Alamat korespondensi : ISSN
Jalan Bukit Dago Utara No. 25 Bandung 2086-0668 (cetak)
E-mail: nurpurnomo@yahoo.com 2337-5434 (online)
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

PENDAHULUAN Menyikapi hal tersebut, ada upaya baik


dan menarik yang digagas yaitu mengumpulkan
Entrepreneurship merupakan fenomena para pendidik kewirausahaan di Indonesia
modern. Kemajuan, ketahanan, dan daya saing dalam sebuah pertemuan yang disebut
sebuah negara pada era global ditentukan Roundtable Entrepreneur Educator (REE). Ini
oleh jumlah entrepreneur yang dimiliki oleh merupakan salah satu upaya untuk membangun
negara tersebut. Ini menyebakan peran PK saat pemahaman bersama tentang PK di Indonesia.
ini semakin strategis. Penelitian PK terbaru REE ke 2 yang diselenggarakan di Surabaya,
menunjukkan bahwa PK berperan strategis Jawa Timur, pada Juni 2014 lalu, Penulis
dalam hal pemberdayaan pemuda (Aja- mencoba melakukan pengamatan terhadap
Okorie & Adali, 2013), pembangunan daerah proses acara dan wawancara tentang PK pada
rural (Patel & C h a v d a , 2013), wilayah sembilan pendidik kewirausahaan dengan hasil
urban (Woolthuis et al., 2013), pembangunan sebagai berikut: Pertama, adanya kesadaran
regional (Muller, 2013), pertumbuhan bersama tentang pentingnya memberikan
ekonomi (Braunerhjelm, 2010), pemberdayaan PK di berbagai bidang lembaga pendidikan
disabilities people (WEDC, 2011), dan dan jenjang pendidikan. Ini nampak dari
pemberdayaan wanita (Kalyani & Kumar, 2011; heterogennya peserta yang hadir dan Penulis
Lakshmi & Rangarajan, 2012). wawancarai. Seperti dari bidang keperawatan
Hasil kajian beberapa ahli ini, sejalan dan kebidanan, lembaga swadaya masyarakat
dengan fenomena yang tumbuh di Indonesia (LSM), pelaksana corporate social responsibility
diberbagai level pendidikan yang ditawarkan, (CSR) perusahaan, bidang pariwisata, ilmu
yang memasukkan atau mencantumkan sosial dan ilmu politik, serta perpajakan.
pendidikan kewirausahaan dalam setiap Kedua, adanya kebingungan tentang
kurikulum pendidikannya, dengan harapan agar bagaimana merancang PK, khususnya pada
setiap lulusan memiliki bekal enterepreneurship lembaga pendidikan non ekonomi dan bisnis
atau berjiwa entrepreneurial. Para lulusan ini atau LSM. Beberapa penyebab kebingungan
diharapkan menjadi sumber daya manusia yang tersebut diantaranya adalah: (a) pandangan
mampu survive (Katz, 2003) dan memiliki daya sempit bahwa kewirausahaan adalah berbisnis
saing dalam lingkungan global yang kompetitif dan berorientasi pada ekonomi semata.
dan turbulen di era ekonomi pengetahuan Dengan pandangan ini akhirnya para pendidik
(Kuratko, 2003 & Teece, 2012). kewirausahaan non ekonomi dan bisnis
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya memaksakan diri menyelenggarakan pendidikan
PK di Indonesia mendorong aneka inovasi kewirausahaan dalam konteks bisnis. Misalnya
dalam penyelenggaraannya (Sudarmanto, 2011; menugaskan peserta didik non ekonomi dan
Priyanto, 2012; Mansyur, 2013 & Susilowati, bisnis berdagang atau membuat business plan.
2013). Walaupun perhatiannya meningkat, Ini menyebabkan para pendidik kewirausahaan
namun PK di Indonesia masih dinilai kurang dengan bidang studi non ekonomi dan
efektif, dengan indikasi rendahnya minat bisnis merasa melakukan dosa akademik,
berwirausaha para lulusan sekolah menengah (b) perbedaan pandangan tentang output
(Lutfiadi & Rahmanto, 2011) dan perguruan PK antara pembuat kebijakan (Departemen
tinggi (Kurnianto & Putra, 2012; Mopangga, Pendidikan dan Kebudayaan) dan pelaksana
2014), motivasi berwirausaha (Seno, 2010), kebijakan (lembaga pendidikan dan pendidik
dan jumlah wirausahawan di Indonesia kewirausahaan). Banyak pendidik yang
(Priyanto, 2012). juga menjelaskan bahwa berharap bahwa setelah peserta didik mengikuti
minat berwirausaha lulusan lembaga pendidikan PK maka peserta didik mampu dan siap menjadi
sangat rendah, yaitu 22,63% untuk SLTA dan pengusaha. Sementara salah satu narasumber
6,14% untuk lulusan perguruan tinggi. dari DIKTI menyatakan bahwa ouput PK
98
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

adalah membangun jiwa kewirausahaan, korelasi antara potensi ilmu yang dipelajarinya
(c) pendidik merasa kurang memperoleh dengan potensi sumber daya di wilayah tempat
rujukan buku teks tentang perkembangan tinggalnya.
kontemporer PK khususnya di Indonesia. Fenomena di atas merupakan indikasi
Walaupun demikian, para pendidik menyadari bahwa sementara ini PK umumnya masih
bahwa kewirausahaan berkembang semakin merupakan isolated island (Todorov &
kontekstual sehingga menuntut pendidik atau Papazov, 2009; Purnomo, 2014). Penulis juga
pengelola lembaga pendidikan untuk lebih memperhatikan fenomena PK yang heterogen.
kontekstual juga dalam menyelanggarakan Hal ini sesuai dengan pendapat Schultz yang
PK dan (d) kurangnya penelitian efektivitas telah menyarankan sejak tahun 1975 agar
PK. Ini menyebabkan para pendidik kurang konsep entrepreneurship tidak terbatas untuk
memiliki rujukan untuk melakukan evaluasi dan orang-orang bisnis semata (Kuip & Verheul,
pengendalian proses PK yang telah dilakukan. 2003). Fenomena tersebut juga menjadi
Karena itu keberhasilan satu dua orang peserta latar belakang yang mendasari Penulis untuk
didik dalam berbisnis atau membuat perusahaan berusaha melakukan penelitian terhadap
sering menjadi justifikasi keberhasilan pendidik berbagai pustaka yang berhubungan dengan
kewirausahaan dalam mengajar, walaupun PK dalam rangka menjawab permasalahan
bisnis atau perusahaan peserta didik berbeda tentangarea apa saja yang ada dalam pendidikan
dengan latar belakang bidang keilmuannya. kewirausahaan?area apa saja yang ada dalam
Ketiga, ada kecenderungan bahwa pengajaran kewirausahaan? Area apa saja yang
umumnya keberhasilan berwirausaha difahami ada dalam pembelajaran kewirausahaan? dan
sebagai keberhasilan membangun perusahaan. berapa banyak artikel yang tercakup dalam
Pemahaman ini berdampak pada indikator setiap area?.
kesuksesan seorang wirausahawan umumnya Menjawab permasalahan itu Penulis
dilihat dari aspek keuangan, pemasaran, dalam paper ini melakukan penelitian dengan
operasi, atau sumber daya manusia. Misalnya systematic mapping study (Petersen et al.,
perkembangan aset, daya laba, jumlah pegawai, 2009). Systematic mapping study (SMS) sendiri
dan capaian market share. Informasi tersebut merupakan bagian dari systematic literature
sering menjadi media untuk memprofokasi review (SLR) karena SMS merupakan tahap
peserta didik berwirausaha. Padahal secara awal sebelum melakukan SLR (Kitchenham
teoritis, keberhasilan berwirausaha adalah & Charters, 2007; Petersen et al., 2009).
keberhasilan mengidentifikasi peluang dan Menggunakan SLR dalam kewirausahaan
melakukan venture. merupakan pendekatan yang cocok untuk
Keempat, pengelolaan PK belum penelitian kewirausahaan (Pittaway & Cope,
memiliki action plan yang disepakati bersama. 2006; Henry et al., 2013).
Dampaknya adalah PK cenderung tidak Menggunakan SMS juga sesuai
strategis, berjalan sendiri-sendiri, tidak tujuan artikel ini yaitu memetakan dan
konsisten, dan dukungan yang rendah dari mengelompokkan publikasi ilmiah dibidang
para stakeholder. Pada era otonomi saat ini PK sehingga dapat diperoleh gambaran tentang
setiap pendidik kewirausahaan juga diberikan PK sampai dengan saat ini. SMS memberikan
otonomi untuk mengembangkan model PK. keleluasaan bagi Peneliti untuk melibatkan
Namun karena alasan keterbatasan, rancangan berbagai pustaka sesuai dengan fokus tema
model PK umumnya sekedar formalitas dan penelitian yang dilakukan (Petersen et al.,
belum memperhatikan karakteristik dan potensi 2009). Dengan demikian temuan dalam artikel
sumber daya lokal, demografis, dan geografis. ini diharapkan dapat menjadi initial research
Akibatnya, lulusan sekolah atau universitas untuk ditindaklanjuti dengan tahap SLR
tidak ‘mengimani’ adanya peluang pada selanjutnya atau penelitian lapangan tentang PK
99
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

di Indonesia serta memberikan arahan kedepan dengan munculnya berbagai konsep baru
dan merangsang ide untuk mengembangkan kewirausahaan yang spesifik pada bidang-
kualitas PK di Indonesia. bidang tertentu seperti women entrepreneurship,
social entrepreneurship (Brock & ASHOKA,
Pendidikan Kewirausahaan 2008), technopreneurship, rural entrepreneurship,
urban entrepreneurship, minority entrepreneurship,
Hasil penelitian Fayolle et all. (2006) ecopreneurship (Purnomo, 2014) dan
mendefinisikan PK sebagai: bahkan lebih spesifik lagi seperti rural women
entrepreneurship (Onwurafor & Enwelu, 2013)
”any pedagogical programme or process dan ecotourism entrepreneurship (Asadi &
of education for entrepreneurial attitudes Kohan, 2011). Setiap bidang tersebut tentunya
and skills, which involves developing certain
personal qualities”. Selanjutnya menurut The akan menuntut konten PK yang berbeda
Organization for Economic Cooperation and karena kewirausahaan pada setiap bidang
Development (OECD, 2009) menyatakan bahwa tersebut tentunya memiliki pengetahuan dan
Entrepreneurship education is the application of
enterprise skills specifically to the creation and keterampilan yang khas sehingga menuntut
growth of organisations, with entrepreneurship desain PK yang berbeda. Contoh kondisi
education focusing on developing skills and tersebut adalah buku karya Brock dan ASHOKA
applying an enterprising mindset in the specific (2008) tentang Social Entrepreneurship: Teaching
contexts of setting up a new venture, developing
and growing an existing business, or designing an Resources Handbook, yaitu buku pegangan
entrepreneurial organization.” khusus bagi pengajar kewirausahaan di bidang
kewirausahaan sosial.
Berdasarkan kedua pengertian pengertian Konsep kewirausahaan yang semakin
tersebut nampak bahwa PK tidak diartikan meluas menunjukkan bahwa kewirausahaan
sempit sebagai pendidikan dalam konteks bukan monopoli lembaga pendidikan ekonomi,
menciptakan perusahaan baru, atau berbisnis. bisnis, atau manajemen. Penelitian Lindner
Pengertian tersebut selaras dengan (2012) dalam konteks filsafat pendidikan
penegasan Sarasvathy dan Venkataraman ekonomi menyatakan bahwa pendidikan
(2011) yang menyatakan bahwa kewirusahaan kewirausahaan dibutuhkan karena “society needs
merupakan fenomena yang sangat heterogen. a culture of independence and responsibility”.
Perkembangan kewirausahaan sendiri saat ini Oleh sebab itu wirausahawan menurut
semakin kontekstual. Hal ini diindikasikan Lindner (2012) adalah pribadi-pribadi

Sumber: Smith & Petersen (2006)


Gambar 1. Peran Sosial Wirausahawan

100
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

dinamis (dynamic person) yang membuat pikir peserta belajar. Oleh sebab itu para ahli
perekonomian dan masyarakat terus bergerak. mengkritisi penggunaan desain pedagogis
Perkembangan demikian membuat PK konvensional yang cenderung teacher
membutuhkan dukungan kebijakan sejak di centered. Kalaupun tetap menjalankan desain
tingkat pemerintahan pusat sampai dengan pedagogi konvensional Klapper (2010)
pelaksana di kelas-kelas kewirausahaan guna merekomendasikan untuk menggunakan
menjaga ketersediaan para dynamic persons innovative pedagogy, atau pendapat Tasnim dan
tersebut. Secara ringkas Smith & Petersen Yahya (2013) yaitu active pedagogy.
(2006) membuat siklus peran wirausahawan, Upaya yang baik dan menarik dilakukan
pembuat kebijakan, dan masyarakat seperti oleh Lackeus et al. (2013) yang berusaha
pada Gambar 1. membuat kerangka kerja tentang dualisme
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di pengajaran kewirausahaan seperti pada
atas maka dapat diambil proposisi sebagai Gambar 2. Gambar 2 merupakan panduan
berikut: menyusun kurikulum yang menjembatani
antara teori pendidikan dan kewirausahaan.
Proposisi 1: Pelaksanaan PK membutuhkan Penelitian Onojetah & Amiaya (2013)
dukungan kebijakan dari pemerintah, mengusulkan pendekatan baru pada kurikulum
lembaga pengelola, dan pelaksana PK di kewirausahaan, yaitu The Multiple Contexts of
kelas-kelas kewirausahaan Entrepreneurship Education/ Studies Curriculum
Proposisi 2: PK memiliki bentuk yang heterogen and Instruction. Pendekatan ini berusaha
tergantung konteks pelaksanaan PK. mengikuti perkembangan kewirausahaan yang
semakin kontekstual. Berdasarkan penjelasan-
Selanjutnya, kunci keberhasilan PK penjelasan di atas maka dapat diambil proposisi
menurut Arasti et al. (2012) adalah untuk sebagai berikut:
menemukan cara yang paling efektif untuk Proposisi 3: Pelaksanaan AK dilakukan secara
mengelola keterampilan mendidik dan kontekstual dan pengajar berperan
mengidentifikasi perpaduan terbaik antara memfasilitasi.
kebutuhan siswa dan teknik pengajaran,
karena itu, dalam kajian pustaka ini diulas juga Pembelajaran Kewirausahaan
tentang pengajaran (AK) dan pembelajaran
kewirausahaan (BK). Pembelajaran kewirausahaan (BK)
didefinisikan oleh Rae dan Carswell (2000)
Pengajaran Kewirausahaan sebagai proses pemecahan masalah yang
berpusat pada akuisisi, penyimpanan dan
Hasil penelitian Albornoz & Rocco penggunaan pengetahuan kewirausahaan dalam
(2009) berpandangan bahwa cara paling memori jangka panjang. Walau demikian, BK
menjanjikan memperbaiki PK adalah umumnya disederhanakan sebagai belajar
memperbaiki pengajaran kewirausahaan (AK). bagaimana mengenali kesempatan (Rae, 2003;
AK adalah Lumpkin & Lichtenstein, 2005). Penelitian Rae
(2003) mengusulkan bahwa fokus BK adalah
”the process of providing individuals with
the concepts and skills to recognize opportunities mengenali kesempatan, dengan alasan bahwa
that others have overlooked and to have the insight, identifikasi kesempatan adalah tindakan belajar
self-esteem, and knowledge to act where others have itu sendiri dan sumber motivasi untuk belajar
hesitated’’ kewirausahaan. Output PK idealnya adalah
kemampuan mengidentifikasi adanya peluang
Berdasarkan pengertian tersebut, atau mengidentifikasi ide yang baik dan
AK sebaiknya mampu memicu inspirasi, mengubahnya menjadi sebuah konsep bernilai
membangkitkan emosi, dan merubah pola tambah (Lumpkin & Lichtenstein, 2005).

101
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

POSITIVISM INTERPRETIVISM
TRADITIONAL EDUCATION PROGRESSIVE/CONSTRUCTIVIST EDUCATION
TRADITIONAL EDUCATION ENTREPRENEURIAL EDUCATION
SCIENTIFIC METHOD ENTREPRENEURIAL METHOD

Simplicity Complexity
Science as… Reductionist Holistic Deshpande, 1983; von
Bertalanffy, 1972
Learning as… Standardized localized & child-centered Tynjala, 1999
Entrepreneurship single-subject Multidisciplinary Cotton, 1991
education as…
A method to… harness nature unleash human nature Sarasvathy & Venkatara-
man, 2010

Individual Social
Scientist regards… reality a concrete structure reality a social construction Cunliffe, 2011
Learning as… individual work social interaction/storytelling Jeffrey & Woods, 1998;
Egan, 2008
Entrepreneurship know-that know-who & know-how Cotton, 1991
education as…
A method for the… Objective Intersubjective Sarasvathy & Venkatara-
man, 2010

Content Process
Science process… Linear Iterative Cunliffe, 2011
Learning activities product focus process focus Jeffrey & Woods, 1998
with…
Entrepreneurship Content Process Cotton, 1991
education as…
A method that is… Linear Iterative Sarasvathy, 2001

Detached Attached
Science should be… dispassionate/value free meaning-making/value-bound Cunliffe, 2011; Lincoln &
Guba, 1985
A classroom where… learner is passive learner is active & emotional Tynjala, 1999; Egan,
2008
Entrepreneurship absolute detachment emotional involvement Gibb, 1987
education as…
A method that is… transaction based commitment based Sarasvathy & Dew, 2005

Theory Practice
Science about… objective reality live experience Weber, 2004
Learning focusing on… inert knowledge practical experience Tynjala, 1999; Egan,
2008
Entrepreneurship emphasis on theory emphasis on creation Ollila & Middleton, 2011
education with…
A method for… observation & “law” discovery action & co-creation Sarasvathy & Venkatara-
man, 2010

Gambar 2. Dualisme Pengajaran Kewirausahaan


Sumber: Lackeus et al. (2013)

102
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

Pembelajaran kewirausahaan seperti constructive. Berdasarkan penjelasan-penjelasan


halnya bidang studi lain telah diselenggarakan di atas maka dapat diambil proposisi sebagai
dengan menggunakan berbagai teori berikut:
pembelajaran. Efektivitasnya menantang para Proposisi 4: Pelaksanaan BK dilakukan dengan
pelaksana PK untuk terus mengembangkan pendekatan-pendekatan inovatif.
pendekatan terhadap BK. Hal ini seperti
pendapat Garavan & Cinneide (1994) yang METODE
berkata bahwa sampai saat ini kita tidak tahu
bagaimana wirausahawan belajar. Para penulis Metode penelitian dalam paper ini
merekomendasikan agar dalam BK peserta adalah SMS. SMS termasuk ke dalam SLR
di ajak langsung ke lapangan dan merasakan karena merupakan tahap awal sebelum
langsung berwirausaha. Selain itu, hampir semua melakukan SLR (Kitchenham & Charters,
penulis konsisten mengkritisi penggunaan 2007; Petersen et a., 2009). Ada dua argumen
desain pedagogis yang cenderung pasive learning yang melandasi dilakukannya SLR dalam paper
dan merekomendasikan active learning seperti ini. Pertama, pendapat Pittaway et al. (2008)
kompetensi (Man, 2006 & Mulder et al., 2007), yang menyatakan bahwa SLR dalam penelitian
co-participation (Taylor & Thorpe, 2004), kewirausahaan berguna untuk mengurangi
kontingensi (Honig, 2004), problem based fragmentasi. Ini dapat dilakukan dengan cara
learning (Tan & Ng, 2006), dan action learning membedakan atau menghubungkan pustaka
(Taylor et al., 2004). Pendekatan-pendekatan kewirausahaan, membuat generalisasi kerangka
tersebut memposisikan peserta sebagai subyek, tematis tertentu, serta membuat arahan baru
dan pengajar sebagai fasilitator atau menurut untuk penelitian empiris kewirausahaan
Lourenco dan Jones (2006) bersifat bottom-up (Pittaway et al., 2008). Kedua, pendapat Hindle
Tabel 1. Perbedaan SMS dengan SLR

No Keterangan SMS SLR


1 Tujuan Melakukan pemetaan, Melakukan identifikasi best practice
pengelompokkan, analisa tematis, berdasarkan bukti empiris secara detail
dan mengidentifikasi publikasi Tindak lanjut hasil SMS dengan
Tahap awal dalam melakukan SLR memilih tema tertentu hasil analisa
tematis dalam SMS
Pertanyaan Lebih luas dan umum Lebih sempit dan spesifik
penelitian
2 Kelebihan/ Tidak mampu menunjukkan missing Mampu menunjukkan missing atau
Kelemahan atau insufficient evidence dalam studi insufficient evidence dalam studi yang
yang telah ada telah ada
Lebih umum Lebih detail
3 Metode Thematic analysis Meta analysis
Ekstraksi Tidak melakukan evaluasi terhadap Melakukan evaluasi kualitas artikel
data kualitas artikel karya ilmiah karya ilmiah
4 Analisa data Membuat ringkasan dan Melibatkan in depth analysis technique
pengelompokkan data untuk seperti meta-analysis atau narrative
menjawab pertanyaan penelitian synthesis
Sumber: Kitchenham & Charters (2007) dan Petersen et al. (2009)

103
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

(2007) yang mengemukakan bahwa dalam di atas, tema yang dipilih adalah pendidikan
konteks PK, banyak sekali inovasi pendidikan kewirausahaan (PK), pengajaran kewirausahaan
yang telah dilakukan oleh para pendidik (AK), dan pembelajaran kewirausahaan
maupun lembaga pendidikan. Hal ini bagus (BK). Tema ini diangkat berdasarkan hasil
namun kita perlu mengetahui konsistensi dari pengamatan Penulis terhadap proses acara
setiap inovasi PK yang telah dilakukan. Karena dan tanya jawab peserta dengan panelis selama
itu, SLR merupakan pendekatan yang cocok berlangsung acara REE serta wawancara penulis
untuk penelitian kewirausahaan (Pittaway & dengan sembilan informan pendidik bidang
Cope, 2006; Henry et al., 2013). studi kewirausahaan yang menjadi peserta REE.
SLR sendiri menurut Thorpe et al. Informan terdiri dari dua dosen kewirausahaan
(2005) sebaiknya memenuhi prinsip dasar dari sekolah tinggi keperawatan dan kebidanan,
SLR, yaitu transparan, jelas, fokus dan seragam. dua orang fasilitator pelatihan kewirausahaan
Guna memenuhi prinsip tersebut maka perlu dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), satu
melakukan SMS karena SMS dalam SLR orang pelaksana corporate social responsibility
membantu menghasilkan pemetaan dan (CSR) perusahaan BUMN, satu orang
pengelompokkan tema-tema yang berguna pelaksana corporate social responsibility (CSR)
untuk penelitian selanjutnya (Kitchenham perusahaan swasta, satu dosen kewirausahaan
& Charters, 2007; Petersen et al., 2009). sekolah tinggi pariwisata, satu orang dosen
Walaupun merupakan bagian dari SLR, kewirausahaan dari fakultas ilmu sosial dan ilmu
Kitchenham dan Charters (2007) dan Petersen politik, serta satu orang dosen kewirausahaan
et al. (2009) memberikan perbedaan SMS dari D3 Perpajakan.
dengan SLR seperti pada Tabel 1. Adapun tahap Pertanyaan awal yang diberikan pada
SMS dalam artikel ini dilakukan berdasarkan setiap informan adalah “apa tanggapan bapak/
rancangan SMS Petersen et al. (2009) seperti ibu terhadap pendidikan kewirausahaan yang
pada Gambar 3. selama ini sudah bapak/ibu praktikkan?”.
Hasil pengamatan dan wawancara Penulis
HASIL DAN PEMBAHASAN ringkas seperti yang dijelaskan dalam latar
belakang di atas, (b) menentukan kajian
Berdasarkan proses SMS pada Gambar tematis. Target tahap ini adalah menemukan
3, berikut adalah penjelasan setiap tahap SMS tema yang merangsang wawasan kedepan dan
yang dilakukan dalam artikel ini: Pertama, cocok dengan kebutuhan PK. Berdasarkan
menentukan pertanyaan penelitian atau tahap latar belakang di atas, Penulis menentukan
definition of research question. Pada tahap ini kajian tematis SMS dalam paper ini adalah
Penulis melakukan hal-hal sebagai berikut: ‘Pendidikan, Pembelajaran, dan Pengajaran
(a) memilih tema. Berdasarkan latar belakang Kewirausahaan’. Secara empiris Bchini (2012)

Process Steps
Definition of Conduct Search Screening of Papers Keywording using Data Extraction and
Research Question Abstracts Mapping Process

Review Scope All Papers Relevant Papers Classification Systematic Map


Scheme
Outcomes

Sumber: Petersen et al. (2009)


Gambar 3. Proses Systematic Maps

104
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

menemukan bahwa penelitian terhadap Google karena Google bermanfaat untuk


pengajaran kewirausahaan cenderung kurang penelitian khususnya initial research. Pencarian
memperoleh perhatian para peneliti. Sementara dengan web based search engines dilakukan
Albornoz (2013) dan Purnomo (2014) pada tanggal 28 Juni 2014 dengan keywords:
menemukan bahwa sulit sekali mengidentifikasi entrepreneurship education, entrepreneurship
strategi pembelajaran dan pengajaran yang tepat teaching dan entrepreneurship learning.
dalam kewirausahaan karena variasinya yang Pencarian dengan keywords entrepreneurship
sangat banyak dan (c) membuat pertanyaan education menampilkan 418 pustaka paling
penelitian yaitu: relevan dengan keywords, ditampilkan dari 0 ke
1 sampai 0 ke 42 atau halaman layar ke 1 sampai
Pertanyaan penelitian 1: Area apa saja yang ada 42. Pencarian dengan keywords entrepreneurship
dalam PK? teaching menampilkan 459 pustaka paling
Pertanyaan penelitian 2: Area apa saja yang ada relevan dengan keywords, ditampilkan dari 0 ke
dalam AK? 1 sampai 0 ke 46 atau halaman layar ke 1 sampai
Pertanyaan penelitian 3: Area apa saja yang ada 46. Sedangkan dengan keywords entrepreneurship
dalam BK? learning menampilkan 528 pustaka paling
Pertanyaan penelitian 4: Berapa banyak artikel relevan, ditampilkan dari 0 ke 1 sampai 0 ke 53
yang tercakup dalam setiap area? atau halaman layar ke 1 sampai 53.
Pemilahan tahap screening of papers
Pencarian pustaka atau tahap conduct dipilah pustaka yang relevan dan cocok dengan
research. Pencarian literatur yang relevan kajian tematis yang telah diputuskan. Pada
dilakukan dengan memanfaatkan web based tahap pemilahan Penulis juga mengacu Idrees
search engines, yaitu Google. Memanfaatkan et al. (2013) dan hasilnya ditampilkan dalam
Google dalam SLR pada penelitian Tabel 2.
kewirausahaan sebelumnya dilakukan juga Tabel 3 adalah deskripsi umum literatur
oleh Brown (2007); Gursel (2013); Idrees et yang cocok menjadi referensi. Total sebanyak
al. (2013); dan Purnomo (2014). Gray et al. 111 artikel yang mengkaji PK, BK, dan AK.Tren
(2012); Gehanno et al. (2013); dan Giustini & jumlah artikel cenderung meningkat sejak
Boulos (2014) berpendapat bahwa para peneliti tahun 2003. Hal ini menunjukkan bahwa
SLR dapat mengandalkan mesin pencari penelitian dan kajian terhadap pendidikan,

Tabel 2. Tahap Pemilahan Literatur

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3


Deskripsi Literatur Pemilahan literatur Pemilihan literatur
relevan karya ilmiah karya ilmiah yang
yang relevan cocok dengan
kajian tematis
Jumlah temuan dengan keywords: 418 143 38
“entrepreneurship education”
Jumlah temuan dengan keywords: 459 102 53
“entrepreneurship teaching”
Jumlah temuan dengan keywords: 528 98 20
“entrepreneurship learning”
Jumlah 111
Sumber: Tabel di adaptasi dari Idreeset al. (2013)

105
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

Tabel 3. Gambaran Umum Literatur Pengajaran dan Pembelajaran Kewirausahaan


No Kategori Sub-Kategori Jumlah Persentase
1 Sumber Literatur Jurnal 52 46,85
Makalah/Prosiding Seminar 40 36,04
Laporan Lembaga Pemerintah/Swasta 15 13,51
Tesis 1 0,90
Disertasi 3 2,70
Jumlah 111 100
2 Tahun Sebelum 2003 4 3,60
2003-2006 17 15,32
2007-2010 36 32,43
2011-2014 54 48,65
Jumlah 111 100
3 Asal Peneliti/ Asia 27 24,32
Penulis Amerika 34 30,63
Afrika 13 11,71
Eropa 32 28,83
Australia 3 2,70
Tidak Dicantumkan 2 1,80
Jumlah 111 100
Sumber: data yang diolah (2014)
pengajaran dan pembelajaran kewirausahaan dalam satu kategori yang sama. Ketika Penulis
cenderung semakin memperoleh perhatian mengalami kesulitan mengkategorikan, Penulis
para peneliti.Jika dihubungkan dengan memperdalam pemahaman artikel dengan cara
adanya peningkatan tren perhatian terhadap melihat bagian pengantar, pendahuluan, atau
pendidikan kewirausahaan dalam satu dekade kesimpulan artikel. Hasil pengelompokkan
terakhir (Pittaway et al., 2008; Purnomo, kata kunci menjadi sub fokus tema seperti
2014) maka ini indikasi bahwa pendidikan, disampaikan dalam Tabel 4.
pengajaran dan pembelajaran kewirausahaan Pemetaan atau tahap data extraction
merupakan bidang penelitian baru yang and mapping process. Setelah memiliki skema
sedang diperhatikan. Artikel di dominasi oleh pengelompokkan selanjutnya artikel yang
penulis dari Amerika dan Eropa. Hal ini wajar relevan digabung dalam kategori yang sama.
karena secara umum diketahui bahwa Amerika Artikel yang cocok dikelompokkan berdasarkan
dan Eropa dipandang sebagai penggagas PK persamaan tema. Hasil pengelompokkan
(Kuratko, 2003). disampaikan di Tabel 4. Berdasarkan skema
Skema pengelompokan atau tahap pengelompokkan diketahui bahwa pada
keywording using abstract. Hasil pada tahap fokus tema PK ada 38 artikel dan terbagi ke
ini adalah skema pengelompokkan artikel. dalam tiga kelompok sub fokus tema/area
Keywording dilakukan dengan dua langkah. yaitu kebijakan dalam PK, PK dalam konteks
Langkah pertama Penulis meninjau abstrak business entrepreneurship, dan PK dalam konteks
serta memperhatikan kata kunci dan konsep- non-business entrepreneurship; fokus tema AK
konsep dalam artikel yang mencerminkan memiliki 53 artikel dan terbagi ke dalam tujuh
kontribusi artikel terhadap PK, AK dan kelompok sub fokus tema/area yaitu tujuan dan
BK. Penulis pada saat yang sama juga kebutuhan pengajaran, pendekatan pengajaran,
memperhatikan konteks artikel. Langkah penyusunan kurikulum, infrastruktur
kedua Penulis menggabungkan kata kunci pengajaran, evaluasi pengajaran, teknik
106
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

Tabel 4. Pembagian Fokus Tema dan Sub Fokus Tema

Fokus Tema Sub Fokus Tema Penulis/Peneliti Jumlah %


Pendidikan Kebijakan Awasthi, 2012; Ogundele & Abiola, 2006; Zhou & Xu, 2012;
Kewirausahaan dalam PK Fan et al., 2013; ACE Initiative Development Committee,
2009; Cooney & Murray, 2008; Pittaway & Cope, 2006;
Ramanigopal et al., 2012; Aspen Youth Entrepreneurship
Strategy Group, 2008; Kaijage & Wheeler, 2013; Dreisler,
22
2007; Edelman et al., 2008; Lefebvre & Collot, 2012;
Mäkimurto-Koivumaa, 2012; Dragusin & Balalia, 2010;
Babwah, 2012; Williamson et al., 2013; Klerk & Dippenaar,
2003; Todorov & Papazov, 2009; Streeter & Jaquette, 2004;
Kailer, 2006; Kefalas et al., 2012;
PK dalam Ras & Pretorius, 2007; Fitriati, 2012; Soare, 2008; Larsen &
Konteks Nagel, 2013; Weber et al, 2009; Charney & Libecap, 2005;
8 7,21
Business NSCL, 2012; AYESG, 2008;
Entrepreneurship
PK dalam Calvert, 2011; Frazier et al, 2011; EACA, 2012; Cranwell et al,
Konteks 2005; Dodescu & Badulescu, 2010; Marques & Albuquerque,
8 7,21
Non-Business 2012; Huber et al., 2012; GVEPI, 2010;
Entrepreneurship
Pengajaran Tujuan & Kebu- Linan, 2004; Hamidi et al, 2008; Muofhe & Toit, 2011; Lorz,
Kewirausahaan tuhan Pengajaran 2012; Kalyani & Kumar, 2011; Lindner, 2012; Albornoz, 2013; 7 6,31

Pendekatan Bechard & Toulouse, 1995; Popta, 2002; Otuya et al., 2013;
Pengajaran Wee, 2004; Priyanto, 2012; Painter, 2007; Honig, 2004;
Rasmussen & Sørheim, 2006; Mansor & Othman, 2011; White
et al, 2011; Hindle, 2007; Dreisler, 2007; Kleemann, 2011; 20
Naderi et al., 2013; Lackéus et al., 2013;; Shaikh et al., 2014;
Thornberry, 2002; Hanke et al., 2005; Venesaar & Kolbre,
2007;Stylman & Hannula, 2007.
Penyusunan Onojetah & Amiaya, 2013; AOC, 2013;
2 1,80
Kurikulum
Infrasruktur Hindle, 2002; Gelderen & Verduyn, 2003; Allegra et al., 2013;
Pengajaran Nasrudin & Othman, 2012; Koopman et al., 2014; Klapper, 8 7,21
2010; BGI, 2011; Tasnim & Yahya, 2013.
Evaluasi Antonciq et al., 2007; von Graevenitz et al., 2010; Bchini, 2012;
Pengajaran Borcher & Park, 2011; Leino et al., 2009; Frazao et al., 2007; 8 7,21
Andrijevskaja, 2007; Monteros & van Dorp, 2009
Teknik mengajar Egge, 2006; Venesaar & Kolbre, 2007; Kralj, 2005; Pihie &
Sani, 2009; Ying, 2007; Lonappan, 2013; Neck & Greene, 7 6,31
2011.
Keterampilan Rosiński & Klich, 2007
1 0,90
spesifik
Pembelajaran Kualifikasi EAR, 2006
1 0,90
Kewirausahaan pembelajaran
Pembelajaran Mauchil et al., 2011; Arasti et al., 2012; Holtsch& Hoppe,
4 3,60
Tradisional 2007; White et al., 2011.
Pembelajaran Tervonen, 2007; Dalin, 2008; Ehiobuche et al., 2012;
Inovatif Frederick, 2007; Jarna et al., 2006; Heriot et al., 2012; Hickey
& Salas, 2013; Stylman & Hannula, 2007; Malinen & Partanen, 15
2007; Kirketerp, 2011; Mansor & Othman, 2011; Rodríguez et
al., 2012; Romo et al., 2013; Sidhu et al., 2014; Suonpaa, 2013
Jumlah 111 100
Sumber: data yang diolah (2014)

107
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

mengajar, dan keterampilan spesifik; dan fokus yaitu tingkat makro, meso, dan mikro
tema BK memiliki 20 artikel dan terbagi ke (Audretsch et al., 2006 & Karlsson et al., 2006).
dalam tiga sub fokus tema/area yaitu kualifikasi Pada ranah makro, kebijakan PK bersifat
pembelajaran, pembelajaran tradisional, dan strategis dan berada pada tingkat negara.
pembelajaran inovatif. Kebijakan di tingkat ini diperlukan sebagai
payung bagi institusi-institusi penyelenggara
Pendidikan Kewirausahaan PK, berkenaan dengan kerangka kebijakan yang
dapat dilakukan pemerintah dan stakeholder
PK tidak menjanjikan dapat menghasilkan untuk membangun kondisi yang mendukung
wirausaha sukses, namun kebijakan terhadap terhadap efektivitas dan efisiensi PK di suatu
PK dapat memicu peningkatan pengetahuan negara atau wilayah. Pada ranah ini diketahui
dan keterampilan yang diperlukan untuk bahwa tidak efektifnya PK disebabkan oleh
berperilaku entrepreneurial (Klerk & Dippenaar, kurangnya evaluasi terhadap PK, rendahnya
2003). Evaluasi terhadap PK dapat dilakukan dukungan politik dan infrastruktur, serta PK
dengan cara melihat hasil ujian tingkat diposisikan sebagai “isolated island”. Oleh
pengetahuan dan keterampilan berwirausaha sebab itu, para ahli membuat rekomendasi-
peserta belajar, mengevaluasi pelajaran dan rekomendasi kebijakan makro PK seperti
pengajar kewirausahaan, serta mengevaluasi disampaikan dalam Tabel 5.
indikator-indikator demografis seperti tingkat Kebijakan PK pada ranah mezzo
pendapatan, angka pengangguran, ketersediaan berkenaan dengan kebijakan yang dapat
lapangan kerja, dan pertumbuhan jumlah dilakukan oleh institusi penyelenggara PK
perusahaan (Nasrudin & Othman, 2012). dalam mengimplementasikan kebijakan di
Guna mendukung peningkatan pada ranah makro, khususnya berkenaan dengan
aspek-aspek tersebut maka kebijakan PK dapat pengelolaan dan rancangan pendidikan
dikelompokkan dalam tiga ranah kebijakan, kewirausahaan di lembaga-lembaga pendidikan.

Tabel 5. Rekomendasi Kebijakan Makro Pendidikan Kewirausahaan

No Rekomendasi Kebijakan Makro Pendidikan Kewirausahaan


1 Sistem pendidikan kewirausahaan dirancang sejak pendidikan dasar sampai universitas
2 Memberikan dukungan untuk pengadaaan infrastruktur pendidikan yang memadai
3 Membangun kolaborasi antara sekolah/universitas, institusi bisnis, masyarakat, dan pemerintah
4 Meningkatkan penelitian, evaluasi, dan perbaikan yang berkelanjutan
5 Mengurangi hambatan latar belakang budaya, pendidikan, gender, dan usia dalam berwirausaha
6 Mempromosikan kewirausahaan sebagai pilihan karir
7 Pendidikan khusus untuk pengajar kewirausahaan
8 Membangun lingkungan sosial, politik, dan budaya yang mendukung perilaku berwirausaha
9 Meningkatkan technology literacy dalam berwirausaha
10 Membangun Fakultas Kewirausahaan
11 Mencocokan antara praktik berwirausaha dengan materi kewirausahaan pada buku textbook
12 Membangun legitimasi politis
13 Restorasi moral wirausahawan
14 Meningkatkan peran wanita, pemuda, dan daerah rural
15 Pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran kewirausahaan multi disiplin
Sumber: data yang diolah (2014)

108
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

Contoh kebijakan pada ranah mezo yang itu pengelompokkan dibagi menjadi dua sub
diantaranya adalah Objectives-Curriculum- fokus tema yaitu PK dalam konteks business
Evaluation (Babwah, 2012; Kailer, 2006), entrepreneurship dan PK dalam konteks non-
program kolaborasi sekolah/universitas- business entrepreneurship. Pada sub fokus tema
perusahaan-masyarakat/ market (Dragusin kedua, ditemukan ada enam konteks PK, yaitu
& Balalia, 2010; Klerk & Dippenaar, 2003; social entrepreneurship education (Calvert, 2011),
Williamson et al., 2013; Todorov & Papazov, urban/rural entrepreneurship education (Frazier
2009); Magnet Vs Radiant Program (Streeter et al., 2011), food entrepreneurship education
& Jaquette, 2004), dan Flying-Faculty Model (Cranwell et al., 2005), woman entrepreneurship
(Kefalas et al., 2012). education (Dodescu & Badulescu, 2010),
Secara umum diketahui bahwa para early & youth entrepreneurship education
penyelenggara PK berkiblat ke Amerika (Marquez & Albuquerque, 2012; Huber et al.,
dan Eropa (Kuratko, 2003). Di Amerika 2012; EACA, 2012), energy entrepreneurship
umumnya kewirausahaan dipandang sebagai education (GVEPI, 2010), dan engineering
growth-oriented ventures. Karena itu, PK di entrepreneurship education (Mäkimurto-
Amerika lebih menekankan pada keterampilan Koivumaa, 2012). Temuan ini mengindikasikan
membangun, membiayai, dan mempercepat bahwa PK semakin berkembang dan spesifik,
pertumbuhan perusahaan. Sedangkan di Eropa, menyesuaikan diri dengan kebutuhan
kewirausahaan berkenaan dengan usaha kecil di masyarakat. Sebagai contoh, ahli dari
dan menengah (UKM) serta pengembangan Irlandia bernama Thomas Cooney dan
entrepreneurial capacity untuk mendukung Trudie Murray memperkenalkan diri dari
aktivitas sehari-hari di rumah, di dunia kerja, lembaga PK yang khusus memperhatikan
dan di masyarakat baik dalam akivitas sosial minority entrepreneurship. Perkembangan ini
maupun aktivitas komersial. Australia lebih memberikan arahan kedepan bahwa area bidang
banyak dipengaruhi oleh Eropa. Sementara penelitian PK semakin meluas dan spesifik.
Asia dan Afrika, walaupun dipengaruhi Walaupun demikian saat ini penelitian PK
Amerika dan Eropa namun kewirausahaan dalam konteks business entrepreneurship masih
umumnya dipandang sebagai menciptakan atau mendominasi.
membangun perusahaan.
Terakhir, kebijakan pada ranah mikro Pengajaran Kewirausahaan
adalah kebijakan teknis di dalam kelas yang
dirancang oleh pendidik/guru/dosen/ Pada fokus tema ini Penulis menemukan
fasilitator kewirausahaan agar pembelajaran dan adanya inkonsistensi dalam menentukan tujuan
pengajaran kewirausahaan efektif dan efisien. AK sebagaimana ditemukan juga oleh Bechard
Hal-hal yang berkenaan dengan kebijakan dan Toulouse (1995), Albornoz dan Rocco
mikro akan dibahas pada fokus tema pengajaran (2009), dan Albornoz (2012). Walau begitu
dan pembelajaran kewirausahaan.Kesenjangan secara umum Penulis mengidentifikasi ada
empiris yang ditemukan dalam kategori lima tujuan AK di perguruan tinggi yang umum
kebijakan dalam PK diantaranya adalah kajian dikemukakan dalam artikel kelompok ini, yaitu
kebijakan PK pada umumnya berupaya untuk a) membangun kesadaran berwirausaha; b)
menjelaskan kebijakan PK pada ranah makro penciptaan usaha baru; c) pengembangan usaha
dan mikro. mikro, kecil dan menengah; d) intrapreneurship;
Tahap skema pengelompokkan dengan e) pengembangan pendidik kewirausahaan;
menggunakan kata kunci menunjukkan bahwa dan f) membangun masyarakat yang bebas dan
PK bukan monopoli lembaga pendidikan bertanggung jawab. Selain tujuan, sub fokus
binis. Hal membuktikan bahwa kewirausahaan selanjutnya yang muncul adalah kebutuhan
semakin berkembang dan kontekstual. Karena pengajaran.Di sini aspek yang perlu diperhatikan
109
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

diantaranya adalah penilaian tingkat kreativitas 2007), dan Kedua, konten apa saja yang tepat
peserta (Hamidi et al., 2008), entrepreneurial sehingga layak untuk dibahas secara permanen
intention dan role model peserta (Muofhe & (Leino et al., 2009).
Toit, 2011; Lorz, 2012), serta faktor-faktor yang Ketidaksepakatan tersebut wajar karena
memotivasi peserta berwirausaha seperti ambisi, seperti yang dikatakan oleh Sarasvathy dan
kebutuhan ekonomi, keinginan untuk mandiri, Venkataraman (2011) bahwa kewirusahaan
bantuan pemerintah, pengalaman, potensi pasar, merupakan fenomena yang sangat heterogen,
potensi laba, dan kualifikas pribadi (Kalyani & atau pendapat Garavan dan Cinneide (1994)
Kumar, 2011). yang berkata bahwa sampai saat ini kita
Guna memenuhi tujuan dan tidak tahu bagaimana wirausahawan belajar.
kebutuhan tersebut maka pada sub tema Walaupun demikian, banyak penulis artikel yang
selanjutnya membahas tentang pendekatan “mengimani” bahwa cara menjanjikan untuk
pengajaran. Disini hampir semua penulis meningkatkan perilaku entrepreneurial dan minat
konsisten mengkritisi penggunaan desain berwirausaha adalah meningkatkan kualitas AK.
pedagogis konvensional yang cenderung Karena itu, evaluasi berkelanjutan efektvitas AK
teacher centered. Kalaupun tetap menjalankan penting dilakukan.Ini dapat dilakukan dengan
desain pedagogi konvensional Klapper (2010) mengevaluasi kepuasan peserta (Antonciq et al.,
merekomendasikan untuk menggunakan 2007), model mental peserta (Borcher & Park,
innovative pedagogy, atau pendapat Tasnim 2011), student’s self-assessed entrepreneurial skill
dan Yahya (2013) yaitu active pedagogy. (von Graevenitz et al., 2010), dan teacher self-
Upaya yang baik dan menarik dilakukan oleh reflection (Leino et al., 2009).
Lackeus et al. (2013) yang berusaha membuat Pada sub fokus infrastruktur pengajaran,
kerangka kerja tentang dualisme pengajaran muncul juga tema tentang media pengajaran.
kewirausahaan. Onojetah dan Amiaya (2013) Media pengajaran berperan menjembatani
mengusulkan pendekatan baru pada kurikulum transfer pengetahuan dan keterampilan. Media
kewirausahaan, yaitu The Multiple Contexts of pengajaran inovatif yang disarankan diantaranya
Entrepreneurship Education/ Studies Curriculum adalah film (Gelderen & Verduyn, 2003) dan
and Instruction. Pendekatan ini berusaha serious game simulation (Allegra et al., 2013).
mengikuti perkembangan kewirausahaan yang Kelebihan film adalah dapat mentransfer emosi,
semakin kontekstual. dilema moral, dan hubungan interpersonal
Sub tema selanjutnya adalah sehingga efektif memotivasi peserta.
infrastruktur pengajaran. Pada sub tema Media kedua yaitu serious game simulation.
ini, program kewirausahaan yang seimbang Media ini memberikan pengalaman pada peserta
setidaknya mengandung empat komponen: berupa learning by doing serta learning by failing
(a) membangun budaya entrepreneurial; dalam situasi yang komplek dan kompetitif. Sub
(b) dukungan kebijakan yang mengawal fokus selanjutnya adalah teknik mengajar. Pada
terhadap pengadaan sumber daya, riset pasar, sub fokus tersebut diketahui bahwa pengalaman
ruangan, dana awal, paten, konseling dan nyata berwirausaha sangat diapresiasi oleh
pendampingan, serta teknologi; (c) dukungan peserta belajar. Karena itu teknik mengajar
stakeholder seperti pemerintah, masyarakat, seperti mengundang pengajar dari praktisi
industry, jaringan alumni, dan praktisi; dan (Egge, 2006), studi kasus (Kralj, 2005) dan
yang terpenting adalah (d) pengajar yang wawancara dengan wirausahawan (Pihie &
kompeten dan siap. Berdasarkan sub fokus Sani, 2009) dipandang efektif. Pemetaan teknik
evaluasi pengajaran, diketahui ada dua alasan AK dilakukan oleh Neck dan Greene (2011)
lemahnya dukungan infrastruktur AK. Pertama dan membuat ringkasan tentang teknik AK
tidak ada kesepakatan substantif tentang apa itu dimana pengajar biasanya melibatkan salah
kewirausahaan ketika diajarkan (Frazao et al., satu atau beberapa teknik berikut: Pertama, the
110
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

Tabel 4. Model-Model Pembelajaran Inovatif

No Model Pembelajaran Inovatif Penulis


1 Virtual-Based Business Plan Tervonen, 2007
2 Open Teaching Model Dalin, 2008;
3 Dialogue Model Ehiobuche, 2012
4 Blended Learning Frederick, 2007
5 Entrepreneurial-directed Jarna et al, 2006
6 Adjunct Faculty Heriot et al, 2012
7 Entrepreneur’s Bootcamp Hickey & Salas, 2013
8 Competence-based entrepreneurship Stylman & Hannula, 2007;
9 Entrepreneurship Path Cooperation Malinen & Partanen, 2007;
10 The Push Method Kirketerp, 2011
11 Consulting-based Learning Mansor & Othman, 2011
12 Multidisciplinary Teams Rodríguez et al., 2012
13 Entrepreneurship Based Learning Romo et al., 2013
14 Berkeley Method of Entrepreneurship Sidhu et al., 2014
15 Opportunity Centred Collaborative Learning Suonpaa, 2013
Sumber: data yang diolah (2014)

Entrepreneur World. Model ini menitikberatkan kewirausahaan yang akan didalami. Pengajar
pada kepribadian wirausahawan sebagai super bertugas mengajak peserta merefleksikan
hero. Peserta diajak untuk mengidentifikasi praktik dan eksperimen yang telah dilakukan.
profil karakter wirausahawan sukses. Pengajar Sub fokus terakhir adalah pengajaran
lalu mendeskripsikan tentang kepribadian keterampilan spesifik untuk berwirausaha,
wirausahawan seperti pengendalian pada sub fokus ini Rosiński dan ntingnya
diri, toleransi terhadap ketidakpastian, mengajarkan keterampilan bernegosiasi bagi
kecenderungan untuk mengambil resiko, dan para perserta belajar kewirausahaan.
hasrat untuk berprestasi.
Kedua, the Process World. Model ini Pembelajaran Kewirausahaan
menitikberatkan pada penciptaan perusahaan
baru. Peserta diajak membuat perencanaan Fokus tema ini berkaitan dengan
dan memprediksi ide entrepreneurial yang proses belajar kewirausahaan. BK umumnya
dimiliki. Pengajar memberikan arahan disederhanakan sebagai belajar bagaimana
tentang pembuatan rencana bisnis, analisis mengenali kesempatan atau peluang (Rae,
kasus, dan model bisnis. Ketiga, the Cognition 2003; Lumpkin & Lichtenstein, 2005). Pada
World. Model ini menitikberatkan pada sub tema ini umumnya para ahli mengkritisi
bagaimana mengidentifikasi peluang dan pembelajaran tradisional yang bersifat satu arah,
mengelola pengetahuan sebagai sumber daya atau top-down instructive (Lourenco & Jones,
berwirausaha. Pengajar memberikan metode- 2006). Para penulis BK merekomendasikan
metode pangambilan keputusan dalam aktivitas agar peserta didik di ajak ke lapangan dan
entrepreneurial. merasakan berwirausaha. Selain itu, hampir
Keempat, the Method World. Model ini semua penulis mengkritisi penggunaan desain
menitikberatkan pada praktik berwirausaha. pedagogis yang pasive learning. Kalaupun tetap
Praktik disesuaikan dengan konteks menjalankan desain pedagogi Klapper (2010)

111
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

22 artikel
Kebijakan Pendikan 19,82%
Kewirausahaan

PK dalam konteks 8 artikel


Tujuan dan
7 artikel Business
kebutuhan 7,21%
6,31% Entrepreneurship
pengajaran
PK dalam konteks
Non-Business 8 artikel
Entrepreneurship 7,21%

Pendidikan
Pendekatan 20 artikel
pengajaran
Kewirausahaan
18,02%

Penyusunan
Kurikulum 2 artikel
1,80%

8 artikel Kualifikasi
Infrastruktur 1 artikel
7,21% pembelajaran
pengajaran 0,90%

Pembelajaran
Evaluasi pengajaran 8 artikel 4 artikel
tradisional
7,21% 3,60%

7 artikel
Teknik mengajar 6,31%

Teknik
Keterampilan 1 artikel pembelajaran 15 artikel
spesifik 0,90% inovatif 13,51%

Pengajaran Pembelajaran
Kewirausahaan Kewirausahaan

Sumber: data yang diolah (2014)


Gambar 3. Visualisasi Hasil Pemetaan Pendidikan Kewirausahaan

merekomendasikan untuk menggunakan Pendekatan tersebut memposisikan


innovative pedagogy, atau saran Tasnim & peserta sebagai subjek dan pengajar sebagai
Yahya (2013) yaitu active pedagogy. Karena fasilitator, bersifat bottom-up constructive. Tabel
itu pendekatan yang disarankan para penulis 6 adalah model pembelajaran inovatif yang
diantaranya adalah: experiential learning (Otuya diusulkan.Bagaimana pun juga usulan di atas
et al., 2013), non-formal setting (Priyanto, umumnya masih merupakan draft. Karena
2012), problem-based learning (Wee, 2004), sangat heterogen maka Penulis memandang
strategicbusiness plan (Painter, 2007; White ada langkah baik yang dilakukan oleh European
et al., 2011; Arasti et al., 2012), action-based Agency for Reconstruction (2006) di Denmark,
(Rasmussen & Sorheim, 2006; Neck & Greene, yaitu merancang standar kualifikasi BK.
2011), contingency-based business planning Rancangan ini merupakan terobosan untuk
(Honig, 2004), dan consulting-based (Manshor menyikapi adanya lacking in coherent structure
& Othman, 2011). dalam bidang PK.

112
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...

Visualisasi Pemetaan Pendekatan terbaik dalam AK dan BK


sampai dengan saat ini belum ada kesepakatan
Tabel 5 menunjukkan hasil ekstraksi diantara para ahli. Walau demikian hasil SMS
dan pemetaan berupa frekuensi dan merekomendasikan bahwa pendekatan AK dan
persentase dari setiap area PK berdasarkan BK yang baik akan tergantung pada tujuan dan
skema pengelompokkan artikel. Selanjutnya konteks PK. Tantangan meningkatkan kualitas
berdasarkan hasil ekstraksi dan pemetaan PK bukan sekedar mengembangkan metode
Penulis membuat visualisasi seperti di tampilkan pengajaran yang berkualitas. Tetapi seperti yang
dalam Gambar 3. disarankan Levebre & Collot (2012) bahwa PK
akan efektif jika didukung oleh legitimasi politik.
SIMPULAN DAN SARAN Dukungan kebijakan yang terintegrasi baik pada
ranah makro, meso, dan mikro sangat penting
Perkembangan PK semakin agar posisi PK tidak terisolasi serta pelaksanaan
kontekstual seiring dengan meluasnya konsep pembelajaran dan pengajaran yang inovatif,
kewirausahaan. Berdasarkan hasil skema efektif, dan efisien dapat diselenggarakan. PK
pengelompokkan artikel dalam proses SMS juga bukan sekedar transfer pengetahuan dan
diketahui bahwa pada fokus tema PK ada 38 membangun keterampilan berbisnis namun
artikel dan terbagi ke dalam tiga kelompok merupakan pendidikan keterampilan hidup untuk
sub fokus tema atau area yaitu kebijakan jadi berdaya sekaligus investasi bagi negara.
dalam PK, PK dalam konteks business
entrepreneurship, dan PK dalam konteks DAFTAR PUSTAKA
non-business entrepreneurship; fokus tema AK
ACE Initiative Development Committee. 2009.
memiliki 53 artikel yang relevan dan terbagi Entrepreneurship Education in Ireland:
ke dalam tujuh kelompok sub fokus tema atau Towards Creating the Entrepreneurial
area yaitu tujuan dan kebutuhan pengajaran, Graduate, National Council for Graduate
pendekatan pengajaran, penyusunan kurikulum, Entrepreneurship, Ireland.
infrastruktur pengajaran, evaluasi pengajaran, Aja-Okorie, U & Adali, O. 2013. Achieving Youth
teknik mengajar, dan keterampilan spesifik; Empowerment Through Repositioning
dan fokus tema BK memiliki 20 artikel dan Entrepreneurial Education In Nigerian
terbagi ke dalam tiga sub fokus tema atau area Universities: Problems & Prospects.
yaitu kualifikasi pembelajaran, pembelajaran European Scientific Journal. 9 (2): 113-132.
Albornoz, C & Rocco, T. S. 2009. Revisiting
tradisional, dan pembelajaran inovatif.
entrepreneurship education literature:
Temuan ini sesuai dengan penyataan Implications for learning & teaching
proposisi, yaitu pelaksanaan PK membutuhkan entrepreneurship. Proceedings. The Eighth
dukungan kebijakan dari pemerintah, lembaga Annual College of Education & GSN
pengelola, dan pelaksana PK di kelas-kelas Research Conference. Miami: Florida
kewirausahaan; PK memiliki bentuk yang International University.
heterogen tergantung konteks pelaksanaan PK; Albornoz, C. 2013. Revisiting entrepreneurship
Pelaksanaan AK dilakukan secara kontekstual education literature: Implications for
dan pengajar berperan memfasilitasi; dan learning & teaching entrepreneurship.
Available at: http://digitalcommons.
Pelaksanaan BK dilakukan dengan pendekatan-
f i u . e d u 1/ c g i / v i e w c o n t e n t . c g i ?
pendekatan inovatif. Artikel ini dapat article=1141&context=sferc. Diunduh pada
memberikan wawasan baru untuk dilakukan 29 Juni 2014.
penelitian lebih lanjut baik dengan SLR ataupun Allegra, M., Guardia, D. L., Ottaviano, S., Grande,
penelitian empiris khususnya pada bidang PK V. D & Gentile, M. 2013. A serious game
kontekstual. to promote & facilitate entrepreneurship

113
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

education for young students. Proceedings. Borcher, A & Park, S. H. S. 2011. Assessing The
The 2013 International Conference on Effectiveness of Entrepreneurial Education
Education & Educational Technologies. Programs From A Multi-Level Multi-
Andrijevskaja, J. 2007. Master Program in Dimensionalperspective With Mental Models.
Entrepreneurship and Technology American Society for Engineering Education.
Management: Evaluation of the Successful Braunerhjelm, P. 2010. Entrepreneurship,
Initiative in Estonia. Entrepreneurship Innovation & Economic Growth: Past
Teaching & Promotion at & by Universities. Experiences, Current Knowledge &
University of Tartu (Estonia). Available Policy Implications. Available at: http://
at: http://interreg4c.eu/uploads/media/ entreprenorskapsforum.se/wp-content/
pdf/2_Entrepreneurship_Teaching_ uploads/2013/03/WP_02.pdf. Diunduh
Promotion_at and_by_ Universities_ pada 3 Juli 2014.
BEPAR.pdf. Diunduh pada 29 Juni 2014. Brock, D. D & ASHOKA. 2008. Social
Antoncic, B., Erzetic, B. H., Zorn, O & Hisrich, R. Entrepreneurship: Teaching Resources
D. 2007. Entrepreneurship Education: Non- Handbook. Ashoka’s Global Academy for
Linearity in the Satisfaction–Continuation Social Entrepreneurship.
Relationship.Management. 2 (2): 101-119. Brown, C. R. 2007. Economic Theories of The
Arasti, Z., Falavarjani, M .K. & Imanipour, N. Entrepreneur: A Systematic Review Of The
2012. A Study of Teaching Methods in Literature. School of Management, Cranfield
Entrepreneurship Education for Graduate University. Available at: (https://dspace.lib.
Students.Higher Education Studies. 2 (1): 2-10. cranfield.ac.uk/ bitstream/1826/2152/1/
Asadi, A & Kohan, M. F. Z. 2011. The role Chris%20Brown%20SR.pdf. Diunduh pada
of Entrepreneurship on Ecotourism 9 Juli 2014.
development. Proceedings. International Calvert, V. 2011. Service Learning to Social
Conference on Sociality and Economics Entrepreneurship: A Continuum of Action
Development, IPEDR vol.10. IACSIT Press, Learning. Journal of Higher Education Theory
Singapore. and Practice. 11 (2): 118-129.
Aspen Youth Entrepreneurship Strategy Group. Charney, A & Libecap, G. D. 2005. Impact of
2008. Youth Entrepreneurship Education In Entreprneurship Education, Insights, A
America: A Policymaker’s Action Guide. The Kauffman Research Series.
Aspen Institute. One Dupont Circle, NW. Cooney, T & Murray, T. 2008. Entrepreneurship
Washington, DC. education in the third-level sector in Ireland.
Audretsch, D. B., Thurik, R., Verheul, I & Wennekers, Institute for Minority Entrepreneurship
S. 2006. Entrepreneurship: Determinant and & The National Council for Graduate
Policy in a European-US Comparison. Springer Entrepreneurship, United Kingdom.
Science and Business Media. Cranwell, M. R., Kolodinsky, J. M., Donnelly, C.
Awasthi, D. 2011. Approaches to Entrepreneurship W., Downing, D. L & Zakour, O. I. P. 2005.
Development: The Indian Experience. A Model Food Entrepreneur Assistance &
Journal of Global Entrepreneurship Research. Education Program: The Northeast Center
Winter & Spring. 1 (1): 107-124. for Food Entrepreneurship. Journal Of Food
Babwah, N. R. 2012. An Entrepreneurship Education Science Education. 4 (1): 56-65.
Model For Trinidad & Tobago. Journal of Dalin, L. 2008. Open Teaching for Entrepreneurial
Emerging Trends in Educational Research & Talent. China: School of Economics and
Policy Studies. 3 (3): 307-311. Management Henan Polytechnie University.
Bchini, B. 2012. Toward a Method for Evaluating the Dodescu, A & Badulescu, A. 2010. Entrepreneurship
Teaching of Entrepreneurship. International Education & Training.Study-case.
Journal of Business and Social Science. 3 (15): Proceedings. The AntrES programme on
177-194. Women Entrepreneurship in Western
Bechard, J. P & Toulouse, J. M. 1995. Theoretical Romania.
Foundations of Entrepreneurship Dragusin, M. & Balalia, A. E. 2010. Cooperation
Development Programs: an Exploratory Between Smes And Higher Education
Study. Proceedings. The Fifth Global Institutions - Effective Tool For Entrepreneurial
Entrepreneurship Research Conference held Education, Studia Universitatis Babeş-Bolyai.
in Salzburg (Austria), March 15-18. Negotia. 55 (1): 65-70.

114
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...
Dreisler, P. 2007. Entrepreneurship-From Frazier, B. J., Niehm, L. S & Stoel, l. 2011. Connecting
Opportunity to Action-The Entrepreneurial college learners with rural entrepreneurship
Process.Entrepreneurship Teaching & opportunities: The rural entrepreneurship
Promotion at & by UniversitiesÅrhus School teaching unit, Journal of Case Studies in
of Business-University of Århus (Denmark). Education. Available at: http://www.aabri.
Available at: http://interreg4c.eu/uploads/ com/manuscripts/111035. Diunduh pada 8
media/pdf/2_ Entrepreneurship_Teaching_ Juli 2014.
Promotion_at _and_by_Universities_ Frederick, H. H. 2007. Blended Learning in
BEPAR.pdf. Diunduh pada 29 Juni 2014 Entrepreneurship Education in the Asia-
Edelman, L. F., Manolova, T. S & Brush, C. Pacific: A Grounded Theory Approach to
G. 2008. Entrepreneurship Education: Entrepreneurship Pedagogy. Proceedings.
Correspondence Between Practices of Nascent Small Enterprise Conference 2007, 23-26
Entrepreneurs & Textbook Prescriptions for September.
Success. Academy of Management Learning & Garavan, T & O’Cinneide, B. 2014.
Education. 7 (1): 56-70. Entrepreneurship Education& Training
Education, Audiovisual & Culture Executive Programmes: A Review & Evaluation-
Agency. 2012. Entrepreneurship Education Part 1. Literature review of problems
at School in Europe.National Strategies, associated with entrepreneurship education
Curricula and Learning Outcomes, Published & training programmes, Journal of European
by the Education, Audiovisual and Culture Industrial Training. Available at: http://www.
Executive Agency, Brussels. Available at: entrepreneur.dk/ entrprnship.htm. Diunduh
http://eacea.ec.europa.eu/ education/ pada 3 Juli 2014
eurydice. Diunduh pada 3 Juli 2014. Gehanno, J. F., Rollin, L & Darmoni, S. 2013. Is the
Egge, K. A. 2006. Former Students’ Feedback On coverage of Google Scholar enough to be
A Liberal Arts Undergraduate Course In used alone for systematic reviews. Available
Entrepreneurship. College Teaching Methods at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
& Styles Journal. 2 (2): 1-8. articles/ PMC3733758/. Diunduh pada 9
Ehiobuche, C., Tu, H & Justus, B. 2012. Dialogue Juli 2014.
As A Tool For Teaching & Learning Of Geldern, M & Verduyn, K. 2003. Entrepreneurship
Entrepreneurship. Proceedings. ASBBS in the cinema: Feature film as case material
Annual Conference: Las Vegas. 19 (1). in entrepreneurship education. International
European Agency for Reconstruction. Journal in Entrepreneurship Education. 1 (4)
2006. Standards For Qualifications In Giustini, D & Boulos, M. N. K. 2014. Google Scholar
Entrepreneurship Learning. Denmark: Aarhus is not enough to be used alone for systematic
Technical College. reviews. Available at: http://www.ncbi.nlm.
Fan, Y., Zhang, X & Qiu, Y. 2013. The State of nih.gov/pmc/articles/ PMC3733758/.
Entrepreneurship Education in Universities Diunduh pada 29 Juni 2014.
in Shanghai, China: A Survey from Students’ Global Village Energy Partnership International.
Perspective. Creative Education. 4 (2): 92-97. 2010. Training Manual For Micro, Small&
Fayolle, A., Gailly, B. T & Lassas-Clerc, N. 2006. Medium Entrepreneurs In Energy Business
Assessing the impact of entrepreneurship Financing. Developing Energy Enterprise
education programmes: a new methodology. Project, East Africa.
Journal of European Industrial Training. 30 Gray, J. E., Hamilton, M. C & Hauser, A. 2012.
(8): 701-720. Scholarish: Google Scholar & its value to
Fitriati, R. 2013. Entrepreneurship Education: the sciences. International Science Technology
Towards Models in Several Indonesia’s Librarianship. Available at: http://istl.
University, Proceedings. The 4th International org/12-summer/ article1.html. Diunduh
Conference on Indonesian Studies: Unity, pada 29 Juni 2014.
Diversity, and Future. Gursel, D. 2013. Entrepreneurial Success Factor: A
Frazão, L., Santos, C., Oliveira, S & Oliveira, T. 2007. systematic approach to entrepreneur evaluation.
Teaching entrepreneurship at Higher Education: Massachusetts Institute Of Technology.
the students’ perception. The IPEC Project Available at: http://dspace.mit.edu/
POCTICED/58825/2004, The Portuguese bitstream/handle/ 1721.1/81075/857792889.
Foundation for Science & Technology. pdf?sequence=1. Diunduh pada 9 Juli 2014.

115
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

Hamidi, D. Y., Wennberg, K & Berglund, H. 2008. Kaijage, E & Wheeler, D. 2013. Supporting
Creativity in Entrepreneurship Education, Entrepreneurship Education in East Africa. The
Journal of Small Business & Enterprise University of Nairobi School of Business &
Development. 15 (2): 304-320. Plymouth University Business School.
Hanke, R. M., Kisenwether, E. C & Warren, A. Kailer, N. 2006. Evaluation of Entrepreneurship
2005. A Scalable and Adaptable Problem- Education at Universities, University of
Based Learning Course in Entrepreneurship. Linz, Institute for Entrepreneurship &
Proceedings. The NCIIA 9th Annual Meeting Organizational Development, Freistaedter
• March 17-19, San Diego. Strasse, Linz.
Henry, C., Foss, L & Ahl, H. 2013. Parallel Lines? Kalyani, B. P. R & Kumar, D. M. 2011. Motivational
A Thirty-Year Review Of Methodological factors, entrepreneurship & education: Study
Approaches In Gender And Entrepreneurship with reference to women in SMEs. Far East
Research. Proceedings. ISBE Conference, Journal of Psychology & Business. 3 (3): 14-35.
Cardiff, UK. Karlsson, C., Johansson, B & Stough, R. 2006.
Heriot, K. C., Simpson, L & Stephenson, H. 2012. Entrepreneurship & Dynamics in the Knowledge
Small Business Institute Journal. 8 (1): 47-60. Economy. Routledge. USA.
Hickey, T & Salas, P. 2013. The Entrepreneur’s Bootcamp: Katz, J. A. 2003. The Chronology and Intellectual
A New Model For Teaching Web/Mobile Trajectory of American Entrepreneurship
Development & Software Entrepreneurship. Education. Journal of Business Venturing. 18
Available at : http://www.sigcse.org/sigcse2013/. (2): 283-300.
Diunduh pada 10 Juli 2014. Kefalas, P., Ketikidis, P.H. & Ververidis, I.F. 2012.
Hindle, K. 2007. A grounded theory for teaching An entrepreneurial educational model for
entrepreneurship using simulation games, knowledge-based regional development
Simulation & Gaming. 33 (2): 236. through innovative learning practices.
Holtsch, D & Hoppe, M. 2007. ROXI Proceedings.International Conference for
Entrepreneurship Training Programme. Entrepreneurship, Innovation and Regional
Entrepreneurship Teaching & Promotion Development.
at & by Universities.University of Rostock Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan
& HIERO (Germany). Available at: http:// Rakyat. 2013. Minat Berwiraswasta Orang
interreg4c.eu/uploads/media/pdf/2_ Indonesia Masih Rendah. Available at:
Entrepreneurship_Teaching_ Promotion_ http://2010kememkopmk.go.id/content/
at _and_by_Universities_BEPAR.pdf. menko-kesra-minat-berwirausaha-orang-
Diunduh pada 29 Juni 2014. indonesia-masih-rendah. Diunduh pada 1
Honig, B. 2004. Entrepreneurship Education: Juli 2014.
Toward a Model of Contingency-Based Kirketerp, A. L. 2011. Entrepreneurship
Business Planning. Academy of Management didactics – the push method. Available
Learning & Education. 3 (3): 258-273. at: http://ieeponline.com/ wp-content/
Huber, L. R., Sloof, R & Praag, M. V. 2012. The Effect of uploads/2013/11/Entrepreneurship-
Early Entrepreneurship Education:Evidence didactics-%E2%80%93-the-push-method.
from a Randomized Field Experiment. pdf. Diunduh pada 10 Juli 20014.
Proceedings. IZA Discussion Paper No. 6512, Kitchenham, B & Charters, S. 2007. Guidelines
April 2012, Forschungsinstitut zur Zukunft for performing systematic literature
der ArbeitInstitute for the Study of Labor, review in software engineering. Technical
Bonn, Germany. Report. School of Computer Science and
Idrees, R. N., Abbasi, A. S & Waqas, M. 2013. Mathematics, Keele University.
Systematic Review of Literature on Klapper, R. 2008. Innovations in Entre preneurship
Workforce Diversity in Pakistan. Middle-East Teaching: The Use of Repertory Grids
Journal of Scientific Research. 17 (6): 780-790. Within the French Grande Ecole Context.
Jarna, H., Anne, P. S & Irma, V. V. 2006. International Journal of Euro-Mediterranean
Entrepreneurial-Directed Methods In Studies. 1 (1): 114-133.
Teaching Corporate Entrepreneurship For Kleemann, M. 2011. Insights in Entrepreneurship
Phd Students. Proceedings. Institute for Small Education: Integrating Innovative Teaching
Business & Entrepreneurship, 29th National Practices. Swedia: Jonkoping International
Conference-Oct-Nov. Business School.
116
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...
Klerk, J. K. S & Dippenaar, A. 2003. Developing the Lindner, J. 2012. Entrepreneurship Education between
next generation of potential entrepreneurs: economic educational philosophy and key
co-operation between schools & competence for lifelong learning. Initiative
businesses?,South African Journal of for Teaching Entrepreneurship (IFTE) &
Education. 23 (4): 319-322. the Impulse Centre for Entrepreneurship
Koopman, R., Hammer, M & Hakkert, A. 2014. Education (eesi) of the Austrian Federal
Teaching Teachers in Effectual Entrepreneurship. Ministry for Education, Arts & Culture.
Saxion University, University of Technology. Lonappan, J. 2013. Pedagogical Innovations in
Kral, J. 2005. Case Study And Related Experiential Teaching Entrepreneurship.International
Teaching Methods In Non-Case Journal Of Scientific Research. 2 (2): 241-
Environments: The Slovenia Experience. 243.
International Journal of Case Method Research Lorz, M. 2012. The Impact of Entrepreneurship
& Application. 17 (3): 432-438. Education on Entrepreneurial Intention,
Kuip, I & Verheul, I. 2003. Early Development Dissertation of the University of St. Gallen,
of Entrepreneurial Qualities: the Role of School of Management, Economics, Law,
Initial Education. Available at : http://www. Social Sciences & International Affairs,
entrepreneurship-sme.eu/pdfez/ n200311. Bamberg.
pdf. Diunduh pada 3 Juli 2014. Lourenco, F & Jones, O. 2006. Developing
Kuratko, D. F. 2003. Entrepreneurship Education: Entrepreneurship Education: Comparing
Emerging Trends and Challenges For The 21st Traditional & Alternative Teaching
Century.Coleman Foundation White Paper Approaches. International Journal of
SeriesFor The U.S. Association Of Small Entrepreneurship Education. (4): 111-140.
Business & Entrepreneurship. Ludfiadi, R & Rahmanto, M. I. 2011. Analisis Peran
Kurnianto, B. S & Putra, S. I. 2012. Menumbuh Pendidikan Kewirausahaan, Kepribadian,
Kembangkan Minat Berwirausaha bagi Para &Lingkungan terhadap Minat Siswa SMK
Mahasiswa di Lingkungan Perguruan Tinggi. untuk Berwirausaha di Kota Bekasi. Jurnal
Prosiding. Seminar & Konferensi Nasional Agribisnis & Pegembangan Wilayah. 3 (1): 56-
Manajemen Bisnis. 26 Mei. 66.
Lackéus, M., Lundqvist, M & Middleton, K. W. 2013. Lumpkin, G. T & Lichtenstein, B. B. 2005. The role
How can Entrepreneurship Bridge Between of organizational learning in the opportunity-
Traditional&ProgressiveEducation?.Proceedings. recognition process. Entrepreneurship Theory
Conference pape rat ECSB Entrepreneurship & Practice. 29 (4): 451-472.
cation Conference, Aarhus, Denmark on 29- Mäkimurto-Koivumaa, S. 2012. Effectuation In
31 May. Embedded & Enquiry-Based Entrepreneurship
Lakshmi, R & Rangarajan, R. 2012. Women Education. Essays For Renewing Engineering
Entrepreneurs In India-A Perspective Study. Education At Kemi-Tornio University
International Journal Of Social Sciences & Of Applied Sciences. University Of Oulu,
Interdisciplinary Research. 1 (5): 19-24. Oulu Business School, Department Of
Larsen, K. A & Nagel, T. 2013. Entrepreneurship Management & International Business.
Education In Namibia: An Evaluation of the Man, T. W. Y. 2006. Exploring the behavioural
Implementation of Entrepreneurship Education patterns of entrepreneurial learning: A
and the role of NAMAS, The Namibia competency approach. Education & Training.
Association of Norway (NAMAS), Namibia. 48 (5): 309-321.
Leino, J. S., Ruskovaara, E., Ikävalko, M., Mattila, J & Mansyur, M. 2013. Meningkatkan Minat
Rytkölä, T. 2009. Teachers’ Reflections About Berwirausaha Melalui Program Pemagangan
Entrepreneurship Education, Lappeenranta pada Dunia Industri bagi Mahasiswa IAIN
University of Technology, Finland. Sunan Ampel Surabaya. Available at: http://
Levebre, M. R & Collot, R. R. 2012. Achieving eprints.uinsby.ac.id/197/1/. Diunduh pada
Legitimacy in Entrepreneurship Education: a 30 Juni 2014.
case study. Journal of Enterprising Culture. 20 Mansor, M & Othman, N. 2011. Consulting-Based
(4): 481-500. Entrepreneurship Education in Malaysian
Linan, F., 2004. Intention-based models of Higher Education Institutions. Proceedings.
entrepreneurship education. Annual Report of International Conference on Social Science
University of Seville. & Humanity, Singapore.

117
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

Marques, L. A & Albuquerque, C. 2012. OECD. 2009. Evaluation of programmes concerning


Entrepreneurship Education &The education for entrepreneurship: Report of
Development Of Young People Life the OECD Working Party on SMEs and
Competencies And Skills, ACRN. Journal of Entrepreneurship. Available at: http://
Entrepreneurship Perspectives. 1 (2): 55-68. ec.europa.eu/ enterprise/policies/sme/
Mauchi1, F. N., Karambakuwa, R. T., Gopo, R. N., promoting-entrepreneurship/education-
Kosmas, N., Mangwende, S & Gombarume, training-entrepreneurship/ index_en.htm.
F. B. 2011. Entrepreneurship education Diunduh pada 3 Juli 2014.
lessons: a case of Zimbabwean tertiary Ogundele, O. J. K & Abiola, J. O. 2006.
education institutions. Educational Research. Entrepreneurship And National
2 (7): 1306-1311. Development: A Proposal For Evangelistic
Monteros, A. H. E. E & Van Dorp, C. A. Agenda. European Scientific Journal. 8 (6):
2009. Methodology and Evaluation of 134-148.
Entrepreneurship Courses.The International Onojetah, S. O & Amiaya, A. O. 2013. Towards
Journal of Business Research and Management. Implementing A Model of Multiple Contexts
1 (3): 132-155. of Entrepreneurship Education/Studies
Mopangga, H. 2014. Faktor Determinan Minat Curriculum & Instruction In Nigeria’s
Wirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Tertiary Institutions. International Journal of
dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. Education & Research. 1 (9).
Trikonomika. 13 (1): 78-90. Onwurafor, E. U & Enwelu, I. A. 2013. Rural Women
Mulder, M., Lans, T., Verstegen, J., Biemans, H & Entrepreneurship in Agro-Food Processing
Meijer, Y. 2007. Competence development In Enugu State, Nigeria. International Journal
of entrepreneurs in innovative horticulture. of Research in Applied, Natural and Social
Journal of Workplace Learning. 19 (1): 32-44. Sciences. 1 (2): 13-30.
Muller, S. 2013. Entrepreneurship & Regional. Otuya, R., Kibas, P & Otuya, J. 2013. A Proposed
Development: On The Interplay. Between Approach for Teaching Entrepreneurship
Agency & Context. Available at: https://Pure. Education in Kenya. Journal of Education &
Au.Dk/Ws/Files/74825510/Phd_Thesis_ Practice. 4 (8): 204-209.
Sabine_Mueller2. Pdf.Diunduh pada 3 Juli Painter, M. 2007. A Model For Entrepreneurship
2014. Training & Management Skills Development
Muofhe, N. J & Du Toit, W. F. 2011. Entrepreneurial For Sustainable Economic Growth. Education
education’s & entrepreneurial role models’ & Training. IFMA. 291-299.
influence on career choice. SA Journal of Patel, B & Chavda, K. 2013. Rural Entrepreneurship
HRM. 9 (1): 77-87. in India: Challenge & Problems. International
Naderi, N., Rajaeepour, S & Isfahani, A.R.N. 2013. Journal of Advance Research in Computer
Explaining The Role Of Education Quality Science & Management Studies.1 (2): 28-37.
In University Entrepreneurship: Based Petersen, K., Feldt, R.., Mujtaba, S & Mattsson, M.
On Grounded Theory. Asian Journal Of 2009. Systematic Mapping Studies in Software
Management Sciences & Education. 2 (4): 128- Engineering. Proceedings. 12th International
135. Conference on Evaluation & Assessment in Software
Nasrudin, N & Othman, N. 2012. Evaluation of Engineering.
Polytechnic Entrepreneurship Programs Pihie, Z. A. L & Sani, A. S. A. 2009. Exploring The
in Malaysia, International Journal of Trade, Entrepreneurial Mindset Of Students:
Economics and Finance. 3 (5): 356-362. Implication For Improvement Of
National Strategies, Curricula & Learning Entrepreneurial Learning At University. The
Outcomes. 2012. Entrepreneurship Education Journal of International Social Research. 2
at School in Europe. Available at: http://eacea. (8): 340-345.
ec.europa.eu/education/eurydice. Diunduh Pittaway, L & Cope, J. 2006. Entrepreneurship
pada 8 Juli 2014. Education: A Systematic Review of the
Neck, H. M & Greene, P. G. 2011. Entrepreneurship Evidence. National Council for Graduate
Education: Known Worlds & New frontiers, Entrepreneurship Working Paper 002/2006.
Journal of Small Business Management. 49 (1): Available at: http://www.ncge.org.uk/
55-70. research.php.Diunduh pada 1 Juli 2014.

118
Margo Purnomo / Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis Terhadap...
Pittaway, L., Holt, R. & Broad, J. 2008. Handbook of American and Caribbean Conference for
Research in Small Business & Entrepreneurship : Engineering and Technology, August 14 - 16,
Synthesising Knowledge in Entrepreneurship 2013 Cancun, Mexico.
Research: The Role of Systematic Literature Rosiński, J & Klich, J. 2007. Teaching Negotiation Skills:
Reviews, Center for Entrepreneurial Learning University Model Based on Entrepreneurial
& Leadership: Working Paper Series, Georgia Experience. Entrepreneurship Teaching &
Southern University. Promotion at & by Universities.Jagiellonian
Popta, G. 2002. Entrepreneurial Learning. University, Kraków, CITTRU (Poland).
SCALES-initiative (Scientific Analysis Sarasvathy, S. D & Venkataraman, S. 2011.
of Entrepreneurship & SMEs). The Entrepreneurship as method: open questions
SMEs & Entrepreneurship Programme. for an entrepreneurial future. Entrepreneurship
The Netherlands’ Ministry of Economic Theory & Practice. (35): 113-135.
Affairs. Seno, V. H. 2010. Pemodelan Motivasi
Priyanto, S. H. 2012. Entrepreneurial & vocational Lulusan Perguruan Tinggi Menjadi
learning in entrepreneurship education: Wirausaha Global pada Sektor Usaha
Indonesian Non formal education Jasa di Wilayah Kota Depok. Available at:
perspective. Basic Research Journal of Business http://publication.gunadharma.ac.id/
Management & Accounts.1 (2): 30-36. bitstream/123456789/3483/1. Diunduh
Purnomo, M. 2014. Alternatif Model Pendidikan pada 1 Juli 2014.
Kewirausahaan Untuk Indonesia Timur. Shaikh, A.B., Sarim, M., Raffat, S.K., Siddiq, M.,
Prosiding.Seminar Nasional Indonesia Nadeem, A. & Ahsan, K. 2014.Integrating
Timur, Pusat Studi Kawasan Indonesia Entrepreneurship into the Teaching of
Timur (PUSKIT) Universitas Atma Jaya, IT.Research Journal of Recent Sciences.3
Yogyakarta, 14 Juni. (6):112-115.
Rae, D & Carswell, M. 2000. Using a life-story Sidhu, I., Singer, K., Suoranta, M & Johnsson,
approach in researching entrepreneurial C. 2014.Introducing Berkeley Method
learning: the development of a conceptual of Entrepreneurship-a game-based
model and its implications in the design of teaching approach. Proceedings. The 74 th
learning experiences. Education+Training. 42 Annual Meeting of The Academia of
(4): 220-228. Management.
Rae, D. 2003. Opportunity centred learning: Smith, K & Petersen, J. L. 2006. What Is
an innovation in enterprise education? Educational Entrepreneurship?,
Education & Training. 45 (8): 542-549. Educational Entrepreneurship: Realities,
Ramanigopal, C. S., Palaniappan, G & Hemalatha, N. Challenges, Possibilities. Available at:
2012, Need For Entrepreneurship Education http://gseweb.harvard.edu/hepg/
In School Students. International Journal of educationalentrepreneurship.html. Diunduh
Physical & Social Sciences. 2 (3): 243-259. pada 3 Juli 2014.
Ras, P & Pretorius, M. 2007. An Entrepreneurial Soare, E. 2008, Entrepreneurship Education-
Education Model For The Namibian Higher Innovative Way Of Curricular Restructuring,
Education System. Acta Commercii. 3 (3): Lucrări Ştiinţifice – Vol. 51, seria Agronomie,
327-336. Universitatea de Ştiinţe Agricole şi Medicină
Rasmussena, E. A & Sørheim, R. 2006. Action-based Veterinară Iaşi.
entrepreneurship education. Technovation. Streeter, D. H. & Jaquette, J. P. 2004. University-wide
26 (1): 185-194. Entrepreneurship Education: Alternative
Rodríguez, F. J. G., Soto, E. G & Rosa, I. R. 2012. New Models & Current Trends, Southern Rural
Methods in University Entrepreneurship Sociology. 20 (2): 44-71.
Education: A Multidisciplinary Teams Stylman, S.P. & Hannula, H. 2007.Competence-based
Approach. Creative Education. 3 (Special Entrepreneurship Model. Entrepreneurship
Issue): 878-883. Teaching & Promotion at & by Universities.
Romo, M. J., Romero, D & Molina, A. 2013. HAMK University of Applied Sciences (Finland).
Entrepreneurship-based Learning: Sudarmanto, R. G. 2011. Pengembangan
A New Teaching Technique for Active- Kewirausahaan dan Daya Saing Bangsa
Learning Oriented to Multi-disciplinary Melalui Pendidikan Karakter.Dies Natalis
Groups. Proceedings. Eleventh LACCEI Latin ke 46 Universitas Lampung. Available at:

119
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 6, No. 1, 2015, pp: 97-120

http://staff.unila.ac.id/radengunawan/ Todorov, K & Papazov, E. 2009. A successful model


files/2011/09/Pendidikan-Karakter- of entrepreneurship education & training in
Kewirausahaan-dan-Daya-Saing.pdf. transition countries: the example of Bulgaria.
Diunduh pada 30 Juni 2014. Available at: http://fbm.uni-ruse.bg/jei/
Suonpaa, M. 2013. Constructing an Opportunity Issue-9-2009/14.pdf. Diunduh pada 3 Juli
Centred Collaborative Learning Model through 2014.
and for Entrepreneurship. Jyväskylä Studies Venesaar, U & Kolbre, E. 2007. A Case of Teaching
In Business And Economics, University Of Business Planning.Entrepreneurship Teaching
Jyväskylä. & Promotion at and by Universities.Tallinn
Susilowati, T. 2013. Pengembangan Pendidikan University of Technology (Estonia).
Kewirausahaan dalam Upaya Menumbuhkan Tallinn School of Economics and Business
Budaya Wirausaha pada Siswa Sekolah Menengah Administration
Atas (SMA) di Kabupaten Karanganyar. Jurnal von Graevenitz, G., Harhoff, D & Weber, R. 2010.
Kewirausahaan dan Bisnis. 7 (12). The effects of entrepreneurship education.
Tan, S. S & Ng, C. K. F. 2006. A problem-based Journal of Economic Behavior & Organization.
learning approach to entrepreneurship 76 (1):90–112.
education. Education & Training. 48 (6): 416- Weber, R., von Graevenitz, G & Harhoff, D. 2009.
428. The Effects of Entrepreneurship Education.
Tasnim, R & Yahya, S. 2013. Playing Discussion Paper No. 269, Governance
Entrepreneurship: Can Games Make a &The Efficiency System.
Difference?. Entrepreneurial Practice Review. Wee, K. N. L. 2004. Problem-based learning
2 (4): 4-16. approach in Entrepreneurship Education:
Taylor, D. W & Thorpe, R. 2004. Entrepreneurial promoting authentic entrepreneurial
learning: a process of co-participation. Journal learning, International Journal Technology
of Small Business & Enterprise Development. 11 Management. 28 (7).
(2): 203-211. Western Economic Diversification Canada. 2011.
Taylor, D. W., Jones, O & Boles, K. 2004. Building Evaluation of Entrepreneurs with Disabilities
social capital through action learning: An Program. Available at : http://www.wd.gc.
insight into the entrepreneur. Education & ca/images/cont/13314a-eng.pdf. Diunduh
Training. 46 (4): 226-235. pada 3 Juli 2014.
Teece, D. J. 2012. Dynamic Capabilities: White, R., Hertz, G & D’Souza, R. 2011. Teaching a
Routines versus Entrepreneurial Action. Craft-Enhancing Entrepreneurship Pedagogy.
Journal of Management Studies. 49 (8): Small Business Institute Journal. 7 (2): 1-14.
1395–140. Williamson, N., Beadle, S & Charalambous, S.
Tervonen, P. 2007. Business Planning 3 ECTS 2013. Enterprise Education Impact In Higher
(Business Plan): virtual based web – course. Education And Further Education, Department
Entrepreneurship Teaching & Promotion for Business, Innovation & Skills, Victoria
at & by Universities. Kajaani University of Street London.
Applied Sciences (Finland) Woolthuis, R. K., Hooimeijer, F., Bossink, B.,
Thornberry, N. E. 2002. Corporate Mulder, G & Brouwer, J. 2013. Institutional
entrepreneurship:teaching managers to entrepreneurship in sustainable urban
be entrepreneurs. Journal of Management development: Dutch successes as inspiration
Development. 22 (4): 329-344. for transformation. Journal of Cleaner
Thorpe, R., Holt, R., Macpherson, A & Pittaway, Production. (50): 91-100.
L. 2005. Knowledge within small & Zhou, M & Xu, H. 2012. A Review of
medium sized firms: a systematic review Entrepreneurship Education for College
of the evidence. International Journal of Students in China, Administrative Sciences.
Management Reviews. 7 (4): 257-281. (2): 82-98.

120

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai