Anda di halaman 1dari 5

MOLUSKUM KONTAGIOSUM

Definisi
Moluskum kontagiosum (MK) merupakan penyakit yang ringan namun
dapat berkembang menjadi penyakit infeksi virus yang menjadi masalah pada
anak-anak. Karakteristik penyakit ini yaitu permukaan halus, papul berbentuk
kubah yang biasanya disertai eritem (dermatitis moluskum). Pasien dan
keluargannya merasa terganggu oleh lamanya perjalanan penyakit ini sebab
penyakit ini bisa bertahan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Moluskum kontagiosum perlu diperhatikan pada individu dengan
imunokompromais dan dermatitis atopik, dimana masa infeksi menjadi lebih
ekstrim. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual bagi orang dewasa
namun tidak bagi anak-anak.Infeksi melalui seksual bagi anak-anak bisa saja
terjadi pada kasus-kasus pelecehan seksual.
Epidemiologi
Tiga kelompok utama yang terkena adalah: anak-anak, dewasa yang aktif
secara seksual, dan orang-orang dengan imunosupresi, terutama mereka terinfeksi
HIV. Prevalensi infeksi MK telah meningkat secara signifikan dalam beberapa
dekade ini, tercatat peningkatan 11 kali lipat pasien datang dengan infeksi ini
dalam 2 dekade. Peningkatan ini terjadi pada seluruh jumlah penyakit melalui
hubungan seksual. Rata-rata variasi berdasarkan lokasi dan diperkirakan infeksi
sub-klinis lebih umum tergadi daripada klinis. Transmisi dapat terjadi melalui
kontak kulit atau kontak membran mukosa, atau via hubungan seksual. Handuk
mandi, kolam renang dan bak mandi telah dilaporkan sebagai sumber infeksi, dan
individu-individu yang terlibat olahraga yang mengharuskan kontak jarak dekat.
(contoh: gulat) juga bisa menjadi resiko tinggi.
Etiologi
Moluskum kontagiosum disebabkan oleh lebih dari empat tipe poxvirus
yang berhubungan, MCV-1 sampai MCV-4, dan varian-variannya. Meskipun
proporsi dari infeksi disebabkan oleh beragamnya letak geografis, di seluruh
dunia infeksi MCV-1 merupakan yang paling sering. Pada anak-anak sebetulnya
semua infeksi disebabkan oleh MCV-1. MCV merupakan poxvirus yag besar, dan
berbentuk seperti bata yang bereplikasi dalam sitoplasma dalam sel. Terdapat
beberapa kesamaan genomik dengan poxvirus yang lainnya. Dan biasanya 2-3 gen

1
sama dengan vaccinia dan variola virus. Terdapat empat sub-tipe dari MCV tapi
semuanya identik secara klinis. 98% dari penyakit di Amerika Serikat disebabkan
oleh MCV tipe 1. Telah diteliti masa inkubasi terjadi antara 2-7 minggu.
Patogenesis
Rata-rata masa inkubasi antara 2 dan 7 minggu dengan jarak melampaui
lebih dari 6 bulan. Infeksi virus dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertropi
pada epidermis. Inti virus ditemukan di semua lapisan epidermis. Pusat replikasi
virus ditemukan pada lapisan sel granuler dan malpigi. Badan molluscum berisi
virion dewasa dalam jumlah yang besar. Virion ini berisi struktur seperti kantung
yang kaya akan lipid dan kolagen yang diketahui dapat menghalangi reaksi
imunologis oleh induk. Robekan terjadi pada pertengahan luka dan keluarnya sel
yang telah terinfeksi virus. MCV merangsang tumor jinak disamping lesi cacar
yang biasanya nekrosis disertai virus cacar yang lain.
Virus bereplikasi dalam sitoplasma di sel epitel, dan sel yang telah terinfeksi
bereplikasi sebanyak dua kali dari rata-rata. Ada banyak gen MCV yang dapat
merusak sistem imun, termasuk (1) homolog dari kebanyakan histokompatibilitas
tingkat 1 rantai berat, dimana dapat berinterfensi dengan presentasi antigen (2)
homolog kemokin yang menghambat inflamasi dan (3) homolog glutathione
peroxide yang dapat melindungi virus dari bahaya oksidatif dari peroxida.
Gejala Klinis
Moluskum kontagiosum sering memperlihatkan papul kecil merah muda
yang dapat membesar, biasanya membesar hingga 3 cm (“giant molluscum”).
Seiring pembesarannya, permukaan bentuk kubah dan morfologi seperti mata
kucing dapat semakin jelas. Lesi dapat memiliki umblikasi, terdapat substansi
seperti putih dadih dapat dilihat dengan tekanan. Pada kebanyakan pasien
berkembang beberapa papul, sering pada tempat yang intertriginosa, seperti
aksilla, fossa poplitea, dan panggul. Lesi pada genital dan perianal dapat
berkembang pada anak-anak dan jarang yang memiliki kaitan dengan hubungan
seksual. Lesi ini digolongkan dalam cluster atau dalam bentuk linear. Biasanya
merupakan hasil dari koebnerisasi atau perkembangan lesi pada trauma. Eritema
dan eksema dapat muncul di sekitar lesi; hal ini disebut Moluskum dermatitis.
Papul dapat menjadi eritematosa, hal ini dipercaya merupakan respon imun dari

2
infeksi. Pasien dengan sindrom immunodefisiensi dapat memperlihatkan lesi yang
besar dan ekstensif baik di daerah genital maupun ekstra genital.[1]

Gambar 1 Muluskum kontagiosum dengan lesi umbilikasi


Dikutip dari kepustakaan 1

Gambar 2 Muluskum kontagiosum dengan lesi multipel


Dikutip dari kepustakaan 1

Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang
seperti histopatologi yang menunjukkan gambaran seperti Henderson-Paterson
body, dapatlah ditegakkan diagnosis moluskum kontagiosum. Penegakan
diagnosis moluskum kontagiosum dapat dilakukan secara langsung. Penilaian

3
kandungan inti menggunakan pewarnaan Giemsa dapat dilakukan dan evaluasi
histopatologi dapat dilakukan pula.
Pada pemeriksaan histopatologi memperlihatkan epidermis yang hipertropi
dan hiperplastik. moluskum kontagiosum memiliki karakteristik gambaran
histopatologi. Pada bagian atas lapisan basal dapat ditemukan pembesaran sel
yang mengandung inklusi intrasitoplasmi (Henderson-Paterson body). [1]
Penatalaksanaan
Pada umumnya penyakit ini dapat sembuh sendiri tanpa komplikasi pada
pasien imunokompeten. Sebelum melakukan penatalaksanaan sebaiknya
mendiskusikan terlebih dahulu dengan keluarga pasien mengenai resiko dan
keuntungan pengobatan.
a. Terapi Topikal
Banyak ahli menggunakan cantharidin 0,7% atau 0,9% liquid
untuk pengobatan MK. Cantharidin merupakan ekstrak dari serangga,
Cantaharis vesicatoria, yang merangsang vesikulasi pada
dermoepidermal ketika dioleskan secara topikal pada kulit. Obat ini
harus dioleskan dengan hati-hati dan dicuci sekitar dua sampai enam
jam kemudian. Tidak dianjurkan untuk penggunaan pada wajah atau
daerah genital, dan keluarga harus dikonseling berhubungan dengan
resiko ringan dari reaksi ekstrim atau bekas luka. Pengobatan terapi
topikal lainnya yaitu retinoid cream, Imiquimod cream, asam salisilat,
cidofovir, pasta silvernitrat dan tape stripping. [1]

b. Terapi Sistemik

Cimetidine oral telah menunjukkan kesuksesan. Analisis dari


Cochrane database menunjukkan hanya lima terapi yang berkualitas
tinggi, ditemukan hasil tidak ada satupun intervensi yang meyakinkan
efektifitas dari pengobatan moluskum kontagiosum. Kebanyakan pasien
memilih pengobatan cantharidin topikal sebab dirasakan paling efektif
dan tidak sakit. Sakit, penggunaan anastesi topikal dapat menghilangkan
rasa sakit.

c. Tindakan

4
Pengobatan konvensional, yaitu kuretase dan kriptoterapi,
meskipun kedua pengobatan ini memberi rasa sakit, penggunaan
anastesi topikal dapat menghilangkan rasa sakit.

Anda mungkin juga menyukai