Anda di halaman 1dari 6

1.

Berikan contoh dan jelaskan hubunganintegrasi antara desain dan pelaksanaan


konstruksi!
Jawab :
Salah satu dari tahapan proyek dalam proye konstruksi adalah tahap perancangan.
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai
dengan keinginan dari pemilik.
Desain adalah proses menciptakan gambaran fasilitas baru, yang biasanya diwakili
oleh rencana rinci dan spesifikasi. Sedangkan perencanaan konstruksi adalah suatu
proses mengidentifikasi kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat
desain realitas fisik.
Desain dan proses konstruksi merupakan suatu sistem yang terintegrasi, dimana dalam
pelaksanaan konstruksi tergantung pada hasil desain yang telah dibuat dan disetujui.
Contoh diproyek, hasil desain adalah shop drawing. Shop drawing adalah gambar
yang dibuat oleh Kontraktor yang disetujui oleh Konsultan Pengawas yang menjadi
dasar dalam pelaksanaan pekerjaan. Shop drawing memegang peranan yang penting
dalam terlaksananya pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan. Gambar ini menjadi
media komunikasi antara perencanaan dan pelaksanaan yang vital sehingga harus
diperhatikan dalam pembuatannya. Sebagai media komunikasi, shop drawing haruslah
memperhatikan obyek penggunanya. Di lapangan, gambar ini digunakan oleh
Pelaksana atau Supervisi, Mandor, dan juga Pekerja. Oleh karena itu gambar ini tak
pelak harus memiliki tingkat kejelasan yang tinggi sedemikian pengguna tinggal pakai
dan tidak perlu lagi membuat persepsi atau asumsi-asumsi yang bisa berakibat
kesalahan pelaksanaan.

1. Sebutkan dan jelaskan tahapan perancangan (Design)!


Jawab :
1. Preliminary Design (Pra Rancangan)
Selama tahap desain awal, penekanan utama adalah pada desain arsitektural-
mekanikal-sipil . Desain semua proses atau Flowsheet juga akan selesai pada tahap
ini untuk memastikan bahwa Flow-nya benar dapat terintegrasi ke dalam
Preliminary Design.
Kegiatan pada tahap ini meliputi ;
 Memantapkan konsep desain
 Membuat gambar pra desain
 Membuat perkiraan biaya kasar
Hasil Pra-rancangan mencakup:
 Gambar pra desain ( site plan denah, tampak, potongan, perspektif)
 Rencana anggaran biaya awal
 Usulan spesifikasi teknis material
Sejumlah gambar yang cukup kemudian diselesaikan untuk mengkomunikasikan
konsep desain. Jumlah gambar yang dibutuhkan adalah sangat tergantung pada
ukuran dan kompleksitas proyek. Pada perencanaan awal proyek dipersiapkan
beberapa gambar preliminary design yang mencakup garis besar dengan konsep
design yang benar dan diperhitungankan kemungkinan pendetailan drawing-nya.
Jika konsep Desain-Bid-Build, lengkap atau hampir lengkap dokumen dirancang,
kemudian diperhitungkan untuk harga dari semua input vendor.

2. Design Development (Pengembangan Rancangan)


Merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan
perhitungan-perhitungan yang lebih detail, mencakup:
 perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara
terperinci.
 gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanikal, dsb.)
 outline specification (garis besar)
 estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci.

3. Final Design & Contructions Document (Disain akhir dan penyiapan dokumen
pelaksana
Selama tahap akhir desain arsitektur dan gambar teknik rinci (cetak biru) dari
seluruh komponen fisik proyek yang dihasilkan. Dalam beberapa proyek yang
kompleks, seperti pusat penelitian multi-disiplin, perlu untuk mempersiapkan selain
desain laporan tertulis terakhir. Ini merangkum fasilitas seperti yang dirancang.

Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan,
mencakup:
 Penyusunan Detailed Engineering Design (DED) : membuat gambar kerja
untuk pelelangan sekaligus gambar pedoman pelaksanaan pembangunan di
lapangan.
 Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) : membuat spesifikasi
material / bahan, alat, teknik/metoda kerja sebagian pedoman pelaksana, dan
hal-hal yang bersifat administratif dalam proyek.
 Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BQ)
 RAB diberikan untuk klien/pemilik proyek sebagai pedoman untuk menyeleksi
kontraktor, sedangkan BQ diberikan untuk calon kontraktor yang mengikuti
tahapan prakualifikasi untuk membantu membuat penawaran proyek
 Penyusunan perhitungan teknik, dokumen kontrak, dan daftar informasi
supplier : perhitungan struktur digunakan sebagai dasar pembuatan gambar
kerja struktur yang sekaligus diperlukan untuk kepentingan non teknis proyek
seperti prose pengurusan IMB. Dokumen kontrak dibuat untuk klien/pemilik
proyek yang telah berhasil menentukan kontraktor untuk melakukan perjanjian
tertulis. Informasi supplier diberikan kepada klien/pemilik proyek sebagai
panduan untuk membandingkan harga pasaran dengan harga yang ditawarkan
kontraktor, terutama saat terjadi pekerjaan tambah kurang di lapangan.
 Verifikasi dan validasi desain : verifikasi adalah pemerikasaan kembali segala
dokumen yang hendak dilelangkan, yang dilakukan bersama dengan
klien/pemilik proyek. Sedangkan validasi adalah pemeriksaan dan penyetujuan
diokumen oleh pihak yang berwenang, misalnya untuk bangunan gedung
pemerintahan, maka diperlukan eksaminasi dokumen oleh Dinas Pekerjaan
Umum bidang Cipta Karya.
 Perubahan desain (aanvuling) : perubahan desain dilakukan jika ternyata
setelah melalui tahap verifikasi an eksaminasi, ternyata pihak pemeriksa
menemukan adanya ketidakbenaran dalam dokumen, sehingga diperlukan
perbaikan dokumen gambar DED atau dokumen RKS.

Hampir semua masalah desain harus telah diselesaikan sebelum akhir tahap desain
akhir. Detail yang cukup harus disediakan oleh gambar-gambar dan laporan untuk
memungkinkan cukup akurat perkiraan konstruksi dan biaya operasional, serta
jadwal konstruksi. Semua revisi untuk bahan bangunan, mesin, dan spesifikasi
peralatan yang dibuat. Jadwal diperbarui, perkiraan biaya dan spesifikasi yang
terkandung dalam laporan desain akhir.

Meskipun asumsi jelas harus menunjukkan bahwa perubahan apa pun pada tahap
ini yang paling penting. Desain Final adalah yang paling penting dari proses
perencanaan karena akan secara detail yang lengkap pada seluruh Desain akhir. Jika
gambar desain akhir harus substansial diubah atau diulang, biayanya yang amat
tinggi dibandingkan dengan biaya aslinya. Tentunya jika hal ini terjadi, maka
kesalahan substansial sebenarnya telah dibuat pada tahap sebelumnya dan tahap
perencanaan.

4. Cost Re-evaluation atau Value Engineering


Ini merupakan elemen opsional dalam proses desain. Untuk proyek besar, dan
orang-orang yang mungkin akan mengalami kesulitan dengan proyeksi keuangan
ekonomi, mungkin berguna untuk memasukkan tahap Penilaian (value)
engineering.

Penilai (Value) engineering adalah proses mengevaluasi kembali semua beban


biaya utama dalam proyek untuk menentukan apakah biaya sudah optimal
dibandingkan dengan nilai manfaat yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu
ataupun parameter lainnya. Apakah Prelimary desain yang dipilih adalah solusi
desain yang efektif. Contoh kasus adalah Pembuatan CHF (Coal Handling
Fasilities) atau Penanganan Fasilitas Tambang Batubara. Pendampingan oleh
Konsultan Teknik dengan beberapa disiplin ilmu yang terkait terkadang
membutuhkan tidak hanya desain dari Team Material Handling system saja tetapi
juga mungkin melibatkan pihak eksternal misalnya ahli perkereta-apian dalam
mengoptimasi pemakaian jalur kereta api atau pertimbangan yang didapat dari
Vendor alat berat. Ada baiknya para pihak yang ‘diduga’ berkaitan sebaiknya
dilibatkan pada semua proses keteknikan dan keekonomian. Produk akhirnya
adalah tersedianya konsep hingga desain yang komprehensif selain untuk
memastikan bahwa proyek tersebut memenuhi kriteria operasional dan
mengoptimalkan efisiensi biaya baik dalam pembangunan dan pengoperasian
sistem.

Nilai dari Feasibility (pada tahap pertama) dan Desain (pada tahap kedua) tentunya
bukan dimaksudkan supaya biaya menjadi semakin besar atau proses yang
memakan waktu dan mahal. Hal ini dapat menghasilkan penghematan biaya yang
cukup besar terhadap proyek dengan menemukan inkonsistensi antara kebutuhan
operasional dan solusi desain. Rekomendasi yang dibuat oleh tim Penilai (value)
engineering harus dimasukkan ke dalam rancangan akhir yang diperlukan.

4. Construction Documents and Bid Specifications


Tahap terakhir dari fase desain adalah penyusunan dokumen konstruksi dan
spesifikasi tawaran (RKS). Dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran serupa di
seluruh industri konstruksi untuk setiap proyek pembangunan, dan karena itu tidak
ada deskripsi rinci atau diskusi yang terpisah diperlukan untuk fasilitas akuakultur.

Adalah penting bahwa detail yang diberikan dalam dokumen-dokumen konstruksi


dan spesifikasi tawaran mencerminkan standar dari kontraktor yang diharapkan
untuk tawaran proyek tersebut. Selain itu, harus diingat bahwa banyak kontraktor
tidak memiliki fasilitas bangunan, pengalaman kerja, dan tidak akan memahami
tingkat akurasi diperlukan untuk beberapa komponen.

Ini sangat penting bagi pembangunan proyek untuk memenuhi kriteria kinerja yang
ditetapkan. Persyaratan ini harus disampaikan melalui gambar rinci dan spesifikasi.
Demikian pula, mesin, peralatan, dan spesifikasi material yang jelas harus
menunjukkan standarisasi material atau bahkan sampai pembatasan vendor tertentu
yang memenuhi persyaratan Procurement (Proses Pembelian)dan Traceability
(dapat ditelusuri sumbernya).

2. Jelaskan maksud gambar dibawah ini!

Jawab :
Definisi mengenai value Engineering (Rekayasa Nilai) pada initinya adalah suatu cara analisa
untuk mengoptimalkan efisiensi biaya (Efficiency Cost) yang semula mungkin berpotensi
menimbulkan pembesaran biaya akibat biaya yang tidak perlu pada suatu anggaran pekerjaan
dan setelah dilakukan suatu proses rekayasa nilai menghasilkan suatu nilai efisiensi biaya
dengan syarat tetap berpatokan pada prinsip tidak menghilangkan aspek
kinerja/perform, ketahanan/durability, keandalan/reability, mutu, fungsi, manfaat, estetika dan
aspek lainnya yang dianggap penting dari suatu elemen pekerjaan yang ditentukan dalam
analisis Value Engineering/VE. Suatu proses rekayasa nilai pada umumnya memerlukan suatu
inovasi dan kreatifitas dalam proses mereduksi suatu elemen biaya yang memiliki
potensi pembesaran biaya, proses inovasi tersebut dapat diperoleh dari pengatahuan dasar
(Basic Knowladge), pengalaman (Experiences) maupun informasi.

Biaya untuk membuat perubahan pada Rancangan Proyek tergantung pada saat Value
Engineering itu dilakukan. Perubahan dini secara otomatis (alami) akan lebih murah dari pada
setelahnya.
Owner didorong untuk melakukan studi Value Engineering yang akan mengefektifitaskan
penggunaan biaya. dan pada saat melakukan tahap pra desain dan perencaan pelaksaan agar
diberi waktu untuk pemantapan pada Value Engineering tersebut dapat kita katakan ditambah
25% dari waktu rincian tahap disain. Ruang lingkup Value Engineering itu sendiri tergantung
pada ukuran, biaya, dan kompleksitas/kerumitan dari setiap proyek yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai