sel hepatosit mengalami inflamasi, hal ini akan menurunkan kadar TPO dan akan mempeng
aruhitrombopoiesis yang diikuti lisisnya trombosit akibat splenomegali yang pada akhirnya
terjaditrombositopenia (kadar trombosit yang < 100.000/mm3). Kadar trombosit yang mengalami
penurunan inidapat menjadi indikator penting telah terjadinya keadaan penyakit hati kronis.Biopsi
hepar sampai saat ini masih menjadi gold standard untuk penegakan diagnosis terjadinyafibrosis pada
penyakit hati kronis. Keuntungan menggunakan biopsy ini diantaranya adalah dapatmengetahui secara
tepat derajat kerusakan hepar dan mengetahui sampai sejauh mana prognosis darikerusakan hepar.
Tetapi, biopsi hepar menggunakan metode invasif yang berhubungan dengan resikomorbiditas antara
0,3 % – 0,6 % dan resiko mortalitas sekitar 0,05 %. Beberapa metode uji non invasivesebagai uji derajat
fibrosis sederhana antara lain uji laboratorium rutin dengan berbagai parameter, yaitu:AST - Platelet
Ratio Index (APRI), rasio AST/ALT, cirrhosis disriminant score (CDS), age - platelet index(AP), dan platelet
count.