Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

ELEKTRONIKA ANALOG DIGITAL


RANGKAIAN ENCODER DAN DECODER

Disusun oleh :

Nama : Triyadi
NIM : 14504244001
Kelas :C

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

1
1. Rangkaian Encoder
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder.
Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data
bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian
kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan
memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan
setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Suatu decoder atau
pendekode adalah system yang menerima kata M bit akan menetapkan keadaan 1
pada salah satu (dan hanya satu) dari 2m saluran keluaran yang tersedia. Dengan
kata lain fungsi suatu decoder adalah mengidentifikasi atau mengenali suatu kode
tertentu. Proses kebalikannya disebut pengkodean (encoding). Suatu pengkode
atau encoder memiliki sejumlah masukan, dan pada saat tertentu hanya salah satu
dari masukan masukan itu yang berada pada keluaran 1 dan sebagai akibatnya
suatu kode Nbit akan dihasilkan sesuai dengan masukan khusus yang dieksitasi.
Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD
Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line
input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD
(Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti rangkaian
encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD). Sekarang encoder
banyak sekali kita temui dalam kehidupan modern ini, contohnya pada tombol
telepon digital atau seluler, timer alat pemasak, atau timer Microwave, remote
control televisi, keyboard komputer,kode bargraph pada barang yang kita beli di
swalayan,dll. Biasanya dalam kehidupan sehari hari, encoder desimal ke binar
adalah jenis yang paling banyak dipakai.
Ilustrasi Digital Encoder

Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded
Decimal) yaitu rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD.
Dalam mendesain suatu encoder kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi
encoder yang diinginkan yaitu dengan : Membuat tabel kenenaran dari encoder
yang ingin dibuat Membuat persamaan logika encoder yang diinginkan pada tabel
kebenaran menggunakan K-Map Mengimplemenstasikan persamaan logika
encoder dalam bentuk rangkaian gerbang logika digital Rangkaian Encoder Desimal
2
(10 line) ke BCD Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah
pertama adalah menentukan tabel kebenaran encoder kemudian membuat
persamaan logika kemudian mengimplementasikan dalam gerbang logika digital
seperti berikut. Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD.

Persamaan logika output encoder Desimal (10 Line) ke BCD


1. Y3 = X8 + X9
2. Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
3. Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
4. Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Rangkaian implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD sesuai tabel
kebenaran

Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas


dan persamaan logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke
rangkaian karena alasan efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan
maka tidak akan mengubah nilai output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000).
Rangkaian encoder diatas hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1 jalur
input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder diatas bukan
didesain sebagai priority encoder.

2. Rangkaian Decoder
Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk
mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada outputnya.
Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang merubah

3
bilangan biner menjadi bilangan decimal dimana Rangkaian logika decoder
menerima input-input dalam bentuk biner dan mengaktifkan salah satu outputnya
sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada dasarnya decoder merupakan
kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat digunakan sebagai pembangkit
fungsi.
Pada umumnya Decoder biasanya memiliki saluran enable. Saluran enable
berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan decoder. Didalam Decoder
Terdapat 2 jenis pengkaktifan yaitu: aktif high dan aktif low. Pada decoder dengan
saluran enable aktif high, jika enable = 0 maka decoder off. Berarti semua saluran
output akan bernilai nol. Jika enable = 1 maka decoder on dan sesuai dengan
inputnya, saluran output yang aktif akan 1, dan yang lainnya 0.
Dekoder merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menampilkan
kode-kode biner menjadi karakter yang dapat dipahami secara visual. Decoder BCD
ke 7 segment merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah
kode BCD menjadi karakter tampilan angka desimal yang dapat dilihat secara
visual. Ilustrasi dekoder BCD ke 7 segment dapat dipahami dari gambar berikut :
Dekoder BCD Ke 7 Segment

Data BCD 4 bit diubah menjadi tampilan visual angka desimal 0-9 menggunakan
rangkaian logika dasar digital (AND, OR dan NOR). Data BCD 4 bit tersebut diubah
sesuai nilai desimal seperti pada tabel berikut. Tabel Kebenaran Dekoder BCD Ke 7
Segment.
Tabel Kebenaran Dekoder BCD Ke 7 Segment :

4
Proses pengkodean data BCD menjadi tampilan angka desimal dilakukan secara
terpisah untuk tiap ruas/segment (ruas a- ruas g). Untuk membangun sebuah
dekoder 7 segment dari data tabel kebenaran diatas, langkah pertama adalah
menentukan persamaan yang dapat mewakili fungsi dekoder tiap ruas. Setelah itu
dapat di buat rangkaian decoder untuk tiap ruas menggunakan rangkaian digital dari
gerbang logika dasar.

Pengaplikasian rangkaian encoder dan decoder :


1. Sensor Putaran
Sensor putaran atau kecepatan dapat dibuat dengan sebuat optocoupler tipe “U”
dan sebuah roda cacah. Sensor putaran atau kecepatan ini dapat digunakan untuk
membaca putaran suatu object yang berputar seperti roda kendaraan, putaran
motor listrik dan lain nya. Sensor putaran atau kecepatan ini dibuat dengan
optocoupler tipe “U” yang ditengahnya diletakan sebuah roda cacah. Optocoupler
merupakan komponen optoisolator yang memiliki karakteristik penerima (photo
transistor) akan mengalami perubahan logika bila terjadi perubahan intensitas
cahaya yang dipancarkan oleh pemancar (LED infra merah) untuk penerima.
Kecerahan led berbanding lurus dengan arus diodanya. Karena arus kolektor
sebanding dengan tingkat kecerahan dari led maka dapat dikatakan bahwa arus
dioda mengendalikan arus kolektor seperti transistor pada umumnya. Biasanya arus
yang diperbolehkan mengalir pada infra merah adalah berkisar pada 15 hingga 25
miliamper. Foto transistor merupakan jenis transistor yang peka terhadap cahaya
infra merah.
Blok Sensor Optocoupler

Roda cacah yang diletakan ditengah optocoupler tersebut berfungsi untuk


mempengaruhi intensitas cahaya yang diberikan oleh LED pada optocoupler ke
photo transistor yang akan memberikan perubahan level logika sesuai dengan
putaran roda cacah. Kecepatan perubahan logika photo transistor akan sebanding
dengan kecepatan putaran roda cacah. Konstruksi sensor putaran dapat dilihat
pada gambar berikut.
5
Konstruksi Sensor Putaran

Rotary encoder, atau disebut juga Shaft encoder, merupakan perangkat


elektromekanikal yang digunakan untuk mengkonversi posisi anguler (sudut) dari
shaft (lubang) atau roda ke dalam kode digital, menjadikannya semacam tranduser.
Perangkat ini biasanya digunakan dalam bidang robotika, perangkat masukan
komputer (seperti optomekanikal mouse dan trackball), serta digunakan dalam
kendali putaran radar, dll. Terdapat dua tipe utama rotary encoder, yaitu tipe absolut
dan tipe relatif. Rotary encoder, atau disebut juga Shaft encoder, merupakan
perangkat elektromekanikal yang digunakan untuk mengkonversi posisi anguler
(sudut) dari shaft (lubang) atau roda ke dalam kode digital, menjadikannya
semacam tranduser. Perangkat ini biasanya digunakan dalam bidang robotika,
perangkat masukan komputer (seperti optomekanikal mouse dan trackball), serta
digunakan dalam kendali putaran radar, dll. Terdapat dua tipe utama rotary encoder,
yaitu tipe absolut dan tipe relatif.

2. Endec pada Remote Control


Sistem kendali jauh ini dipakai pada televisi sanyo dan remode control buatan
Motorola. Mulai tahun 1980 semua sitem audio video yang menggunakan sistem
kendali digital, dalam hal ini Remote Control memakai endec dinamik. Tidak ada lagi
yang menggunakan endec statik. Sekarang, kita bahas piranti endec dinamik
tersebut. Sebagaimana layaknya sistem kendali jauh pada umumnya, sistem ini
terdiri dari pemancar ( transmitter) dan penerima (receiver)

Sumber :
 http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/digital-encoder/
 http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/dekoder-bcd-ke-7-segment/
 http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/membuat-sensor-
putaran- kecepatan/
 Ir. Wijaya Widjanarka N.2006. Teknik Digital. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai