Puasa Wajibku Print

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

I.

PENDAHULUAN
Makan, Minum,dan huubungan biologis merupakan kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi oleh manusia. Pergerakan manusia
dikendalikan oleh dorongan-dorongan yang telah Allah ciptakan pada diri
manusia. Kadangkala, dorongan itu bersifat kuat dalam memaksa manusia
untuk memenuhi kebutuhannya. Imam Al-Ghozali menyebut dorongan itu
sebagai syahwat.
Seringkali dorongan tersebut tidak dapat dikendalikan diri sendiri
tanpa dilakukan cara lain. Dan tidak mungkin dorongan atau syahwat itu
dapat semuanya terpenuhi. Maka perlu adanya cara agar dorongan tersebut
agar tidak terrjadi kekacauan akibat banyaknya keinginan pribadi yang
harus dituruti. Tentunya dengan cara-cara yang sehat secara spiritual,
medikal, sosial, dan penuh dengan hikmah ketuhanan. Dalam hal ini salah
satu cara sehat secara spiritual mengenai dhahir ataupun bathin manusia
seperti melakukan puasa, karena puasa memiliki dimensi kesehatan yang
edang ramai diperbincangkan sebagai bentuk kemukjizatan Al-Qur’an
yang telah terungkap seiring laju perkembangan ilmu pengetahuan
modern. Puasa dapat memperbaiki kualitas fisis, medis, dan biologis
seseorang. Ada banyak sekali jenis puasa. Yaitu puasa sunnah dan oouasa
wajib. Puasa wajib sendiri mempunyai jenis-jenisnya serta bagaimana
puasa itu ada kaitnya dengan jiwa seseorang.

Jadi dapat dikatakan bahwa puasa sebagai salah satu cara sehat
secara sepiritual yag penuh dengan nilai ketuhanan.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Apa pengertian puasa?
B. Apa saja macam-macam puasa?
C. Bagaimana yang dimaksud dengan puasa dalail?
D. Apa yang dimaksud dengan lailatul qadar?
E. Siapa saja orang yang wajib dan tidak wajib melakukan
puasa?
F. Bagaimana hikmah (rahasia) dalam puasa?

1
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa

Puasa adalah terjemahan dari Ash-Shiyam. Menurut istilah bahasa


berarti menahan diri dari sesuatu dalam pengertian tidak terbatas. Arti ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat Maryam ayat 26:
‫إنننيِّ نصصذور ت‬
‫ت نللِرروحمْنن ص‬
ً‫صوومما‬
“sesungguhnya aku bernazar shaum ( bernazar menahan diri dan
berbiacara ).”1
“Saumu” (puasa), menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala
sesuatu”, seperti makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak
bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai
terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.”2
Menahan diri dari berbicara dahulu disyariatkan dalam agama Bani Israil.
Menurut Syara’ (istilah agama Islam) arti puasa adalah sebagaimana
tersebut dalam kitab Subulus Salam. Yaitu :

‫ فنيِّ اَلنرصهاًنر صعصلِيِّ اَولصووجنه اَولصمْوشتروو ن‬٬‫ع صوصغوينرصهاً نمرمْاً صوصرصد بننه‬
‫ صويصوتبصببتع‬٬‫ع‬ ‫ب صواَولنجصمْاً ن‬
‫ك صعنن واَلصوكنل صواَلششور ن‬ ‫اَص و نلومصساً ت‬
َ‫ بنصشببصرا‬٬‫صبب‬‫صوو ص‬ ‫ت صموخ ت‬ ‫ث صوصغوينرصهاً نمصن اَولصكصلنم اَولتمْصحررنم صواَولصمْوكتروونه فنببيِّ صووقبب ص‬ ‫ك صعنن اَرللِوغنو صواَلررفص ن‬
‫ك اَ و نلومصساً ت‬
‫ذل ن ص‬
۰‫صصة‬ ‫ط صموخ ت‬
‫صوو ص‬ ‫ئن ص‬
“Menahan diri dari makan, minum, jima’ (hubungan seksual) dan lain-
lain yang diperintahkan sepanjang hari menurut cara yang disyariatkan,
dan disertai pula menahan diri dari perkataan sia-sia, perkataan yang
diharamkan pada waktu-waktu tertentu dan menurut syarat-syarat yang
ditetapkan.3

1 H.M Djamil Latif, S.H, Puasa dan Ibadah Bulan Puasa, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1421 H/2001
M), hlm. 22

2 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012), hlm. 220.

3 H.M Djamil Latif, S.H, Puasa dan Ibadah Bulan Puasa, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1421 H/2001
M), hlm. 22

2
B. Macam-macam puasa
1. Puasa Wajib
Puasa wajib adalah puasa yang mesti dilaksanakan tidak ada
kompromi. Puasa wajib haram ditinggalkan tanpa udzur syar’i. Puasa
wajib dan beberapa jenis diantaranya adalah:
a. Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan diwajibkan Allah berdasarkan firman-


Nya di dalam Al-Qur’an yang berbunyi

۰‫ب نعنليَ التلذوينن لمون قنوبللقكوم لننعلتقكوم تنتتققوونن‬ ‫نياَأنيينهاَ التلذوينن آنمنقووا قكتل ن‬
‫ب نعلنويقكقم ال ص‬
‫صنياَقم نكنماَ قكتل ن‬
Artinya : Wahai mereka yang beriman, diwajibkan kepadamu
berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan kepada
orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS.
Al-Baqarah-183).
Rasulullah saw. menegaskan perintah tersebut dengan
sabdanya,

‫ نوأنتن قمنحتمااددا نر ق‬٬ ‫شنهاَندلة أنون للالهن التل اقاا‬


‫ نوإلقناااَلم‬٬‫سااووقل الاا‬ ‫ ن‬:‫س‬ ‫سنلقم نعنليَ نخوم س‬ ‫بقنلنيَ والل و‬
۰‫ت‬ ‫ نونحصج اولبنوي ل‬٬‫ضاَنن‬
‫صوولم نرنم ن‬‫ نو ن‬٬‫ نوإلوينتاَلء التزنكاَلة‬٬‫صنللة‬ ‫ال ت‬
“Didirikan Islam atas lima sendi: mengakui bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, berpuasa Ramadhan dan naik haji ke Baitullah.” (H.R
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).4

b. Puasa Qadha

Sebenarnya puasa sebagai ibadah yang diwajibkan


hanya puasa Ramadhan. Adapun puasa wajib yang lain

4 H.M Djamil Latif, S.H, Puasa dan Ibadah Bulan Puasa, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1421 H/2001
M), hlm. 19-20

3
berkaitan dengan puasa Ramadhan atau hal lain. Salah satunya
adalah puasa qadha, yaitu puasa untuk menggantikan puasa
Ramadhan yang kita tinggalkan karena suatu sebab halangan
syar’i. Puasa qadha adalah puasa hutang yang wajib dibayar.
Seprti layaknya hutang, jika sudah punya uangseyogyanya
harus dibayar tunai, jangan ditunda-tunda apalagi sampai
hutang berikutnya. Pada saat kita punya waktu untuk
mengerjakan puasa qadha, kita harus segera melakukannya.
Allah telah memberikan waktu sampai satu tahun. Tentang
kewajiban mengganti hari-hari yang ditinggalkan dalam puasa
Ramadhan Allah swt berfirman:

َٰ‫ت نمببصن اَولهتببصدى‬ ‫ضبباًصن اَلرببنذيِ أتنببنزصل فنيببنه اَولقتببورآْتن هتببمدىَ لنلِنربباً ن‬
‫س صوبصيننصبباً ص‬ ‫صشببوهتر صرصم ص‬
ٰ ‫ضاً أصوو صعلِص‬
‫ببىَ صسببفصصر فصنعببردةة نمببون‬ ‫صومْهت ۖ صوصمن صكاًصن صمنري م‬ ‫صواَولفتورصقاًنن ۚ فصصمْن صشنهصد نمنتكتم اَلرشوهصر فصولِيص ت‬
َٰ‫اب صعلِص ى‬‫ات بنتكتم اَوليتوسصر صوصل يتنريتد بنتكتم اَولتعوسصر صولنتتوكنمْتلِواَ اَولنعببردةص صولنتتصكنببترواَ ر ص‬‫أصرياًصم أتصخصر ۗ يتنريتد ر‬
‫صماً هصصداَتكوم صولصصعلِرتكوم تصوشتكتروصن‬

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan


Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.
(Q.S. Al-Baqarah: 185)

4
Berdasarkan ayat diatas dan yang sudah dijelaskan
sebelumnya puasa qadha diberlakukan untuk mereka yang
meninggalkan puasa Ramadhan karena sakit, bepergian, haid,
nifas, hamil dan menyusui. Tatacara untuk melakukan puasa
qadha boleh dilkukan secara langsung atau terputus-putus.

Bila seseorang meninggal sedangkan puasa qadhanya


belum dilakukan maka terdapat perbedaan ulama dalam
menunaikannya. Menurut jumhur ulama diantaranya Imam
Hanafi, Imam Malik, dan juga Imam Syafi’i berpendapat
bahwa wali tidak boleh mengganti puasa yang
ditinggalkannya, hanya saja mereka memberikan makanan
untuk setiap hari ia berhutang (besarnya sama dengan fidyah).

Sedangkan menurut golongan Imam Syafi’i,


disunnahkan bagi wali untuk menggantikan puasa yang akan
membebaskannya dari kewajian dan tidak perlu membayar
fidyah. Yang dimaksud wali disini adalah ahli waris, kerabat
maupun keluarga dekat lainnya. Jika ingi digantikan oleh yang
lain maka harus minta izin dari walinya. Jika tidak, maka puasa
qadha tersebut tidak sah. Hal tersebut berdasarkan hadits Nabi
saw

‫صاًصم صعونهت صولنشيهت‬ ‫ت صوصعلِصوينه ن‬


‫صصياًةم ص‬ ‫صمون صماً ص‬

“siapa yang meninggal dunia sedang ia masih


mempunyai kewajiban berpuasa hendaklah digantikan oleh
walinya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Aisyah)

c. Puasa Nadzar

Bernadzar puasa artinya berjanji akan berpuasa, apbila


misalnya sembuh dari sakit atau jika diperkenankan sesuatu
maksud yang baik (yang bukan maksiat) dalam rangka

5
mensyukuri nikmat atau untuk mendekatkan diri kepada Allah,
maka wajiblah atasnya untuk melaksanakannya. Puasa nadzar
pada dasarnya hutang, bahkan lebih tegas lagi karena biasanya
dikaitkan dengan sesuatu. Oleh karena itu, seseorang yang
bernadzar wajib melaksanakan puasa nadzar tersebut sebab ia
sendiri yang membuatnya wajib.5

Menurut ulama, hukum bernadzar setidaknya ada dua,


yaitu : makruh dan qurbah (ibadah). Kebanyakan ulama
memakruhkan bernadzar, walaupun yang dinadzarkan itu
adalah ibadah, seperti sholat, puasa, dan sedekah. Hal ini
berdasar pada hadits berikut:

‫ صوإننرصمْاً يتوستصوخصرتج بننه نمصن اَولبصنخينل‬٬ ً‫نصصهىَ اَلنربنشىَ – صلِىَ ا علِيه وسلِم – صعنن اَلنروذنر صقاًصل » إننرهت لص يصترشد صشويمئا‬

“Rasulullah saw melarang bernadzar seraya bersabda:


“sesungguhnya nadzar itu tidak dapat menolak sesuatu, dan
nadzar itu hanya keluar dari orang yang bakhil”.

Dimakruhkannya bernadzar karena dikhawatirkan


sebagian manusia beritikad bahwa nadzar itu dapat menolak
atau merubah takdir, atau mereka mengira bahwa nadzar itu
dapat memastikan keberhasilan apa yang diinginkannya, atau
menganngap bahwa Allah akan mewujudkan keinginannya
karena nadzarnya.6

Sebagian ulama lagi menanggap bahwa bernadzar


tidak dimakruhkan, kalau nadzar itu diniatkan untuk
mendekatkan diri kepada Allah (qurbah). Hal ini berdasarkan
pada hadits berikut:

5 Miftah faridh, Puasa Ibadah Kaya Makna, (Jakarta: Gema Insani, 2007) , hlm129-130

6 Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm

6
“tidak ada nadzar kecuali pada sesuatu yang dapat
diperoleh ridha Allah”. (HR Ahmad dan Abu Daud).

Namun demikian, walaupun nadzar itu diperselisihkan


hukumnya oleh para ulama, ereka telah berijma’ bahwa
melaksanakan apa yang telah dinadzarkan adalah wajib. Hal
ini berdasar pada firman Allah SWT berikut:

‫صوولتيوتفواَ نتتذوصرتهم‬

“... dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-


nadzar mereka. . .” (QS Al-Hajj: 29).

d. Puasa Kifarat

Puasa kifarat (atau kafarat) diberlakukan atas


pelanggaran yang dilakukan seseorang Muslim atas hukum
Allah yang sudah berketetapan. Karena perbuatan yang ia
lakukan tersebut Allah memberikan maaf, disamping
bertobat ia harus melakukan atau membayar kafarat tersebut
agar tobatnya diterima. Adapun pelanggaran yang dilakukan
sseorang sehingga ia harus membayar kafarat adalah:

a) Hubungan badan di siang hari Ramadhan


b) Membunuh orang tanpa hak
c) Dzihar terhadap istri
d) Sumpah palsu atau membayar upah.

2. Puasa Sunnat
Di antara hari-hari yang disunnatkan padanya berpuasa
adalah sebagai berikut :
a. Hari Arafah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah. Hal ini sesuai
dengan sabda Rasulullah saw
‫ضيرةم‬ ‫ صو ص‬٬‫ضيرةم صوتموستصوقبصلِصمة‬
‫صووتم صعاًتشووصراَصء يتصكفنتر صسنصةم ص ن‬
ً‫ما‬ ‫صووتم يصوونم صعصرفصةص يتصكفنتر تذنتوو ص‬
‫ب صسنصتصوينن صماً ن‬ ‫ص‬

7
“Berpuasa pada hari arafah itu dapat mrnghapus dosa kalian
selama dua tahun yang silam dan dua tahun yang akan datang,
dan berpuasa as-syura dapat menghapus dosa setahun silam.”
(H.R. Muslim)

b. Hari as-syura dan tasu’a yaitu hari kesepuluh dan


kesembilan pada bulan Muharam. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah saw.:
..... ‫ضيرةم‬
‫صووتم صعاًتشووصراَصء يتصكفنتر صسنصةم صماً ن‬
‫صو ص‬
“Berpuasa pada hari kesepuluh itu menghapuskan dosa-dosa
dari tahun yang telah lalu.”

Rasulullah juga berpuasa pada hari tasu’a kemudian


memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu. Beliau bersabda:

‫صومْصناً واَليصووصم اَلرتاًنسصع‬


‫اَصذاَ صكاًصن اَلصعاًتم واَلتمْوقبنتل اَنون صشاًصءا ت‬

“jika sekiranya tahun depan datang insyaallah kita akan


berpuasa pada hari kesembilan.”

c. Enam hari pada bulan Syawal. Hal ini berdasarkan pada


sabda Rasulullah saw yang menyatakan:
‫ضاًصن صواَصوتبصصعهت نس تمتاً نمون صشرواَصل صكاًصن صك ن‬
‫صصياًنم اَلردوهنر‬ ‫صمون ص‬
‫صاًصم صرصم ص‬

“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dan diikuti


dengan enam hari pada bulan syawal, maka dia laksana berpuasa
satu tahun.” (H.R. Muslim)

d. Awal pertengahan (nisfu) Sya’ban. Mengenai hal ini Aisyah


r.a. berkata
ِّ‫ضاًصن صوصمبباً صرأصويتتببهت فصببوي‬ ‫صصياًصم صشوهصر قص ش‬
‫ط اَنلر صرصم ص‬ ‫صرلِىَ ا صعلِصوينه صوصسلِرصم اَوستصوكصمْصل ن‬ ‫صماًصرأصوي ت‬
‫ت اَلررتسووصل ص‬
‫صصياًمماً فنويِّ صشوهرصشوعصباًصن‬ ‫صشوهر اَصوكثصصر نمونهت ن‬

“Aku tidak pernah menyaksikan Rasulullah berpuasa kecuali


pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah menyaksikan beliau

8
dalam sebulan banyak berpuasa lebih banyak dari pada bulan
Sya’ban.” (H`R. Mutafaq Alaih)7

e. Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Hal ini


berdasarkan sabda Rasulullah saw.:
‫ يصبباً صرتسبووصل انبب‬:َ‫ صقباًلتووا‬.‫ب اَنصلىَ ا صعرزصوصجرل نمون هصنذنه واَلصيربباًنم‬ ‫ح فنويصهاً اَصصح ش‬ ‫صماً نمون اَصرياًنم واَلصعصمْنل اَل ر‬
‫صاًلن ن‬
‫ ثتببرم لصببوم‬٬‫ صولص واَلنجصهاًتد فنويِّ صسبنوينل ان اَنلر صرتجةل صخصرصج بننصوفنسنه صوصماًلننه‬:‫صولص واَلنجصهاًتد فنويِّ صسبنوينل ان؟ِهلل صقاًصل‬
‫يصورنجوع نمون صذلن ص‬
‫ك بنصشويصئ‬

“Tidak ada hari yang pada terdapat amal saleh yang lebih
dicintai oleh Allah ketimbang pada hari-hari ini, yaitu sepuluh
hari awal bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah,
apakah juga lebih dicintai daripada jihad di jalan Allah? Beliau
menjwab: Juga lebih dicintai daripada jihad di jalan Allah
kecuali bagi seorang laki-laki yang keluar dengan dan harta
bendanya, kemudian tidak kembali dari sana dengan sesuatu
apapun. “(H.R. Bukhari)

f. Bulan Muharram. Hal ini berdasarkan pada Nabi saw saat


beliau ditanya:
‫ صشوهتر ان اَلرنذىَ تصصدتعوونصهت واَلتمْصحررصم‬: ‫ضاًصن؟ِهلل صقاًصل‬ ‫صصياًنم اَصوف ص‬
‫ضتل بصوعصد صرصم ص‬ ‫اَص ش‬.
‫ىَ اَل ن‬

“Puasa apakah yang paling utama setelah puasa Ramadhan?


Beliau menjawab Pada bulan Allah yang dinamakan kalian
dengan bulan Muharram.” (H/R. Muslim)

g. Hari-hari bidh pada setiap bulan, yaitu hari ketiga belas,


keempat belas dan kelima belas. Hal ini berdasarkan perkataan
Abu Dzar r.a.:
‫ث صعوشصرةم صواَصوربصصع صعوشصرةم‬ ‫صووصم نمصن اَلرشوهنر ثصلصثصةص اَصرياًنم واَلبنوي ن‬
‫ ثصصل ص‬٬‫ض‬ ‫اَصصمصرصناً صرتسووتل ان اَصون نص ت‬
‫صوونم اَلتذوهنر‬
‫ نهصيِّ صك ص‬: ‫ صوصقاًصل‬٬‫س صعوشصرمة‬
‫صوصخومْ ص‬

7Abu Bakar Jabir El-Jazairi. Pola Hidup Muslim ( Minhajul Muslim ) Thaharah, Ibadah,
dan Akhlak. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1990) hlm 240

9
“Rasulullah memerintahkan kepada kita berpuasa pada satu
bulan pada hari-hari istimewa yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15.
Beliau mengatakan bahwa puasa pada hari itu bagaikan puasa
satu tahun.” (H.R. An-Nasa’i)8

h. Puasa pada hari Senin dan Kamis. Hal ini berdasarkan


hadits bahwa beliau sering berpuasa pada hari senin dan kamis.
Beliau ditanya tentang hal itu kemudian menjawab:
‫س فصيصوغفنتر ان لنتكنل تموسلِنصم تموؤنمصن اَنلر واَلتمْتصصهاً نجنرويصن فصيصقتووتل‬
‫ض تكرل اَوثنصوينن صوصخنمْوي ص‬
‫اَنرن واَلصوعصمْاًصل تتوعصر ت‬
ً‫اَصنخصرهتصمْا‬

“Sesunguhnya amal perbuatan itu diperlihatkan pada setiap hari


senin dan kamis sehingga Allah mengampuni setiap muslim atau
setiap mukmin kecuali terjaga orang-orang yang saling
memutuskan hubungan, maka dikatakan (diperlihatkan) pada
akhir keduanya.” (H.R. Ahmad)

i. Puasa sehari, buka puasa sehari

Biasa dikenal dengan sebutan puasa daud

‫ صكاًصن يصصناًتم‬٬‫صلصنة صداَتوصد‬ ‫صلصنة ناَلصىَ ان ص‬ ‫ب اَل ر‬‫ صواَصصح ش‬٬‫صصياً تم صداَتوصد‬
‫صصياًنم اَنصلىَ ان ن‬ ‫ب اَل ن‬ ‫اَصصح ش‬
‫ صو صكاًصن يص ت‬٬‫صفصهت صويصقتووتم ثتلِتثصهت صو يصصناًتم تستدصسته‬
‫صووتم يصووماً م صويتوفنطتر يصووماً م‬ ‫نن و‬

“Puasa yang paling disenangi oleh Allah adalah puasa Daud,


dan sholat yang disukai Allah adalah sholat nabi Daud. Beliau
tidak separuhnya, terjaga sepertiganya, tidur seperenamnya.
Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (H.R. Mutaffaq
Alaih)

j. Puasa bagi orang yang belum mampu menikah. Hal ini


berdasarkan pada sabda Rasulullah saw.
‫صتن لنولِفصور ن‬
‫ صوصمون لصوم يصوستصنطوع فصصعلِصوينه‬٬‫ج‬ ‫ض لنولِبص ص‬
‫صنر صواَصوح ص‬ ‫ فصإ ننرهت اَصصغ ش‬٬‫ع واَلصباًصءةص فصولِيصتصصزروتج‬ ‫صمنن اَوستص ص‬
‫طاً ص‬
‫صوونم فصإ ننرهت لصهت نوصجاًةء‬
‫نباًل ر‬.

8 Sayyid Sabiq. Fikih Sunnah 3. (Bandung: PT Alma’arif. 1978) hlm 248

10
“Barang siapa diantara kalian yang sudah mampu menafkahi
keluarganya, nikahlah karena nikah itu lebih bisa menjaga
mata dan lebih dapat menjaga farji. Dan barang siapa tidak
mampu, hendaknya dia berpuasa karena dengan berpuasa akan
dapat menjaga syahwat.” (H.R. Bukhari)

3. Puasa Makruh
a. Puasa pada hari Arafah bagi orang yang sedang wukuf di
Arafah. Puasa ketika itu tidak dibenarkan karena ada larangan
dari Rasulullah bagi orang yang wukuf di Arafah.
b. Puasa pada hari Jum’at karena ada sabda Rasulullah yang
mengatakan:
‫اَنرن يصووصم واَلتجومْصعنة نعويتدتكوم فصصل تص ت‬.
‫صووتمووهت اَنلر اَصون تص ت‬
‫صووتموواَ قصوبلِصهت اَصوو بصوعصدهت‬

“Hari Jum’at itu hari raya kalian, maka janganlah kalian


berpuasa kecuali jika kalian berpuasa sebelum atau
sesudahnya.” (H.R. At-Turmnudzi)

c. Puasa hari Sabtu semata-mata. Hal ini berdasarkan pada


sabda Rasulullah saw
‫ب اَصوو تعووند‬ ‫ت اَنلر فنويصمْاً اَوفتتنر ت‬
‫ صواَنون لصوم يصنجود اَصصحتدتكوم اَنلص لنصحاًصء نعنص ص‬٬‫ض صعلِصويتكوم‬ ‫لص تص ت‬
‫صووتموواَ يصووصم اَلرسوب ن‬
‫صشصجصرصة فصلِنيتومْ ن‬.
‫ضصغهت‬

“Janganlah kalian berpuasa hari Sabtu kecuali pada hari-hari


yang diwajibkan atas kalian. Dan seandainya seorang diantara
kalian tidak mendapat sesuatu selain kulit kurma, atau batang
sebuah pohon, hendakah memakannya.”9

d. Puasa pada akhir bulan Sya’ban. Hal ini berdasarkan pada


sabda Rasulullah saw.:
‫ف صشوعصباًتن فصلص تص ت‬
َ‫صووتمووا‬ ‫اَنصذاَاَونتص ص‬
‫ص ص‬

9 Sayyid sabiq. Fikih Sunnah 3.( Bandung: PT Alma’arif 1978).hlm.228

11
“Jika bulan Sya’ban itu mau berakhir, janganlah kalian
berpuasa.” (H.R. Ashhab al-sunan, dishahihkan oleh Ibnu
Hibban)

e. Al-wishal yaitu berpuasa dua hari dan selanjutnya secara


berturut-turut tanpa buka. Tentang hal ini Rasulullah saw.
bersabda:
َ‫صلِتووا‬
‫لص تتصواَ ن‬

“Janganlah kalian berpuasa wishal.” (H.R. Bukhari)

f. Puasa pada hari syak yaitu pada hari ke tiga puluh bulan
Sya’ban. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang
menyatakan:
‫صىَ اَصصباً واَلقصنسنم‬
‫صاًصم يصووصم اَلرشنك فصقصود صع ص‬
‫صمون ص‬

“Barang siapa yang berpuasa pada hari Syak berarti dia telah
berbuat maksiat pada Abu al-Qasim.” (H.R. Bukhari)

g. Puasa setahun, yaitu berpuasa setahun terus-menerus tanpa


buka. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah saw.:
‫صاًصم واَلصبصصد‬
‫صاًصم صمون ص‬
‫لص ص‬

“Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa terus-menerus.” (H.R.


Muslim)

h. Puasa seorang istri tanpa izin suaminya, padahal suaminya


sedang ada dirumah. Hal ini berdasarkan pada sabda
Rasulullah saw.:
‫ إنلر صرصم ص‬٬‫ صوصزووتجصهاً صشاًنهةد اَنلر بنإ نوذنننه‬٬َ‫صشم واَلصمْصرأصةت يصوومماً صواَنحمدا‬
‫ضاًصن‬ ‫لص تص ت‬

“Janganlah perempuan itu berpuasa satu hari pun apabila


suaminya ada (di tempat), kecuali ada izin dari dia (atau)
kecuali pada bulan Ramadhan.” (H.R. Mutaffaq Alaih)

4. Puasa Haram

12
Ada hari-hari yang diharamkan untuk menjalankan puasa,
baik untuk puasa wajib (misalnya mengqadha’ puasa ramadhan)
maupun puasa sunnat. Hari-hari tersebut ada lima yaitu: dua hari
raya idul fitri dan hari raya idul adha, dan 3 hari Tasyriq yaitu 11, 12,
dan 13 bulan Dzulhijjah.10

C. Puasa Dalail
1. Pengertian

Dalailul Khairat berasal dari kata “daallun” yang berarti


petunjuk.11 Dan “Khoir” yang berarti kebajikan12

Adapun yang dimaksud puasa dalailul Khoirat adalah puasa yang


disertai amalan-amalan (wirid).

Puasa Dalail adalah puasa yang dijalankan dalam riyadhah


untuk mendapatkan ilmu atau ijazah amalan tertentu. Memang
tidak ada hadis yang menjelaskan mengenai puasa sunnah ini.
Namun begi para pencari ilmu yang memiliki hajat atau tujuan
khusus dapat membantunya dalam pencapaiannya secara ruhani.
Puasa ini biasanya diijazahkan oleh seorang kiyai kepada santrinya
untuk dijalankan selama beberapa tahun yaitu selama satu atau tiga
tahun. Setidaknya dalam puasa dalail ini ada dua jenis puasa dalail
yaitu Dalailul Qur’an dan Dalailul Khairat.

Puasa Dalail Al-Qur’an dilakukan sebagai usaha riyadhah


untuk usaha batiniyah agar dapat menghafal seluruh ayat Al-
Qur’an. Sedangkan puasa Dalailul Khairat dilakukan sebagai
prasyarat untuk mendapatkan ijazah amalan dalailul khairat.
Sebenarnya terkait dengan puasa dalail apa yang dilakukan itu

10 HM. Madchan Anies. Meraih Berkah Ramadhan.( Yogyakarta : Pustaka Pesantren.2009). hlm10

11 Ahmad Warson Al-Munawir, Kamus Arab Indonesia Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresif,
2002),Cet.25.hlm. 417

12 Ibid, hlm. 378

13
tergantung pada yang memberi ijazahnya. Sedangkan mengenai
tata cara pelaksanaanya sama dengan puasa sunnah lainnya.

2. Tarekat dalailul

Tarekat dalailul Khairat adalah suatu tarekat yang


dijalankan dengan melakukan puasa selama tiga tahun tanpa
berhenti( selain waktu yang diiharamkan puasa menurut hukum
islam), dan setiap hari membaca kitab dalailul khairat. Yang isi
bacaanya adalah bacaan-bacaan shalawat.

Tarekat Dalailul Khairat mempunyai pengaruh positif terhadap


perilaku sosial. Perilaku-perilaku sosial yang diwujudkan pengikut
Dalailul Khairat antara lain13
a. Rajin
b. Sabar
c. Qana’ah
d. Tasamuh
e. Istiqomah
f. Mentaati peraturan
g. jujur
h. Kerja keras

3. Kandungan puasa Dalailul Khairat


Dalam hal ini yang paling essensial pada puasa Dalailul Khairat
adalah mengamalkan wirid, adapun kandungan wirid tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Muqaddimah, berisi tentang bacaan surat Al-Fatikhah yang
ditujukan (khadrah) kepada para sanad pemberi ijazah
b. Membaca asmaul khusna yang terdiri dari 99 asma Allah
c. Membaca asma Nabi
d. Do’a Niat
e. Membaca wirid dala al khairat(shalawat dalail)
f. Do’a dalailul Khairat
4. Tujuan dan Manfaat menjalani Dalailul Khairat
a. Tujuan
1. Taqarrub

13 Tarekat Masturin, Dalailul Khairat dalam perspektif sosial Budaya, (Kudus: STAIN,
2013),Hlm.189

14
Puasa ini lebih menekankan pada amalan-amalan
(wirid) yang mensyaratkan terlebih dahulu diijazahkan pada
shahibul ijazah atau diisebut kyai.
Adapun yang menjadi tujuan para pelaku puasa dalailul
Khairat ini adalah untuk Taqarrub yakni usaha-usaha untuk
menghampirkan diri kepada Allah SWT sehingga menduduki
tempat yang terhormat dan mulia dengan jalan mematuhi
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.14
2. Tabarruk
Diantara tujuan dilakukannya puasa Dalail adalah untuk
mencari atau mendapatkan barokah. Ada beberapa perkataan
dan perbuatan yang barokah diantaranya seperti membaca
dzikir dan membaca Al-Qur’an. Selain mengamalkan kedua
amalan tersebut, pelaku puasa Dalail juga harus mengamalkan
wirid yang didalamnya terkandung bacaan-bacaan dzikir,
shalawat do’a dan lain sebagainya.
b. Manfaat
Diantara manfaat melakukan puasa Dalail adalah sehat
jasmani dan rahani. Seperti pada ayat berikut ini:

“...Dan makanlah dan minumlah kamu sekalian tetapi


janganlah kamu berlebih-lebihan, sebab sesungguhnya Allah
itu tidak suka kepada orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-
A’raaf:31).
Secara mudah puasa itu mengosongkan perut pada siang
hari tentunya terasa lapar, dengan puasa juga dapat mensucikan
badan dan jiwa. Kesucian badan dan jiwa akan membawa
kesucian berpikir, atau pikiran, kelakuan, serta kesucian dalam
mendekatkan diri kepada Allah.
Dalailul Khairat ibadah yang lengkap bermuatan aturan
seperti puasa Ramadhan dari sudut membatalkan maupun yang
menghilangkan faidah puasa.

14 Hamzah Yakub, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin Tasawuf dan Taqarrub, (Jakarta
:CV. Asia,1993).Hlm,

15
5. Pengaruh Puasa Dalailul Khairat terhadap kecerdasan
Emosi
Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam menanggung
kondisi prihatin dan berupaya bersabar. Dengan kondisi yang
prihatinnya tersebut pelaku puasa dalail dapat berempati terhadap
keadaan fakir atau miskin, kemudian mendorongnya untuk
mengasihi mereka sehingga timbuk tolong menolong.
Menjalani puasa dalail adalah bagian dari bertasawuff,
karena dapat mengajarkan mereka untuk bersikap war’ dan zuhud.
Amin Syukur dalam suatu penelitiannya menyebutkan
bahwa tasawuf adalah kesadaran adanya komunikasi dan dialog
langsung antara sorang muslim dengan Tuhan. Tasawuf juga
merupakan suatu sistem latihan dengan penuh kesungguhan untuk
membersihka, dan memperdalam kerohanian dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah, sehingga dengan itu, maka segala
konsentrasi seseorang hanya tertuju kepada-Nya.
Puasa Dalailul Khairat juga dapat membangun kepercayaan
diri. Puasa dalail syarat dengan do’a, secara psikis, do’a memiliki
pengaruh terhadap rohani, do’a adalah stabilisator jiwaterutama
saat jiwa mengalami guncangan dan tekanan berat seperti stress
dan depresi.
D. Lailatul Qadar

Secara etimologi kata lailah berarti malam dan al qadr artinya


ketentuan, posisi dan kemuliaan. Maksudnya pada malam itu Allah
menjelaskan dan menetapkan segala urusan. Seperti rezeki manusia, ajal
manusia dan semua hal ihwal mereka secara bijak sehingga tidak dapat
diganti dan diubahnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat
Ad-Dukhan ayat 4:

‫ق تكلُل أصومر‬
‫فنويصهاً يتوفصر ت‬

‫حنكويم‬

“Pada malam (qadar) itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”

16
Adapun makna lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an
dari lauh mahfudz ke langit dunia. Dari langit dunia inilah kemudian
malaikat Jibril menurunkan ke bumi selama kurang lebih 23 tahun. Malam
kemuliaan adalah sebuah malam yang ibadah di dalamnya lebih baik dari
seribu bulan. Hal ini berdasarkan firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah
ayat 185:

ِ‫ن‬ ‫ت نمصن اَولهتصدىَٰ صواَولفتورصقاًن‬ ‫ضاًصن اَلرنذيِ تأننزصل نفينه اَولقتورآْتن هتمدىَ نللِرناً ن‬
‫س صوبصينصناً ص‬ ‫صشوهتر صرصم ص‬

“Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai


petunjuk bagi manusia dan keterangan dari petunjuk itu serta pembeda
antara yang hak dan yang batil”

Al-Qur’an dan hadits Nabi saw telah menerangkan keutamaan


malam yang sangat agung ini. Allah telah menurunkan sebuah surat yang
khusus membicarakan masalah itu, yaitu surat Al-Qadr ayat 1 sampai 5.

‫ف صشوهصر‬ ‫ك صماً لصويلِصةت اَولقصودنر لصويلِصةت اَولقصودنر صخويةر نمون أصول ن‬


‫إنرناً صأنصزولصناًهت نفيِّ لصويلِصنة اَولقصودر ن صوصماً أصودصراَ ص‬
‫تصنصتزصل اَولصمْصلئنصكةت صواَلشروتح نفيصهاً بنإ نوذنن صربننهم نمن تكنل أصومصر صسصلةم نهصيِّ صحرتىَٰ صم و‬
‫طلِصنع اَولفصوجنر‬

”Seungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Malam Qadr


itu. Tahukah kamu apakah Malam Qadr itu? Malam Qadr lebih baik dari
seribu bulan. Malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun dengan seizin
Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Keselamatan malam itu
hingga terbiit fajar”.

Seribu bulan sama dengan delapan puluh tiga tahun lebih empat
bulan. Artinya, bahwa malam yang sangat mulia ini lebih baik dari umur
manusia yang sangat panjang yang hampir mendekati seratus tahun jika
dibandingkan dengan umur manusia sebelum baligh. Malam itu para
malaikat turun dengan membawa rahmat Allah, keselamatan itu tersebar
luas sampai fajar.

17
Nabi saw mengingatkan agar malam yang penuh barakah dan
mulia ini tidak dilewatkan begitu saja, sehingga seorang muslim tidak
memperoleh kebaikan dan pahala.

Sabda Nabi saw:

“Barangsiapa beribadah pada Malam Qadr karena iman dan mengharap


ahala dari Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah terlebih
dahulu”.(H.R. Bukhari, Abu Dawud, Nasa’i dan Tirmidzi).

Waktu terjadinya Lailatul Qadr

Yang sudah pasti Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan. Hanya
saja kita tidak tahu kapan Lailatul Qadr turun secara pasti, para ulama
telah berbeda pendapat. Ada sebagian yang mengatakan Lailatul Qadr itu
diturunkan khusus pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan
terutama malam-malam ganjil, yaitu malam 21,23,25,27 dan 29. Hal ini
berdasarkan sabda nabi saw

‫اَنولتنصمْتسووصهاً فنويِّ اَولصعوشنر واَلصصواَنخنر نمون صشوهنر صرصم ص‬


‫ فنويِّ تكنل نووتر‬.‫ضاًصن‬

“Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan
pada setiap malam ganjil” (Mutafaq ‘Alaih)

Sementara, sebagian ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadr turun


pada malam 27 du bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan pada perkataan
Ubay bin Ka’ab:

“Demi Allah, sesungguhnya Lailatul Qadr terjadi pada malam bulan


Ramadhan, dan ia turun pada malam 27 Ramadhan, hanya saja ia ia tidak
suka menceritakan kepadamu lalu kami menyerah begitu saja (tidak
berusaha dengan serius untuk mencarinya)” (H.R. Tirmidzi)

Hikmah dirahasiakan Lailatul Qadr

18
Terjadinya Lailatul Qadr ini tidak disebutkan oleh Allah swt secara jelas.
Hal ini dimaksudkan agar kita berusaha serius dalam mencari, bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan ibadah karena punya keinginan keras t=ntuk
mendapatkannya.

Tanda-tanda turunnya Lailatul Qadr

Banyak sekali tanda-tanda yang bisa dijadikan patokan turunnya Lailatul


Qadr, walaupun tentu saja tidak bisa dijadikan pegangan seratus persen
untuk memastikan. Karena ada beberapa negara yang pada waktu
Ramadhan sedang mengalami cuaca hujan, bahkan ada juga yang tengah
musim kering sehingga umat muslim haruss melakukan sholat istisqa’
(meminta hujan) dan sebagainya. Padahal Lailatul Qadr turun secara
bergantian sesuai kondisi malam berbagai negara.

Berikut adalah tanda-tanda turunnya Lailatul Qadr sebagaimana yang


disebutkan oleh Ubay bin Ka’ab dari nabi saw, “Bahwa Lailatul Qadr
ditandai matahari terbit di pagi harinya putih ceria yang tidak bersinar
(menyilaukan)” (H.R. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Diriwayatkan juga dari Ibnu Khuzaimah dari hadits Ibnu Abbas secara
marfu’ (bersambung kepada Nabi saw), “Tanda-tanda Lailatul Qadr
cuacanya sepoi-sepoi basah tidah panas dan tidak dingin, pagi harinya
matahari berwarna lemah”.

Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dar Ubadah,” Tanda Lailatul Qadr
adalah malam itu suasananya tidak panas dan dingin, tenang dan cerah,
bagaikan bulan yang bersinar”.15

E. Orang yang diwajibkan puasa & yang tidak diwajibkan puasa


 Orang yang diwajibkan puasa
1. Islam

15H. Ghazali Mukri, Menikmati Ramadhan Bersama Nabi. (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. 1999).
hlm92

19
Ini adalah syarat mutlak. Siapa saja yang mengaku dan
menyadari bahwa dirinya muslim maka dia wajib melaksanakan puasa
Ramdahn pada waktunya. Tentu bukan hanya puasa saja, syariat yang
lain pun demikian, wajib dikerjakan oleh siapa yang mengaku Islam.
‫ب صعصلِيِّ اَلرنذويصن نمون قصوبلِنتكوم لصصعلِرتكوم تصترقتووصن‬
‫صصياًتم صكصمْاً تكتن ص‬ ‫صياًأصشيصهاً اَلرنذويصن آْصمنتوواَ تكتن ص‬
‫ب صعلِصويتكتم اَل ن‬
Artinya : Wahai mereka yang beriman, diwajibkan kepadamu
berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang
yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah-183).
Karena puasa itu adalah suatu ibadah dan ibadahnya orang non-
Muslim tidak akan diterima sampai ia masuk Islam terlebih dahulu.
Dan sebab inilah pernah ada riwayat yang menyebutkan bahwa
Sayyidina Umar bin Khoththob menangisi kawannya seorang Nashrani
yang rajin memberi sedekah. Ketika ditanya kenapa ia menangis oleh
sahabanya itu, beliau menjawab bahwa ia cinta kawannya itu karena
suka memberi, namun alangkah sedihnya sebab ia tahu betul bahwa
amalannya orang non-muslim tidak berrati apa-apa, dan tidak diterima
oleh Allah SWT.
‫صوصمن يصوبتصنغ صغويصر اَ و نلوسصلنم نديمناً فصصلِن يتوقبصصل نمونهت صوهتصو نفيِّ اَولنخصرنة نمصن اَولصخاًنسنريصن‬
“siapa yang mencari agama selain Islam, maka ia tidak akan
diterima, dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang yang merugi”
(QS Ali Imron 85)

Jadi status Islam itu penting sekali, agar semua amal yang kita
lakukan didunia ini mendapatkan hasil yang akan kita terima dari Allah
nanti di hari akhir kelak. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh
orang-orang non-muslim, karena amalnya tidak berbuah apa-apa di
akhirat.
2. Baligh dan berakal (Mukallaf)
Yang wajib baginya puasa Ramadhan ialah orang yang Baligh,
artinya ia sudah sampai dan melampaui umur baligh. Dalam Islam,
orang yang sudah baligh ia sudah dikenakan kewajiban-kewajiban

20
syariah, yang disebut dalam bahasa syariat dengan istilah “Mukallaf”.
Dari mulai sholat sampai haji.
Tetapi baligh saja tidak cukup, yang baligh memang sudah
memasuki umur Mukallaf. Tetapi status Mukallaf itu juga akan gugur
jika dia seorang yang sakit jiwa, atau tidak berakal alias gila. Jadi
ketika seorang itu baligh, tidak serta merta ia mendapat kewajiba
syariah, akan tetapi ditinjau lagi apakah ia sehat atau sakit akalnya.
Kalau dia termasuk yang sakit akalnya atau gila, maka tidak ada
kewajiban syariah apapun atas dirinya. Karena itu kewajiban puasa
Ramdhan berlaku bagi yang berstatus “Mukallaf” , yaitu sudah Baligh
dan berakal.
Hadits Nabi SAW:
“pena itu diangkat (syariat tidak berlaku) bagi 3 orang: 1. Orang
yang tidur sampai ia terbangun, 2. Anak kecil sampai ia baligh, 3.
Orang gila sampai ia sembuh” (HR Abu Daud)
3. Mampu untuk berpuasa (Qudroh)
Ini syarat yang paling penting dalam hal wajibnya berpuasa
Ramdhan bagi seorang muslim; yaitu mampu berpuasa. Artinya ia
dalam keadaan sehat wal’afiyat dan tidak ada dalam dirinya hal-hal
yang bisa menjadi udzur untuk tidak berpuasa.
Dalam bahasa syariatnya disebut dengan Rukhshoh, yang berate
keringanan. Jadi seorang yang tidak terdapat dalam dirinya hal yang
mendatangkan rukhshoh itu, maka tidak ada alas an baginya untuk
tidak berpuasa.
Artinya ia benar-benar dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan.
Tidak ada dalam dirinya hal-hal yang menjadikan seseorang itu di
peringankan untuk tidak berpuasa. Yang termasuk udzur untuk bisa
mendapatkan rukhshoh itu ialah; Sakit, Musafir atau bepergian jauh
dan juga lanjut Usia, atau orang yang sudah sangat tua dan sudah tidak
mampu lagi baginya untuk menahan makan dan minum seharian.16
 Orang yang tidak diwajibkan puasa
16 http://zarkasih20.blogspot.com/2012/07/siapa-sih-yang-wajib-puasa-ramadhan.html
diakses 19-04-15 14:20 WIB

21
1. Orang sakit.
Seorang muslim yang sedang sakit pada Bulan Ramadhan
diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Hal itu berdasarkan situasi dan
kondisi berikut;
a. Jika ia masih mampu berpuasa tanpa kesukaran, maka ia lebih baik
berpuasa; tetapi kalau ia tidak mampu, lebih baik ia berbuka.
b. Kalau ia masih ada harapan sembuh dari sakitnya, maka ia bersabar
menunggu sampai ia sembuh, lalu ia membayar (qadha) sebanyak
puasa yang ditinggalkannya.
Namun, jika tidak ada harapan akan kesembuhannya, maka ia
boleh berbuka dan membayar fideyah dengan secupak bahan makanan
yang diberikan kepada orang miskin sesuai dengan jumlah hari puasa
yang ditinggalkannya.
2. Musafir.
Orang yang sedang melakukan perjalanan (musafir) sejauh yang
dibolehkan mengkasar shalat, dibolehkan tidak berpuasa. Setelah
kembali dari perjalanannya, ia akan membayar (qadha) puasa yang
ditinggalkannya pada hari diluar bulan Ramadhan.17

Firman Allah di dalam Alquran

‫ضاً أصوو صعصلِىَٰ صسفصصر فصنعردةة نمون أصرياًصم أتصخصر‬


‫فصصمْون صكاًصن نمونتكوم صمنري م‬

"Maka, jika diantara kamu ada yang sakit, atau dalam


perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain."
(QS. Al Baqarah: 184).

Jika musafir itu dapat berpuasa dalam perjalanannya adalah lebih baik
daripada tidak berpuasa, sebagaimana Firman Allah SWT, "Dan
berpuasa lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui." (QS. Al
Baqarah: 155).

17 Miftah faridh, Puasa Ibadah Kaya Makna, (Jakarta: Gema Insani, 2007) , hlm 27

22
3. Orang yang sangat Tua dan Pekerja Berat.

Orang yang sudah lanjut usia, baik laki-laki, maupun


perempuan diperbolehkan tidak berpuasa jika mereka tidak mampu
lagi berpuasa. Demikian juga orang-orang yang bekerja berat
sebagai mata pencahariannya, seperti orang-orang yang bekerja di
dalam pertambangan, atau orang-orang yang telah dihukum dengan
kerja paksa, sehingga sulit sekali melakukan puasa.

Mereka semuanya dapat mengganti hari-hari puasa mereka


dengan fidyah, sebagaimana firman Allah SWT, "Dan wajib bagi
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa), membayar (yaitu), memberi makan seorang miskin."
(QS. Albaqarah: 184).

4. Perempuan yang Hamil dan yang Menyusui.

Perempuan yang sedang hamil atau menyusui, dibolehkan tidak


berpuasa. Hanya di dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan
pendapat di kalangan ulama dikalangan Ulama.

Menurut Ibnu Umar dan Ibnu Abbas RA, Apabila


perempuan hamil dan perempuan yang menyusui khawatir atas
dirinya dan anaknya, maka keduanya boleh berbuka, dan wajib
memberi fideyah. Ia tidak meng-qadha puasa yang telah
ditinggalkannya.

Menurut Imam Syafi'i dan Imam Ahmad, jika keduanya ha-


nya khawatir atas anaknya saja lalu ia berbuka, maka keduanya
wajib qadha dan fideyah. Jika keduanya khawatir pada dirinya saja,
atau khawatir pada dirinya dan anaknya, maka keduanya wajib
fideyah saja, tanpa qadha.

23
Sedangkan menurut Ulama Hanafiah, dan Abu Ubai, serta
Abu Tsaur, perempuan yang hamil dan yang menyusui, hanya
wajib qadha, tanpa fidyah.18

F. Hikmah Puasa

Keutamaan puasa sangat besar dan pahalanya sangat banyak. Ia


bisa menyiapkan jiwa untuk menjadi takwa kepada Allah, mendidik
keinginan untuk menjauhi selluruh syahwat sehingga tubuhnya menjadi
kuat, dan jauh dari mudarat.19 Beberapa hikmah puasa diantaranya adalah:

1. Ibadah puasa merupakan wujud rasa syukur kepada Allah karena ia


merupakan ibadah yang diwajibkan.
2. Puasa adalah alat untuk mengetes ketaatan dan amanah seorang
muslim.
3. Ibadah manusia dapat melepaskan diri manusia dari nafsu
kebinatangan.
4. Sesungguhnya para dokter menyatakan bahwa manusia akan
mampu makan dengan rakus dan tanpa batas. Karena, hal itu akan
menjadikan penyakit yang berbahaya dengan pencernaan.
5. Puasa dapat mengalahkan nafsu syahwat
6. Jika manusia dalam keadaan puasa ia akan merasakan panasnya
lapar, sehingga membuahkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin
yang tidak mendapati pangan yang bisa menutupi lapar serta
dahaganya.20
7. Puasa membiasakan kdiri untuk takut kepada Allahbaik secara
rahasia maupun terang-terangan, dalam kesendirian maupun dalam
keramaian, sebab orang yang berpuasa tidak ada yang mengawasi
kecuali hanya Allah.

18 http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/shaum-ala-rasulullah-saw/12/07/22/m7kgoe-
orangorang-yang-boleh-tak-berpuasa. Diakses 19-04-15 13:01 WIB

19 Suad ibrahim shalih, Fiqh Ibadah Wanita, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011), hlm 394

20 Miftah faridh, Puasa Ibadah Kaya Makna, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hlm 150-152

24
8. Sebagian ilmuan Eropa mengatakan puasa satu bulan penuh dalam
setahun dapat menghilangkan sisa-sisa zat makanan yang tidak erguna
yang menggumpal dalam tubuh selama satu tahun.
9. Puasa melatih kesabaran, dan kesabaran merupakan jalan menuju
takwa.21

IV. PENUTUP
A. Simpulan

21Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah Thaharah,
Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. (Jakarta: Amzah, 2010),) Hlm 441-444

25
Puasa merupakan salah satu dari lima rukun islam. Oleh sebab itu
wajib atas semua muslim untuk melaksanakannyaa. .macam-macan puasa
tida hanya Puasa wajib saja, namun ada juga puasa sunnah, puasa makruh,
dan puasa haram. Hal tersebut. Mempunyai manfaat (hikmah) yang sangat
istimewa.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat pemakalah sajikan, semoga dapat
memberi manfaat kepada siapapun yang membacanya. Tentu makalah
yang singkat ini, masih terdapat banyak kekurangan dan keksalahan untuk
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah
ini dan makalah berikutnya.

26

Anda mungkin juga menyukai