Disusun Oleh:
Alita octa ningtias
2014.01.002
b) Respon maladaptive
Respon maladaptif adalah respon yang menimbulkan gangguan
dengan berbagai tingkat keparahan (Stuart dan Sundeen, 1998).
Respon maladaptif terdiri dari :
1) Menarik diri: merupakan suatu keadaan dimana seseorang
menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka
dengan orang lain.
2) Manipulasi: Merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat
pada individu yang menganggap orang lain sebagai objek.
Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara
mendalam.
3) Impulsif: Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu,
tidak mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan.
4) Narkisisme: Pada individu narkisisme terdapat harga diri yang
rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan
dan pujian, sikap egosenetris, pencemburuan, marah jika orang
lain tidak mendukung.
5) Tergantung (dependen): terjadi bila seseorang gagal
mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk
berfungsi secara sukses.
6) Curiga: Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa
percaya dengan orang lain. Kecurigaan dan ketidakpercayaan
diperlihatkan dengan tanda-tanda cemburu, iri hati, dan berhati-
hati. Perasaan individu ditandai dengan humor yang kurang, dan
individu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa
emosi.
3. Pohon masalah:
Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta.
ECG
Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta. ECG
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
(PERTEMUAN PERTAMA)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S: Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
O: Klien tampak menyendiri, klien terlihat mengurung diri, klien tidak mau
bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Keperawatan :
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
4. Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan klien
SP 1 :
1) Identifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2) Diskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
3) Diskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan
orang lain
4) Ajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5) Anjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : “Selamat pagi Pak!” Perkenalkan nama saya Taslimatur
Rizqi, biasa di panggil Rizqi, saya mahasiswa STIKES Banyuwangi. Saya
praktek disini mulai dari hari ini. Nama Bapak siapa? Senang di panggil
apa?
2. Validasi
“ Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apa yang terjadi sehingga Bapak
dibawa kesini??”
3. Kontrak :
Topik : “Senang ya bisa berkenalan dengan bapak hari ini, bagaimana
kalau kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal sekaligus
agar bapak dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi
dengan orang lain?
Waktu: “ Berapa lama pak? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
Tempat : “Di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah,
di ruangan ini saja kita berbincang-bincang.”
FASE KERJA :
“Bapak, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa?”
“Menurut bapak apa keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?”
“Kalau bapak tidak tahu saya akan memberitahukan keuntungan dari
berinteraksi dengan orang lain, yaitu bapak punya banyak teman, saling
menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian”.
“Sekarang saya akan mengajarkan bapak berkenalan. Bagus, bapak dapat
mempraktekkan apa yang saya ajarkan tadi. Bagaiman kalau kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain di masukkan kedalam jadwal
kegiatan harian?”
FASE TERMINASI :
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang tadi?”
Evaluasi Objektif: “Coba ibu ceritakan kembali keuntungan berinteraksi
dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?”
2. Tindak Lanjut: “Tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya
harap bapak dapat mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang
lain!“
3. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baiklah, pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita
akan berbincang-bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat
dan mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain”.
Waktu: “Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-
bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
Tempat: “Di mana bapak mau berbincang-bincang dengan saya
besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di
teras depan saja?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
(PERTEMUAN KEDUA)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S: Klien mengatakan malas berinteraksi
O: Klien menyendiri di kamar, klien tidak mau melakukan aktivitas di luar
kamar, klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Keperawatan :
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain
c. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan klien
SP 1 :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Berikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
3) Bantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : “ Selamat Pagi Pak!” masih ingat dengan saya?
Benar bapak! saya suster Sinar”.
2. Validasi : “ Bagaimana perasaan bapak hari ini ? masih ingat dengan
yang kemarin saya ajarkan?”
3. Kontrak :
Topik : “Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan
mempraktekkan bagaimana cara berkenalan dengan satu orang”.
Waktu : “Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan
melakukannya selama 15 menit, bagaimana menurut bapak?
Tempat : “Kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di
teras depan, apakah bapak setuju?”
FASE KERJA :
“Sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba bapak perlihatkan
kepada saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain?”
“Hebat, bapak dapat melakukannya dengan baik. Sekarangvmari kita
melakukannya dengan satu orang yang bapak belum kenal!!”
“Bagus, bapak dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai dengan
apa yang saya ajarkan. Bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan
orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian?”
FASE TERMINASI :
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang tadi?” Siapa nama orang yang bapak ajak
berkenalan tadi?”
Evaluasi Objektif : “Klien terlihat berkenalan dengan orang yang
baru di kenalnya sebanyak 1 orang”.
2. Tindak Lanjut :“Bapak saat saya tidak ada bapak dapat melakukan hal
seperti yang bapak lakukan tadi dengan orang yang belum bapak kenal,
kemudian bapak ingat nama yang pernah bapak ajak kenalan atau bisa
bapak catat di buku saat berkenalan.”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baiklah, pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita
akan melakukan berkenalan dengan orang lain sebanyak 2 orang
atau lebih?”
W aktu : “Berapa lama bapak punya waktu untuk interaksi dengan
orang lain? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15
menit?”
Tempat : “ Di mana bapak bisa melakukannya besok? Bagaimana
kalau besok kita melakukannya di tempat ini lagi? Selamat siang
bapak!!!”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
(PERTEMUAN KETIGA)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S: Klien mengatakan sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
O: Klien tampak sudah mau keluar kamar, klien dapat melakukan aktivitas
di ruangan
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Keperawatan :
a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan klien
SP 1 :
1) Evaluasi jadwal kegitan harian pasien
2) Berikan kesempatan pada klien berkenalan
3) Anjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : “ Selamat Pagi Pak!” masih ingat dengan saya? Benar
bapak! saya suster Sinar”.
2. Validasi : “ Bagaimana perasaan bapak hari ini ? masih ingat dengan yang
kemarin bapak lakukan?”
3. Kontrak :
Topik : “ Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini bapak akan
melakukan interaksi dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih
pada orang yang tidak bapak kenal atau orang baru”
W aktu : “ Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan
melakukannya selama 15 menit... bagaimana menurut bapak?”
Tempat : “Kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras,
apakah bapak setuju?”
FASE KERJA :
“Sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba bapak perlihatkan kepada
saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat
melakukannya dengan baik”.
“Sekarang, mari kita melakukannya dengan orang lain yang bapak tidak
kenal sebanyak 2 orang atau lebih!! Bagus, bapak dapat mempraktekkan
dengan baik dan mulai berkembang dalam berinteraksi dengan orang lain”.
“Bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru dikenal
di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?”
FASE TERMINASI :
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang tadi? Siapa saja nama orang yang bapak ajak
berkenalan tadi?”
Evaluasi Objektif : “Klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru
di kenalnya sebanyak 3 orang”.
2. Tindak Lanjut : “nah.. saat saya tidak ada, bapak dapat melakukannya hal
seperti yang ibu lakukan tadi dengan orang yang baru bapak kenal...
kemudian bapak ingat nama yang pernah bapak ajak kenalan atau bisa
bapak catat di buku saat berkenalan.”
3. Kontrak yang akan datang:
Topik : “Baiklah, pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa
yang telah kita pelajari dari kemarin ya pak. Apakah bapak bersedia?”
Waktu : “Berapa lama bapak mau melakukannya? Bagaimana kalau
besok kita melakukannya selama 15 menit?”
Tempat : “ Di mana bapak bisa melakukannya besok? Baiklah kita
melakukannya di sini saja. Selamat siang bapak!!!”