Edu Geography
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo
Abstract
___________________________________________________________________
Disaster education in the subjects of geography has a role and functions to develop the ability to think critically
about the issues of life that occurred in the vicinity. This study to determine how the students' level of
knowledge about the disaster and how the role of geography in the subjects of disaster education for the students
. Population in this research that students in the high school social studies class Kebumen, then the sample
taken 5 schools based on the level of accreditation and re-sample of students taken as many as 150 students.
Study variables (1) the role of geography subjects, (2) the role of geography in education subjects disaster . Data
analysis using descriptive percentages and simple linear regression method . The result is students' level of
knowledge about the disaster showed an average of 65.5 in the category of "enough". Role of geography subjects
showed that there was an increase every students 'perceptions about the implementation of the disaster in
learning geography subjects will be followed by an increase students' knowledge about the disaster at 0.850 .
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com
1
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
PENDAHULUAN
Geografi yang objek studinya permukaan tanggapan, dan respon terhadap bencana
bumi dengan relasi keruangannya, memiliki tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai
kedudukan yang kuat dalam memberikan dasar indikator tingkat pemahaman siswa secara
pengetahuan kepada tiap orang dalam cermat dan utuh dalam arti seberapa tingkat
mempelajari dan melakukan studi berbagai kesadaran akan resiko bencana maupun respon
aspek kehidupan di permukaan bumi ini. serta mitigasi yang telah menjadi pengetahuan
Berkenaan dengan fungsi geografi dalam dalam dan perspektifnya. Keutuhan dalam berpikir
membina manusia, Fairgrieve (1966) dalam untuk memahami bencana atau khusunya
Sumaatmadja (1997) menyatakan,” The function kesadaran resiko bencana melalui dinamika
of geography is to train future citizens to imagine berpikir dan bertindak dalam ORID (Objective,
accurately the condition of the great world stage and so Reflektive, Interpretatif, and Decision) (Lazan &
to help them to think sanely about political and social Maria, 2003) dalam (Astuti dan Sudaryono,
problem in the world around”. Dari pernyataan ini, 2010).
dikemukakan fungsi pendidikan dan pengajaran Rumusan permasalahan dalam penelitian
geografi membina warga masyarakat yang akan ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan
datang, untuk sadar akan kedudukannya sebagai siswa tentang kebencanaan dan bagaimanakah
insan social terhadap kondisi dan masalah peran mata pelajaran geografi dalam pendidikan
kehidupan yang dihadapinya. kebencanaan bagi para siswa. Tujuanya adalah
Berkaitan dengan pendidikan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
kebencanaan bagi para siswa, mata pelajaran tentang kebencanaan dan untuk mengetahui
geografi mempunyai peran yang sangat vital peran mata pelajaran geografi dalam pendidikan
karena dalam pengajarannya geografi berfungsi kebencanaan bagi para siswa
mengembangkan kemampuan calon warga
masyarakat dan warga Negara yang akan datang METODE PENELITIAN
untuk berpikir kritis terhadap masalah Populasi dalam penelitian ini adalah
kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan seluruh siswa IPS di SMA Negeri se-Kabupaten
melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap Kebumen. Pengambilan sampel menggunakan
kondisi lingkungan serta kehidupan di teknik Proportionate Stratified Random Sampling
permukaan bumi pada umumnya. karena populasi mempunyai anggota/unsur
Pendidikan Kebencanaan Berkelanjutan yang tidak homogen dan berstrata secara
Untuk Pengurangan Resiko bencana (Education proporsional (Sugiyono, 2008:82).Sampel
for Sustainable Disaster Risk Reduction: EfSDRR) diambil berdasakan pada tingkat akreditasi
merupakan sebuah konsep pendidikan yang masing-masing sekolah. SMA Negeri di
membawa misi pembentukan perilaku manusia Kabupaten Kebumen berjumlah 14 dan didapat
yang bijaksana dalam menyikapi dan 5 SMA Negeri sebagai sampel, kemudian pada
memperlakukan lingkungan hidupnya yang masing-masing sekolah diambil 30 siswa yaitu
rawan bencana, didasarkan oleh nilai-nilai etika 10 siswa pada masing-masing jenjang kelas
moral guna mewujudkan suatu tatanan dengan berdasarkan prestasi siswa dan
kehidupan yang harmonis di masa sekarang, didapatkan sebanyak 150 siswa sebagai sampel.
sambil menjaga kelestariannya untuk Teknik pengumpulan data dalam
kepentingan generasi yang akan datang penelitian ini menggunakan teknik observasi,
(Rahayu, 2009). teknik tes, dan teknik dokumentasi. Analisis
Upaya memahami kondisi siswa secara data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kognitif sampai dengan tindakan dalam analisis deskriptif.
merespon bencana merupakan unsur dari
perspektif psikososial. Mekanisme pikiran,
2
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mata pelajaran geografi yang berkaitan dengan
1. Pengetahuan Siswa Tentang unsur kebencanaan. Pengetahuan siswa ini
Kebencanaan mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif,
Tingkat pengetahuan siswa tentang afektif, dan psikomotorik. Pengetahuan kognitif
kebencanaan di SMA Negeri se-Kabupaten siswa tentang kebencanaan dapat dilihat pada
Kebumen dilihat dari hasil kemampuan siswa Tabel 1.
dalam menyelesaikan tes tentang KD dalam
Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebagian nilai antara 75-84 dalam kriteria “baik”, hanya
besar siswa memiliki pengetahuan tentang 3,3% yang memperoleh nilai lebih dari 84 dalam
kebencanaan dalam aspek afektif dalam kriteria kriteria “sangat baik”.
“kurang”. Kurang disini berarti pengetahuan Selain dari aspek kognitif dan afektif,
siswa tentang kebencanaan dalam aspek afektif pengetahuan siswa tentang kebencanaan juga
tergolong rendah dan sangat perlu ditingkatkan, dapat dilihat dari aspek atau ranah
terbukti dari 56,7% memiliki pengetahuan psikomotorik. Tingkat pengetahuan siswa
dengan nilai kurang dari 60 dalam kriteria tentang kebencanaan di SMA Negeri se-
“kurang”, selebihnya 22% dengan nilai antara Kabupaten Kebumen berdasarkan aspek
61-74 dalam kriteria “cukup”, dan 18% dengan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3.
3
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
4
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
5
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
6
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
penduduk di suatu daerah, yang dapat dapat diperbaharui untuk menjaga SDA yang
membawa berbagai permasalahan sosial seperti tidak dapat diperbaharui tidak cepat habis. Alat
rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya teknologi yang digunakan dalam
kualitas kesehatan, kemiskinan, kriminalitas, pemanfaatannya sebisa mungkin harus
dsb. memperhatikan kelestarian lingkungan, seperti
3) Menganalisis aspek kependudukan pembuangan limbah yang jangan sampai
Masalah kependudukan yang kerap merusak lingkungan hidup. Dengan
terjadi di Indonesia yaitu masalah kesejahteraan pemanfaatan yang baik, secara tidak langsung
penduduk yang rendah, dan dapat dilihat dari upaya dalam mitigasi bencana, khususnya
bertambahnya jumlah kelahiran tetapi tidak bencana alam sudah dapat dilaksanakan yaitu
disertai dengan peningkatan kualitas SDM dengan menjaga lingkungan sekitar tetap terjaga
bahkan kerap sekali diikuti dengan jumlah kelestariannya.
kematian yang tinggi. Kondisi ini f. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian
menggambarkan permasalahan kualitas lingkungan hidup
kesejahteraan penduduk yang masih rendah. 1) Mendeskripsikan pemanfaatan
Rendahnya kualitas penduduk ini juga dapat lingkungan hidup dalam kaitannya
dilihat dari persebaran penduduk di Indonesia dengan pembangunan berkelanjutan
yang tidak merata, rendahnya pendapatan, Seperti halnya SDA pemanfaatan
rendahnya tingkat pendidikan, maupun masih ingkungan hidup yang baik akan dapat menjaga
banyaknya jumlah pengangguran yang ada. kualitas lingkungan agar tetap terjaga untuk
e. Memahami sumber daya alam kehidupan yang akan datang. Dengan
1) Mengidentifikasi jenis-jenis sumber pemanfaatan ini pula akan mengurangi resiko
daya alam dari adanya berbagai bencana alam akibat
Sumber daya alam yaitu segala sesuatu kerusakan lingkungan.
yang tersedia dari alam yang dapat 2) Menganalisis pelestarian lingkungan
dimanfaatkan untuk kelangsungan kehidupan di hidup dalam kaitannya dengan
muka bumi. Terdapat dua jenis SDA yaitu dapat pembangunan berkelanjutan
diperbaharui dan SDA tidak dapat diperbaharui. Peletarian lingkungan hidup berarti tetap
Permasalahan yang kerap muncul yaitu akibat menjaga kualitas lingkungan agar tetap asri yang
adanya pemanfaatan SDA yang berlebihan yang juga merupakan usaha dalam mengurangi resiko
dapat memicu terjadinya bencana terutama terjadinya bencana alam.
bencana alam karena rusaknya kondisi g. Menganalisis wilayah dan pewilayahan
lingkungan akibat pemanfaatan secara besar- 1) Menganalisis pola persebaran, spasial,
besaranan maupun akibat pemanfaatan dengan hubungan, serta interaksi spasial desa-
menggunakan alat teknonogi yang tidak ramah kota
lingkungan. Pada KD ini menjelaskan tentang ruang
2) Menjelaskan pemanfaatan sumber daya lingkup kehidupan antara desa dan kota.
alam secara arif Memang terdapat interaksi positif antara
Pemanfaatan SDA scara arif dapat kehidupan di desa dan kota diantaranya, desa
dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini menyediakan bahan baku dan tenaga kerja bagi
dilakukan untuk mempertahankan kualitas industri-industri di kota yang dapat
lingkungan serta untuk menjaga baik kualitas meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.
maupun kuantitas dari SDA itu sendiri. Namun terdapat pula potensi negative dari
Pemanfaatan SDA haruslah selalu adanya kondisi di atas karena terlalu
memperhatikan kelestarian lingkungan agar renggangnya kondisi sosial masyarakat desa dan
dapat dimanfaatkan sampai generasi yang akan kota. Kesenjangan kualitas SDM dapat memicu
datang. Pemanfaatan sesuai kebutuhan, konflik sosial karena masyarakat kota cenderung
pemanfaatan lebih ditujukan kepada SDA yang menganggap rendah masyarakat desa baik
7
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
karena kondisi ekonomi maupun kualitas SDM aspek afektif tergolong rendah dan masih sangat
masyarakat desa yang lebih rendah . perlu ditingkatkan. Tingkat pengetahuan siswa
2) Menganalisis kaitan antara konsep dilihat dari aspek psikomotorik juga masih
wilayah dan pewilayahan dengan rendah dan termasuk dalam kategori kurang.
perencanaan pembangunan wilayah Secara keseluruhan tingkat pengetahuan siswa
Salah satu indikator dalam KD ini yaitu terkait kebencanaan di SMA Negeri se-
menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan Kabupaten Kebumen termasuk dalam kategori
terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh cukup yaitu sebesar 63,7. (2) Mata pelajaran
sosial budaya masyarakat. Yang dimaksud geografi memiliki mayoritas SK dan KD yang
dengan pusat-pusat pertumbuhan adalah cara didalamnya mengandung unsur kebencanaan
yang ditempuh oleh pemerintah untuk yaitu sebesar 69,23% baik terkandung secara
menentukan daerah tertentu yang dianggap eksplisit maupun secara implisit. Keberadaan
strategis sehingga pada gilirannya akan member unsur kebencanaan dalam mata pelajaran
efek menetes bagi daerah sekitarnya. Memang geografi berperan dalam pengetahuan
kondisi pusat pertumbuhan ini sangat kebencanaan yang dimiliki siswa. Adanya unsur
bermanfaat dalam mengembangkan suatu kebencanaan ini telah memberikan pengetahuan
wilayah, namun banyak sekali dampak negative kebencanaan dari proses pembelajaran
yang terjadi baik kerusakan alam maupun khususnya penyampaian materi kebencanaan
terjadinya berbagai permasalahan sosial. yang dilakukan oleh guru geografi.
Ditentukannya pusat pertumbuhan ini tentu Berdasarkan simpulan di atas, maka
saja diikuti dengan pembangunan sarana dan peneliti menyarankan sebagai berikut: (1) Guru
prasarana sebagai penunjang untuk memajukan geografi hendaknya lebih memperhatikan dan
suatu wilayah tetapi diikuti dengan dampak mementingkan tentang materi-materi geografi
kerusakan lingkungan karena terlalu banyaknya khususnya tentang kebencanaan mengingat
fasilitas penunjang yang tidak memperhatikan pentingnya pengetahuan kebencanaan baik bagi
kelestarian lingkungan. Selain itu, kaitannya siswa di dalam lingkup sekolah maupun kelak
dengan masalah sosial, semakin maju wilayah setelah mengaplikasikan dalam kehidupan
tersebut belum tentu pemerataan kesejahteraan bermasyarakat. (2) Guru geografi harus lebih
masyarakat dapat terpenuhi. Kondisi ini dapat memaksimalkan ketersediaan berbagai materi
menimbulkan berbagai jenis bencana sosial kebencanaan yang terkandung dalam
seperti kriminalisme atau yang lebih parah dapat kurikulum, tidak hanya yang secara eksplisit
memicu terjadinya konflik antar masyarakat memang terkait dengan kebencanaan namun
akibat adanya kesenjangan sosial. unsur-unsur kebencanaan yang secara tidak
langsung terkandung dalam materi geografi juga
SIMPULAN harus disampaikan secara optimal untuk
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, mendapatkan hasil yang maksimal bagi
dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Hasil pengetahuan kebencanaan para siswa.
penelitian menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan siswa dari aspek kogitif termasuk DAFTAR PUSTAKA
dalam kategori cukup. Cukup disini berarti Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
pengetahuan siswa tentang kebencanaan dalam Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
aspek kognitif masih perlu ditingkatkan karena Astuti dan Sudaryono. 2010. “Peran Sekolah dalam
Pembelajaran Mitigasi Bencana”. Dalam
belum menunjukan tingkat pengetahuan pada
Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. No. 1.
kategori rata-rata atas. Pengetahuan
Hal. 30-42.
kebencanaan siswa pada aspk afektif menunjuan Rahayu, L.W.F. 2009. Pendidikan Kebencanaan Untuk
bahwa tingkat pengetahuan siswa termasuk Pengurangan Resiko Bencana. Yogyakarta. Pusat
dalam kategori kurang. Kurang disini berarti Studi Bencana (PBSA) UGM.
pengetahuan siswa tentang kebencanaan dalam
8
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan.
Bencana. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pengajaran
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Bandung: Alfabeta.