Anda di halaman 1dari 9

Edu Geography 3 (1) (2014)

Edu Geography

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

PERAN MATA PELAJARAN GEOGRAFI DALAM PENDIDIKAN


KEBENCANAAN BAGI SISWA DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN
KEBUMEN

Agung Widodo Isnaeni  Heri Tjahdjono, Juhadi

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pendidikan kebencanaan dalam mata pelajaran geografi mempunyai peran dan fungsi untuk
Diterima April 2014 mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap masalah kehidupan yang terjadi di
Disetujui Mei 2014 sekitarnya. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan siswa tentang
Dipublikasikan Juni 2014 kebencanaan dan bagaimanakah peran mata pelajaran geografi dalam pendidikan kebencanaan
________________ bagi para siswa. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IPS SMA di Kabupaten Kebumen,
Keywords: kemudian diambil sampel 5 sekolah berdasarkan tingkat akreditasi dan diambil kembali sampel
Subjects Geography , siswa sebanyak 150 siswa. Variabel penelitian (1) peran mata pelajaran geografi,(2) peran mata
Education Disaster pelajaran geografi dalam pendidikan kebencanaan. Analisis data menggunakan metode deskriptif
____________________ persentase. Hasil penelitian yaitu tingkat pengetahuan siswa tentang kebencanaan menunjukan
rata-rata sebesar 63,7 dalam kategori “cukup”. Peran mata pelajaran geografi dilihat dari analisis
kurikulum diketahui 18 (69,23%) KD geografi mengandung unsur kebencanaan. Siswa
memperoleh pengetahuan kebencanaan dari mata pelajaran geografi pada saat proses
pembelajaran mata pelajaran geografi khususnya materi yang terkait dengan kebencanaan.

Abstract
___________________________________________________________________
Disaster education in the subjects of geography has a role and functions to develop the ability to think critically
about the issues of life that occurred in the vicinity. This study to determine how the students' level of
knowledge about the disaster and how the role of geography in the subjects of disaster education for the students
. Population in this research that students in the high school social studies class Kebumen, then the sample
taken 5 schools based on the level of accreditation and re-sample of students taken as many as 150 students.
Study variables (1) the role of geography subjects, (2) the role of geography in education subjects disaster . Data
analysis using descriptive percentages and simple linear regression method . The result is students' level of
knowledge about the disaster showed an average of 65.5 in the category of "enough". Role of geography subjects
showed that there was an increase every students 'perceptions about the implementation of the disaster in
learning geography subjects will be followed by an increase students' knowledge about the disaster at 0.850 .

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

1
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN

Geografi yang objek studinya permukaan tanggapan, dan respon terhadap bencana
bumi dengan relasi keruangannya, memiliki tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai
kedudukan yang kuat dalam memberikan dasar indikator tingkat pemahaman siswa secara
pengetahuan kepada tiap orang dalam cermat dan utuh dalam arti seberapa tingkat
mempelajari dan melakukan studi berbagai kesadaran akan resiko bencana maupun respon
aspek kehidupan di permukaan bumi ini. serta mitigasi yang telah menjadi pengetahuan
Berkenaan dengan fungsi geografi dalam dalam dan perspektifnya. Keutuhan dalam berpikir
membina manusia, Fairgrieve (1966) dalam untuk memahami bencana atau khusunya
Sumaatmadja (1997) menyatakan,” The function kesadaran resiko bencana melalui dinamika
of geography is to train future citizens to imagine berpikir dan bertindak dalam ORID (Objective,
accurately the condition of the great world stage and so Reflektive, Interpretatif, and Decision) (Lazan &
to help them to think sanely about political and social Maria, 2003) dalam (Astuti dan Sudaryono,
problem in the world around”. Dari pernyataan ini, 2010).
dikemukakan fungsi pendidikan dan pengajaran Rumusan permasalahan dalam penelitian
geografi membina warga masyarakat yang akan ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan
datang, untuk sadar akan kedudukannya sebagai siswa tentang kebencanaan dan bagaimanakah
insan social terhadap kondisi dan masalah peran mata pelajaran geografi dalam pendidikan
kehidupan yang dihadapinya. kebencanaan bagi para siswa. Tujuanya adalah
Berkaitan dengan pendidikan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
kebencanaan bagi para siswa, mata pelajaran tentang kebencanaan dan untuk mengetahui
geografi mempunyai peran yang sangat vital peran mata pelajaran geografi dalam pendidikan
karena dalam pengajarannya geografi berfungsi kebencanaan bagi para siswa
mengembangkan kemampuan calon warga
masyarakat dan warga Negara yang akan datang METODE PENELITIAN
untuk berpikir kritis terhadap masalah Populasi dalam penelitian ini adalah
kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan seluruh siswa IPS di SMA Negeri se-Kabupaten
melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap Kebumen. Pengambilan sampel menggunakan
kondisi lingkungan serta kehidupan di teknik Proportionate Stratified Random Sampling
permukaan bumi pada umumnya. karena populasi mempunyai anggota/unsur
Pendidikan Kebencanaan Berkelanjutan yang tidak homogen dan berstrata secara
Untuk Pengurangan Resiko bencana (Education proporsional (Sugiyono, 2008:82).Sampel
for Sustainable Disaster Risk Reduction: EfSDRR) diambil berdasakan pada tingkat akreditasi
merupakan sebuah konsep pendidikan yang masing-masing sekolah. SMA Negeri di
membawa misi pembentukan perilaku manusia Kabupaten Kebumen berjumlah 14 dan didapat
yang bijaksana dalam menyikapi dan 5 SMA Negeri sebagai sampel, kemudian pada
memperlakukan lingkungan hidupnya yang masing-masing sekolah diambil 30 siswa yaitu
rawan bencana, didasarkan oleh nilai-nilai etika 10 siswa pada masing-masing jenjang kelas
moral guna mewujudkan suatu tatanan dengan berdasarkan prestasi siswa dan
kehidupan yang harmonis di masa sekarang, didapatkan sebanyak 150 siswa sebagai sampel.
sambil menjaga kelestariannya untuk Teknik pengumpulan data dalam
kepentingan generasi yang akan datang penelitian ini menggunakan teknik observasi,
(Rahayu, 2009). teknik tes, dan teknik dokumentasi. Analisis
Upaya memahami kondisi siswa secara data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kognitif sampai dengan tindakan dalam analisis deskriptif.
merespon bencana merupakan unsur dari
perspektif psikososial. Mekanisme pikiran,

2
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mata pelajaran geografi yang berkaitan dengan
1. Pengetahuan Siswa Tentang unsur kebencanaan. Pengetahuan siswa ini
Kebencanaan mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif,
Tingkat pengetahuan siswa tentang afektif, dan psikomotorik. Pengetahuan kognitif
kebencanaan di SMA Negeri se-Kabupaten siswa tentang kebencanaan dapat dilihat pada
Kebumen dilihat dari hasil kemampuan siswa Tabel 1.
dalam menyelesaikan tes tentang KD dalam

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kognitif Siswa tentang Kebencanaan


No Interval Kriteria Frekuensi Persentase
1 < 60 Kurang 32 21.3
2 61-74 Cukup 78 52
3 75 -84 Baik 28 18.7
4 85 -100 Sangat baik 12 8
Jumlah 150 100
Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2013

Tabel 1 memperlihatkan bahwa sebagian dengan nilai di bawah 60 dalam kriteria


besar siswa memiliki pengetahuan tentang “kurang”, dan 18,7% dengan nilai antara 75-84
kebencanaan dalam aspek kognitif dalam dalam kriteria “baik”, hanya 8% yang
kriteria “cukup”. Cukup disini berarti memperoleh nilai lebih dari 84 dalam kriteria
pengetahuan siswa tentang kebencanaan dalam “sangat baik”.
aspek kognitif masih perlu ditingkatkan karena Tingkat pengetahuan siswa tentang
belum menunjukan tingkat pengetahuan pada kebencanaan juga dapat dilihat dari aspek atau
kategori rata-rata atas, terbukti dari 52% ranah afektif. Tingkat pengetahuan afektif siswa
memiliki pengetahuan dengan nilai antara 61-74 tentang kebencanaan di SMA Negeri se-
dalam kriteria “cukup”, selebihnya 21,3% Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Afektif Siswa tentang Kebencanaan


No Interval Kriteria Frekuensi Persentase
1 < 60 Kurang 85 56,7
2 61-74 Cukup 33 22
3 75 -84 Baik 27 18
4 85 -100 Sangat baik 5 3,3
Jumlah 150 100
Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2013

Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebagian nilai antara 75-84 dalam kriteria “baik”, hanya
besar siswa memiliki pengetahuan tentang 3,3% yang memperoleh nilai lebih dari 84 dalam
kebencanaan dalam aspek afektif dalam kriteria kriteria “sangat baik”.
“kurang”. Kurang disini berarti pengetahuan Selain dari aspek kognitif dan afektif,
siswa tentang kebencanaan dalam aspek afektif pengetahuan siswa tentang kebencanaan juga
tergolong rendah dan sangat perlu ditingkatkan, dapat dilihat dari aspek atau ranah
terbukti dari 56,7% memiliki pengetahuan psikomotorik. Tingkat pengetahuan siswa
dengan nilai kurang dari 60 dalam kriteria tentang kebencanaan di SMA Negeri se-
“kurang”, selebihnya 22% dengan nilai antara Kabupaten Kebumen berdasarkan aspek
61-74 dalam kriteria “cukup”, dan 18% dengan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3.

3
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa tentang Kebencanaan dalam aspek


psikomotorik
No Interval Kriteria Frekuensi Persentase
1 < 60 Kurang 86 57,3
2 61-74 Cukup 37 24,7
3 75 -84 Baik 21 14
4 85 -100 Sangat baik 6 4
Jumlah 150 100
Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2013

Tabel 3 memperlihatkan bahwa sebagian masing-masing KD dan didasarkan pada


besar siswa memiliki pengetahuan tentang parameter materi kebencanaan dalam kurikulum
kebencanaan dalam aspek psikomotorik dalam yang diantaranya mengandung unsur bencana
kriteria “kurang”. Kurang disini berarti alam, mengandung unsur bencana non alam,
pengetahuan siswa tentang kebencanaan dalam mengandung unsur bencana sosial, dan
aspek afektif tergolong rendah dan sangat perlu mengandung segala hal yang berkaitan dengan
ditingkatkan, terbukti dari 57,3% memiliki kebencanaan.
pengetahuan dengan nilai kurang dari 60 dalam Hasil analisis menunjukan bahwa
kriteria “kurang”, selebihnya 24,7% dengan nilai kompetensi dasar (KD) dalam mata pelajaran
antara 61-74 dalam kriteria “cukup”, dan 14% geografi berjumlah 26, dan diketahui 18 KD
dengan nilai antara 75-84 dalam kriteria “baik”, diantaranya mengandung unsur kebencanaan
hanya 4% yang memperoleh nilai lebih dari 84 baik secara eksplisit maupun implisit. Eksplisit
dalam kriteria “sangat baik”. disini berarti unsur kebencanaan dalam KD
2. Peran Mata Pelajaran Geografi dalam geografi dapat dilihat secara langsung atau
Pendidikan kebencanaan langsung membahas tentang kebencanaan,
Peran mata pelajaran geografi dapat sedangkan implisit mengandung arti bahwa di
dilihat melalui analisis SK dan KD yang dalam KD geografi sebenarnya mengandung
mengandung unsur kebencanaan dalam mata unsur kebencanaan tetapi tidak terlihat secara
pelajaran geografi dengan mengacu pada silabus langsung atau hanya tersirat di dalam KD
SMA menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan tersebut. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada
Pendidikan tahun 2004. Penentuan SK-KD Tabel 4.
kebencanaan ini dilihat dari indikator-indikator

Tabel 4. Unsur Kebencanaan dalam SK-KD Geografi


No Unsur Kebencanaan Frekuensi Persentase
1 Eksplisit 7 26,92
2 Implisit 13 50,00
3 Tidak ada 9 34,62
4 Pra bencana 14 53,85
5 Saat bencana 10 38,46
6 Pasca bencana 6 23,08
Sumber: Silabus SMA KTSP tahun 2004

Tabel 4 memperlihatkan bahwa unsur KD atau 50,00%, kemudian 7 KD secara


kebencanaan pada KD geografi mayoritas eksplisit mengandung unsur kebencanaan atau
terkandung secara implisit yaitu berjumlah 13 sebesar 26,92% dan 9 KD lainnya tidak

4
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

mengandung unsur kebencanaan atau sebesar berbagai pertanyaan-pertanyaan yang dapat


34,62%. Kaitannya dengan tahapan bencana, 14 digunakan untuk mengetahui seluk beluk
KD (53,85%) masuk pada kategori pra bencana, berbagai fenomena alam yang terjadi termasuk
10 KD (38,46%) termasuk dalam kategori saat pula fenomena bencana alam, kemudian pada
bencana, dan 6 KD (23,08%) masuk dalam analisis kelingkungan didasarkan pada interaksi
kategori pasca bencana. organisme dengan lingkungan, tetapi juga
Dilihat dari Standar Kompetensi (SK) dikaitkan dengan fenomena yang ada dan juga
dalam silabus geografi SMA, dalam mata perilaku manusia dalam menanggapi fenomena
pelajaran geografi terdapat 7 SK terkait tersebut. Dari analisis kelingkungan ini dapat
kebencanaan yang didalamnya terdapat masing- dijadikan sarana untuk mengidentifikasi baik
masing KD yang mempunyai materi yang kondisi fisik yang mendorong terjadinya
berhubungan dengan kebencanaan. SK dan KD fenomena alam (bencana alam) seperti jenis
dalam mata pelajaran geografi yang terkait tanah, topografi serta dapat pula digunakan
dengan kebencanaan yaitu: untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku
a. Memahami konsep, pendekatan, prinsip masyarakat dalam menanggapi berbagai
dan aspek geografi fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitar
1) Menjelaskan konsep geografi tepat tinggal mereka.
Dalam KD ini terdapat indikator yang 3) Menjelaskan prinsip geografi
diantaranya yaitu menganalisa berbagai konsep Prinsip geografi meliputi prinsip
geografi dan menyimpulkan konsep geografi penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi,
dalam kajian geosfer. Disini jelas dijelaskan dan prinsip korologi. Pada prinsip interelasi
bahwa geografi merupakan ilmu yang terdapat hubungan dengan aspek kebencanaan
mempelajari berbagai fenomena di dalam karena dalam prinsip ini menjelaskan bahwa
geosfer yang terdiri dari atmosfer, litosfer, permasalahan yang terjadi di alam dengan
hidrosfer, dan biosfer yang didalamnya juga manusia saling terkait satu dengan lainnya.
terdapat berbagai permasalahan-permasalahan Misalnya fenomena banjir dan tanah longsor
pada masing-masing bagian dan secara tidak yang terjadi dapat disebabkan oleh ulah manusia
langsung terdapat unsur kebencanaan yang itu sendiri yang tidak bertanggung jawab dalam
menyertainya. Permasalahan pada atmosfer pemanfaatan lingkungan alam sekitar.
yang dimaksud berhubungan dengan bencana 4) Menjelaskan aspek geografi
alam yaitu bencana pemanasan global, Dalam kajian geografi dikenal dua aspek
kemudian pada lapisan litosfer (kulit bumi) yaitu aspek fisik dan aspek sosial. Aspek fisik
terdapat fenomena tektonisme dan vulkanisme meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis,
yang termasuk didalamnya yaitu bencana dan semua fenomena alam yang langsung dapat
gempa bumi dan gunung meletus. Pada bagian diamati. Aspek sosial meliputi aspek
hidrosfer terdapat beberapa bencana alam antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang
seperti banjir, tsunami, dan erosi. berhubungan dengan pola hidup manusia.
2) Menjelaskan pendekatan geografi Kedua aspek dalam geografi ini menjadi dasar
Pada KD ini juga secara tidak langsung pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang
dapat dikategorikan terdapat unsur kebencanaan utama yaitu geografi fisik dan geografi manusia.
di dalamnya, dilihat dari indikatornya yaitu Geografi fisik mempelajari bentang alam fisik
menjelaskan perbedaan metode atau pendekatan bumi, sedangkan geografi manusia mempelajari
geografi dan menerapkan metode atau bentang lahan manusia. Kaitannya dengan
pendekatan geografi dalam mengkaji fenomena kebencanaan, dalam geografi fisik membahas
geosfer. Geografi memiliki tiga macam bencana alam, sedangkan dalam geografi
pendekatan, yaitu analisis keruangan, manusia terdapat berbagai bencana sosial seperti
kelingkungan, dan kompleks kewilayahan. Pada ledakan penduduk, kemiskinan, kriminalitas,
analisis keruangan terdapat pembahasan tentang dsb.

5
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

b. Memahami sejarah pembentukan bumi membahayakan kehidupan. Pada KD ini


1) Mendeskripsikan tata surya dan jagad dibahas segala hal yang berkaitan dengan
raya atmosfer yang mempunyai hubungan erat
Pada KD ini secara jelas didskripsikan dengan kebencanaan seperti lapisan atmosfer,
berbagai teori tentang terjadinya tata surya dan unsur cuaca dan iklim, tipe-tipe iklim, curah
jagad raya yang diantaranya berasal dari hujan, serta perubahan iklim global seperti El
ledakan yang sangat besar yang merupakan Nino dan La Nina, serta dijelaskan pula salah
kejadian atau fenomena alam sebagai penyabab satu bencana alam yang saat ini ramai
terjadinya tatasurya dan jagad raya. dibicarakan yaitu fenomena pemanasan global
2) Menjelaskan sejarah pembentukan termasuk mengidentifikasi factor-faktor yang
bumi menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Pada KD ini terdapat indikator yang 3) Menganalisis hidrosfer dan dampaknya
mempunyai kaitan sangat erat dengan masalah terhadap kehidupan di muka bumi
kebencanaan yaitu menganalisis teori lempeng Hidrosfer merupakan cabang geografi
tektonik dan kaitannya dengan persebaran yang membahas tentang perairan du muka
gunung berapi dan gempa bumi. Inti dari teori bumi. Dalam KD ini terdapat indikator yang
lempeng tektonik sebenarnya adalah kerak bumi berhubungan dengan kebecanaan yang
terdiri atas lempengan-lempengan besar yang kaitannya dengan maslah perairan yaitu analisis
seolah mengapug dan bergerak pada lapisan inti kerisakan DAS, terjadinya gelombang tsunami,
bumi yang lebih cair. Hingga kini teori ini telah serta bencana banjir yang semua itu dibahas
berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis pada KD tentang hidrosfer ini.
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya d. Menganalisis fenomena biosfer dan
gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya antroposfer
gunung, benua, dan samudra. 1) Menjelaskan pengertian fenomena
c. Menganalisis unsur-unsur geosfer biosfer
1) Menjelaskan konsep geosfer (lithosfer Biosfer adalah lapisan tempat hidup
dan pedosfer) (habitat) makhluk hidup yang melipti lapisan
Pada KD ini secara jelas sangat litosfer, hidrosfer, dan atmosfer, dimana
mengandung unsur kebencanaan, dengan ketiganya saling berinteraksi membentuk suatu
melihat pada beberapa indikator yang secara tempat ditemukannya kehidupan di bumi.
langsung membahas mengenai bencana alam Dalam KD ini dijelaskan bagaimana kondisi
diantaranya yaitu, mendeskripsikan tentang lingkungan tempat tinggal makhluk hidup dan
erupsi, tipe letusan, dan bahan yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan kebencanaan
gunung merapi. Kemudian ada indikator didalamnya terdapat pula berbagai
pembelajaran yang memaparkan tentang proses permasalahan-permasalahan baik yang terjadi
terjadinya gempa bumi, mengidentifikasi factor- pada lapisan litosfer, hidrosfer, maupun
faktor terjadinya erosi dan cara atmosfer.
penanggulangannya, serta mengidentifikasi 2) Menjelaskan pengertian fenomena
usaha untuk mengurangi terjadinya erosi. antroposfer
2) Menganalisis atmosfer dan dampaknya Antroposfer berkaitan dengan segala
terhadap kehidupan di muka bumi perkembangan dan aktifitas manusia di
Berbicara mengenai atmosfer tidak dapat permukaan bumi serta dengan berbagai macam
terlepas dari kehidupan makhluk hidup di bumi, permasalahannya. Masalah-masalah dalam
karena oksigen yang mempunyai peran paling antroposfer masuk dalam lingkup kebencanaan
penting dalam kehidupan makhluk hidup itu yaitu bencana sosial karena bencana ini
tersedia bebas di atmosfer. Atmosfer juga berkaitan dengan kondisi manusia di permukaan
berfungsi menyerap sinar matahari agar tidak bumi seperti pertumbuhan penduduk yang
secara langsung masuk ke bumi yang dapat tinggi, rendahnya kualitas penduduk, kepadatan

6
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

penduduk di suatu daerah, yang dapat dapat diperbaharui untuk menjaga SDA yang
membawa berbagai permasalahan sosial seperti tidak dapat diperbaharui tidak cepat habis. Alat
rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya teknologi yang digunakan dalam
kualitas kesehatan, kemiskinan, kriminalitas, pemanfaatannya sebisa mungkin harus
dsb. memperhatikan kelestarian lingkungan, seperti
3) Menganalisis aspek kependudukan pembuangan limbah yang jangan sampai
Masalah kependudukan yang kerap merusak lingkungan hidup. Dengan
terjadi di Indonesia yaitu masalah kesejahteraan pemanfaatan yang baik, secara tidak langsung
penduduk yang rendah, dan dapat dilihat dari upaya dalam mitigasi bencana, khususnya
bertambahnya jumlah kelahiran tetapi tidak bencana alam sudah dapat dilaksanakan yaitu
disertai dengan peningkatan kualitas SDM dengan menjaga lingkungan sekitar tetap terjaga
bahkan kerap sekali diikuti dengan jumlah kelestariannya.
kematian yang tinggi. Kondisi ini f. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian
menggambarkan permasalahan kualitas lingkungan hidup
kesejahteraan penduduk yang masih rendah. 1) Mendeskripsikan pemanfaatan
Rendahnya kualitas penduduk ini juga dapat lingkungan hidup dalam kaitannya
dilihat dari persebaran penduduk di Indonesia dengan pembangunan berkelanjutan
yang tidak merata, rendahnya pendapatan, Seperti halnya SDA pemanfaatan
rendahnya tingkat pendidikan, maupun masih ingkungan hidup yang baik akan dapat menjaga
banyaknya jumlah pengangguran yang ada. kualitas lingkungan agar tetap terjaga untuk
e. Memahami sumber daya alam kehidupan yang akan datang. Dengan
1) Mengidentifikasi jenis-jenis sumber pemanfaatan ini pula akan mengurangi resiko
daya alam dari adanya berbagai bencana alam akibat
Sumber daya alam yaitu segala sesuatu kerusakan lingkungan.
yang tersedia dari alam yang dapat 2) Menganalisis pelestarian lingkungan
dimanfaatkan untuk kelangsungan kehidupan di hidup dalam kaitannya dengan
muka bumi. Terdapat dua jenis SDA yaitu dapat pembangunan berkelanjutan
diperbaharui dan SDA tidak dapat diperbaharui. Peletarian lingkungan hidup berarti tetap
Permasalahan yang kerap muncul yaitu akibat menjaga kualitas lingkungan agar tetap asri yang
adanya pemanfaatan SDA yang berlebihan yang juga merupakan usaha dalam mengurangi resiko
dapat memicu terjadinya bencana terutama terjadinya bencana alam.
bencana alam karena rusaknya kondisi g. Menganalisis wilayah dan pewilayahan
lingkungan akibat pemanfaatan secara besar- 1) Menganalisis pola persebaran, spasial,
besaranan maupun akibat pemanfaatan dengan hubungan, serta interaksi spasial desa-
menggunakan alat teknonogi yang tidak ramah kota
lingkungan. Pada KD ini menjelaskan tentang ruang
2) Menjelaskan pemanfaatan sumber daya lingkup kehidupan antara desa dan kota.
alam secara arif Memang terdapat interaksi positif antara
Pemanfaatan SDA scara arif dapat kehidupan di desa dan kota diantaranya, desa
dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini menyediakan bahan baku dan tenaga kerja bagi
dilakukan untuk mempertahankan kualitas industri-industri di kota yang dapat
lingkungan serta untuk menjaga baik kualitas meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.
maupun kuantitas dari SDA itu sendiri. Namun terdapat pula potensi negative dari
Pemanfaatan SDA haruslah selalu adanya kondisi di atas karena terlalu
memperhatikan kelestarian lingkungan agar renggangnya kondisi sosial masyarakat desa dan
dapat dimanfaatkan sampai generasi yang akan kota. Kesenjangan kualitas SDM dapat memicu
datang. Pemanfaatan sesuai kebutuhan, konflik sosial karena masyarakat kota cenderung
pemanfaatan lebih ditujukan kepada SDA yang menganggap rendah masyarakat desa baik

7
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

karena kondisi ekonomi maupun kualitas SDM aspek afektif tergolong rendah dan masih sangat
masyarakat desa yang lebih rendah . perlu ditingkatkan. Tingkat pengetahuan siswa
2) Menganalisis kaitan antara konsep dilihat dari aspek psikomotorik juga masih
wilayah dan pewilayahan dengan rendah dan termasuk dalam kategori kurang.
perencanaan pembangunan wilayah Secara keseluruhan tingkat pengetahuan siswa
Salah satu indikator dalam KD ini yaitu terkait kebencanaan di SMA Negeri se-
menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan Kabupaten Kebumen termasuk dalam kategori
terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh cukup yaitu sebesar 63,7. (2) Mata pelajaran
sosial budaya masyarakat. Yang dimaksud geografi memiliki mayoritas SK dan KD yang
dengan pusat-pusat pertumbuhan adalah cara didalamnya mengandung unsur kebencanaan
yang ditempuh oleh pemerintah untuk yaitu sebesar 69,23% baik terkandung secara
menentukan daerah tertentu yang dianggap eksplisit maupun secara implisit. Keberadaan
strategis sehingga pada gilirannya akan member unsur kebencanaan dalam mata pelajaran
efek menetes bagi daerah sekitarnya. Memang geografi berperan dalam pengetahuan
kondisi pusat pertumbuhan ini sangat kebencanaan yang dimiliki siswa. Adanya unsur
bermanfaat dalam mengembangkan suatu kebencanaan ini telah memberikan pengetahuan
wilayah, namun banyak sekali dampak negative kebencanaan dari proses pembelajaran
yang terjadi baik kerusakan alam maupun khususnya penyampaian materi kebencanaan
terjadinya berbagai permasalahan sosial. yang dilakukan oleh guru geografi.
Ditentukannya pusat pertumbuhan ini tentu Berdasarkan simpulan di atas, maka
saja diikuti dengan pembangunan sarana dan peneliti menyarankan sebagai berikut: (1) Guru
prasarana sebagai penunjang untuk memajukan geografi hendaknya lebih memperhatikan dan
suatu wilayah tetapi diikuti dengan dampak mementingkan tentang materi-materi geografi
kerusakan lingkungan karena terlalu banyaknya khususnya tentang kebencanaan mengingat
fasilitas penunjang yang tidak memperhatikan pentingnya pengetahuan kebencanaan baik bagi
kelestarian lingkungan. Selain itu, kaitannya siswa di dalam lingkup sekolah maupun kelak
dengan masalah sosial, semakin maju wilayah setelah mengaplikasikan dalam kehidupan
tersebut belum tentu pemerataan kesejahteraan bermasyarakat. (2) Guru geografi harus lebih
masyarakat dapat terpenuhi. Kondisi ini dapat memaksimalkan ketersediaan berbagai materi
menimbulkan berbagai jenis bencana sosial kebencanaan yang terkandung dalam
seperti kriminalisme atau yang lebih parah dapat kurikulum, tidak hanya yang secara eksplisit
memicu terjadinya konflik antar masyarakat memang terkait dengan kebencanaan namun
akibat adanya kesenjangan sosial. unsur-unsur kebencanaan yang secara tidak
langsung terkandung dalam materi geografi juga
SIMPULAN harus disampaikan secara optimal untuk
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, mendapatkan hasil yang maksimal bagi
dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Hasil pengetahuan kebencanaan para siswa.
penelitian menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan siswa dari aspek kogitif termasuk DAFTAR PUSTAKA
dalam kategori cukup. Cukup disini berarti Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
pengetahuan siswa tentang kebencanaan dalam Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
aspek kognitif masih perlu ditingkatkan karena Astuti dan Sudaryono. 2010. “Peran Sekolah dalam
Pembelajaran Mitigasi Bencana”. Dalam
belum menunjukan tingkat pengetahuan pada
Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. No. 1.
kategori rata-rata atas. Pengetahuan
Hal. 30-42.
kebencanaan siswa pada aspk afektif menunjuan Rahayu, L.W.F. 2009. Pendidikan Kebencanaan Untuk
bahwa tingkat pengetahuan siswa termasuk Pengurangan Resiko Bencana. Yogyakarta. Pusat
dalam kategori kurang. Kurang disini berarti Studi Bencana (PBSA) UGM.
pengetahuan siswa tentang kebencanaan dalam

8
Agung Widodo Isnaeni / Edu Geography 3 (1) (2014)

Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan.
Bencana. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pengajaran
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai