Anda di halaman 1dari 8

Wacana– Vol. 18, No.

3 (2015) ISSN : 1411-0199


E-ISSN : 2338-1884

Implementasi Sistem Informasi Puskesmas Elektronik (SIMPUSTRONIK) dan


Hubungan Dengan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
(Studi Perbandingan Implementasi di Puskesmas Sumberasih dan
Puskesmas Paiton Kabupaten Probolinggo)
1Sunar Wibowo, SKM, 2Prof. Dr.Abdul Hakim, MSi, 3Dr. M. Makmur, MS
1Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
2Program Magister dan Doktor, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
3Program Magister dan Doktor, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstrak
Puskesmas sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,
tepat dan akurat. Oleh karena itu, merupakan suatu keharusan bahwa puskesmas memanfaatkan kemajuan informasi
teknologi dalam memenuhi tuntutan pelayanan tersebut. Dengan pendekatan kuantitatif positivitik untuk menjelaskan
hipotesa penelitian guna menjawab faktor implementasi yang mendukung dan kemanfaatan SIMPUSTRONIK. Survey
yang dilakukan kepada bidan sebagai pelaksana SIMPUSTRONIK di Puskesmas Paiton dan Puskesmas Sumberasih
Kabupaten Probolinggo menghasilkan 3 indikator implementasi yang tidak mendukung keberhasilan implementasi
SIMPUSTRONIK yaitu pembagian tugas dan wewenang, keikutsertaan pengguna dalam pengembangan implementasi
dan keikutsertaan pengguna dalam evaluasi implementasi. Sedang indikator yang diteliti lainnya menunjukkan adanya
hubungan. indikator implementasi tersebut berhubungan erat dengan kesiapan SDM (pengetahuan SDM) serta
keterkaitan keikutseraan (partisipasi) implementor. Hampir semua responden menunjukkan bahwa implementasi
SIMPUSTRONIK bermanfaat dan mendukung kegiatan mereka dalam pelayanan KIA, tetapi yang terbesar adalah
kemanfaatan penemuan ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk.

Kata kunci: Implementasi, Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Abstract
Public Health Center as a provider of health care facilities are required to provide health care fast, precise and accurate.
Therefore, it is imperative that health centers utilizing advances in information technology to meet the demands of the
service. Positivitik quantitative approach to explain the research hypothesis to answer the implementation factors that
support and benefit SIMPUSTRONIK. The survey conducted by the midwife as executor SIMPUSTRONIK in health centers
and health centers Sumberasih Paiton Probolinggo generate three indicators implementations that do not support the
successful implementation of SIMPUSTRONIK namely the division of tasks and responsibilities, user participation in the
development and implementation of user participation in the evaluation of the implementation. Other indicators are
being studied showed no association. The implementation of the indicator is closely related to the readiness of HR (HR
knowledge) and the linkages keikutseraan (participation) implementor. Almost all respondents indicated that the
beneficial SIMPUSTRONIK implementation and support their activities in Mother and child services, but the biggest is
the benefit of the discovery of high-risk pregnant women who were referred

Keywords: Implementation, Management Information Systems Health Center

PENDAHULUAN informasi modern, teknologi informasi dan


Memperhatikan perkembangan teknologi komunikasi (ICT). Information Communication
informasi saat ini, maka pelayanan kesehatan Technology (ICT) menawarkan peluang yang luar
seharusnya telah mempergunakan kemajuan biasa dalam mengurangi kesalahan layanan
teknologi informasi tersebut. Hal ini dikarenakan kesehatan klinis, mendukung para profesional
sistem informasi telah mempengaruhi segala segi kesehatan, meningkatkan efisiensi layanan
kehidupan manusia, untuk itu sulit perawatan kesehatan dan bahkan meningkatkan
membayangkan layanan kesehatan tanpa kualitas layanan perawatan (2001). Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mendukung penerapan
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi di
Alamat Korespondensi Penulis: bidang pelayanan kesehatan untuk mencegah
Sunar Wibowo faktor kesalahan manusia.
Email : wiwidyafisari@gmail.com
Alamat : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
Kohn (1999) mengatakan kesalahan medis
Jl. Panglima sudirman 403 Kraksaan Probolinggo menyebabkan antara 44.000 sampai 98.000
Jawa Timur

168
Implementasi SIMPUSTRONIK (Wibowo, et al.)

kematian di Amerika setiap tahunnya. Untuk SIMPUSTRONIK, mengingat sumber daya dan
mengatasi hal tersebut organisasi pelayanan situasi kondisi Puskesmas yang berbeda-beda,
kesehatan memutuskan menggunakan aplikasi maka kebijakan yang mengharuskan Puskesmas
teknologi informasi, yaitu CPR (Computer-based melaksanakan SIMPUSTRONIK belum
Patient Record) untuk menurunkan kesalahan dilaksanakan, hanya sebagai himbauan.
medis. Setelah berjalan selama 4 (empat) tahun, dari
Puskesmas sebagai penyedia sarana 29 (dua puluh sembilan) puskesmas yang telah
pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan diinstall SIMPUSTRONIK hanya ada di 5 (lima)
pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan Puskesmas, dimana Bidan Desa telah mengentry
akurat. Oleh karena itu, merupakan suatu data melalui SIMPUSTRONIK. Dari ke 5 (lima)
keharusan bahwa puskesmas memanfaatkan puskesmas tersebut terdapat 2 puskesmas yaitu
kemajuan informasi teknologi dalam memenuhi puskesmas Sumberasih dan Puskesmas Paiton
tuntutan pelayanan tersebut. yang sejak awal menjadi daerah pilot project.
Menurut Hatta (2011) sesuai kesepakatan Selain itu, menurut penulis keduanya memiliki
rencana kerja yang disusun pada pertemuan 12 karakteristik yang sama yaitu :
Desember 2003 di Jenewa, target untuk tahun 1. Keduanya merupakan Jenis puskesmas
2015 yang harus dicapai Negara anggota World Rawat Inap;
Summit on the Information Society (WSIS) 2. Memiliki jumlah Desa wilayah kerja yang
termasuk Indonesia yaitu seluruh pusat sama;
kesehatan termasuk puskesmas serta rumah 3. Kemampuan sarana dan prasarana yang
sakit sudah terhubungkan dengan teknologi dimiliki memiliki kesamaan
informasi dan komunikasi. 4. Memiliki wilayah kerja di daerah geografis
Sejalan dengan perkembangan teknologi pantai – dataran rendah
informasi dan upaya memenuhi kebutuhan Untuk itu para pelaksana (Implementor)
informasi dalam sistem pelayanan kesehatan Simpustronik di Puskesmas Paiton dan
yang pro publik, sudah banyak pihak yang Puskesmas Sumberasih ditetapkan sebagai
berusaha mengembangkan sistem informasi responden penelitian. Selain menggambarkan
pelayanan kesehatan berbasis komputer. Pihak kondisi secara umum para implementor,
institusi pelayanan kesehatan memiliki penelitian ini dimaksudkan menemukan faktor-
kesempatan untuk memilih dan faktor implementasi yang mendukung
mengimplementasikan aplikasi komputer dan implementasi SIMPUSTRONIK di kedua
sistem penunjangnya yang komprehensif. Sarana puskesmas tersebut. Apabila benar, apakah
pelayanan kesehatan sebagai penghasil implementasi SIMPUSTRONIK berpengaruh
data/informasi senantiasa memperhatikan terhadap pelaksanaan program KIA di Puskesmas
masukan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Paiton dan Puskesmas Sumberasih? Jika ada
Penggunaan teknologi informasi untuk pengaruh implementasi SIMPUSTRONIK terhadap
layanan kesehatan juga diterapkan di Pusat pelaksanaan program KIA maka apakah ada
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Berdasarkan perbedaan implementasi SIMPUSTRONIK
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor diantara kedua puskesmas tersebut, dikarenakan
128/Menkes/SK/II/2004 disebutkan bahwa implementor yang berbeda?
Sistem Informasi Manjemen Puskesmas (SIMPUS)
adalah suatu tatanan yang menyediakan METODE PENELITIAN
informasi untuk membantu proses manajemen Pendekatan penelitian ini menggunakan
Puskesmas. Perkembangan Informasi dan metode kuantitatif positivitik yang digunakan
Teknologi mempengaruhi juga Perkembangan untuk lebih menjelaskan hipotesa penelitian
SIMPUS yaitu dengan Pengembangan berbentuk pengujian, dengan data nominal atau
SIMPUSTRONIK. kontinyu dan dipakai uji statistik dalam
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas pengujiannya. (Wibowo, 2002: 4). Dilaksanakan
Elektronik (SIMPUSTRONIK) adalah nama aplikasi survey untuk mendapatkan data primer dan
SIMPUS yang disediakan oleh Dinas Kesehatan sekunder, yang yang digunakan untuk bahan
Kabupaten Probolinggo yang diadopsi dari Dinas analisis atas permasalahan penelitian.
Kesehatan Kabupaten Ngawi dengan Fasilitator Penelitian ini telah menetapkan variabel dan
UNICEF (The United Nations Children's Fund). indikator-indikatornya, untuk memperoleh data
Puskesmas di kabupaten Probolinggo belum penelitian yang bisa lebih mendekati realita dan
sepenuhnya diharuskan melaksanakan terukur. Indikator penelitian sangat membantu

169
Implementasi SIMPUSTRONIK (Wibowo, et al.)

dalam jenis dan cara memperoleh data serta -χ2hit ≤ χ2tab ; df = (k-1)*(b-1) atau Asym Sig. ≤ α
penentuan pertanyaan-pertanyaan kuisioner berarti H0 diterima.
yang dibuat. Parameter, variabel dan indikator Adapun derajat hubungan pengaruh
tersaji dalam tabel 1. keduanya dengan melihat hasil perhitungan
Pencarian indikator dilakukan dengan contingency coefficient, dimana ditentukan
menuangkan dalam bentuk kuesioner. Sebelum derajat hungungan dengan kategori “tidak ada
kuesioner disebarkan ke responden terlebih korelasi antara 2 variabel”, “korelasi sangat
dahulu dilakukan uji validitas dan realibilitas. Uji lemah”, “korelasi sedang”, “korelasi kuat”,
validitas dilakukan dengan metode pearson “korelasi sangat kuat”, dan “korelasi sempurna”
correlation. Sedangkan uji realibilitas Metode Pengumpulan Data
menggunakan metode spearman brown Pengumpulan data dilakukan dengan
correlation mengirimkan kuesioner kepada responden dalam
hal ini bidan sebagai implementor
Tabel1. parameter, Variabel dan indikator yang diteliti SIMPUSTRONIK di Puskesmas Paiton dan
Puskesmas Sumberasih yang berisi pertanyaan-
pertanyaan berkaitan dengan parameter,
variabel dan indikator dalam penelitian ini.
Pemilihan ke 2 puskesmas didasarkan pada
puskesmas tersebut sebagai Puskesmas Pilot
Project saat pertama aplikasi SIMPUSTRONIK
dipergunakan. Responden yang akan menjadi
subyek penelitian ini adalah bidan sebagai
implementor SIMPUSTRONIK di wilayah Desa
Puskesmas Paiton 13 orang, dan Puskesmas
Sumberasih 13 orang serta ditambah bidan yang
bertugas di tiap puskesmas induk 4 orang
sehingga didapat responden sebanyak 34 orang,
tetapi 2 orang tidak mengembalikan quesioner
dengan alasan yang tidak jelas, sehingga hanya
32 quesioner yang bisa diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian menunjukkan responden
semua berjenis kelamin wanita dengan
pendidikan D3, dimana kelompok usia
responden menunjukkan hal yang berbalikan
yaitu usia responden di Puskesmas Sumberasih
Analisa data dilakukan statistik diskriptif dan didominasi mereka yang berusia dibawah 30
uji hipotesis. Deskriptif digunakan untuk tahun (47,06%), sedangkan di Puskesmas Paiton
mengetahui diskripsi umum tentang latar didominasi usia 40 tahun ke atas. (53,33%).
belakang responden yang terkait dengan Tetapi secara Total usia responden didominasi
perasalahan penelitian. Metode analisa statistik oleh usia diatas 40 Tahun yaitu sebanyak 37,50%.
diskriptif yang digunakan adalah frekuensi dan Meskipun ke 2 puskesmas menjadi daerah
distribusi. pilot project tetapi secara individu di Puskesmas
Sementara uji hipotesis digunakan untuk Sumberasih dalam menjalankan SIMPUSTRONIK
menentukan adanya pengaruh atau tidak dalam kurun waktu > 3 tahun lebih banyak dari
berpengaruh variabel dengan hasil analisa pada di Puskesmas Paiton. Tercatat sebanyak
lapangan serta untuk membedakan kondisi 88,2% responden dari Puskesmas Sumberasih
pelaksanaan implementasi antara puskesmas telah melaksanakan implementasi
paiton dan puskesmas sumberasih. Uji hipotesis SIMPUSTRONIK, hal ini berbeda dengan
dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square responden di Puskesmas Paiton karena semua
dan uji T. Dengan menggunakan ketentuan responden telah melaksanakan SIMPUSTRONIK
daerah penolakan hipotesis seperti dibawah ini: kurang dari 3 Tahun.
- χ2hit > χ2tab ; df = (k-1)*(b-1) atau Asym Sig. > α Demikian pula untuk pengenalan responden
berarti H0 ditolak, sedangkan apabila terhadap aplikasi komputer (pertama bisa

170
Implementasi SIMPUSTRONIK (Wibowo, et al.)

menggunakan komputer), maka di Puskesmas korelasinya sangat lemah (contingency coff


Sumberasih telah menggunakan komputer sudah = 0,247)
sejak sekolah sebanyak 9 responden (52,9%), - Untuk jumlah frekuensi pertemuan/
sudah setelah bekerja sebanyak 2 responden sosialisasi implementasi SIMPUSTRONIK ada
(11,8%) dan sisanya baru menggunakan setelah pengaruh terhadap baik dan tidak baiknya
aplikasi SIMPUSTRONIK dipergunakan sebanyak 6 implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari
responden (35,3%), sedangkan responden di hasil perhitungan diperoleh angka X2 =
Puskesmas Paiton sebagian besar menyatakan 5,053; asymp.sig = 0,25 α = 0,05 maka H0
baru setelah bekerja mengenal komputer ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat
sebanyak 8 responden (53,3%), 4 responden korelasinya sedang (contingency coff =
(26,7%) menggunakan setelah aplikasi 0,369)
SIMPUSTRONIK dipergunakan dan 3 responden - Untuk sarana penginformasian
(20%) telah mengenal sejak masih sekolah. implementasi SIMPUSTRONIK ada pengaruh
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap baik dan tidak baiknya
faktor-faktor implementasi dilakukanlah implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari
pengujian terhadap hipotesis-hipotesis dari hasil perhitungan diperoleh angka X2 =
setiap indikator dari masing-masing parameter 1,499; asymp.sig = 0,221 α = 0,05 maka H0
implementasi yang telah ditetapkan yaitu: ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat
Sumber Daya, Komunikasi, Sikap dan Perilaku, korelasinya sangat lemah (contingency coff
Struktur Birokrasi dan Keikutsertaan Pengguna = 0,212)
Hasil perhitungan untuk variabel faktor-faktor - Untuk metode penginformasian
implementasi terhadap baik dan dan tidak implementasi SIMPUSTRONIK ada pengaruh
baiknya implementasi SIMPUSTRONIK terhadap baik dan tidak baiknya
didapatkan hasil sebagai berikut. implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari
- Untuk Pengalaman implementor ada hasil perhitungan diperoleh angka X2 =
pengaruh terhadap baik dan tidak baiknya 0,729; asymp.sig = 0,694 α = 0,05 maka H0
implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat
hasil perhitungan diperoleh angka X2 = korelasinya sangat lemah (contingency coff
2,577; asymp.sig = 0,108 α = 0,05 maka H0 = 0,149)
ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat - Untuk minat implementor dalam
korelasinya sedang (contingency coff = implementasi SIMPUSTRONIK ada pengaruh
0,273) terhadap baik dan tidak baiknya
- Untuk Pembagian tugas dan wewenang implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari
tidak ada pengaruh terhadap baik dan tidak hasil perhitungan diperoleh angka X2 =
baiknya implementasi SIMPUSTRONIK. Hal 2,264; asymp.sig = 0,132 α = 0,05 maka H0
ini dari hasil perhitungan diperoleh angka X2 ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat
= 8,568; asymp.sig = 0,003 α = 0,05 maka H0 korelasinya sedang (contingency coff =
diterima atau H0 ditolak. 0,257)
- Untuk fasiltas / sarana pendukung - Untuk tingkat pemahaman implementor
implementasi SIMPUSTRONIK ada pengaruh setelah sosialisasi / pelatihan implementasi
terhadap baik dan tidak baiknya SIMPUSTRONIK ada pengaruh terhadap
implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari baik dan tidak baiknya implementasi
hasil perhitungan diperoleh angka X2 = SIMPUSTRONIK. Hal ini dari hasil
0,009; asymp.sig = 0,926 α = 0,05 maka H0 perhitungan diperoleh angka X2 = 1,460;
ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat asymp.sig = 0,227 α = 0,05 maka H0 ditolak
korelasinya sangat lemah (contingency coff atau H1 diterima. Adapun derajat
= 0,15) korelasinya sangat lemah (contingency coff
- Untuk tingkat penerimaan implementor = 0,209)
setelah pelatihan / sosialisasii - Untuk tingkat koordinasi antar implementor
SIMPUSTRONIK ada pengaruh terhadap pada implementasi SIMPUSTRONIK ada
baik dan tidak baiknya implementasi pengaruh terhadap baik dan tidak baiknya
SIMPUSTRONIK. Hal ini dari hasil implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari
perhitungan diperoleh angka X2 = 2,076; hasil perhitungan diperoleh angka X2 =
asymp.sig = 0.150 α = 0,05 maka H0 ditolak 3,128; asymp.sig = 0,077 α = 0,05 maka H0
atau H1 diterima. Adapun derajat ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat

171
Implementasi SIMPUSTRONIK (Wibowo, et al.)

korelasinya sedang (contingency coff = implementasi SIMPUSTRONIK, kesemuanya telah


0,298) mendukungi dengan teori implementasi yang
- Untuk perubahan aturan atau dikemukakan oleh Edward III, Hogwood&gunn,
perkembangan SIMPUSTRONIK terhadap Mater &horn, Mazmanian & seabatier, Grindle
implementasi SIMPUSTRONIK ada pengaruh dengan derajat hubungan yang sangat lemah
terhadap baik dan tidak baiknya sampai kuat.
implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari Memperhatikan hasil perhitungan dari
hasil perhitungan diperoleh angka X2 = koefisien kontingensi Fasilitas/sarana pendukung
3,680; asymp.sig = 0,055 α = 0,05 maka H0 dan Keterlibatan pengguna dalam perencanaan
ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat implementasi SIMPUSTRONIK dengan kriteria
korelasinya sedang (contingency coff = hasil sangat lemah dapat dijelaskan sebagai
0,321) berikut.
- Untuk keterlibatan pengguna dalam Pemberian fasilitas memang berpengaruh
perencanaan implementasi SIMPUSTRONIK tetapi juga mendekati tidak berpengaruh. Hal ini
ada pengaruh terhadap baik dan tidak bisa dijelaskan bahwa di lapangan para
baiknya implementasi SIMPUSTRONIK. Hal implementor akan berusaha sendiri untuk
ini dari hasil perhitungan diperoleh angka X2 memenuhi kebutuhan sarana bagi implementasi
= 0,734; asymp.sig = 0,693 α = 0,05 maka H0 SIMPUSTRONIK. Hal ini dibuktikan bahwa 53,1%
ditolak atau H1 diterima. Adapun derajat menyediakan hardware sendiri (milik pribadi)
korelasinya sangat lemah (contingency coff dan yang disediakan oleh layanan pemerintah
= 0,150) hanya 40,6%. Demikian untuk masalah
- Untuk keterlibatan pengguna dalam pendanaan 84,4% implementor menyediakan
pengembangan implementasi dukungan dana dari pribadi. Beberapa alasan
SIMPUSTRONIK tidak ada pengaruh yang sempat penulis tanyakan kepada
terhadap baik dan tidak baiknya implementor tentang penyediaan sarana/fasilitas
implementasi SIMPUSTRONIK. Hal ini dari pendukung SIMPUSTRONIK oleh pribadi adalah
hasil perhitungan diperoleh angka X2 = kemanfaatan alat/sarana untuk dipergunakan
7,126; asymp.sig = 0,028 α = 0,05 maka H0 aplikasi lainnya seperti mengetik laporan,
diditerima atau H1 ditolak. internet, sosial media, games atau untuk
- Untuk keterlibatan pengguna dalam keperluan anak/keluarga.
evaluasi implementasi SIMPUSTRONIK tidak Faktor-faktor implementasi yang tidak
ada pengaruh terhadap baik dan tidak mempunyai pengaruh adalah Pembagian tugas
baiknya implementasi SIMPUSTRONIK. Hal dan wewenang, keterlibatan pengguna dalam
ini dari hasil perhitungan diperoleh angka X2 pengembangan implementasi dan keterlibatan
= 8,680; asymp.sig = 0,013 α = 0,05 maka H0 pengguna dalam evaluasi implementasi terhadap
diditerima atau H1 ditolak. baik dan tidaknya implementasi SIMPUSTRONIK.
Memperhatikan hasil tersebut diatas maka Hal ini bisa dijelaskan bahwa implementor
indikator implementasi yang berpengaruh dalam hal ini Bidan masih berharap bahwa tugas
terhadap implementasi SIMPUSTRONIK adalah: pengentryan dan analisa SIMPUSTRONIK
pengalaman implementor, fasiltas / sarana diserahkan pada petugas khusus. Mengingat
pendukung implementasi SIMPUSTRONIK, tingkat begitu banyak beban pencatatan yang
penerimaan implementor setelah pelatihan / ditanggung mereka dan adanya setengah hati
sosialisasii SIMPUSTRONIK, jumlah frekuensi dalam penerapan SIMPUSTRONIK.
pertemuan / sosialisasi implementasi Secara deskriptif, kemanfaatan
SIMPUSTRONIK, sarana penginformasian SIMPUSTRONIK bagi Bidan terbagi hampir merata
implementasi SIMPUSTRONIK, metode 37,5% menyatakan SIMPUSTRONIK kurang
penginformasian implementasi SIMPUSTRONIK, bermanfaat, 34,38% menyatakan bermanfaat
minat implementor dalam implementasi bahkan 2 orang (6,25%) menyatakan sangat
SIMPUSTRONIK, tingkat pemahaman bermanfaat. Adapun kemanfaatan
implementor setelah sosialisasi / pelatihan SIMPUSTRONIK untuk pelayanan KIA dinyatakan
implementasi SIMPUSTRONIK, tingkat koordinasi oleh para implementor bermanfaat sebanyak
antar implementor pada implementasi 62,5%, sedangkan 37,5% menyatakan kurang
SIMPUSTRONIK, perubahan aturan atau bermanfaat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perkembangan SIMPUSTRONIK, dan Untuk SIMPUSTRONIK sebagian besar implementor
keterlibatan pengguna dalam perencanaan

172
Implementasi SIMPUSTRONIK (Wibowo, et al.)

telah menyatakan bermanfaat bagi pelayanan dicapai dapat digambarkan bahwa tidak ada
KIA. perbedaan yang signifikan antara implementasi
Memperinci kemanfaatan SIMPUSTRONIK SIMPUSTRONIK di Puskesmas Paiton dengan
terutama dalam mendukung keberhasilan SPM implementasi SIMPUSTRONIK di Puskesmas
program KIA didapatkan hasil sbb: Sumberasih.
- Kemanfaatan SIMPUSTRONIK bagi
pencapaian kunjungan K4 dinyatakan KESIMPULAN
kurang bermanfaat sebanyak 28,125%, Berdasarkan hasil penelitian, deskripsi
37,5% cukup bermanfaat, 25% menyatakan variabel dan pembahasan yang dilakukan, maka
bermanfaat bahkan 3,125% menyatakan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
sangat bermanfaat. 1. Dari 14 Faktor implementasi diteliti 11 yang
- Kemanfaatan SIMPUSTRONIK bagi mempunyai berpengaruh dengan implementasi
pencapaian persalinan nakes dinyatakan SIMPUSTRONIK adapun 3 indikator yaitu
kurang bermanfaat sebanyak 6,25%, cukup pembagian tugas dan wewenang, keikutsertaan
bermanfaat dinyatakan sebanyak 25% pengguna dalam pengembangan implementasi,
menyatakan bermanfaat 65,625%, bahkan dan keikutsertaan pengguna dalam evaluasi
3,125% menyatakan sangat bermanfaat implementasi tidak mempunyai pengaruh pada
- Kemanfaatan SIMPUSTRONIK bagi pelaksanaan implementasi SIMPUSTRONIK.
pencapaian cakupan bumil resti yang 2. Beberapa tanggapan responden dalam hal ini
dirujuk dinyatakan kurang bermanfaat Bidan di wilayah kerja Puskesmas Sumberasih
sebanyak 6,25%, cukup bermanfaat dan Puskesmas Paiton menyatakan bahwa
dinyatakan 46,9%, menyatakan bermanfaat implementasi SIMPUSTRONIK bermanfaat
40,6% bahkan 6,25% menyatakan sangat khususnya dalam pelayanan KIA.
bermanfaat 3. Pengujian menunjukkan tidak adanya
- Kemanfaatan SIMPUSTRONIK bagi perbedaan implementasi SIMPUSTRONIK di
pencapaian cakupan kunjungan neonatus Puskesmas Paiton maupun di Puskesmas
(KN2) dinyatakan kurang bermanfaat Sumberasih meskipun dengan implementor yang
sebanyak 3,125%%, cukup bermanfaat berbeda.
dinyatakan 40,625%, menyatakan Dengan pembuktian adanya kesamaan teori
bermanfaat 56,25% dan kenyataan di lapangan, serta kemanfaatan
- Kemanfaatan SIMPUSTRONIK bagi SIMPUSTRONIK, maka rekomendasi yang
pencapaian cakupan Kunjungan Bayi diberikan adalah bahwa SIMPUSTRONIK layak
dinyatakan kurang bermanfaat sebanyak untuk di gunakan sebagai aplikasi Sistem
9,375% cukup bermanfaat dinyatakan Informasi Puskesmas, dan Penelitian terhadap
12,5%, menyatakan bermanfaat 25% implementasi SIMPUSTRONIK masih terbuka
- Kemanfaatan SIMPUSTRONIK bagi dengan semakin banyaknya pengguna.
pencapaian cakupan BBLR yang ditangani
dinyatakan kurang bermanfaat sebanyak UCAPAN TERIMA KASIH
9,375% cukup bermanfaat dinyatakan Diucapkan terima kasih kepada Saudara Erwin HP
12,5%, menyatakan bermanfaat 25% dan Puguh yang telah membantu pelaksanaan
- Hasil uji kemanfaatan SIMPUSTRONIK penelitian ini. Dan juga terima kasih kepada
berpengaruh terhadap pelayanan KIA di Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo,
Puskesmas Paiton diperoleh nilai uji Chi
Kapala Puskesmas Sumberasih dan Kepala
Square = 5.00; asymp sig = 0,25 sehingga H0
ditolak. Adapun nilai koefisien Puskesmas Paiton yang telah mengijinkan
kontingensinya = 0,021 mempunyai arti penelitian ini, serta untuk Prof. Dr Abdul Hakim,
berkorelasi sangat lemah. MSi dan DR. M Makmur, MS selaku pembimbing
- Hasil uji kemanfaatan SIMPUSTRONIK dalam penelitian ini disampaikan amat sangat
berpengaruh terhadap pelayanan KIA di terima kasih yang mendalam, karena telah
Puskesmas Sumberasih diperoleh nilai uji membimbing dengan kesabaran dan pemberian
Chi Square = 1,633; asymp sig = 0,201 motivasi yang diperlukan oleh penulis.
sehingga H0 ditolak. Adapun nilai koefisien Dan tak lupa terima kasih yang setinggi-tingginya
kontingensinya = 0,296 mempunyai arti buat isteriku, anak-anakku serta ibu dan kakakku
berkorelasi sangat lemah.
Dari perhitungan diatas, nilai-nilai yang

173
Implementasi SIMPUSTRONIK (Wibowo, et al.)

yang telah mendoakan, mendampingi dan [12]. Kristanto, E. 2007. Evaluasi Penerapan
berkorban demi kesuksesan penelitian ini. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan
DAFTAR PUSTAKA menggunakan HOT-Fit, Tesis Magister
[1]. Departemen Kesehatan RI, 2004. Keputusan Teknologi Informasi, Implementasi
Menteri Kesehatan Republik Indonesia SIMPUSTRONIK Pascasarjana Universitas
Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 Sistem Gadjah Mada Yogyakarta.
Informasi Puskesmas (SIMPUS), Jakarta [13]. Lee, T. T., M. E. Mills, B. Bausell dan M. H.
[2]. Departemen Kesehatan RI, 1996, Pedoman Lu. 2008. Two-stage evaluation of the
Pemantauan Wilayah Setempat impact of a nursing information system
k esehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA), in taiwan. International Journal of Medical
Jakarta. Informatics 77:698–707
[3]. Departemen Kesehatan RI, 1996. Keputusan [14]. Mohammad, Ibrahim, 2001. Implementasi
Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Kebijakan Pembangunan Prasarana
Masyarakat Nomor: Pendukung Desa Tertinggal (P3DT)
590/BM/DJ/INFO/V/96 Tentang Terhadap Pemberdayaan Masyarakat,
Penyderhanaan Sistem Pencatatan dan Thesis, Magister Administrasi Negara,
Pelaporan Terpadu Puskesmas Program Pasca Sarjana Universitas
(SP2TP).Jakarta Brawijaya Malang
[4]. Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, [15]. Nasir, Mochamad, 2008. Pengembangan
2010. Profil Kesehatan Tahun 2010, Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan ibu
Probolinggo Dan Bayi Untuk Mendukung Evaluasi
[5]. Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Program Kesehatan Ibu Dan Anak ( Kia) Di
2008. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Puskesmas Kabupaten Lamongan, Magister
Kabupaten Probolinggo 2008 - 2013, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca
Probolinggo Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
[6]. Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, [16]. Noor Azizah KS, M. dan J. M. Garibaldi.
2010. Laporan Perkembangan 2010. A Novel Evaluation Model of User
SIMPUSTRONIK, Probolinggo Acceptance of Software Technology in
[7]. Grant, A., I. Plante dan F. Leblanc. 2002. Healthcare Sector Paper read at Proceeding
The TEAM methodology for the of the 3rd International Joint Conference
evaluation of information systems in on Biomedical Engineering Systems and
biomedicine. Computers in Biology and Technologies, at Valencia,Spain
Medicine 32:195-207 [17]. Purba, E. L. 2007. Akseptansi dan
[8]. Hamzah, A. 2009. Evaluasi Kesesuaian Kepuasan Pengguna Sistem Informasi
Model Keprilakuan Dalam Penggunaan Rumah Sakit (SIRS) di Rumah Sakit Umum
Tekonologi Sistem Informasi di Indonesia. Daerah (RSUD) Pematang Siantar,Tesis
Paper read at Seminar Nasional Aplikasi Magister Teknologi Informasi, Pascasarjana
Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009), at Universitas Gadjah Mada, Universitas
Yogyakarta.. Gadjah Mada, Yogyakarta.
[9]. Jogiyanto, H. M. dan W. Abdillah. 2009. [18]. Radityo, D. dan Zulaikha. 2007. Pengujian
Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Model DeLone and McLean Dalam
Square) Untuk Penelitian Empiris.: BPFE Pengembangan Sistem Informasi
UGM Yogyakarta, Yogyakarta. Manajemen (Kajian Sebuah Kasus) In
[10]. Kaplan, B 2001. Evaluating Informatics Simposium Nasional Akuntansi X.
applications some alternative approaches: Universitas Hasanuddin Makassar
theory, social interactionism, and call for [19]. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi,
methodological pluralism. Internationa 1995. Metode Penelitian Survei. PT Pustaka
Journal of Medical Informatics 64:39-56 LP3ES Indonesia, Jakarta
[11]. Kohn, L. T., J. M. Corrigan dan M. S. [20]. Sudarianto. 2008. Evaluasi Penerapan
Donaldson. 1999. To err is human: Sistem Informasi Transaksi Puskesmas di
Building a safer health system. Washington, Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi
DC: National Academy Press Selatan, Program Pasca Sarjana Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah Mada,
Jogjakarta

174
Implementasi SIMPUSTRONIK (Wibowo, et al.)

[21]. Tangkilisan, Hessel Nogi S., Drs., Msi., 2003.


Implementasi Kebijakan Transformasi
Pikiran George Edward, Limplementor
SIMPSUTRONIKan Offset dan YPAP
Indonesia, Yogyakarta
[22]. Tjokroamidjojo, Bintoro, 1979, Perencanaan
Pembangunan, PT Gunung Agung, Jakarta.
[23]. Tjokrowinoto, Moeljarto, 1996,
Pembangunan Dilema dan Tantangan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
[24]. Todaro, Michael P, 1989, Economic
Development in The Third World (Fourth
Edition), Longman, New York
[25]. Winarno, Budi, 2002. Teori dan Proses
Kebijakan Publik, Media Pressindo,
Yogyakarta
[26]. Yusof, M. M., J. Kuljis, A.
Papzafeiropoulou dan L. K. Stergioulas.
2008. An evaluation framework for health
information systems: human, organization
and technology-fit factors (hot-fit). .
International Journal of Medical
Informatics 77:386–398

175

Anda mungkin juga menyukai