Anda di halaman 1dari 9

2018

MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI /
PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

Eki Gustian
[Type the company name]
1/1/2018
MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI / PENGETAHUAN DALAM


INGATAN MANUSIA

DISUSUN OLEH : EKI GUSTIAN, S.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan banyak dipelajari dalam psikologi
kognitif dan ilmu saraf. Ingatan adalah komponen penting dalam sebuah Proses
pembelajaran. Sebagian besar keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh cara kita
mengorganisasikan informasi dalam ingatan.
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses
berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung
bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat
indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus.
Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam
ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan.
Semua informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi,
tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh
suatu informasi, secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut.
Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada informasi
yang diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya
proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana,
dan suasana pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan
informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175).
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan
dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan
model pembelajara tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses
dalam otak melalui beberapa indera.
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?
2. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?

B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
memahami:
1. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2. Model pembelajaran pemrosesan informasi

C. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia
B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
BAB III SIMPULAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia


Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu; memori Jangka Pendek (Short Term
Memory atau STM): Memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung
selama 20-30 detik dalam keberadaannya; dan Memori Jangka Panjang (Long Term
Memory atau LTM): Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai
dari hitungan menit hingga selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat (daya batin) untuk mengingat atau menyimpan
sesuatu yang pernah diketahui (dipahami, dipelajari, dan sebagainya). Informasi yang kita
peroleh terekam di dalam ingatan melalui proses berpikir.
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan
informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang
(Frishammar, 2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan
informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana
pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa
pemecahan masalah. Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus
selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,
bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:
1. Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari
luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu
sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan
informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Term Memory (STM)
Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki kapasitas yang
kecil sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang
merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan
kita.
4. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang telah
dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; ( c) sekali informasi disimpan
di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan digambarkan


sebagai berikut (Surgenor, 2010):

Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory Memory, sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan
haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam
kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang
tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori
kerja (working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek
adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it.
Selanjutnya dengan rehearsal and encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di
memori jangka panjag (Long Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor
telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, atapun
mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindra
disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara verbal secara terus
menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling) nomor tersebut akan
disimpan di memori jangka panjang (long term memory).

B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi


Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari
otak (Slavin, 2000: 175). Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi
adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang
terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung. Teori kognitif lebih menekankan
pada proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya.
Menurut Rehalat (2014) model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses
atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses
pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini
berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampaun
siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan
tersebut. Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan
berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan
menggunakan simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan
kajian mengenai inteligensi manusia, program computer, dan teori abstrak dengan
penekanan pada perilaku cerdas, seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori
pemrosesan informasi kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Pembelajaran merupakan keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan
manusia.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar
bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai
dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang
mengikuti performa pembelajar.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran
berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.
BAB III
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya
informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan
pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi,
ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Stimulus yang
masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory. Sensory memory menyimpan
semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang
sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam
kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang tidak
lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja
(working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah
memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya
dengan rehearsal dan encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka
panjag (long term memory).
Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini
lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai