Setiap perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam trimester kedua atau trimester ketiga harus
dirawat dalam rumah sakit. Pasien diminta istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan darah lengkap
termasuk golongan darah dan faktor Rh. Jika Rh negatif RhoGam perlu diberikan pada pasien yang
belum pernah mengalami sensitisasi. Jika kemudian perdarahan tidak banyak dan berhenti serta janin
dalam keadaan sehat dan masih prematur dibolehkan pulang dilanjutkan dengan rawat ruurmah atau
rawat jalan dengan syarat telah mendapat konsultasi yang cukup dengan pihak keluarga agar segera
kembali ke Rumah sakit apabila terhadi perdarahan ulang, walaupun kelihatannya tida mencemaskan.
Perdarahan dalam trimester ketiga perlu pengawasan lebih ketat dengan istirahat baring yang lama
dalam rumah sakit dan dalam keadaan yang serius cukup alasan untuk merawatnya sampai melahirkan.
Serangan perdarahan ulang bisa saja terjadi sekalipun pasien diistirahatbaringkan. Jika pada waktu
masuk terjadi perdarahan yang banyak perlu segera dilakukan terminasi bila keadaan janin sudadh
viabel. Bila perdarahannya tidak sampai demikian banyak pasien diistirahatkan sampai kehamilan 36
minggu dan bila amniosentesis menunukkan paru janin telah matang, terminasi dapat dilakukan dan jika
perlu melakukan seksio sesarea.
Pada pasien yang pernah seksio sesarea perlu diteliti dengan ultrasonografi, Color Doppler atau MRI,
untuk melihat kemungkinan adanya plasenta akreta, inkreta atau perkreta. Dengan USG dapat dilihat
demarkasi antara lapisan Nitabuch dengan desidua basalis yang terputus. Dengan Color Dopler erlihat
adanya turbulensi aliran darah dalam plasenta yang meluas ke ajringan sekitarnya. Dengan MRI
diperlihatkan perluasan jaringan plasenta ke dalam miometrium (plasenta inkreta atau perkreta)
Apabila diagnosis belum pasti atau tidak terdapat fasilitas ultrasonografi transvaginal atau terduga
plasenta previa marginalis atau plasenta previa parsialis dilakukan double set-up examination. Bila
inpartu ataupun sebelumnya bila perlu. Pasien dengan semua klasifikasi plasenta previa dalam trimester
ke tiga yang dideteksi dengan ultrasonografi transvaginal belum ada pembukaan pada serviks
persalinannya dilakukan melalui seksio sesarea. Seksio sesarea juga dilakukan apabila ada perdarahan
banyak yang mengkhawatirkan.
Tatalaksana
Oleh karena itu tatalaksana plasenta previa dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu :
- Konservatif, yang artinya mempertahankan kehamilan sampai waktu tertentu. Dilakukan agar
janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara non invasif.
Tatalaksana konservatif dilakukan bila perdarahan sedikit, keadaan ibu dan janin baik, berat
janin <2500 gram atau usia gestasi < 36 minggu dan belum ada tanda-tanda inpartu. Bila terjadi
perdarahan banyak atau gawat janin, dilakukan tindakan aktif.
- Aktif, yang berarti kehamilan itu segera diakhiri. Dilakukan apabila TBJ 2500 gram atau usia
gestasi 36 minggu, janin mati atau menderita anomali atau keadaan yang mengurangi
kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali), dan paa perdarahan yang aktif dan banyak. Bila
terjadi perdarahan banyak lakukan resusitasi cairan ( infus cairan intravena NaCl 0,9% atau
ringer laktat), atasi anemia (transfusi) dan PDMO (Pemeriksaan dalam di atas meja operasi).
Tatalaksana umum
Dilakukan SC, kecuali untuk plasenta previa lateralis dan plasenta letak rendah dilakukan
langkah di atas, bila tetap perdarahan dilakukan SC
Referensi :
- Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta:
2010
- Achadiat C M. Obstetri dan ginekologi.EGC: 2004: Jakarta
- Hemoagik Antepartum. Avaialbe at :
http://edunakes.bppsdmk.kemkes.go.id/images/pdf/Obsgin_4_Juni_2014/Blok%204/Hemoragik
%20antepartum%20ppt.pdf
- Manuaba I B G. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan, dan KB. Edisi 1. EGC: Jakarta: 2005