BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dituliskan diatas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi pencemaran tanah.
2. Mengetahui fungsi tanah terhadap bahan pencemar
3. Mengetahui apa saja sumber pencemaran tanah.
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran
tanah.
5. Mengetahui usaha penganggulangan pencemaran tanah.
6. Mengetahui contoh studi kasus mengenai pencemaran tanah.
1.1 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak
terkait dengan bidang Kesehatan Lingkungan, terutama tambahan
pengetahuan mengenai pencemaran tanah.
BAB 2. PEMBAHASAN
4
b. Fungsi Penyangga
Kapasitas penyangga juga sangat penting dalam hubungannya
dengan masalah lingkungan karena kompleks pertukaran juga
menyerap senyawa yang larut dalam air hujan. Kapasitas
penyangga cukup tinggi pada tanah lempung dan debuan, serta
kandungan bahan organik tinggi.
c. Proses Alihrupa (Transformation)
Bahan pencemar dlaam bentuk senyawa organik, seperti urin, tinja,
pupuk kandang, limbah cair, limbah padat, dan insektisida
kemungkinan besar akan mengalami proses alihrupa dan terpecah
menjadi senyawa yang tidak beracun karena mengalami peruraian
oleh kegiatan meikroorganisme. Disamping itu terjadi proses
humifiksasi.
Potensi tanah sebagai penyaring, penyangga, dan pengalih rupa
bahan pencemar sangat penting dalam hubungannya dengan
penanggulangan pencemaran lingkungan dan eutrofikasi badan air.
Contoh, pengayaan hara dalam badan air permukaan adalah sungai dan
waduk atauapun danau sehingga gulma air akan tumbuh subu. Sampai
sejauh ini, tanah masih cukup efektif dalam melindungi lingkungan dar
bahaya pencemaran sehingga bahan pencemar di dalam tanah tidak
berlebihan dan kegiatan biologi tanah dapat dipertahankan.
b. Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan
penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan
penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah
atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan
yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat
mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah.
Tindakan yang dapat mereduksi pencemaran tanah menurut
Rustiadi dan Asyad (2008) dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
1) Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yangtercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-
site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu
di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
14
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkannya (Mukono, 2011). Dengan mengacu pada
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah di area persawahan
kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung memang mengalami
pencemaran, karena telah mengalami penurunan fungsi dan bahkan
sudah tidak berfungsi lagi untuk pertanian. Adanya kasus ini tentunya
sangat merugikan bagi pihak petani disana, karena akar masalah berasal
dari pembuangan limbah pabrik tekstil yang mengandung bahan kimia
berbahaya.
Jika mengacu pada sumber penyebab pencemaran, tedapat dua
sumber pencemaran, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung artinya limbah atau sampah dibuang langsung diatas tanah
sehingga merusak kualitas tanah yang ada. Sedangkan untuk sumber
penyebab pencemaran tak langsung yaitu pencemaran tanah yang
berasal dari pencemaran air dan udara yang nantinya akan mencemari
tanah juga akibat letaknya yang berdekatan dengan sumber pencemar (air
dan tanah yang tercemar). Dengan demikian tanah persawahan yang
tercemar akibat pembuangan limbah tekstil merupakan contoh kasus
pencemaran yang bersumber dari penyebab tidak langsung, karena pada
awalnya yang tercemar adalah air irigasi yang selanjutnya mengairi area
sawah sehingga menyebabkan tanahnya juga ikut tercemar.
(Johansen dan Carlson, 1976 dalam Miller dan Nicholas, 2000). Oleh
karena itu, untuk dapat mereduksi BOD dan COD, digunakan pengolahan
secara biologis dengan perlakuan khusus agar proses dapat terjaga
dengan baik. Pada umumnya industri tekstil menggunakan kolam oksidasi
apabila tersedia lahan atau menggunakan proses aerobik lainnya. Proses
ini dapat menurunkan BOD hingga 95% (World Bank ESH, 1998). Sumber
utama BOD adalah bahan kimia, kanji dari proses sizing, minyak untuk
menenun, dan surfaktan biodegradable.
3.4 Dampak yang Ditimbulkan Pencemaran Tanah
Jika berbicara mengenai dampak yang ditimbulkan, hal tersebut tidak
terlepas dari sumber pencemaran yang menyebabkan tanah tercemar.
Kebanyakan tanaman tidak dapat beradaptasi ketika kimia tanah berubah
begitu radikal dalam waktu singkat. Perubahan kimia tanah yang radikal
dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun atau berbahaya yang
masuk, bahkan dalam dosis yang kecil sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah (Gangadhar, Z.S, 2014). Selain
itu dampak lain yang dapat terjadi yaitu pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan
dampak lanjut pada konservasi tanah dimana tanaman tidak mampu
menahan tanah dari erosi.
Dengan berpedoman dari pernyataan diatas, jika dihubungkan dengan
kasus yang terjadi di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung dapat
dilihat bahwa dampak yang ditimbulkan dari adanya pencemaran tanah
yang berasal dari air irigasi yang terkontaminasi limbah tekstil yaitu:
a. Dampak kerusakan ekosistem
Seperti yang telah dikatakan di awal bahwa adanya pencemaran
tentu akan merusak ekosistem yang ada. Karena keberadaan
bahan pencemar akan mengganggu keseimbangan kehidupan
mikroorganisme pengurai dalam tanah, sehingga tanah yang
seharusnya subur karena adanya aktivitas mikroba pengurai,
menjadi tidak subur kembali. Dengan kata lain, zat-zat biologi
22
Keempat tipe limbah ini dapat ditemui di industri tekstil dan memiliki
karakteristik spesifik masing-masing. Pengolahan akan lebih mudah
apabila masing-masing limbah dipisah sebelum dikombinasikan.
Limbah yang sulit untuk diolah terdiri dari limbah berwarna, logam,
fenol, senyawa organik toksik, dan fosfat. Limbah berwarna dan logam
berasal terutama dari proses pewarnaan dan pencetakan, meskipun
sumber logam terkadang terdapat di proses lain. Fosfat utamanya
digunakan pada proses persiapan dan pewarnaan. Selain itu, yang
termasuk limbah-limbah yang sulit untuk diolah adalah limbah yang
mengandung materi organik non-biodegradable seperti surfaktan tertentu,
pelarut, dan lain-lain. Limbah ini tahan terhadap pengolahan dan dapat
meningkatkan toksisitas perairan dalam effluen. Oleh karena itu, limbah-
limbah tersebut dapat dikategorikan sebagai limbah berbahaya dan
beracun (Smiths, 1988).
Ada beberapa cara untuk mengurangi jumlah limbah yang sulit diolah ini,
dari sudut pandang reduksi dari sumber, yaitu:
a. Substitusi bahan kimia, kontrol, dan konservasi
c. Pemilahan
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pencemaran tanah ialah suatu kondisi masuk atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam tanah dan
atau berubahnya tatanan tanah oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga terjadi penurunan kualitas tanah sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan tanah menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkannya.
Terdapat beberapa ciri-ciri tanah yang tercemar, antara lain yaitu
tanahnya tidak subur, pH tanah dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8
(tanah basa), berbau busuk, mengandung logam berat, mengandung
mikroorganisme pathogen, mengandung sampah anorganik maupun
sampah organik. Usaha penanggulangan pencemaran tanah dapat
dilakukan dengan langkah pencegahan dan langkah penanggulangan.
Langkah penanggulangan dibagi menjadi tiga yaitu remediasi,
bioremediasi dan . Remediasi ialah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar, sedangkan bioremediasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Fitoremediasi ialah penggunaan tanaman hijauan untuk
memindahkan, menyerap dan atau mengakumulasikan serta mengubah
kontaminan yang berbahaya menjadi tidak berbahaya.
4.2 Saran
Disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan
dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca
setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun
yang ada di dalamnya.
26
DAFTAR PUSTAKA