Anda di halaman 1dari 82

WCO – 03 = STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL CRANE

PELATIHAN
OPERATOR WHEEL CRANE

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

KATA PENGANTAR

Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri
lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar harus dipenuhi, antara lain
produksi, kualitas dan kecepatan.

Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang
demikian besar, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab
tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan
dalam SKKNI.

Operator Wheel Crane adalah salah satu dari mereka yang harus dapat memenuhi tuntutan
tersebut di atas. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan
diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang
diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.

Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta
pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.
Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat
bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya
berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi
sempurnanya buku ini.

Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2005

Penyusun

i
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : OPERATOR WHEEL CRANE

TUJUAN PELATIHAN :
A. Tujuan Umum Pelatihan :
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu mengoperasikan wheel
crane dengan benar dan aman melaksanakan pemeliharaan harian sesuai
dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi.

B. Tujuan Khusus Pelatihan :


Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama melakukan pemeliharaan dan
pengoperasian wheel crane.
2. Melaksanakan pemeliharaan harian wheel crane sesuai dengan petunjuk
pemeliharaan.
3. Melaksanakan pengoperasian wheel crane sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi
yang benar untuk jenis pekerjaan sesuai dengan kelasnya.
4. Membuat laporan operasi.

Seri / Judul Modul WCO – 03 : STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL CRANE

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) :


Setelah selesai mengikuti modul ini, diharapkan peserta mampu memahami struktur dan
fungsi wheel crane sebagai dasar pengetahuan untuk dapat mengoperasikan wheel crane
sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) :


Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu :
1. Menjelaskan spesifikasi wheel crane
2. Menjelaskan komponen utama wheel crane dan fungsinya
3. Menjelaskan alat kendali dan instrumen
4. Menjelaskan power line pada wheel crane
5. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja engine, sistem hidrolik dan kelistrikan

ii
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


LEMBAR TUJUAN ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL ................................................... v
DAFTAR MODUL ........................................................................................................ v
PANDUAN PEMBELAJARAN .................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 - 1


1.1 Umum ................................................................................................. 1 - 1
1.2 Spesifikasi .......................................................................................... 1 - 1

BAB II KOMPONEN UTAMA .................................................................................. 2 - 1


2.1 Umum ................................................................................................. 2 - 1
2.2 Nama dan Fungsi komponen Utama ................................................... 2 - 3

BAB III Power Line ................................................................................................. 3 - 1


3.1 Umum ................................................................................................. 3 - 1
3.2 Skema Power Line............................................................................... 3 - 1

BAB IV INSTRUMEN DAN ALAT KENDALI ........................................................... 4 - 1


4.1 Umum ................................................................................................. 4 - 1
4.2 Instrumen dan Alat Kendali untuk Crane.............................................. 4 - 1
4.3 Instrumen dan Alat Kendali Crane (Material Handling) ....................... 4 - 13
4.4 Instrumen dan Alat Kendali Crane (Travelling).................................... 4 - 16

BAB V FUNGSI DAN PRINSIP KERJA ENGINE ................................................... 5 - 1


5.1 Umum ................................................................................................. 5 - 1
5.2 Engine System ................................................................................... 5 - 1
5.3 Engine Mechanism System ............................................................... 5 – 3
5.4 Air Intake dan Exhaust System .......................................................... 5 – 5
5.5 Fuel System ....................................................................................... 5 – 6
5.6 Lubricating System ............................................................................ 5 – 7
5.7 Colling System ................................................................................... 5 – 8

iii
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

BAB VI FUNGSI DAN PRINSIP KERJA SISTEM HIDROLIK .................................. 6 - 1


6.1 Umum ................................................................................................. 6 - 1
6.2 Fungsi dan Prinsip Kerja Sistem Hidrolik ............................................ 6 - 1
6.3 Fungsi dan Prinsip Kerja Komponen Hidrolik ...................................... 6 - 3

BAB VI FUNGSI DAN PRINSIP KERJA SISTEM LISTRIK .................................... 7 – 1


7.1 Umum ................................................................................................ 7 – 1
7.2 Prinsip Kerja ....................................................................................... 7 – 1
7.3 Komponen Utama .............................................................................. 7 – 3

RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA

iv
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Crane
dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang
didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai,
elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan
batasan-batasan penilaian serta variabel-variabelnya.

2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan
dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan
sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan :
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan
dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan


kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul
pelatihan seperti tercantum dalam ”DAFTAR MODUL“ dibawah ini yang dipergunakan
sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan Operator Wheel crane

DAFTAR MODUL

No. Kode Judul Modul

1. WCO – 01 Etos Kerja

2. WCO – 02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. WCO– 03 Struktur dan fungsi Wheel Crane

4. WCO – 04 Pedoman Pemeliharaan (Maintenance)

5. WCO – 05 Pengoperasian Wheel crane

6. WCO – 06 Laporan operasi

v
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

PANDUAN PEMBELAJARAN

vi
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. BATASAN

No. Item Batasan Uraian


Keterangan
1. WCO – 03 = Struktur dan Fungsi Wheel
Seri / Judul
Crane

2. Deskripsi Struktur dan fungsi wheel crane


merupakan langkah awal bagi operator
wheel crane untuk dapat mengoperasikan
wheel crane dengan benar, baik dan
aman.

Modul struktur dan fungsi wheel crane


membahas komponen utama menyangkut
fungsi dan prinsip kerja serta Instrumen
dan alat kendali, baik untuk travelling
maupun material handling, dengan
beberapa penjelasan penting. Disamping
itu dibahas pula fungsi dan prinsip kerja
engine, sistem hidrolik dan sistem listrik.

3. Tempat kegiatan Di dalam ruang kelas lengkap dengan


fasilitasnya

4. Waktu 4 jam pembelajaran atau 180 menit 1 JP : 45


pembelajaran menit

vii
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

B. PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan
 Menjelaskan tujuan instruksional  Mengikuti penjelasan TIU dan  OH 01
(TIU & TIK) TIK dengan tekun dan aktif

 Merangsang motivasi peserta  Mengajukan pertanyaan
dengan pertanyaan atau apabila kurang jelas.
pengalamannya dalam memakai
crane di lapangan
Waktu : 5 menit

2. Ceramah : Bab I Pendahuluan


 Memberikan ulasan atau  Mengikuti penjelasan instruktur  OH 01-01
penjelasan singkat mengenai dengan tekun dan aktif
peran pentingnya struktur dan
fungsi wheel crane  Mengajukan pertanyaan hal-
hal yang perlu
 Memberikan penjelasan mengenai
spesifikasi wheel crane dengan  Mencatat hal-hal yang perlu
contoh salah satu model atau tipe
wheel crane
 Waktu : 15 menit

3. Ceramah : Bab II, Komponen Utama

 Menjelaskan nama dan fungsi  Mengikuti penjelasan instruktur  OH 02-01


komponen utama wheel crane dengan tekun dan aktif
 Memberikan tambahan penjelasan  Mengajukan pertanyaan hal-
penting pada beberapa komponen hal yang perlu
utama.
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Waktu : 45 menit

4. Ceramah : Bab III, Power Line


 Memberikan penjelasan singkat  Mengikuti penjelasan instruktur  OH 03-01
mengenai power line dengan tekun dan aktif
 OH 03-02
 Menjelaskan skema power line,  Mengajukan pertanyaan hal-
baik untuk travelling maupun untuk hal yang perlu
material handling.
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Waktu : 10 menit

viii
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

5. Ceramah : Bab IV, Instrumen dan


Alat Kendali
 Memberikan penjelasan singkat  Mengikuti penjelasan instruktur  OH 04-01
mengenai instrumen dan alat dengan tekun dan aktif
 OH 04-02
kendali peranan, fungsi, cara kerja  Mengajukan pertanyaan hal-
baik untuk travelling maupun hal yang perlu  OH 04-03
material handling
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Waktu : 60 menit

6. Ceramah : Bab V, Fungsi dan prinsip


kerja engine
 Memberikan penjelasan fungsi  Mengikuti penjelasan instruktur  OH 05-01
engine dan komponen penting dengan tekun dan aktif
 OH 05-02
 Memberi penjelasan mengenai  Mengajukan pertanyaan hal-
hal yang perlu  OH 05-03
prinsip kerja engine
 Waktu : 20 menit  Mencatat hal-hal yang perlu

7. Ceramah : Bab VI, fungsi dan prinsip


kerja sistem hidrolik
 Memberikan penjelasan mengenai  Mengikuti penjelasan instruktur  OH 06-01
fungsi sistem hidrolik dengan tekun dan aktif
 OH 06-01
 Menjelaskan contoh sistem hidrolik  Mengajukan pertanyaan hal-
sederhana, cara kerja dan hal yang perlu
komponen terkait.
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Waktu : 10 menit

8. Ceramah : Bab VII, Fungsi dan


Prinsip Kerja Sistem Listrik
 Memberikan penjelasan fungsi  Mengikuti penjelasan instruktur  OH 07-01
sistem listrik dengan tekun dan aktif
 OH 07-02
 Menjelaskan sistem listrik  Mengajukan pertanyaan hal-
hal yang perlu
 Menjelaskan prinsip kerja
pengisian battery, alternator dan  Mencatat hal-hal yang perlu
motor starter.
 Waktu : 10 menit

ix
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

MATERI SERAHAN

x
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Umum

Pengetahuan mengenai struktur dan fungsi suatu alat bagi seorang operator adalah
hal yang sangat mendasar dan sejak awal seorang operator harus sudah memahami
struktur dan fungsi dari alat yang akan dioperasikan dalam melaksanakan tugas
mengoperasikan alat tersebut.

Pemahaman secara benar mengenai struktur dan fungsi Wheel Crane akan menjadi
modal utama untuk dapat mengoperasikan Wheel Crane sesuai aplikasi dan teknik
operasi yang benar, dan dengan berbekal pengetahuan ini operator akan lebih
memperhatikan kondisi Wheel Crane dalam menghadapi berbagai jenis pekerjaan
sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi.

1.2. Spesifikasi

Salah satu pengetahuan yang dibutuhkan untuk menunjang pengetahuan


pengoperasian Wheel Crane adalah spesifiksi dari alat yang akan dioperasikannya.

Sebagai contoh diberikan data spesifikasi salah satu tipe Wheel Crane

1) Capacity 30.000 kg pada radius 3.0 m

2) Demensi

Panjang (mendekati) 10.750 mm

Lebar (mendekati) 2.620 mm

Tinggi (mendekati) 3.555 mm

3) Berat (termasuk optional equipment)

Total (mendekati) 25.800 kg

Depan (mendekati) 13.150 kg

Belakang (mendekati) 12.650 kg

1-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

4) Performance

Travelling Speed (maksimum) 50 Km/h

5) Boom 8.8 ─ 28.0 m

(4 section, box , 5 sheave at boom head)

Panjang Boom Retracted (masuk) 8.8 m

Panjang Boom Extend (keluar) 28.0 m

Extension Speed 19.2 m dalam 70 second

6) Jib – 2 stage, panjang jib 7 m dan 12.0 m

( Store along side boom, 5º dan 30º offset)

7) Elevation Speed 1º ─ 80º dalam 49 detik

(double acting Hydraulic Cylinder)

8) Hoist – Main Winch (2 speed type, automatic fail safe brake, free fall device by
foot brake and counter balance valve)

Controlled indepedantly of auxilliary winch :


 Single Line Pull 3.200 kg
 Single Line Speed
High range 114 m/min (at 4 layer)
Normal range 57 m/min (at 4 layer)
Wire Rope (Diameter x Length ) 16 mm x 160 m
(Spin Resistant type)
Hook Block 30 ton capacity
(5 Sheave, swivel type hook with safety latch)

Hoist – Auxilliary Winch (2 speed type, automatic fail safe brake, free fall device by

foot brake and counter balance valve)

Controlled indepedantly of main winch :


 Single Line Pull 3.000 kg

1-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

 Single Line Speed


High range 97 m/min (at 2 layer)
Normal range 48.5 m/min (at 2 layer)
Wire Rope (Diameter x Length ) 16 mm x 90 m
(Spin Resistant type)
Hook Block 3 ton capacity
(5 Sheave, swivel type hook with safety latch)

9) Swing Speed 3,2 rpm

( Hydraulic axial motor, continous 360º circle swing, dilengkapi hand operate swing
brake)

10) Hydraulic system

Pumps : Triple gear type for crane

Tandem gear pump for steering & accumulator.

Control valve : Multi valve actuated by hand lever (tuas kendali)

Hydraulic oil tank : 421 liter (approax capacity)

11) Cabin : Single cabin

12) Safey Device :

Pendant type over winding cut out device

Winch automatic fail-safe brake

Hook safety latch

Pilot check valve

Holding valve

Counterbalance valve

Hydraulic pressure relief valve

Swing brake

Swing lock device

Boom angle indicator

1-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

13) Automatic Moment Limiter :

Model AML-US, dilengkapi dengan Digital Liquid Chrystal Display :

Moment as presentage (moment sebagai presentase)

Boom angle (sudut boom)

Boom length (panjang boom)

Actual working radius (radius beban)

Actusl load lift (baban sebenarnya yang diangkat)

Permissible load (beban yang diijinkan diangkat)

Potensial hook height (tinggi hook)

14) Out Rigger : Lebar total (extended in X configuration) : 6.100 mm

( Masing-masing slider beam dan jack dapat dikontrol secara terpisah dari cabin)

15) Engine
 Model : Nissan PD6 Diesel Engine
 Type 4 cycle, 6 cylinder in line
Direct injection, water cooled diesel engine
 Daya :
Max output (JIS) : 185 PS at 2.300 rpm
Max Torque (JIS) 68 kgm at 1.200 rpm
 Starting motor 24 V – 4.5 kw -

16) Transmisi : torque converter driving full powershift with driving axle selector.

(4 untuk maju dan 1 untuk mundur)

17) Axle : - depan , full floating type, steering dan driving axle dengan planetary reduksi

- belakang , full floating type, steering dan driving axle dengan planetary

reduksi. Non – spi deferensial.

18) Steering : Hydraulic power steering yang dikontrol dari roda steer, ada 3 mode :

2 wheel front

4 wheel coordinated

4 wheel crab

1-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

19) Suspensi :

Depan : Semi elleptic leaf spring dengan hydraulic lockout device

Belakang : Semi elleptic leaf spring dengan hydraulic lockout device

20) Brake Sysem :

Service : Dual line air operated internal expanding brake ke 4 roda

Parking : Spring operated air release brake acting on front propeller shaft.

21) Safety devices :

Axles leaf spring lock device

Rear steering lock device

Nose drive prevention device

22) Electrical System

24 V DC , 2 Battery at 12 V – 120 AH capacity

23) Fuel Tank Capacity : 300 Liter

24) Tire (ban) :

Depan : Single x 2

16 – 25-24 PR (OR)

Belakang : Single x 2

16 – 25-24 PR (OR)

25) Turning Radius :

Minimum turning radius (at center of extrem outer tire)

2 – wheel steering : 8.9 m

4 – wheel steering : 5.3 m

1-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

BAB II
KOMPONEN UTAMA

2.1 Umum

Dalam pengoperasian alat-alat berat pada umumnya termasuk alat angkat khususnya
wheel crane, komponen utama mempunyai peranan penting, sehingga oleh karenanya
operator yang bersangkutan terlebih dulu harus mengenal dengan baik komponen-
komponen utama alat yang akan dioperasikannya. Dengan demikian dapat diharapkan
bahwa pemeliharaan dan pengoperasian alat dapat dilakukan dengan baik sehingga
hasilnyapun dapat diharapkan baik pula.

Khususnya untuk wheel crane, ada baiknya dikenali terlebih dulu faktor-faktor yang
mempengaruhi kekuatan angkat wheel crane tersebut.

Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kekuatan angkat Wheel Crane, yaitu :
 Kekuatan Crane (Crane Strength)
Adalah kekuatan komponen-komponen dari wheel crane terhadap beban yang
diangkat. Beban yang diangkat akan menimbulkan tegangan-tegangan baik tensile
strength atau shear strength pada komponen-komponen wheel crane. Apabila
komponen-komponen tersebut tidak kuat, maka akan patah, seperti contoh boom
atau jib patah karena mengangkat beban, meskipun wheel crane sendiri tidak
terbalik atau winch motornya juga mampu mengangkat beban. Hal ini disebabkan
oleh design (perencanaan) atau fatique, yakni kelelahan material yang operasi
sudah lama ataupun akibat lokasi.

 Stabilitas Crane (Crane Stability)


Stabilitas Crane (Crane Stability) adalah kemampuan mengatasi momen beban
sehingga wheel crane aman, tidak terbalik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas wheel crane adalah berat wheel crane, counter weight, jarak out rigger
atau tire (ban), panjang boom atau radius beban dsb.

 Kapasitas Winch atau engine penggerak


Meskipun wheel crane di desain dengan sangat kokoh dan berat, namun apabila
motor winch yang menggerakkan (mengangkat) hook block hanya berkemampuan
kecil, maka kapasitas yang diangkat juga kecil. Hal ini juga sangat erat kaitannya

2-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

dengan engine yang di sediakan serta hydraulic pump untuk penggerak motor
winch yang dipasang dan kapasitas motor winch. Apabila hydraulic pump yang
dipasang kecil, maka tekanan yang dihasilkan untuk menggerakkan motor winch
juga kecil dan daya angkatnya kecil.

Berdasarkan ketiga faktor tersebut, maka komponen-komponen utama wheel crane


dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok besar sebagai berikut ; (periksa gambar
2.1) :
 Komponen yang berhubungan langsung dengan pengangkatan :
- Boom teleskop (telescopic boom).
- Silinder pengangkat boom (Boom Elevating Cylinder)
- Jib
- Winch Utama (Main Winch)
- Winch Pembantu (Auxiliary Winch)
- Blok Takel Utama (Main Hook Block), termasuk takel / kait.
- Kabel Winch Utama (Main Winch Rope)
- Sheave Boom Pembantu (Auxiliary Boom Sheave), disebut juga Single Top.
- Kabel Winch Pembantu (Auxiliary Winch Rope)
- Blok Takel Pembantu (Auxliary Hook Block), termasuk takel atau kaitnya.

 Komponen yang berhubungan dengan stabilitas wheel crane :


- Out Rigger.
- Ban (Tire).

 Komponen yang berhubungan dengan tenaga penggerak :


- Engine.
- Pompa Hidrolik.
Disamping komponen-komponen tersebut diatas ada komponen atau bagian dari
Wheel Crane lain yang cukup penting, seperti kabin atau ruang operator, tempat duduk
operator dan lain-lain.

2-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Gambar 2.1.
Komponen Utama Wheel Crane

2.2 Fungsi Komponen Utama

Berikut ini adalah fungsi serta identifikasi dari beberapa komponen utama :

2.2.1. Boom

Boom berfungsi sebagai penahan beban yang diangkat.

Pada Wheel Crane hidrolis, panjang boom dapat dirubah-ubah dengan system
teleskop hidrolis, sementara pada wheel crane non hidrolis, panjang boom
relative tetap, kalaupun dapat dirubah harus dengan menyambungkan seksi
boom yang dilakukan dengan pengikatan baut-baut. Konstruksi boom berbeda ;
pada crane hidrolis digunakan boom teleskopis sedangkan pada crane non
hidrolis digunakan boom kerangka. Dewasa ini banyak digunakan wheel crane
hidrolis. Boom teleskopis (telescopic boom) terdiri dari seksi-seksi yang

2-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

memungkinkan panjang boom dapat diubah-ubah dengan mudah ketika


sedang beroperasi.

Gambaran Boom adalah sebagai berikut : (contoh boom dengan 5 seksi atau
bagian)

Gambar 2.2.
Bagian-bagian Boom

2.2.2. Silinder Pengangkat Boom (boom elevating cylinder)

Silinder pengangkat boom itu adalah silinder hidrolis yang mendapat tenaga dari
system hidrolis, berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan boom, atau
merubah-ubah elevasi atau sudut boom.

Gambar 2.3.
Boom Elevating Cylinder

2-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

2.2.3. Jib

Jib berfungsi sebagai perpanjangan boom untuk dapat menjangkau pekerjaan


yang tidak dapat dilakukan hanya dengan boom (tanpa sambungan).
Jib dipasang pada ujung atas boom (boom head) dengan suatu mekanisme
sehingga bila tidak dipergunakan jib dapat disimpan (stowed) disamping (side
folding stowing), dibawah (under side stowing) atau didalam (inside boom
stowing) boom.

 Side folding stowing

 Underside stowing

 Inside boom stowing

2-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Untuk bisa mendapatkan jangkauan yang lebih jauh, sesuai dengan jenis
pekerjaannya, jib dapat juga disetel dengan bersudut, dapat 2 tingkat
penyeimbangan (offset) atau 3-tingkat, sehingga diperoleh beberapa posisi jib
dengan beberapa sudut : 50, 250, 300, atau 450.
Tiap sudut disetel terlebih dulu sebelum pengopersian.

Gambar 2.4.
Stage Offset Jib

2.2.4. Winch

Winch merupakan perangkat angkat beban, berfungsi untuk mengangkat atau


menurunkan beban. Winch berupa sebuah drum penggulung tali baja (wire
rope), gigi reduksi serta motor (hidrolik) sebagai tenaga pengeraknya yang
dikendalikan dengan tuas kendali (control lever).
Winch biasanya tersusun atas sebuah winch utama (main winch) untuk
pengoperasian boom dan winch pembantu (auxiliary winch) untuk
pengoperasian jib. Ada yang satu motor hidrolis untuk kedua buah winch
tersebut, ada pula yang tiap winch mempunyai motor tersendiri.

2-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Gambar 2.5.
Satu motor dua drum

Gambar 2.6.
Dua motor dua drum (dua unit single winch-satu axis)

Winch utama dipergunakan untuk pengangkatan beban berat melalui blok takel
utama, sedangkan winch pembantu dipergunakan untuk pengangkatan beban
ringan melalui auxiliary boom sheave (single top) dan auxiliary hook block.
Penggunaan winch pembantu yang hanya menggunakan tali baja tunggal,
adalah untuk tujuan efisiensi (untuk pengangkatan beban ringan).

2-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Gambar 2.7.
Single Top

Single top ini dipasang pada ujung atas boom (boom head).

2.2.5. Out Riggers

Out Rigger adalah keempat kaki yang menyangga crane dan diperpanjang
keluar chasis untuk peningkatan / penambahan stabilitas crane.

Out Rigger mencakup silinder hidrolis yang disebut silinder-silinder luncur (slide
cylinder) dan silinder-silinder jack (dongkrak). Bagian kaki-kaki (receptors) yang
menapak ditanah disebut out rigger floats, jarak antara pusat floats kanan dan
kiri disebut lebar perpanjangan out rigger (out rigger extended width)

Ada 3 (tiga) tipe out rigger, tipe X dan tipe H, dan tipe truck loader.

2-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Walaupun keempat out rigger sudah dipanjangkan maksimum, mungkin belum


cukuo stabil dibagian depan, berkenaan dengan model wheel crane.
Karenanya, untuk memberikan kapasitas angkat yang sama, dipasang jack
(dongkrak) ke 5 dibagian depan. Jack ini dipanjangkan sampai ke tanah dengan
tenaga hidrolis.

2-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

2.2.6. Roda (Wheels)

Roda-roda berfungsi sebagai penahan atau penyangga berat crane ketika


operasi (untuk yang tanpa out rigger) maupun traveling.

Roda terdiri dari ban (tire) dan rim (disk wheel).

2.2.7. Engine

Engine merupakan penggerak utama wheel crane yang diperlukan untuk


pengoperasian crane melalui system hidrolik serta untuk traveling crane melalui
power train (kopeling, transmisi, propeller shaft, dan differential gear) serta
system kendali.

2 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Gambar 2.8
Engine

2.2.8. Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik berfungsi untuk memindahkan (memompa) minyak hidrolik dari


tangki hidrolik kedalam sistem hidrolik dan bersama-sama dengan komponen
lain menghasilkan aliran (flow) dan tekanan (pressure) menjadi hidrolik.

Aliran dan tekanan minyak hidrolis ini diperlukan sebagai tenaga hidrolik yang
diperlukan untuk pengoperasian crane.

Sedangkan tenaga pemutar pompa hidrolik adalah tenaga engine yang diambil
dari PTO (Power Take Off).

Gambar 2.9
Pompa Hidrolik

2 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

BAB III
POWER LINE

3.1. Umum
Power line merupakan urutan atau aliran tenaga, mulai dari sumber tenaga utama
(primeover) sampai ke peralatan penggerak yang memerlukan tenaga. Sebagai
sumber tenaga adalah Motor Diesel (Diesel Engine). Tenaga utama ini, pada wheel
crane, diperlukan untuk traveling dan pengangkatan beban (material handling).
Pada beberapa tipe wheel crane, masing-masing keperluan tenaga tersebut di suplai
dengan Diesel Engine yang berbeda, sehingga wheel crane mempunyai 2 buah
sumber tenaga (Diesel Engine).
Untuk memudahkan pemahaman power line diberikan dalam bentuk skema.

3.2. Skema Power Line


Berikut ini adalah skema power line untuk travelling dan material handling.
3.2.1. Skema power line untuk treveling

Gambar 3.1.
Power Line Trevelling

3-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Komponen terkait :
 Engine
 Torque converter
 Propeller shaft
 Gigi reduksi (reduction oil), pertama (1st) dan kedua (2nd)
 Axle depan, belakang
 Roda

3.2.2. Skema power line untuk material handling

Gambar 3.2.
Power Line Material Handling

3-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Komponen terkait :
 Engine
 Pompa hidrolik
 Katup kendali (control valve) winch utama
 Motor (hidrolik) winch utama
 Katup kendali (control valve) winch pembantu (auxilliary winch)
 Motor (hidrolik) winch pembantu (auxilliary winch)
 Katup kendali (control valve) telescoping
 Silinder teleskop
 Katup kendali (control valve) elevasi
 Silinder elevasi (elevation cylinder)
 Kopling winch
 Katup kendali swing
 Motor (hidrolik) swing
 Kemudi
 Katup kendali (control valve) out rigger
 Tangki hidrolik

Secara prinsip Power Line untuk material handling dapat digambarkan sebagai
berikut :

 Boom
 Swing
HYDRAULIC CONTROL ACTUATOR  Hoist winch
ENGINE PUMP VALVE (CYLINDER,  Elevating boom
MOTOR)  Steering
 Out rigger

Gambar 3.3.
Skema (block)
Power Line Material Handling

3-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

BAB IV
INSTRUMEN DAN ALAT KENDALI

4.1. Umum
Tugas utama seorang operator Wheel Crane adalah mengoperasikan Wheel Crane
sesuai dengan aplikasinya dan teknik operasi yang benar, disamping tugas-tugas
lainnya yang juga harus dilakukan oleh operator dengan baik, sehingga dapat dicapai
produktivitas yang optimal dengan menghilangkan atau setidaknya mengurangi
terjadinya kerusakan alat dan kecelakaan kerja.

Kegiatan operator untuk mengoperasikan Wheel Crane sepenuhnya dikendalikan dari


ruang operator, yang didalamnya telah dilengkapi dengan perangkat kendali (control)
dan monitor (instrument panel) yang lengkap sehingga dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang baik dalam mengatur tuas kendali (control lever) dan selalu
memonitor setiap instrumen, operator dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka operator wheel crane harus benar-benar
faham dan menguasai instrument dan alat kendali wheel crane yang akan
dioperasikannya.

Tampilan dan konstruksi alat kendali dan panel instrumen untuk tiap merk dan tipe
Wheel Crane tidak selalu sama, tapi pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama,
sehingga memberi kemudahan bagi operator untuk dapat mengoperasikan Wheel
Crane dari beberapa merk dan tipe.

Untuk memberi gambaran yang rinci mengenai instrumen dan alat kendali ini,
diambilkan contoh-contoh dari salah satu type hydraulic Wheel Crane, yang dibedakan
dalam 2 kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu :

 Instrument dan alat kendali untuk crane, yaitu untuk pengoperasian (material
handling)

 Instrument dan alat kendali untuk traveling.

4.2. Panel Instrumen (Instrument Panel) untuk Crane


Sebagaimana telah diutarakan di bagian depan (umum) bahwa panel instrument
berada di ruang operator, sehingga Operator Wheel Crane dapat mengamati atau
memonitor semua instrument Wheel Crane yang ada dan diperlukan dalam
pengoperasian Wheel Crane.

4-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Termasuk dalam instrument adalah lampu-lampu indikator dan skakelar-skakelar atau


switches.
Berikut ini adalah detail (rinci) lampu-lampu indikator dan skakelar (switches) yang
berada di ruang operator dari salah satu tipe Wheel Crane.

Gambar 4.1.
Ruang Operator

Panel lampu indikator (Indicator Lamps Panel)

4-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Panel skakelar (Switch Panel)

Perhatikan gambar 4-1

1. Lampu-lampu indikator keadaan boom dengan penyetelan skakelar pemilihan


boom (boom select switch setting)
Perhatikan gambar berikut ini :

4-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

BOOM SELECT Boom state


Applicable operation
switch position indicator lamps ON

MAIN BOOM (a) Boom operation

SINGLE TOP (b) Single top operation

JIB 1 50 (c) 1st jib stage, 50 offset operation

JIB 1 300 (d) 1st jib stage, 300 offset operation

JIB 2 50 (e) 2nd jib stage, 50 offset operation

JIB 2 300 (f) 2nd jib stage, 300 offset operation

2. Lampu-lampu indikator kondisi pengeset-an (set-up)


3. Lampu-lampu ini menyala berkenaan dengan penyetelan (setting) dari skakelar
pemilih (select switch) Out rigger keluar penuh atau setengah saja serta skakelar
pemilih (select switch) dongkrak depan (front jack).

4-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

 Bila skakelar out rigger diposisikan keatas, posisi out rigger keluar penuh
(Extend Fully), maka lampu indikator yang bersangkutan (FULL) menyala.
 Bila skakelar out rigger diposisikan ke bawah, posisi out rigger keluar setengah
(Extend Mid), maka lampu indikator yang bersangkutan (MID) menyala.
 Bila skakelar jack diposisikan keatas (F/Jack Used), dongkrak atau jack depan
digunakan, maka lampu indikator yang bersangkutan (F/Jack) menyala.

4. Lampu indikator daerah kerja (working area indicator lamp)


Lampu ini secara otomatis menunjukkan daerah kerja crane yang sebenarnya,
apakah daerah depan atau daerah samping (kiri-kanan) dan belakang

Perhatikan gambar diatas :


 Apabila daerah kerja (working area) berada didepan (Over Front) atau
pengangkatan beban berada dibagian depan (garis tanpa block hitam) maka :
- Bila jack depan tidak pasang maka lampu akan berkedip
- Bila jack depan dipasang maka lampu akan menyala

 Apabila daerah kerja (working area) berada disamping dan belakang (overside
and rear) atau pengangkatan beban di daerah samping dan belakang (garis
block hitam), maka :
 Lampu akan mati (tidak menyala)

4-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

5. Lampu indikator pembatas gulungan (Overwind Cutout Off Indicator Lamp)


Lampu indikator (yang bergambar tangan) ini akan menyala bila skakelar (switch)
Overwind Cutout diposisikan pada OFF.

6. Lampu indikator Jib Set (Jib Set Indicator Lamp)


Lampu ini menyala apabila skakelar Jib Set dihidupkan untuk menghilangkan
keadaan auto stop.
Bila lampu ini hidup, jangan mengangkat beban sementara fungsi auto stop
sedang di kesampingkan.

7. Lampu indikator jack depan overload (Front Jack Indicator Lamp)


Bila jack depan dibebani melebihi batas yang
ditentukan, lampu termaksud menyala dan klakson
crane berbunyi.

8. Lampu indikator tekanan akumulator (Accumulator Pressure Indicator Lamp)


Bila tekanan akumulator kopeling winch turun sampai
dibawah 90 kg/cm2 lampu termaksud menyala, tekanan
harus dinaikkan.

4-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

9. Skakelar pemilih boom (Boom Select Switch)


Posisikan skakelar ini sesuai dengan kebutuhan. Dengan skakelar ini, data
kapasitas crane yang disimpan di pembatas moment (Moment Limiter) secara
selektif menyala.

10. Skakelar pemilih out rigger Full/Mid dan skakelar pemilih Jack depan
Pemilihan skakelar-skakelar ini berkenaan dengan kondisi sebenarnya/senyatanya
dari out rigger-out rigger dan jack depan (sesuai kebutuhan).
Dengan skakelar ini, data kapasitas crane yang disimpan di pembatas moment
(moment limiter) secara selektif menyala.

11. Skakelar untuk memanjangkan-memendekan boom ke 2 (2nd Boom Telescoping


Switch)
Gunakan skakelar ini bila boom ke 2 terpaksa tidak dapat dihindari untuk
dipanjangkan/dipendekkan (telescoped) dengan boom ke 3 dan boom ujung atas
(top boom) dalam posisi keluar atau memanjang (Extended).
 Tetaplah skakelar ditekan selama memanjangkan atau memendekkan boom
(telescoping).

4-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

12. Skakelar tele untuk memanjangkan-memendekkan boom ke 3 dan boom atas (3rd
& Top telescoping switch)
Gunakan skakelar ini bila boom ke 3 dan boom ujung atas terpaksa tidak dapat
dihindari untuk dipanjangkan-dipendekkan (be telescoped) dengan boom masuk
penuh, atau dengan boom ke 2 keluar setengah.
 Tetaplah skakelar ditekan selama telescoping.

13. Skakelar Jib Set


Bila output-output AML (Automatic Moment
Limter) otomatis menghentikan signal, maka hoist
naik, gerakan-gerakan boom memanjang dan
boom menurun secara otomatis pula akan
berhenti.
Keadaaan ini operative akan hilang bila skakelar Jib Set dihidupkan (turned on)
dan lampu indikator Jib Set menyala. (skakelar bisa dilepas setelah lampu
berkedip)
Untuk mendapatkan kembali fungsi auto stop setelah pemasangan (erecting) jib,
naikkan boom sampai lampu indikator Jib Set padam, posisikan skakelar boom
select ke main boom.
Skakelar Jib Set digunakan hanya apabila sedang melakukan pemasangan
(erecting) dan penyimpanan (stowing) Jib.

14. Tampilam AML (AML display)


AML atau Automatic Moment Limiter adalah alat pengaman (safety device) yang di
desain untuk mencegah kerusakan crane atau terbalik karena overload.
Rincian selanjutnya diberikan dalam nomor tersendiri.

4-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

15. Skakelar pembatas gulungan kabel (Overwind Cutout Switch)


Dengan posisi skakelar ini pada posisi ON, bila hook
block sampai over hoisted maka gerakan-gerakan hoist
keatas, boom keluar atau memanjang (extending) dan
boom turun (lowering) akan berhenti.
Dengan posisi skakelar pada OFF, gerakan-gerakan
tersebut tetap berjalan. Normalnya, biarkan posisi
skakelar tersebut pada posisi ON.
Posisi OFF hanya bila sedang mengeluarkan dan
menyimpan (menaruh pada tempatnya) hook block dan
bila memasang dan menyimpan jib.

16. Skakelar Starter Crane


Skakelar ini digunakan untuk menghidupkan dan mematikan engine dan untuk
memberikan tenaga sirkuit terkait
 OFF : De energize
 ON : Energize
 START : Start engine
 STOP : Stop engine

Bila sedang mengoperasikan crane, posisikan skakelar tersebut pada ON, dan bila
tidak beroperasi posisikan pada OFF.
 Bila engine dingin, jangan menghidupkan engine dengan skakelar ini.

17. Skakelar Wiper


 Wiper depan hidup
 Wiper jendela atap siap hidup
 Wiper depan hidup
 Skakelar wiper jendela atap
Putar skakelar ini ON dengan skakelar dinaikkan
keatas (pada Front & Root Wiper)

4-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

18. AML/Skakelar Lampu Kerja (Work Lamp Switch)


Pengaturan posisi skakelar (switching) untuk lampu-lampu indikator adalah
sebagai berikut :

19. Skakelar pemilih bebas swing/terkunci (Swing Free/Lock Select Switch)


Bila skakelar ini diposisikan pada FREE sementara
tuas kendali swing berada pada posisi NETRAL,
maka landasan putar swing (swing table) bebas
berputar (swing).

Perhatian :
 Melakukan pemindahan posisi skakelar hanya apabila swing table dalam
keadaan diam atau tidak bergerak (motion less)
 Bila melakukan swing boom sementara skakelar berada posisi FREE, perlu
perhatian bahwa boom akan mengayun (swing) dengan enersi begitu tuas
kendali swing dikembalikan ke NETRAL
 Posisikan skakelar secara articulate dan positif.

20. Skakelar Klakson (Horn)


Skakelar ini dipasang pada pegangan (grip) tuas kendali swing. Untuk
membunyikannya tekan skakelar klakson.

4 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Bunyikan klakson sebelum melakukan swing, dan bila ada dalam suatu keadaan
darurat.

21. Skakelar Swing Bebas (Free Swing Switch)


Bila skakelar ini ditekan maka mekanisme swing bebas untuk swing

Perhatian :
Tekan skakelar ini sementara kabel winch sedang menggulung, tetapi lepaskan
setelah beban lepas dari tanah/terangkat.

22. Skakelar Kipas angin (Fan Switch)


Untuk menghidupkan kipas angin listrik ini posisikan skakelar pada ON

4 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

23. Skakelar Indikator berputarnya drum winch (Winch Drum Turn Indicator Lamp)
Bila skakelar ini diposisikan pada ON, arah putar drum terlihat.

24. Skakelar Pemanas (Heater Switch)


Untuk mengoperasikan pemanas ini, agar ikuti Heater Manual

25. Skakelar penarikan Boom ke 2 (2nd Boom Retraction Switch)


Tekan skakelar ini untuk menarik/memasukkan (retract boom ke 2)
Setelah boom ke 2 masuk sekitar 30cm, skakelar boleh dilepas.

Perhatian :
Tarik/masukkan boom ke 2 setelah boom ke 3 dan boom puncak/atas sepenuhnya
masuk (fully retracted)

4 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

4.3. Tuas Kendali dan Pedal (Control Lever & Pedal) untuk crane (material handling)

Gambar 4.2.
Tuas dan Pedal

1. Tuas kendali swing (swing control lever)


Tuas ini digunakan untuk melakukan gerakan ayunan (swing) boom (swing table).

4 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

2. Tuas kendali elevasi boom (boom elevating control lever)


Tuas ini digunakan untuk melakukan gerakan turun naik boom, atau perubahan
sudut elevasi boom.

3. Tuas kedali telescoping boom (boom telescoping control lever)


Tuas ini dipergunakan untuk memanjangkan/mengeluarkan dan memendekkan
(telescoping) boom.
Pada ujung tuas ini ada skakelar yang khusus digunakan untuk memasukkan
(retraction) boom ke 2 3a..

4. Tuas kendali winch pembantu (Auxiliary winch control lever)


Tuas ini digunakan untuk mengendalikan gerakan (menggerakkan dan
menghentikan) winch pembantu (auxiliary winch).
Pada pengoperasian crane winch pembantu ini digunakan untuk menangani
(memindahkan) beban yang relative ringan melalui kait atau hook block pembantu.
Pada ujung tuas ini ada skakelar bebas swing (free swing switch), dimana apabila
skakelar ini ditekan, maka mekanisme swing menjadi bebas di swing 4a..

5. Tuas kendali winch utama (main winch control lever)


Tuas ini digunakan untuk mengendalikan gerakan-gerakan (menggerakkan dan
menghentikan) winch utama
Pada pengoperasian crane winch utama ini digunakan untuk menangani
(memindahkan) beban berat, melalui kait atau hook utama.

6. Pedal percepatan (Accelerator pedal)


Pedal ini dipergunakan atau berfungsi sebagai pengatur putaran atau tenaga
engine. Pedal ini dikenal juga sebagai pedal gas.

7. Pedal rem winch utama (main winch brake pedal)


Pedal ini dipergunakan untuk melakukan pengereman winch utama.

8. Pedal rem winch pembantu (Auxiliary winch brake pedal)


Pedal ini dipergunakan untuk melakukan pengereman winch pembantu.

9. Tuas pengunci drum winch utama (main winch drum lock lever)
Tuas ini digunakan untuk mengunci drum winch utama.

4 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

10. Tuas pengunci drum winch pembantu (Auxiliary winch drum look lever)
Tuas ini dipergunakan untuk mengunci drum winch pembantu.

11. Tuas peluncur tempat duduk operator (Seat sliding lever)


Tuas ini berfungsi sebagai peluncur tempat duduk operator, untuk menyetel (maju-
mundur) tempat duduk operator.

12. Tuas reclining seat (Reclining seat lever)


Tuas ini digunakan untuk menyetel sandaran tempat duduk operator.

13. Tuas kopeling winch pembantu (Auxiliary winch clutch lever)


Tuas ini berfungsi sebagai penyambung (menyambung dan memutuskan) winch
pembantu dengan tenaga penggeraknya.

14. Tuas winch kopeling utama (main winch clutch lever)


Tuas ini berfungsi sebagai penyambung winch utama dengan tenaga
penggeraknya.

15. Tuas rem swing (swing brake lever)


Tuas ini berfungsi sebagai pengerem swing.

16. Handel pengunci gas (Accelerator lock handle)


Handel ini berfungsi sebagai pengunci gas.

17. Meter-meter tekanan


Meter-meter ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan-tekanan dari sistem (tekanan
minyak).

18. Tanki minyak rem (brake fluid reservoir)


Tanki ini adalah tempat minyak rem yang dipergunakan dalam sistem rem.

19. Meter tekanan akumulator (accumulator pressure gauge)


Meter ini menunjukkan keadaan tekanan.

4 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

4.4. Instrumen dan Kendali (instrumen and controls) Untuk traveling

1. Meter tekanan angine (Air pressure gauge)


Meter ini menunjukkan keadaan tekanan angin/udara
didalam tangki angin/udara.
Tekanan angin untuk rem angin bila dibawah tekanan
kerjanya adalah berbahaya.

2. Lampu indikator tanda belok (Turn signal indicator lamp).


Lampu ini menunjukkan arah belok, kekiri atau kekanan.

3. Meter kecepatan (Speedometer)


Meter ini menunjukkan kecepatan bergerak unit crane ketika berjalan (traveling)

4. Lampu indikator lampu besar (High beam indicator lamp) lampu ini menyala bila
lampu besar dihidupkan

5. Tachometer
Instrumen ini menunjukkan besar-kecilnya putaran engine
(rpm). Didalamnya ada hour meter yang menunjukkan 1
jam tiap jam dengan putaran engine 1600rpm.
Dipergunakan sebagai dasar pemeliharaan.

6. Lampu indikator tanda belok (turn signal indicator lamp)


Lampu ini menunjukkan arah belok

7. Meter temperatur air (water temerature gauge)


Meter ini menunjukkan temperatur air pendingin engine.
Bila travelling, jarum hendaknya menunjuk pada daerah
warna putih.

8. Meter bahan bakar (fuel gauge)


Meter ini menunjukkan jumlah bahan bakar yang masih ada di tangki bahan bakar.
 F menunjukkan bahan bakar penuh
 E bahan bakar perlu segera ditambah

4 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

9. Meter tekanan minyak torque converter (torque converter oil pressure gauge)
Meter ini menunjukkan tekanan minyak torque converter
ke tiap kopeling dari transmisi dan kopeling PTO dari
torque converter.

Tekanan yang normal adalah :


 Putaran engine 700 rpm : 17,5 kgt/cm2 atau kbih
 Putaran engine maksimum : 20-24 kgt/m2

10. Meter temperatur minyak torque converter (torque converter oil temperature
gauge)
Meter ini menunjukkan temperatur minyak torque
converter. Bila travelling, jarum seharusnya menunjuk
pada daerah warna putih.

11. Lampu peringatan rem (brake warning lamp)


Lampu peringatan rem ini akan menyala bila level minyak rem di reservoir turun
(sampai dibawah minim), juga akan menyala bila rem parkir dipasang.

12. Lampu indikator kunci suspensi (suspension lock indicator lamp)


Lampu indikator ini menunjukkan keadaan suspensi sebagai berikut :
 Tidak menyala (not lit) : Suspensi bebas
 Nyala-mati (flashing) : Suspensi sedang dikunci
 Nyala (lit) : Suspensi telah terkunci.

13. Lampu indikator Four-wheel drive (Four-wheel drive indicator lamp)


Lampu ini menyala bila menggunakan four-wheel drive (dengan menggunakan
mode skakelar pemilih pada H/4D atau L/4D)

14. Lampu indikator exhaust brake (exhaust brake indicator lamp)


Lampu ini akan menyala bila exhaust brake (rem gas buang) diaktifkan.

4 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

15. Lampu indikator kecepatan travel rendah (low travel speed indicator lamp)
Lampu ini akan menyala bila mode low-speed for-wheel drive dipasang.

16. Lampu indikator mengunci (lock up indicator lamp)


Lampu ini akan menyala bila kecepatan kendaraan (crane) tetap diatas suatu nilai
tertentu sehubungan dengan gigi/gearshift dan kunci torque converter terpasang.
Dalam menuruni slope, efek pengereman engine meningkat bila berjalan
(traveling) dengan lampu indicator lock-up hidup dengan membuat perubahan gigi
yang tepat sehubungan dengan sudut penurunan jalan.
Lampu ini juga akan menyala bila rem gas buang bekerja.

17. Lampu indikator pemanas (slow indicator lamp)


Lampu ini akan menyala sementara pemanas udara sedang bekerja.
18. Lampu indikator posisi tengah kemudi belakang (rear steering center indicator
lamp)
Lampu ini menunjukkan keadaan roda-roda belakang :
 Tidak menyala : Pada posisi berjalan lurus
 Menyala : Tidak berada pada posisi berjalan lurus
Hal tersebut diatas untuk mode kemudi 4 roda (four-wheel steering)

19. Lampu peringatan pemisah air (water separator warning lamp)


Lampu ini menyala bila air di filter bahan bakar telah terkumpul melebihi level
tertentu.

20. Lampu peringatan kecepatan berjalan/PTO (PTO/Travel speed warning lamp)


Lampu ini menyala (terang) untuk mengingatkan operator bahwa kecepatan jalan
(travelling speed) telah melebihi 4 km/jam dengan PTO hidup (switch ON)

Penting :
Bila berjalan di jalan umum, matikan PTO, bila berjalan dengan beban
hidupkan PTO.

21. Indikator gigi/persenelling (gear shift indicator)


Huruf pada indikator ini sesuai dengan gigi atau persenellingnya, kelihatan disinari
(terlihat terang)

4 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Contohnya :
 Bila gearshift diposisi pada gigi 3, maka angka 3 akan terlihat terang (tersinari
lampu)
 Bila posisi gigi (gearshift) ada R (reverse), maka huruf R akan terang (tersinari
lampu).

22. Tampilan alarm pusat (central alarm display)


Terjadi tampilan tanda peringatan, bila terjadi hal tidak normal pada salah satu
komponen. Bila ada dua atau lebih tanda peringatan terjadi pada output, maka
tanda peringatan yang berbeda akan muncul selama 3 detik.

Peringatan :
Menjalankan (travelling) atau mengoperasikan crane sementara tanda
peringatan terlihat pada control alarm display dapat menimbulkan
kecelakaan serius dan kerusakan crane. Bila suatu tanda peringatan muncul,
ambil tindakan keamanan segera.

Berikut ini beberapa tampilan tanda bahaya pusat (control alarm display)
 Tanda ini muncul dan buzzer berbunyi bila tekanan
angin (air pressure) rendah tidak normal.

 Tanda peringatan tekanan minyak pelumas engine.


 Tanda ini muncul bila tekanan minyak pelumas
engine rendah tidak normal.
 Tanda ini muncul bila kunci kontak diposisikan
pada ON dan menghilang bila engine start (hidup)

 Tanda peringatan tekanan minyak torque converter


 Tanda ini muncul dan buzzer berbunyi bila tekanan
minyak torque converter rendah tidak normal.
 Alarm buzzer akan berhenti berbunyi bila skakelar
rem parkir distel pada PARK.
 Tanda akan berbunyi bila kunci kontak diposisikan
pada ON dan menghilang bila engine start (hidup).

4 - 19
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

 Tanda peringatan temperatur minyak hidrolik 850C.


 Tanda akan muncul bila temperatur minyak hidrolik
mencapai 850C atau lebih.

 Tanda peringatan sistem pengisian batere tidak


normal.
 Tanda ini akan muncul bila sistem pengisian batere
tidak normal.
 Tanda ini akan muncul bila kunci kontak pada
posisi ON dan akan menghilang bila engine start
(hidup).

 Tanda peringatan kecepatan kendaraan.


 Tanda ini akan muncul dan buzzer berbunyi bila
kecepatan kendaraan melebihi yang ditentukan
(specified range).

 Tanda peringatan engine over run.


 Tanda muncul dan buzzer berbunyi bila putaran
engine mencapai daerah berbahaya.

 Tanda peringatan level bahan bakar rendah.


 Tanda ini muncul bila level bahan bakar di tangki
bahan bakar tinggal 50 ltr atau kurang.

4 - 20
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

 Tanda peringatan MDT tidak normal.


 Tanda ini muncul bila pada sistem MDT (multiplex
data transmitter) ada yang tidak normal.

 Tanda peringatan pergerakan (posisi) skakelar out


rigger.
 Tanda ini muncul apabila skakelar pemilih
silinder/jack atau skakelar pemilih exted/retract
keluar dari posisi netral. Bila tidak ada langkah
yang dilakukan pada keadaan tersebut untuk kira-
kira 10 detik, buzzer akan berbunyi.

 Tanda peringatan pembatalan AML (AML


cancellation warning)
 Tanda ini muncul untuk menunjukkan
pemberhentian otomatis (automatic stop feature)
dari sistem AML dibatalkan bila skakelar kunci
overide disetel ke ON dan skakelar PTO disetel ke
(posisi overide)

 Tanda peringatan tidak normal dari penerima data


serial.
 Tanda ini muncul bila pada sistem penerima data
panel instrumen ada yang tidak normal (kerusakan
pada instrumen).
Pemunculan tanda ini untuk beberapa detik setelah
start engine bukanya hal yang tidak normal.

4 - 21
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

23. Skakelar lampu bahaya (Hazard lamp switch)


Tekan skakelar, maka lampu-lampu tanda belok akan menyala, juga lampu
indikatornya. Tekan lagi skakelar, maka semua lampu tanda belok akan mati.

24. Skakelar pemilih mode kemudi (steering mode select switch)


Crane ini mempunyai 3 macam mode kemudi (steering mode)
 Kemudi dengan 2 roda (depan)
 Kemudi dengan 4 roda (depan dan belakang secara bersilang)
 Crab (4 roda, depan dan belakang secara sejajar)
Pilih salah satu sesuai dengan kebutuhan

Travelling di jalan umum dengan menggunakan salah satu mode spesial adalah
berbahaya. Pergunakan mode biasa (kemudi 2 roda)

4 - 22
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

25. Skakelar rem gas buang/wiper (wiper/exhaust brake switch)


Ada 3 macam rem pada crane ini
 Rem service (dioperasikan dengan pedal)
 Rem parkir (dioperasikan dengan skakelar)
 Rem gas buang (dioperasikan dengan skakelar)
Rem gas buang digunakan untuk membantu mengereman terutama ketika
traveling pada jalan menurun yang panjang.
Bila menuruni jalan yang panjang (long grade), pindahkan gigi ke gigi lebih kecil
yang sesuai dengan kecepatan turunnya untuk mengaktifkan pengereman engine
dan gunakan rem gas buang sebagai pembantu. Injak dan pompa perlahan pedal
rem service untuk memperlambat dengan efektif.

26. Roda kemudi (steering wheel)


Pada kemudi dapat disetel tinggi dan sudutnya

Penyetelan :
 Putar tuas pengunci ke release
 Setel tinggi dan sudut kemudi
 Putar tuas pengunci ke posisi LOCK

27. Skakelar tanda berputar/lampu penerangan (lighting/turn signal switch)


Skakelar ini digunakan untuk tanda belok (diposisikan keatas : belok kiri dan ke
bawah : belok kanan) serta untuk menyalakan lampu besar (diputar kekanan,
dorong ke depan : lampu jauh, tarik ke belakang : lampu dekat).

4 - 23
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

28. Tuas pemindah gigi (gearshift lever)


Tuas ini digunakan untuk memindah gigi sesuai dengan kecepatan transmisi yang
dipilih :
 R : Mundur
 N : Netral (dipakai ketika start engine, berhenti dan parkir, serta selama crane
operasi).
 D : Drive
- Dengan menekan/injak pedal gas maka otomatis gigi transmisi akan pindah
dari gigi 1 ke gigi 4 (bila disetel pada mode kecepatan tinggi) atau dari gigi
1 ke gigi 3 (bila disetel pada mode kecepatan rendah).
 3 : Digunakan bila travelling menurun dengan rem engine.
 2 : Digunakan bila travelling naik tanjakan panjang atau jalan turun dengan rem
engine.
 1 : Digunakan bila naik tanjakan tajam atau daya pengereman engine yang
kuat (menurun).

29. Idle volume


Idle volume ini digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan putaran engine (menambah dan
mengurangi gas/bahan bakar) ketika sedang
melakukan pemanasan engine.
 Low idle : putar kearah slow
 High idle : putar kearah high

4 - 24
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

30. Skakelar starter (starter switch)


Skakelar ini digunakan untuk menstart/menghidupkan dan mematikan engine.

31. Pedal percepatan (accelerator pedal)


Pedal percepatan atau dikenal juga dengan pedal gas, digunakan untuk mengatur
besar kecilnya putaran engine atau tenaga engine.

32. Pedal rem service (service brake pedal)


Pedal ini digunakan untuk mengerem atau menghentikan kendaraan

33. Skakelar pemilih mode drive (drive mode select switch)


Crane ini mempunyai 3 mode drive (drive mode)
 High speed 2 - wheel
 High speed 4 - wheel
 Low speed 2 – wheel
Pilih salah satu sesuai dengan kebutuhan.

34. Skakelar rem parkir (parking brake switch)


Skakelar ini digunakan untuk memasang dan melepas rem parkir.

35. Tampilan angka salah (error number display)


Tampilan angka ini menunjukkan fungsi dari sistem MDT (Multiplex Data
Transmitter), yang terkait pemindahan gigi (gearshift).
 Bila angka salah (error number) muncul, menunjukkan sistem MDT tidak
normal dan pemindahan gigi (gearshifting) menjadi tidak mungkin.
 Bila angka salah (error number) menghilang, maka sistem MDT normal
kembali.

36. Skakelar stop engine darurat (Emergency engine switch)


Skakelar ini digunakan untuk mematikan engine secara darurat, apabila engine
tidak dapat dimatikan dengan cara biasa.
Tarik skakelar ini untuk mematikan engine, bila sudah mati tekan skakelar untuk
mengembalikannya ke posisi semula.

4 - 25
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

37. Skakelar percepatan darurat (Emergency accelerator switch)


Skakelar ini digunakan untuk menaikkan putaran engine secara darurat. Bila
putaran engine tidak dapat naik ke putaran tertentu (specified valve) walaupun
pedal accelerator (pedal gas) sudah ditekan/diinjak, maka hidupkan skakelar
tersebut, bila perlu.
 Sementara skakelar percepatan darurat dihidupkan, putaran engine akan naik
sampai maksimum, walaupun pedal gas hanya ditekan sedikit saja.
Berilah peringatan yang cukup bila menggunakan skakelar tersebut.
 Biasanya, matikan skakelar percepatan tersebut.

38. Skakelar transmisi darurat (emergency transmission switch)


Skakelar transmisi darurat ini digunakan bila pemindahan gigi (shifting gear)
secara biasa tidak dapat dilakukan (misalnya ada kerusakan pada sistem MDT).
Dalam hal tersebut diatas, maka dilakukan prosedur pemindahan gigi (gear
shifting) darurat.

39. Skakelar pengecekan sistem MDT (MDT system check switch)


Skakelar ini dipergunakan untuk pengecekan fungsi sistem MDT (ketika ada
tampilan error number, atau kerusakan pada MDT).

4 - 26
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

BAB V
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA ENGINE

5.1. Umum

Wheel Crane, dan juga alat-alat berat pada umumnya, memerlukan tenaga bagi
semua peralatan geraknya kait untuk pengoperasian (material handling) seperti
misalnya untuk pengangkatan baik (beban), untuk menggerakkan boom baik swing
maupun naik/turun (elevasi) dan lain sebagainya, maupun untuk mobilisasi (traveling
seperti diantaranya bergerak maju/mundur, membelok ke kiri/kanan dan sebagainya.

Semua keperluan tenaga tersebut disediakan oleh engine yang umumnya adalah
Diesel Engine. Tenaga ini dipindahkan ke semua peralatan gerak termaksud melalui
sistem pemindah tenaga, bisa dengan system mekanis, system hidrolis ataupun
system elektris. Umumnya merupakan campuran dari ketiganya, terkecuali hydraulic
wheel crane, pemindahan tenaganya melalui hydraulic system.

Dengan hal tersebut diatas, Operator Wheel Crane ada baiknya juga memiliki
pengetahuan dasar engine, paling tidak prinsip kerja engine dan beberapa system
pada engine.

5.2. Engine System


5.2.1. Fungsi Engine

Hampir pada semua jenis alat-alat berat, engine merupakan salah satu
komponen utamanya, merupakan penggerak utama (prime mover), berfungsi
sebagai penyedia tenaga bagi semua peralatan geraknya.

Demikian pula halnya pada wheel crane, engine, sebagai main power atau
prime mover, berfungsi sebagai penyedia tenaga yang diperlukan oleh semua
peralatan gerak wheel crane, baik untuk operasi (material handling) maupun
untuk mobilisasi (traveling).

Gangguan pada engine berarti gangguan pada crane

5.2.2. Prinsip Kerja Engine


Berdasarkan pada siklus kerjanya, Diesel Engine dapat dibedakan dalam 2
macam :
 Diesel Engine 2 (dua) langkah (2 stroke diesel engine)
 Diesel Engine 4 (empat) langkah (4 stroke diesel engine)

5-1
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

1. Diesel Engine 2 langkah adalah diesel engine yang setiap siklus kerjanya
memerlukan 2 langkah piston atau satu putaran poros engkol.
2. Diesel Engine 4 langkah adalah diesel engine yang setiap siklus kerjanya
memerlukan 4 langkah piston atau dua putara poros engkol.
Berikut ini diberikan prinsip kerja diesel engine 4 langkah : (perhatikan gambar
dibawah) :

Gambar 5.1
Siklus motor diesel 4 tak

a) Langkah Isap (Scavening) :


Pada saat piston bergerak dari posisi top dead point kearah bawah,
suction valve terbuka dan exhaust valve tertutup. Langkah ini menarik
udara sehingga dapat masuk kedalam cylinder melalui intake valve yang
terbuka.

b) Langkah Compessi :
Pada saat akhir dari suction stroke, maka intake valve menutup dan piston
mulai bergerak kearah gerakan compresi menuju kearah top dead point.
Akibat tekanan udara yang ditekan menjadi panas.

c) Langkah Pembakaran (Combustion Stroke) :


Setelah piston sampai dekat pada top dead point, bahan bakar
diinjeksikan dengan nozzle kedalam pre combustion chamber yang telah
berisi udara panas yang bertekanan tinggi. Segera setelah bahan bakar
diinjeksikan kedalam pre combustion chamber, bahan bakar bersama
udara panas yang bertekanan tinggi tersebut terbakar. Akibat pembakaran

5-2
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

menyebabkan gas yang terjadi berkekuatan tinggi dan menekan piston


kebawah dan memutar crankshaft.

d) Langkah Exhaust
Pada saat piston bergerak kebawah kearah bottom dead point, exhaust
valve terbuka dan suction valve masih tertutup. Kemudian exhaust gas
ditekan keluar saat piston bergerak keatas kearah top dead point.

Disamping prinsip kerja tersebut diatas, ada beberapa sistem pada diesel
engine yang ada baiknya diketahui pula :
 Engine mechanism system.
 Intake and exhaust system.
 Fuel system.
 Lubrication system.
 Cooling system.

5.3. Engine Mechanism System

5.3.1. Fungsi Engine Mechanism System.


Engine selain terdiri dari block motor, kepala silinder juga dilengkapi dengan
engine mechanism system. Fungsi engine mechanism sytem ialah untuk
mengatur terjadinya proses perubahan energi panas yang diperoleh dari
percampuran bahan bakar dengan udara yang dikompresi menjadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros engkol ( crank shaft ).

Engine mechanism system terdiri dari :


1) Sistem Katup ( Valve System ).
2) Sistem Piston. ( Piston System ).
3) Sistem Roda Gigi Pengatur ( Timing Gear System ).
Engine mechanism system dapat dilihat seperti gambar dibawah

5-3
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

Gambar 5.2
Konstruksi engine 4 silinder

5.3.2. Prinsip Kerja engine mechanism system


a. Ketika switch starter di putar ke posisi start maka motor starter akan
memutar flywheel (start pertama, menghidupkan engine).
b. Ketika flywheel berputar, crank shaft pun ikut berputar dan menggerakan
connecting rod dan piston bergerak naik-turun ( translasi ).
c. Ketika piston bergerak dari titik mati ( TMA ) atas menuju ketitik mati bawah
(TMB ), intake valve dalam posisi terbuka dan exhaust valve tertutup maka
terjadilah langkah hisap ( Intake stroke ).
d. Ketika piston bergerak dari titik mati bawah ( TMB ) menuju ke titik mati
atas ( TMA ) posisi intake valve dan exhaust valve tertutup maka terjadilah
langkah kompresi ( compression stroke ).
e. Ketika piston bergerak dari titik mati atas ( TMA ) menuju ke titik mati
bawah (TMB ) posisi intake valve tertutup dan exhaust valve mulai terbuka
beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati bawah ( TMB ) maka
terjadilah langkah usaha ( Power stroke ).
f. Ketika piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas posisi
intake valve tertutup dan exhaust valve terbuka maka terjadilah langkah
bilas ( exhaust stroke ).
Proses ini berlangsung terus menerus selama engine beroperasi.

5-4
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

5.4. Air Intake Dan Exhaust System

5.4.1. Fungsi Air Intake dan Exhaust System.


Air Intake dan Exhaust system pada engine berfungsi sebagai saluran masuk
udara dan saluran buang bagi gas sisa pembakaran. Metoda pengaliran udara
masuk dan buang pada engine terdiri dari :

a. Naturally Aspirated.
Pada Naturally Aspirated pemasukan udara berdasarkan perbedaan antara
tekanan didalam ruang silinder dan tekanan udara atmosfir.

b. Supercharged.
Pada sistem Supercharged pemasukan udara kedalam ruang silinder
dibantu oleh Supercharged atau Turbocharged dengan tujuan untuk
meningkatkan jumlah berat udara per satuan volume sehingga terjadi
peningkatan tenaga output engine.

Dimana Supercharged digerakan oleh belt atau roda gigi yang dihubungkan ke
crank shaft sedangkan Turbocharged digerakan oleh gas buang sisa
pembakaran.

Gambar 5.3
Konstruksi engine 4 silinder

5-5
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

5.4.2. Prinsip kerja Intake dan Exhaust system.


a. Udara mengalir masuk ke pre-cleaner kemudian terus menuju ke air
cleaner, mengalir masuknya udara ke intake manifold pada metoda
Naturally Aspirated adalah akibat perbedaan tekanan antara tekanan
atmosfir dan ruang silinder yang disebabkan oleh langkah hisap ( intake
stroke ) yang dilakukan oleh piston sedangkan pada metoda Supercharger
Aspirated mengalir masuknya udara adalah selain akibat langkah hisap
juga disebabkan oleh hisapan dan tekanan blower pada turbocharger atau
supercharger.
b. Dari intake manifold udara mengalir ke dalam silinder.
c. Didalam silinder terjadilah proses kompresi,pembakaran dan pembilasan.
d. Ketika pembilasan piston bergerak dari titik mati bawah menuju ketitik mati
atas kemudian gas bekas akan tertekan keluar melalui exhaust manifold.
e. Dari exhaust manifold gas bekas dialirkan ke mufler dan dilepas ke atmosfir
pada metoda Naturally aspirated sedangkan pada metoda Supercharged
Aspirated gas bekas digunakan untuk menggerakan impeller pada
turbocharger.
Demikianlah proses ini berlajut terus menerus selama engine bekerja.

5.5. Fuel System


5.5.1. Fungsi Fuel System
Sistem bahan bakar pada engine berfungsi sebagai pengatur suplai bahan
bakar pada saat engine bekerja.
Komponen utama sistem bahan bakar adalah terdiri dari
1. Tangki bahan bakar ( fuel tank ).
2. Saringan kasar ( Strainer ).
3. Pompa pengalir ( feed pump ).
4. Saringan bahan bakar ( fuel filter ).
5. Pompa injeksi ( fuel injection pump ) dan,
6. Penyemprot bahan bakar (nozzle).

5-6
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

Gambar 5.4
Bagan alir fuel system

5.5.2. Prinsip Kerja Fuel System.


a) Bahan bakar ditampung di fuel tank.
b) Dari fuel tank bahan bakar melalui strainer dihisap oleh feed pump dan
kemudian dipompa ke fuel injection pump.
c) Dari fuel injection pump bahan bakar disuplai ke penyemprot ( nozzle ).
d) Dari Nozzle bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar.
Dan siklus ini berlanjut terus menerus selama engine bekerja.

5.6. Lubrication System


5.6.1. Fungsi Lubrication system.
Fungsi system pelumasan pada diesel engine adalah untuk mengatur
mensuplai minyak pelumas (Oil) ke bagian-bagian dari engine yang
bergesekan.
Sebagai mana diketahui tujuan pelumasan selain untuk memperlambat proses
terjadinya keausan juga untuk mendinginkan bagian-bagian yang bergesekan
serta untuk membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada bagian yang
dilaluinya.

5-7
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

Gambar 5.5
Bagan alir lubrication system

5.6.2. Prinsip Kerja Sistem Pelumasan.


a) Oil pump yang diputar oleh system timing gear, kemudian akan menghisap
oil dari oil pan yang sebelumnya disaring terlebih dahulu oleh strainer.
b) Kemudian mengalirkannya ke oil cooler dan disini didinginkan.
c) Dari oil cooler oil mengalir ke oil fillter.
d) Dari oil fillter oil dialirkan ke main gallery yang terdapat pada blok silinder
kemudian dialirkan ke bagian-bagian yang perlu diberi pelumasan.
e) Dari bagian-bagian yang memerlukan pelumasan oil akan kembali ke oil
pan.
Dan siklus ini berlanjut terus selama engine bekerja.

5.7. Cooling System


5.7.1. Fungsi Cooling system.
Sistem Pendingin ada engine adalah berfungsi selain untuk mendinginkan
engine juga untuk mempertahankan temperatur kerja engine pada suhu
tertentu sehingga diperoleh tenaga engine yang optimal.

5-8
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

Gambar 5.6
Komponen utama system pendingin pada engine

5.7.2. Prinsip kerja cooling system.


a. Putaran crank shaft ditransfer ke water pump melalui V - belt.
b. Water pump mendistribusikan air pendingin ke oil cooler untuk
mendinginkan minyak pelumas dan oil system lainnya.
c. Dari oil cooler air mengalir menuju ke water jacket di blok silinder dan air
mengalir ke sekitar blok silinder untuk mendinginkan liner silinder dan ruang
bakar.
d. Dari blok silinder air mengalir ke water jacket di kepala silinder untuk
mendinginkan injektor, intake dan exhaust valve dan permukaan kepala
silinder.
e. Dari kepala silinder air mengalir menuju ke termostat.
f. Dari termostat sebagian air akan mengalir menuju ke Water pump melalui
pipa bypass dan sebagian lagi akan mengalir menuju ke radiator untuk
didinginkan oleh kipas.
Demikianlah proses ini berlangsung terus selama engine bekerja.

5-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

BAB VI
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA SISTEM HIDROLIK

6.1. Umum
Sebagaimana telah diutarakan di bab depan, bahwa kebutuhan tenaga bagi seluruh
peralatan gerak wheel crane, baik untuk operasi (material handling) maupun untuk
pemindahan atau mobilisasi (traveling), disediakan oleh diesel engine, sebagai sumber
tenaga (prime mover), melalui sistem pemindah tenaga, salah satunya adalah sistem
hidrolik, yang digunakan pada hydraulic wheel crane.
Pada sistem hidrolik ini terdapat berbagai macam komponen hidrolik yang tiap
komponen mempunyai paranan dan tugasnya masing-masing, bekerja sama dalam
sirkuit. Sirkuit, menjadikan wheel crane dapat dioperasikan dengan baik dan aman.
Pada dasarnya, komponen utama sistem hidrolik wheel crane adalah :
 Tangki minyak hidrolik (hydraulic tank)
 Pompa hidrolik (hydraulic pump)
 Katup pengatur arah (directional atau control valve)
 Actuator (hydraulic motor, hydraulic cylinder)
Disamping itu juga berbagai komponen lain yang cukup penting peranannya seperti,
pipa-pipa, relief valve, filter, dan sebagainya.

6.2. Fungsi dan prinsip kerja system hidrolik pada umumnya


6.2.1. Fungsi
Dari ulasan tersebut diatas (umum) maka dapat dinyatakan bahwa fungsi
sistem hidrolik (pada alat-alat berat dengan pemindah daya sistem hidrolik)
adalah sebagai pemindah daya dan pengendali gerakan kerja sistem pada alat-
alat berat termaksud.

6.2.2. Prinsip Kerja


Prinsip kerja sistem hidrolik pada dasarnya dapat dijelaskan dengan gambar
sirkuit hidrolik sederhana sebagai berikut.

 Dengan pompa hidrolik (1) yang diputar oleh diesel engine melalui PTO,
minyak hidrolik didalam tangki hidrolik (2) dihisap dan dipompakan masuk
ke katup pengatur arah (directional valve) (3).

6-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Gambar 6.1.

 Dengan katup pengatur arah tersebut, minyak hidrolik diarahkan masuk ke


actuator
- Silinder hidrolik (4), atau
- Motor hidrolik (tidak digambarkan)
Katup pengatur arah dapat mengarahkan minyak hidrolik masuk ke sisi
pemasukan aktuator (salah satu, secara bergantian) sesuai dengan
kebutuhan, sehingga aktuator (silinder atau motor hidrolik) dapat bergerak
pada 2 arah yang berlawanan, secara bergantian.

 Ketika minyak hidrolik masuk kedalam aktuator melalui sisi pemasukannya


(suction port) mka minyak hidrolik yang berada di aktuator keluar melalui sisi
pengeluarannya (discharge port) dan kembali ke dalam tangki hidrolik.

 Untuk pengamanan sistem dari kerusakan akibat tekanan minyak hidrolik


yang berlebih (terlalu tinggi) maka dipasangkan pada sistem katup
pengaman (relieve valve). (5).
Apabila karena suatu hal (misalnya over loaded atau terjadi hambatan
hidrolik didalam aliran minyak hidrolik) tekanan minyak hidrolik didalam
sistem menjadi naik melebihi tekanan kerjanya, maka katup pengaman
(relieve valve) atau bekerja, menghilangkan tekanan berlebih dengan
mengalirkan minyak hidrolik kembali ke tangki hidrolik (titik masuk ke dalam
sistem).

6-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Dengan demikian maka sistem hidrolik terselamatkan dari kerusakan akibat


tekanan minyak hidrolik yang berlebih.
Relieve ini dapat distel untuk mengatur/menyesuaikan tekanan kerja minyak
hidrolik sesuai dengan ketentuan (oleh mekanik yang bertugas).

6.3. Fungsi dan prinsip kerja beberapa komponen hidrolik


Berikut ini diberikan fungsi dan/atau prinsip kerja beberapa komponen hidrolik :
6.3.1. Tangki Hidrolik (hydraulic tank)
a. Fungsi
Dalam sistem hidrolik, tangki hidrolik mempunyai beberapa fungsi :

 menampung persediaan minyak hidrolik bagi seluruh sistem


 menampung cadangan minyak untuk pengganti minyak yang keluar dari
sistem akibat kebocoran
 menyediakan ruang untuk ekspansi/konstraksi minyak akibat pengaruh
temperatur
 membantu berlangsungnya pendinginan minyak secara alami
 membantu berlangsungnya seperasi udara dan kontaminasi yang
terkandung dalam minyak.

b. Tipe dan ukuran tangki hidrolik


Dikenal ada dua tipe tangki hidrolik yaitu:

 Tangki terbuka dengan air breather


Pada tangki tipe ini, udara dalam tangki mempunyai hubungan dengan
udara luar melaui air breather, dengan demikian tekanan udara diatas
minyak hidrolik dalam tangki sama dengan tekanan udara luar.
Ukuran tangki tipe terbuka ini biasanya diambil 1 – 3 kali debet pompa
yang terpasang. Misalnya untuk sistem hidrolik dengan kapasitas pompa
40 liter per menit, maka ukuran tangkinya adalah 40 sampai 120 liter.

 Tangki bertekanan dan kedap udara.


Tekanan udara diatas minyak hidrolik dalam tangki dipertahankan lebih
besar dari pada tekanan udara luar. Tutup tangki dibuat kedap udara
dengan seal dan tahan terhadap tekanan lebih.

6-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Keuntungan tangki tipe ini dibandingkan dengan tangki tipe terbuka:


1) Kebersihan minyak hidrolik akan lebih terjamin
2) Kemungkinan terjadinya kavitasi pompa dapat diperkecil
3) Usia guna minyak hidrolik dapat lebih lama.

Namun diperlukan pemeliharaan yang lebih teliti dan tekun.


Ukuran tangki tipe ini, misalnya untuk wheel crane Tadano TR 300 E
capasitas tangki hydrolic adalah = 421 liter.

6.3.2. Pompa hidrolik


a. Fungsi
Pompa hidrolik berfungsi untuk memindahkan minyak hidrolik dari tangki
hidrolik ke dalam sistem dan bersama-sama komponen lain menimbulkan
tekanan yang diperlukan dalam sistem.
Pompa hidrolik merupakan jantung dari sistem hidrolik, dimana dari pompa
ini akan ditimbulkan aliran yang bertekanan yang dibutuhkan oleh aktuator
agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
b. Jenis pompa hidrolik
Dalam sistem hidrostatik, pompa yang digunakan adalah jenis pompa
pindah posistif (positive displacement pump), yaitu :
 Pompa roda gigi (gear pump)
 Pompa sayap (vane pump)
 Pompa piston.

Gambar 6.1.

Karakteristik dari jenis pompa ini adalah:


 Internal leakage kecil
 Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap debit/kapasitasnya.

6-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

6.3.3. Katup pengatur arah (directional control valve)

Katup pengatur arah (Directional Control Valve) mempunyai fungsi untuk


mengatur arah sekaligus mengatur jumlah aliran minyak hidrolik yang harus
masuk ke aktuator, sehingga arah dan kecepatan gerakkan aktuator dapat
dikendalikan, atau memutuskan aliran minyak sehingga tidak ada gerakkan dari
aktuator.

Setiap aktuator dalam sistem hidrolik dilengkapi dengan satu control valve
untuk mengendalikan gerakkannya.

6.3.4. Motor hidrolik (hydraulic motor)


a. Fungsi
Motor hidrolik berfungsi untuk merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga
mekanis. Tenga mekanis ini dipergunakan untuk menggerakkan peralatan
wheel crane, seperti drum penggulung tali baja (wire rope) pada winch, dan
sebagainya.

TENAGA
TENAGA MEKANIS
HIDROLIS
MOTOR
ALIRAN HIDROLIK
MINYAK PUTARAN
POROS

Gambar 6.3.
Hydraulic Motor

b. Prinsip Kerja
Prinsip kerja motor hidrolis adalah kebalikan dari prinsip kerja pompa
hidrolik, dimana pada motor hidrolik aliran minyak hidrolik dimasukkan ke
dalam motor hidrolik dan menghasilkan putaran poros motor hidrolik.
Kondisi tersebut kebalikan dari prinsip kerja pompa hidrolik, yaitu apabila
poros pompa diputar akan menghasilkan debet/aliran minyak hidrolik.

c. Motor hidrolik dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:


 Motor hidrolik roda gigi
 Motor hidrolik kipas
 Motor hidrolik piston

6-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

6.3.5. Silinder hidrolik (cylinder hydraulic)


a. Fungsi
Silinder hidrolik merupakan aktuator, sama halnya dengan motor hidrolik,
berfungsi sebagai perubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis yang
diperlukan untuk menggerakkan peralatan gerak wheel crane, seperti
mengeluarkan/memasukkan boom (seksi-seksi), out rigger, menaikkan-
menurunkan boom (memperbesar-memperkecil sudut elevasi) dan
sebagainya.

b. Tipe dan prinsip kerja


Silinder hidrolik dapat dibedakan dalam 2 macam tipe yaitu :
 Silinder hidrolis kerja tunggal (single acting)
 Silinder hidrolis kerja ganda (double acting)
Prinsip kerjanya dapat dilihat dengan gambar-gambar dan penjelasan
berikut :
1) Single acting.

Gambar 6.4.
Hydraulic Cylinder (single acting)

Pada hydraulic cylinder tipe single acting masuk dan keluarnya oil flow
kedalam silinder melalui satu saluran ( port ). Dimana ketika oil flow
masuk keruang disisi bawah piston maka piston bergerak naik dan
semakin banyak oil flow yang masuk makin tinggi piston naik dan
akhirnya mencapai maksimum dan bila oil flow disisi bawah piston
mengalir keluar melalui saluran ( port ) pada sisi yang sama maka piston
akan bergerak turun. Hydraulic cylinder tipe single acting banyak
digunakan pada forklift.

6-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

2) Double acting.

Gambar 5.17
Hydraulic Cylinder (Double acting)

Pada hydraulic cylinder tipe double acting keluar dan masuknya oil flow
melalui dua sisi, yaitu sisi bawah dan atas piston.
Pada tipe double acting naik atau turun piston adalah akibat tekanan oil
yang masuk melalui kedua port tersebut.

6-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

BAB VII
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA SISTEM LISTRIK

7.1. Umum
Tenaga listrik pada alat-alat berat umumnya dan Wheel Crane khususnya diperlukan
untuk motor starter, yang dipergunakan untuk start engine, lampu-lampu, yang
dipergunakan sebagai penerangan diwaktu malam dan sistem monitor yaitu : meter,
gauge, lampu peringatan termasuk buzer, dan lain sebagainya.

Penggunaan tenaga/arus listrik terbesar adalah untuk motor starter, walaupun hanya
sebentar saja, kemudian sistem penerangan, dan selanjutnya sistem monitor.

Kebutuhan tenaga/arus listrik tersebut disediakan oleh batere atau accu dengan
kapasitas sesuai dengan besarnya daya engine.

Dengan demikian maka sistem listrik berfungsi sebagai pemberi daya untuk motor
starter, lampu-lampu penerangan dan sistem monitor pada panel.

Dalam sistem listrik tersebut batere mempunyai peranan yang cukup penting, bahkan
batere merupakan jantungnya sistem listrik alat-alat berat, tanpa batere, engine tidak
dapat di start hidup.

Karena pemakaiannya, maka isi batere makin lama makin berkurang, dan kemudian
habis, dan tidak dapat dipergunakan untuk start engine lagi. Apalagi bila bekerja
malam, dimana pemakaian listrik untuk lampu-lampu penerangan juga cukup besar,
sehingga isi batere lebih cepat habis. Hal ini tidak boleh terjadi.

Untuk menjaga agar isi batere tetap mencukupi maka batere harus selalu diisi kembali.
Pengisian batere ini dilakukan selama pengoperasian atau selama engine hidup, yang
dilakukan dengan generator atau alternator. Dalam hal ini generator ataupun alternator
berfungsi sebagai penyedia jasa atau arus (current) listrik untuk pengisian batere dan
keperluan lain seperti lampu dan sistem monitor.

7.2. Prinsip Kerja


Pada sistem listrik alat-alat berat, dapat dibedakan tiga unsur pokok, yaitu :
 Penyedia/penyimpan arus : batere
 Pemberi/pensuplai arus : generator/alternator
 Pemakaian arus (beban) : motor starter, lampu-lampu, sistem monitor.
Prinsip kerja sistem listrik dapat dilihat pada sirkuit pengisian (charging circuit), yang
terbagi dalam 3 (tiga) kondisi :

7-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

 Semua beban atau keperluan daya listrik (current) diberikan hanya oleh batere saja
(sendirian).

Kondisi ini terjadi ketika start, menghidupkan engine, dimana generator/alternator


belum dapat menghasilkan arus.

Motor starter memerlukan daya listrik (current) yang sangat besar, menimbulkan
beban (load) yang sangat besar pula. Oleh karena itu ketika dilakukan start engine
hindari beban-beban lain yang belum perlu. Dalam hal ini matikan semua lampu
penerangan (walaupun sedang bekerja pada malam hari).

Ketika start engine

Gambar 7.1.a.

 Kebutuhan daya listrik (current) untuk semua beban (loads) disuplai baik oleh
batere maupun generator/alternator. Pada kondisi ini tidak terjadi pengisian batere.
Alternator mensuplai daya (current) untuk semua beban dibantu batere.

Ketika Wheel crane sedang beroperasi dan beban listrik (current) tinggi atau
(misalnya pemakaian lampu penerangan cukup banyak), maka kebutuhan daya
listrik (current) disuplai bersama oleh generator/alternator dan batere.

Ketika operasi penuh

Gambar 7.1.b.

7-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

 Generator/alternator memberikan/mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik


(current), yaitu untuk beban dan pengisian batere.

Pada proses starting, begitu engine hidup maka beban besar hilang (motor starter
tidak diberi arus), beban hanya untuk sistem monitor (termasuk sistem lampu
peringatan) yang tidak memerlukan daya listrik (current) besar. Sementara itu
generator/alternator sudah menghasilkan daya (current), sudah berputar bersama
dengan engine.

(Pada sistem pengisian ini, dipasang regulator untuk menjaga pengisian lebih/over
charge, ketika putaran engine naik tinggi).

Ketika operasi normal

Gambar 7.1.c.

7.3. Komponen Utama


Untuk dapat berfungsi sebagai mana mestinya electrical system terdiri dari beberapa
komponen utama seperti :
 Battery.
 Starting motor.
 Altenator.
 Fuse.

7.3.1. Battery
1). Fungsi Battery
Fungsi battery pada electrical system ialah sebagai penyimpan energi
listrik, penyuplai arus untuk starting engine, penyuplai arus ketika
permintaan melebihi output charging system, penyetabil tegangan pada
system selama Wheel crane beroperasi.

7-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Konstruksi battery dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 7.2
Konstruksi Battery

2). Prinsip kerja battery


Ketika engine distart battery menyuplai arus ke motor starter guna memutar
flywheel, setelah engine beroperasi maka sebuah altenator yang
dihubungkan ke pully crank shaft dengan belt akan menghasilkan arus
dan disimpan/mengisi (recharges) battery, kemudian battery selain
menyimpan arus juga akan menyuplai arus untuk keperluan penerangan
(lighting).

7.3.2. Starting Motor


1). Fungsi Starting Motor.
Starting motor pada electrical system berfungsi sebagai alat untuk
membantu start engine ketika akan menghidupkan engine.
Starting motor terdiri dari beberapa komponen utama sebagai mana terlihat
pada gambar dibawah ini :

7-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

Gambar 7.3
Konstruksi Motor Start

2). Prinsip Kerja Starting Motor


Ketika starter switch diputar ke posisi start maka arus listrik mengalir ke
selenoid dan mengakibatkan medan magnit yang mengakibatkan selenoid
shift lever bergerak mendorong pinion, sehingga terjadi kontak antara
pinion dan ring gear pada flywheel.
Akibat dari kontak tersebut flywheel turut berputar dan mengakibatkan
piston mekanisme ikut berputar pula dan terjadilah proses pembakaran
pada engine yang selanjutnya engine akan hidup.
Setelah engine hidup strarter switch kembali ke posisi ° ON ° dan kontak
antara pinion dan flywheel terputus.

Gambar 7.4
Prinsip Kerja Starting Motor

7-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

7.3.3. Altenator
1). Fungsi Altenator.
Pada prinsipnya fungsi altenator adalah
sama dengan generator yaitu merubah
energi mekanik menjadi energi listrik
yang diperlukan untuk mengisi arus listrik
pada battery yang berkurang saat start
atau mensuplay komponen lain.

Gambar 7.5
Alternator

2). Prinsip kerja altenator


Ketika engine hidup maka altenator yang dihubungkan ke pully engine
dengan belt akan ikut berputar pula, akibat berputarnya altenator tersebut
altenator akan menghasilkan arus listrik.
Altenator dilengkapi dengan diode sehingga secara electronik dapat
merubah arus bolak balik (Alternating Current) menjadi arus searah (Direct
Current) sesuai dengan kebutuhan system.

Gambar 7.6
Prinsip Kerja Alternator

7-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

7.3.4. Fuse (Sekering)


Fungsi Fuse
Fuse atau yang sering disebut sekering pada electrical system berfungsi
sebagai pengaman apabila terjadi hubungan singkat atau terjadi pemakaian
yang melebihi daya tahan ( resistence ) system.

7.3.5. Sistem Pengaman dan Indikator


Semua system pengaman dan indicator (terutama engine) menggunakan
system listrik yang dapat di control atau diamati pada monitor panel diruang
operator.

7-7
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

Rangkuman

1. Pemahaman struktur dan fungsi wheel crane merupakan modal utama bagi
operator wheel crane untuk dapat mengoperasikannya sesuai dengan aplikasi dan
teknik operasi yang benar. Salah satu pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menunjang pengoperasian wheel crane adalah spesifikasi yang akan
dioperasikannya.

2. Sebelum melakukan pengoperasian dan pemeliharaan (harian) maka terlebih


dahulu operator harus mengenal dengan baik semua komponen utama wheel crane
yang akan dioperasikannya. Komponen utama termaksud diantaranya adalah
boom, jib, winch, takel blok, out rigger, dan lain sebagainya.

3. Power line merupakan urutan atau aliran tenaga dari sumber tenaga utama sampai
semua peralatan gerak wheel crane. Dibedakan dalam 2 (dua) kelompok yaitu
power line untuk travelling dan untuk material handling.

4. Operator wheel crane harus paham dan dapat menguasai dengan baik instrument
dan alat kendali wheel crane yang dioperasikannya agar dapat mengoperasikan alat
termaksud dengan aman, efektiv dan efisien.

Instrument dan alat kendali dibedakan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu untuk material
handling seperti diantaranya lampu indicator keadaan boom, lampu indicator daerah
kerja, skakelar starter, tuas kendali swing dan sebagainya, serta untuk traveling
seperti misalnya lampu peringatan rem, tanda peringatan tekanan minyak pelumas
engine, skakelar rem gas buang, roda kemudi, pedal gas, pedal rem dan lain
sebagainya.

5. Sebagai sumber tenaga utama wheel crane adalah diesel engine, yang umumnya 4
langkah dengan beberapa bahan bakar dan system pelumasan. Prinsip kerja diesel
engiene 4 langkah adalah pemasukan, langkah kompresi, langkah tenaga dan
langkah pembuangan.

6. Sistem hidrolik berfungsi sebagai pemindah daya dan pengendali gerakan kerja
sistem wheel crane.

Pada system hidrolik terdapat sirkuit-sirkuit hidrolik, dan memerlukan komponen-


komponen agar semua sirkuit dalam sistem dapat berjalan dengan baik. Beberapa
komponen utama diantaranya adalah tangki hidrolik, pompa hidrolik, katup penyatur
arah, dan aktuator (motor, silinder)
Pelatihan Operator Wheel crane Struktur dan Fungsi Wheel crane

7. Sistem listrik pada wheel crane dan alat-alat berat pada umumnya, adalah sebagai
penyedia tenaga listrik yang diperlukan untuk start (menghidupkan) engine,
penerangan (lampu-lampu kerja) dan instrument. Komponen system listrik
diantaranya batere, altenator atau generator dan motor listrik.
Pelatihan Operator Wheel Crane Struktur dan Fungsi Wheel Crane

DAFTAR PUSTAKA

 Tadano, Operation and Maintenance Manual, Hydraulic Crane, Model TL 300 E.


 Tadano, Operation and Maintenance Manual, Rough Terrain Crane, Model GR-300
EX-1.
 Outline of Hydraulic Cranes.
 John Deere, Fundamentals of Service, Hydraulics, John Deere Service Training Dept.
F, Illinois, U.S.A, 1980.
 Edward F. Obert, Professor of Mechanical Engineering, The Univercity of Wiscousin,
Interval Coumbustion Engines and Air Pollution, Intext Educational Publisher, New
York, U.S.A, 1973.

Anda mungkin juga menyukai