Faktor lain yang menentukan kuantitas – produksi sesudah jenis tanah dan kualitas bibit
adalah Kultur Teknis Pembukaan Lahan. Kualitas dan ketepatan persiapan lahan akan
mempengaruhi beberapa hal, antara lain :
- Biaya pembukaan atau persiapan lahan itu sendiri
- Biaya, kemudahan dan mutu penanaman kelapa sawit
- Masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) atau Immature
- Produksi TBS, CPO, Inti Sawit yang akan diperoleh
TUJUAN
Mempersiapkan lahan untuk kemudahan penanaman kelapa sawit dengan batasan
kriteria kultur teknis persiapan serta di saat penanamannya, sehingga kelapa sawit tertanam
sesuai dengan standard penanaman dibutuhkan (mata lima, tidak ada tegakan di hamparan
penanaman/ clearing, hamparan tanam tertutup cover crop).
MEKANISME
Survey Areal
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan dalam persiapan pembukaan lahan adalah ”
survey areal ” sekaligus mendesign block ”.
Berhasil tidaknya melaksanakan pekerjaan penyiapan lahan perkebunan secara keseluruhan,
tergantung dari persiapan awal yang cermat.
Tujuan survey areal untuk mengetahui keadaan vegetasi, menentukan klasifikasi hutan
(berat, sedang atau ringan) dan menggambarkan topografi areal (datar, bergelombang, berbukit)
yang kesemuanya akan dipakai sebagai dasar ukuran perhitungan biaya operational yang
diterapkan.
Block Design
Luas satu block tanaman yang ideal untuk tanaman kelapa sawit adalah ± 30 Ha.
Bentuk block
40
- Dibuat empat persegi panjang dengan ukuran 1000 m x 300 m untuk luasan 30 Ha.
- Panjang jalan 1000 m arahnya ke Timur - Barat yang merupakan jalan koleksi dan lebar
300 m arah Utara - Selatan merupakan jalan produksi; sehingga jalan koleksi yang lebih
sempit dan bila tidak memungkinkan untuk diperkeras akan mendapat penyinaran
matahari sepanjang hari.
- Lebar block dibuat 300 m didasarkan atas kemampuan rata-rata pemanen mengangkut
buah dari dalam blok (rintis tengah) sampai ke TPH sepanjang ± 150 m ( ±16 pokok
dalam 1 baris).
41
Sisa tumbangan atau tinggi tunggul maksimum dari permukaan tanah yang boleh ditinggalkan,
mengikuti ketentuan sebagai berikut
Max. tinggi tunggul (cm) Kondisi tumbangan
Diameter pohon (cm) dng memakai chain-saw dng memakai Buldozer
11 – 20 30 ( tercabut dg akarnya )
21 – 30 40 ( tercabut dg akarnya )
31 – 40 45 ( tercabut dg akarnya )
41 – 50 50 ( tidak bisa dg buldozer )
> 50 75 ( tidak bisa dg buldozer )
42
Gambar : Pola Pembuatan Parit Jalan Dan Tanam Di Rendahan
43
Pola Tanam – SPH 143 Garis II
As jalan transport
Garis II
di atas tanah mineral (darat).
U
x x x x
Tampak atas
9.00 m
4.29 m
7.79 m 7.00 m
Garis I
x x x
6m
3.75 m
0.75 m
0.75 m
Garis I
x X x
Kondisi areal yang tidak memerlukan imas, langsung dilakukan pekerjaan tumbang & stacking.
44
Pembersihan jalur tanam mekanis (stacking) dilakukan dengan menggunakan alat berat
(Buldozer atau Excavator).
Ketentuan dalam perun mekanis (stacking) sebagai berikut :
1. Kayu-kayu yang sudah digusur lalu dikumpulkan pada tempat yang sudah ditentukan
(jalur rumpukan).
2. Untuk area yang vegetasi kayu rapat dimana berkemungkinan adanya hasil
tumbangan/gusuran yang panjang > 6 m, maka kayu harus dicincang untuk menjaga
kualitas perun.
3. Jalur rumpukan pertama terletak pada gawangan kedua atau setelah dua baris
tanaman dari sisi transport road. Jalur rumpukan harus berada di jalur gawangan mati,
lebar rumpukan kayu maksimum dibuat 4,0 m dan tinggi rumpukan yang
diperbolehkan maks.3,0 m.
4. Arah rumpukan membujur dari Utara-Selatan. Rumpukan pertama dimulai dari
sebelah utara atau selatan (pada jarak ± 6 mtr dari tepi Collection road) atau sesuai
pancang rumpukan yang telah dibuat.
Untuk areal rendahan (rawa atau gambut) maka pelaksanaan land clearing dikerjakan
menggunakan excavator dengan jarak antara rumpukan yang satu dengan rumpukan yang lain
adalah 4 (Empat) baris tanaman.
Jalur rumpukan kayu yang panjangnya ± 300 m harus diputus selebar 4 m pada setiap jarak
150 m, sehingga ada jalan untuk orang melintas antar jalur tanaman / pasar kontrol.
45