Anda di halaman 1dari 11

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

KLAIM JASA KONSTRUKSI KASUS PROPINSI SULAWESI TENGAH


Andi Asnudin *

Abstract
Claim will be happened due to compensation claim of stakeholders of management project. In
another words, claim will be happened of both losses and inconvenient fulfill of rights which it is
got.
The aim of this paper is to describe about process of claim at construction executor which is small
scale contractor. Benefit of this research is to assist the user and contractors to solve the claim
equally, fair, open by considering of benefit and right-obligations balance.
Keywords: Claim, Construction Project, Small Scale Contractors

Abstrak
Klaim terjadi akibat tuntutan atas hak atau tuntutan ganti rugi dari pihak-pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan proyek. Dengan kata lain, klaim terjadi akibat dari timbulnya kerugian
dan tidak terpenuhinya hak-hak yang semestinya didapatkan
Tujuan Memberikan gambaran tentang proses klaim pada penyelenggaraan konstruksi yang
melibatkan kontraktor skala kecil. Manfaat hasil penelitian dapat membantu pengguna dan
penyedia jasa menyelesaikan klaim secara jujur, adil, terbuka dengan mempertimbangkan
manfaat dan keseimbangan hak dan kewajibannya.
Kata kunci: Klaim, Proyek Konstruksi, Kontraktor Skala Kecil.

1. Pendahuluan transparan, dan ekonomis dibutuhkan


Penyelenggaraan proyek kesetaraan kedudukan antara
konstruksi sebagai suatu sistem yang penyedia jasa konstruksi dengan pemilik
dinamis pada tahap-tahap proyek dalam hal pemenuhan hak-hak
perkembangan dan masing-masing dan kewajiban masing-masing kedua
tahapan terdapat kegiatan yang pihak.
dominan dengan tujuan yang khusus Klaim terjadi akibat tuntutan atas
atau spesifik dan sangat memungkinkan hak atau tuntutan ganti rugi dari pihak-
terjadinya klaim pihak yang terkait dengan
Keterlibatan KSK yang dominan penyelenggaraan proyek. Dengan kata
dalam penyelenggaraan konstruksi, lain, klaim terjadi akibat dari timbulnya
tetapi proses klaim jarang dilakukan oleh kerugian dan tidak terpenuhinya hak-
KSK. hak yang semestinya didapatkan. Bila
Klaim tidak muncul terlanjur klaim terjadi sangat memungkinkan
dianggap sebagai tuntutan dan terjadinya perselisihan (dispute).
penyedia jasa yang berani mengajukan Sementara penyelesaian perselisihan
atau bahkan baru dalam taraf bertanya akan memakan waktu dan biaya yang
sudah dianggap sebagai orang yang akan memberikan dampak (feedback)
rewel (Yasin, H.N, 2005) buruk terhadap pelaksanaan proyek
Sementara, untuk menciptakan konstruksi. Untuk itu, dibutuhkan suatu
penyelenggaraan proyek publik melalui sistem prosedur yang dapat mencegah
suatu sistem yang adil, kompetitif, klaim menjadi dispute.

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 77 - 87

2. Tinjauan Pustaka lingkup/cakupan (changes conditions),


Berbagai faktor yang dapat serta (5) penghentian (termination).
menimbulkan terjadi proses klaim akibat Peristiwa-peristiwa dalam
dari salah satu pihak tidak memenuhi penyelenggaraan proyek konstruksi
wewenang dan tanggung jawabnya yang menyebabkan terjadi proses klaim
sehingga pihak lain merasa dirugikan terkait dengan kelima kategori tersebut
(Asnudin A, 2005). dapat dilihat pada tabel 1.
Klaim melibatkan banyak pihak yang Penundaan (Delay), klaim
terkait dalam penyelenggaraan kontrak penundaan terjadi akibat penyedia jasa
konstruksi, antara lain (1) kontraktor, (2) belum memenuhi jadwal ditentukan.
subkontraktor, (3) pemilik proyek Penundaan dapat disebabkan oleh
(owner), dan (4) perusahaan asuransi, beberapa permasalahan, seperti
serta (5) institusi keuangan, (6) revalansir, keterlambatan gambar kerja, material
dan (7) masyarakat. tidak memenuhi spesifikasi, dan
Menurut Yasin, H.N (2004) klaim ketiadaan akses, serta pedoman
dapat dikategorikan dalam 3 hal, yaitu pelaksanaan belum dimiliki. Penundaan
(1) dari pengguna jasa terhadap menyebabkan timbulnya biaya-biaya
penyedia jasa, seperti pengurangan tambahan yang terkait dengan waktu
nilai kontrak, percepatan waktu tambahan, seperti perpanjangan
penyelesaian pekerjaan, dan kontrak manajemen dan tambahan
kompensasi atas kelalaian penyedia peralatan. Penundaan dapat
jasa, (2) dari penyedia jasa terhadap mempengaruhi produktivitas tenaga
pengguna jasa, seperti tambahan kerja, ongkos material, dan sewa
waktu pelaksanaan pekerjaan, peralatan.
tambahan kompensasi, dan tambahan Gangguan (Disruption), Klaim
konsesi atas pengurangan spesifikasi untuk gangguan muncul karena
teknis atau bahan, dan (3) dari sub kontraktor tidak memiliki kemampuan
penyedia jasa atau pemasok bahan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
terhadap penyedia jasa utama. dengan kontrak dalam suatu cara yang
terencana. Klaim jenis ini didasarkan
2.1 Faktor-faktor penyebab klaim pada produktivitas yang rendah
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan biaya tenaga kerja lebih
menimbulkan terjadi proses klaim akibat besar. Klaim ini sering dikaitkan dengan
dari salah satu pihak tidak memenuhi klaim penundaan. Situasi ini, muncul
wewenang dan tanggung jawabnya akibat pemilik (owner) meminta
sehingga pihak lain merasa dirugikan. dengan tegas kepada kontraktor untuk
Beberapa pendapat tentang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
penyebab timbulnya klaim dalam jadwal yang telah ditentukan dalam
penyelenggaraan proyek konstruksi kontrak.
yang pada prinsipnya mempunyai Kondisi-Kondisi Berubah
tujuan yang sama, antara lain : (Conditions Changes), Klaim ini biasanya
Menurut Harkunti P. Rahayu (2002) terjadi ketika data-data atau informasi
klaim timbul akibat dari (1) tuntutan yang disiapkan oleh pemilik kepada
akan hak, dan (2) tuntutan akan hak kontraktor pelaksana tidak akurat.
atas biaya, dan (3) properti maupun Sebagai contoh, pada pelaksanaan
ganti rugi. pondasi tiang pancang kontraktor
Penyebab timbulnya klaim mengalami kesulitan akibat data-data
menurut William J. Palmer, et al (1994) boring yang disiapkan oleh pemilik tidak
dapat dikelompokkan menjadi lima sesuai dengan kondisi lapangan.
kategori, yaitu : (1) penundaan (delay), Contoh lain adalah suatu situasi di mana
(2) adanya gangguan (disruption), (3) permintaan perubahan menjadi sangat
kondisi-kondisi yang diubah (changed banyak yang memerlukan
conditions), dan (4) perubahan perencanaan kembali.

78
Klaim Jasa Konstruksi Kasus Propinsi Sulawesi Tengah
(Andi Asnudin)

Tabel 1. Peristiwa Menyebabkan Klaim


Tipe Penyebab Klaim
Perubahan
Peristiwa(event) Penundaan Gangguan (changed) Penghentian
(dealay) (disruption) Kondisi Lingkup (termination)
(condition) (scope)
Keterlambatan
gambar (late drawing)
 
Perubahan urutan
(changes in sequence)
  
Ketiadaan keputusan
(lack of decesion)  
Akselerasi
(acceleration)
  
Deceleration  
Kesulitan akses (lack of
acces)
 
Ketiadaan petunjuk
(lack of right of way)   
Keterlambatan (delay)  
Intervensi
(interference)  
Kesalahan (errors)  
Kondisi lokasi berbeda
(different site location)
  
Suspension   
Kebangkrutan
(bankruptay)

Ketiadaan dana (lack
of funds) 
Ketidakmungkinan
(imposible)   
Cuaca (weather)  
Serangan/kerusakan
(strikes)
  
Tanpa perseyujuan
(lack of approvals)   
Estimasi penawaran
sarah    
Sumber: William J. Palmer, et al, 1994

Perubahan Lingkup (Scope desain, produktivitas pekerja, dan sewa


Changed), penambahan biaya dan peralatan.
waktu pelaksanaan akibat terjadinya Penghentian (termination), klaim
perubahan dalam lingkup pekerjaan, ini terjadi akibat kontrak diakhiri sebelum
klaim jenis ini sering terjadi. Sebagai pekerjaan diselesaikan. Penghentian
contoh, setelah konstruksi dimulai, boleh terjadi untuk beberapa
pemilik meminta untuk melakukan pertimbangan, seperti proyek dibangun
perubahan atau penambahan jenis tidak lagi diperlukan atau secara
pekerjaan yang tidak tercakup dalam teknologi usang, pemilik proyek tidak
kontrak kerja. Perubahan ini, akan mempunyai dana yang cukup untuk
berpengaruh terhadap biaya dan melanjutkan pembangunan, atau
jadwal pelaksanaan, seperti perubahan kerusakan lingkungan .

79
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 77 - 87

Pada kontrak standar FIDIC yang persyaratan material, (5) resiko


berlaku secara internasional terdapat pemilik proyek (project owner)
beberapa dasar yang dapat digunakan  Tindakan kontraktor (Action by
untuk melakukan klaim (Legal Basis for nominated subcontractor) seperti :
Claims), yaitu : (1) Penilaian BQ (application of rates
- Berdasarkan kondisi kontrak (Under in BQ), (2) keterlambatan
contract condition). pelaksanaan pekerjaan (delays
- Klaim untuk resiko ketidaksesuaian execution of works), dan (3)
kondisi (Claim for risk differing site perselisihan mengenai kuantitas
condition). (disputes of quantity), serta (4)
- Pelanggaran atas kontrak (Breach of interpretasi dari spesifikasi, (5) metode
contract). pelaksanaan
- Ganti rugi untuk kontraktor sama  Kondisi lingkungan proyek, seperti (1)
dengan kerugian yang diderita kondisi cuaca yang buruk (adverse
kontraktor berdasarkan prinsip hukum weather condition), (2)
yang berlaku. permasalahan dengan bea cukai ,
- Pelanggaran atas tugas (Breach of dan (3) permasalahan pada supplier,
duty). serta (4) foxil, antik, (5) izin
- Biaya overhead Lokasi (Site pelaksanaan ( work permits) dan (6)
Overhead Cost). masalah pungutan pemerintah
Dengan demikian dapat setempat.
diklasifikasikan penyebab klaim pada Untuk mendapatkan besaran
penyelenggaraan proyek konstruksi kompensasi optimum dari proses klaim
akibat dari (1) tindakan pemilik proyek, yang dilakukan, maka dibutuhkan
(2) tindakan pelaksana, dan (3) kondisi faktor-faktor pendukung klaim. Faktor-
lingkungan proyek. faktor pendukung klaim terdiri dari (1)
 Tindakan pemilik proyek (action latar belakang kejadian (historical
project owner), seperti : (1) background), (2) perjanjian kontrak
keterlambatan gambar dan instruksi (contractual argument) yang telah
(late drawing & instruction), (2) disepakati oleh kedua belah pihak, dan
keterlambatan persetujuan dari (3) data pendukung (supporting data),
pemilik proyek atau tenaga teknis serta (4) analisis keuangan (financial
(delay owner/engineer approval), analysis). Faktor-faktor pendukung klaim
dan (3) pengujian (test), serta (4) yang digunakan dapat dilihat pada
gambar 1.

FAKTOR PENDUKUNG Latar Belakang Kejadian


KLAIM (historical background)

Perjanjian Kontrak
(contractual argument)

Data Pendukung
(supporting data)

Analisis Keuangan
(financial analysisl)

Gambar 1. Faktor pendukung klaim

80
Klaim Jasa Konstruksi Kasus Propinsi Sulawesi Tengah
(Andi Asnudin)

Standar prosedur klaim pada FIDIC setelah effect dari 'event' - klausul
dapat dilakukan dengan langkah yang 53.3
strategis yaitu sebagai berikut.  Sertakan permohonan pembayaran
 Pencatatan semua informasi klaim pada setiap permohonan
simultan dengan terjadinya `event' Certificate of Payment - klausul 53.3.
– klausul 53.2  Perhatikan klausul 60.5 (statement at
 Memberikan `notice' intention to completion), klausul 60.6 (final
claim dalam waktu 28 hari setelah statement) dan klausul 60.9
'event'- klausul 53.1 (cessation of employer's liability)
 Kerjakan perintah engineer dalam yang membatasi waktu
penambahan pencatatan - klausul penyampaian klaim.
53.2
 Buat subtansi claim untuk single 3. Metode Penelitian
claim dalam 28 hari setelah Mengacu pada gambar 2, dapat
penerimaan 'notice' (bila perlu dikemukakan pencapaian tujuan
dilengkapi kesepakatan dengan penyelenggaraan konstruksi dapat
engineer) - klausul 53.3 memenuhi azas kejujuran, keadilan,
 Untuk continuing claim, serahkan keterbukaan, dan manfaat, serta
informasi detail terkait dalam interval keseimbangan hak dan kewajiban
waktu tertentu (bila perlu cari dalam penyelenggaraan konstruksi jika
kesepakatan interval) - klausul 53.3 ada pihak yang merasa dirugikan.
 Untuk continuing claim, serahkan
perhitungan final dalam 28 hari

Hipotesis : Harapan Masa Depan :


 Kurang sempurnanya Terpenuhinya azas
standar operasional ü Kejujuran,
Salah satu fenomena dalam
prosedur klaim pengadaan ü keadilan,
Penyelenggaraan Konstruksi :
penyedia jasa dan ü keterbukaan,
Proses klaim yang belum
pelaksanaan konstruksi ü manfaat,
memenuhi azas penyelenggaraan
 Kurangnya pemahaman ü keseimbangan hak dan
konstruksi sesuai Undang-
pengguna dan penyedia jasa kewajiban.
Undang No.18/1999
terhadap jenis-jenis klaim dalam penyelenggaraan konstruksi jika
maupun besaran ada pihak yang terlibat merasa
kompensasinya dirugikan
Tujuan penelitian ini

Memberikan gambaran tentang proses


klaim pada penyelenggaraan
konstruksi yang melibatkan kontraktor
skala kecil

Hasil penelitian dapat membantu


pengguna dan penyedia jasa
menyelesaikan klaim secara jujur,
adil, terbuka dengan
mempertimbangkan manfaat dan
keseimbangan hak dan
kewajibannya

Gambar 2. Metode Penelitian

81
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 77 - 87

Melalui penelitian ini, fenomena mendapatkan paket konstruksi lebih dari


yang ada dikembangkan sebagai 10 proyek.
hipotesis yang dianggap sebagai
Tabel 2. Keterlibatan KSK dalam
kesimpulan yang bersifat skeptis, sesuai
Penyelenggaraan Proyek Publik
dengan hasil penelitian yang
diharapkan, yaitu Hasil penelitian dapat Uraian Persentase (%)
membantu pengguna dan penyedia Melaksanakan proyek < 74
jasa menyelesaikan klaim secara jujur, 10 proyek
adil, terbuka dengan Melaksanakan proyek 36
> 10 proyek
mempertimbangkan manfaat dan
keseimbangan hak dan kewajibannya.
Penelitian ini dilakukan di 4 Berdasarkan data-data tersebut,
Kabupaten dan Kota di Sulawesi dapat digambarkan tentang
Tengah, yaitu : Kab. Donggala, Kab. keterlibatan KSK dalam
Poso, dan Kab. Luwuk, serta Kota Palu. penyelenggaraan proyek publik di
Pada, lokasi penelitian yang tersebar di Sulawesi Tengah sebagai berikut.
4 (empat) kabupaten dilakukan - Peluang kontraktor sangat kecil untuk
identifikasi tentang proses pengadaan mendapatkan proyek sebanyak 2
dan pelaksanaan paket pekerjaan dalam satu tahun
Proyek publik (public sector) anggaran. Keterbatasan tersebut
melalui penyebaran kuesioner dan terkait dengan berbagai faktor,
wawancara terhadap responden untuk seperti , (1) keterbatasan jumlah
kebutuhan data primer dan data paket pekerjaan, (2) berbagai
sekunder berupa dokumen pelelangan, kelemahan dalam sistem pengadaan
dokumen kontrak, manual-manual atau jasa konstruksi (Asnudin A, 2004), dan
standar operasional prosedur (SOP) (3) keterbatasa kemampuan bisnis
pengadaan dan pelaksanaan proyek KSK
publik. - Keterbatasan mendapatkan paket
Pengolahan data dilakukan pekerjaan terkait dengan
dengan analisis statistik inferensial untuk kemampuan sistem manajemen bisnis
menarik kesimpulan dari sampel yang kontraktor skala kecil sangat terbatas,
dapat dianggap merepresentasikan seperti keterlibatan mereka pada
populasi yang ada. proyek-proyek swasta sangat rendah,
kemampuan menciptakan peluang
4. Analisis dan Pembahasan bisnis yang terbatas, dan harapan
4.1 Jumlah responden mereka hanya pada proyek publik
Pelaksanaan survey dilakukan (anggaran pemerintah-APBN/APBD)
terhadap jasa konstruksi yang berada di
Sulawesi Tengah dengan jumlah 4.3 Jenis kontrak
responden sebanyak 110 perusahaan. Tabel 3 menggambarkan
persentase jawaban responden tentang
4.2 Proyek tertangani
Jumlah persentase jenis kontrak yang
Tabel 2 menggambarkan
sering digunakan pada proses
persentase jawaban responden tentang
pengadaan proyek publik di Sulawesi
keterlibatan kontraktor skala kecil dalam
Tengah yang melibatkan kontraktor
jangka 5 tahun terakhir pada proses
skala kecil.
pengadaan proyek publik di Sulawesi
Tengah. Tabel 3. Jenis Kontrak
Dari hasil survey pada tabel 2 Jenis Kontrak Persentase (%)
memberikan gambaran keterlibatan KSK
Lump sum 74,66
yaitu, sebanyak 74 % responden jasa
Harga Satuan 25,34
konstruksi melaksanakan proyek yang
kurang dari 10 proyek dalam lima tahun Dari hasil survey pada tabel 3
terakhir dan 26 % responden yang memberikan gambaran jenis kontrak
yang sering digunakan yaitu, sebanyak

82
Klaim Jasa Konstruksi Kasus Propinsi Sulawesi Tengah
(Andi Asnudin)

74, 66 % responden menggunakan jenis proyek publik di Sulawesi Tengah yang


kontrak lump sum pada melibatkan kontraktor skala kecil.
penyelenggaraan proyek konstruksi di
Sulawesi Tengah yang melibatkan jasa Tabel 4. Pemahaman Kontrak
kontraktor dan 25, 34 % responden Persentase
Uraian
menggunakan kontrak harga satuan. (%)
Beberapa permasalahan yang Tidak memperhatikan isi
16,19
dapat terjadi pada pelaksanaan jenis kontrak pekerjaan
kontrak tersebut, digambarkan sebagai Membaca tetapi tidak
29,52
berikut. memahami isi kontrak
- Permasalahan dalam kontrak lump membaca dan
sum seperti, akibat keterbatasan memahami isi kontrak 54,29
kemampuan KSK yang pekerjaan
menyebabkan estimasi biaya dan
volume yang dilakukan tidak tepat Dari hasil survey pada tabel 4
sehingga dapat menimbulkan memberikan gambaran tentang
kerugian baik bagi kontraktor pemahaman kontrak yang sering
maupun bagi pemilik proyek digunakan yaitu, sebanyak 16,19 %
(owner), seperti berikut ini. responden yang tidak memperhatikan isi
- Kerugian bagi kontraktor adalah bila kontrak pekerjaan, dan 29,52 %
biaya aktual/nyata yang dikeluarkan responden tidak memahami isi kontrak,
lebih besar dari penawaran yang serta 54,29 % responden yang
diajukan oleh kontraktor tersebut. membaca dan memahami isi kontrak
- Kerugian bagi pemilik adalah pekerjaan.
tertundanya pekerjaan, kontraktor Berdasarkan data-data tersebut,
tidak dapat melanjutkan pekerjaan, dapat digambarkan beberapa
dan kualitas pekerjaan dihasilkan permasalahan yang berkaitan dengan
tidak sesuai dengan spesifikasi yang pemahaman tentang kontrak sebagai
telah ditentukan. berikut.
- Permasalahan tersebut dapat - Umumnya kontraktor telah
menyebabkan dana yang memahami isi kontrak perjanjian,
dikeluarkan pemilik lebih besar tetapi ada beberapa hal yang sering
karena pemilik harus mengeluarkan terjadi dalam pelaksanaan, seperti
biaya perbaikan atau pengadaan kontraktor tidak melakukan klaim
kontraktor lain yang sanggup atas hak-hak yang semestinya
menyelesaikan pekerjaan tersebut. didapatkan sebagaimana dalam
- Permasalahan dalam kontrak sistem kontrak.
harga satuan (unit price) adalah - Beberapa dampak negatif yang
terjadinya biaya pelaksanaan terjadi bila kontraktor tidak
proyek yang lebih besar dan tidak memahami isi kontrak kerja, seperti
mencukupi untuk melanjutkan (1) terjadinya kerugian atau
pelaksanaan proyek karena kehilangan keuntungan, (2)
terdapatnya volume pekerjaan perlakuan yang tidak adil dari
yang belum diketahui, karena pemilik proyek, yang dapat berupa
kesalahan perhitungan volume denda, dan (3) pemutusan kontrak
pekerjaan, ataupun karena volume secara sepihak.
pekerjaan yang dihitung secara
berlebih. 4.5 Permasalahan kontraktor skala kecil
Tabel 5 menggambarkan
4.4 Permasalahan kontrak persentase jawaban responden tentang
Tabel 4 menggambarkan beberapa permasalahan yang pernah
persentase jawaban responden tentang terjadi pada kontraktor skala kecil
pemahaman isi kontrak yang dalam pelaksanaan proyek konstruksi di
digunakan pada penyelenggaraan Sulawesi Tengah.

83
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 77 - 87

Tabel 5. Permasalahan Pelaksanaan nilai jaminan uang muka sangat


membebani KSK yang mempunyai
Persentase
Uraian Permasalahan kemampuan modal terbatas dan
(%)
tahapan pembayaran hasil
Perubahan akibat pekerjaan melalui proses administrasi
18
kondisi lokasi proyek yang cukup panjang,
Perubahan akibat mengakibatkan besarnya
2
pemilik proyek pengeluaran yang harus dipikul
Kondisi tanah yang tidak kontraktor, tertundanya pelaksanaan
5
diperkirakan pekerjaan, dan sangat
Dokumen kontrak 7 memungkinkan terjadinya
Perubahan dikarenakan penyelewengan.
6
sebab eksternal
Gangguan pada 4.6 Pemahaman tentang klaim
13
peralatan Tabel 6 menggambarkan
Cuaca buruk 19 persentase jawaban responden tentang
Pembebasan lahan pemahaman prosedur klaim pada
6
yang terlambat penyelenggaraan proyek publik di
Keterlambatan informasi Sulawesi Tengah yang melibatkan
1
desain kontraktor skala kecil.
Kesalahan spesifikasi
1 Tabel 6. Pemahaman Prosedur Klaim
bahan
Kelambatan Persentase
4 Uraian
pembayaran (%)
Menurunnya Tidak memahami 63,96
7 prosedur klaim
produktivitas
mengerti tentang 36,04
Berdasarkan data-data hasil prosedur klaim
pelaksanaan survey pada responden
Dari hasil survey pada tabel 6
dapat dilihat pada tabel 5 yang
memberikan gambaran tentang
menggambarkan beberapa
pemahaman prosedur klaim, yaitu
permasalahan yang dapat
sebanyak 63,96 % responden yang tidak
menimbulkan klaim, yaitu sebagai
memahami tentang klaim, dan 36,04 %
berikut.
responden yang mengerti tentang
- Perubahan akibat kondisi lokasi dan
prosedur klaim.
cuaca buruk merupakan
Berdasarkan data-data tersebut, maka
permasalahan yang dominan terjadi
dapat digambarkan beberapa
dalam penyelenggaraan proyek.
permasalahan sebagai berikut.
Permasalahan ini terjadi akibat dari
- Pada umumnya kontraktor skala kecil
berbagai faktor, seperti (1)data dan
mempunyai kemampuan
informasi yang tidak akurat, (2) tidak
pemahaman yang rendah tentang
dilakukan survey lapangan, dan (3)
prosedur klaim sehingga kontraktor
hasil perencanaan yang tidak
tidak melakukan klaim atas hak-hak
relevan.
yang semestinya didapatkan
- Gangguan pada peralatan
sebagaimana dalam kontrak.
merupakan permasalahan yang
berkaitan dengan kemampuan
4.7 Tanggapan terhadap fungsi klaim
kontraktor skala kecil yang sangat
Tabel 7 menggambarkan
kecil, seperti (1) keterbatasan
persentase jawaban responden tentang
kemampuan untuk menyewa
fungsi klaim pada kontraktor skala kecil
peralatan, (2) penggunaan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi di
peralatan yang tidak optimal.
Sulawesi Tengah.
- Permasalahan yang berkaitan
dengan dokumen kontrak, seperti

84
Klaim Jasa Konstruksi Kasus Propinsi Sulawesi Tengah
(Andi Asnudin)

Tabel 7. Fungsi Klaim dalam pelaksanaan proyek konstruksi di


Persentase Sulawesi Tengah.
Fungsi Klaim
(%)
Mendapatkan hak-hak Tabel 8 Proses Klaim
yang semestinya Persentase
Fungsi Klaim
didapatkan sesuai 40 (%)
dengan perjanjian Berkeinginan 98
kontrak melakukan klaim
Untuk menunjukkan Tidak melakukan Klaim 2
profesionalisme dalam
39 Dari hasil survey pada tabel 8
pelaksanaan
memberikan gambaran tentang
konstruksi.
tanggapan terhadap proses klaim, yaitu
Memberikan peluang
sebanyak 98 % berkeinginan untuk
untuk memenangkan
21 mengajukan klaim dan 2 % yang tidak
tender untuk proyek
melakukan klaim.
selanjutnya
Berdasarkan data-data tersebut, dapat
digambarkan beberapa tanggapan
Dari hasil survey pada tabel 7 yang berkaitan dengan fungsi klaim
memberikan gambaran tentang sebagai berikut.
tanggapan terhadap fungsi klaim, yaitu - Sebagian besar kontraktor
sebanyak 40 % responden dengan berkeinginan melakukan klaim
tuntutan terhadap kesetaraan hak sebagai upaya untuk mendapatkan
antara pihak-pihak dalam perjanjian besaran kompensasi berupa biaya
kontrak, dan 39 % responden untuk (cost) akibat dari kehilangan
menunjukkan profesionalisme dalam keuntungan, kehilangan peluang
pelaksanaan konstruksi, serta 21 % akibat permintaan atas perubahan
responden dengan harapan lingkup pekerjaan atau desain
memenangkan tender untuk proyek (variation order), keterlambatan
selanjutnya. (delay), serta biaya tak langsung
Berdasarkan data-data tersebut, (overhead costs).
dapat digambarkan beberapa
4.9 Kompensasi klaim
tanggapan sebagai berikut.
Tabel 9 menggambarkan
- Umumnya, kontraktor skala kecil
persentase jawaban responden tentang
mempunyai pemahaman tentang
kompensasi atas klaim pada
fungsi klaim dalam penyelenggaraan
pelaksanaan proyek konstruksi di
konstruksi, yaitu (1) mendapatkan
Sulawesi Tengah yang melibatkan
kesetaraan hak atau mendapatkan
kontraktor skala kecil.
hak-hak yang semestinya
didapatkan dan (2) menunjukkan Tabel 9 Kompensasi Klaim
profesionalisme dalam pelaksanaan Persentase
konstruksi. Jenis Klaim
(%)
- Sementara sebagian kontraktor Penambahan Biaya 18
mempunyai tendensi lain, seperti Penambahan waktu 21
mendapatkan peluang penyelesaian
memenangkan tender untuk proyek Penambahan waktu 25
selanjutnya dan untuk memperoleh dan biaya
keuntungan yang lebih besar. Perubahan volume 16
pekerjaan
4.8 Keinginan untuk klaim Perubahan Desain 12
Tabel 8 menggambarkan Proyek
persentase jawaban responden tentang Perubahan Metode 8
proses klaim pada kontraktor skala kecil Kerja

85
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 77 - 87

Dari hasil survey pada tabel 9 kontraktor skala kecil dalam


memberikan gambaran tentang pelaksanaan proyek konstruksi di
kompensasi atas klaim, yaitu sebanyak Sulawesi Tengah.
18 % responden dengan tuntutan
terhadap penambahan biaya, 21 % Tabel 10 Alasan Untuk Melakukan Klaim
responden dengan tuntutan terhadap Persentase
Uraian
penambahan waktu pelaksanaan, (%)
untuk 25 % responden dengan tuntutan Ragu-ragu 37
terhadap penambahan biaya dan Tidak Melakukan, 42
waktu pelaksanaan, 16 % responden Melakukan 21
dengan tuntutan terhadap perubahan Dari hasil survey pada tabel 10
volume pekerjaan, 12 % responden memberikan gambaran tentang alasan
dengan tuntutan terhadap perubahan untuk melakukan klaim, yaitu sebanyak
desain, dan 16 % responden dengan 21 %responden berkeinginan untuk
tuntutan terhadap perubahan metode mengajukan klaim dan 42 % responden
kerja yang tidak melakukan klaim, serta 37 %
Berdasarkan data-data tersebut, responden ragu-ragu untuk melakukan
dapat digambarkan beberapa klaim.
tanggapan sebagai berikut. Berdasarkan data-data tersebut,
- Sebagian besar kontraktor skala kecil dapat digambarkan beberapa
melakukan klaim penambahan tanggapan yang berkaitan dengan
waktu pelaksanaan dan tambahan fungsi klaim sebagai berikut.
biaya. Hal ini memberikan - Sebagian besar kontraktor tidak
gambaran bahwa berbagai pernah melakukan klaim atau ragu-
permasalahan yang terjadi, seperti ragu untuk melakukan proses
permasalahan yang timbul akibat tersebut. Hal ini pengaruhi oleh
tindakan pemilik proyek atau berbagai faktor, seperti (1) proses
pengaruh dari kondisi lingkungan yang rumit, (2) waktu penyelesaian
proyek yang buruk (cuaca/iklim) lama, (3) administrasi proyek yang
- Klaim yang timbul akibat tindakan kurang lengkap, dan (4) tidak
pemilik proyek (action project mengetahui prosedur klaim, serta (5)
owner), seperti (1) keterlambatan mahalnya biaya pengurusan.
gambar dan instruksi (late drawing &
4.11 Jalur penyelesaian dispute
instruction), (2) keterlambatan
Tabel 11 menggambarkan
persetujuan dari pemilik proyek atau
persentase jawaban responden tentang
tenaga teknis (delay
jalur penyelesaian perselisihan pada
owner/engineer approval), dan (3)
pelaksanaan proyek konstruksi di
pengujian (test), serta (4)
Sulawesi Tengah yang melibatkan
persyaratan material, (5) resiko
kontraktor skala kecil.
pemilik proyek (project owner)
- Kondisi lingkungan proyek, seperti (1)
Tabel 11 Jalur Penyelesaian Dispute
kondisi cuaca yang buruk (adverse
weather condition), (2) Persentase
Uraian
permasalahan dengan bea cukai , (%)
dan (3) permasalahan pada Negosiasi 83
supplier, serta (4) foxil, antik, (5) izin Arbitrase, 17
pelaksanaan ( work permits) dan (6) Dari hasil survey pada tabel 11
masalah pungutan pemerintah memberikan gambaran tentang jalur
setempat. penyelesaian dispute, yaitu sebanyak 83
% dengan cara negosiasi dan 17 %
4.10 Alasan untuk melakukan klaim responden melalui proses arbitrase.
Tabel 10 menggambarkan Berdasarkan data-data tersebut, dapat
persentase jawaban responden tentang digambarkan beberapa tanggapan
alasan tidak melakukan klaim pada

86
Klaim Jasa Konstruksi Kasus Propinsi Sulawesi Tengah
(Andi Asnudin)

yang berkaitan dengan fungsi klaim 6. Daftar Pustaka


sebagai berikut. Asnudin Andi, 2006, Manajemen Proyek,,
- Negosiasi merupakan alternatif yang UNTAD.
dominan yang akan digunakan oleh
Asnudin Andi, 2004, Proses Pengadaan
kontraktor untuk penyelesaian
Infrastruktur Melibatkan Kontraktor
sengketa (dispute) dalam
Skala Kecil, Tesis, Institut Teknologi
penyelenggaraan konstruksi dan
Bandung.
sebagai upaya untuk menghindari
sengketa konstruksi yang berlarut- FIDIC Red Book, 1987, Condition of
larut. Contract for Work of Civil
Engineering Construction Part I, ,
5. Kesimpulan dan Saran Fourth Edition.
5.1 Kesimpulan
Gunawan Logawa, 1999, Manajemen
 Proses penyelenggaraan proyek
Kontrak dan performance
publik di Sulawesi Tengah yang
Kontraktor, ITB, Bandung.
melibatkan kontraktor skala kecil
terdapat beberapa potensi yang Keputusan Presiden RI No. 18 tahun 2000
dapat menimbulkan klaim, tetapi tentang Pedoman Pelaksanaan
potensi ini tidak digunakan akibat Pengadaan Barang / Jasa Instansi
berbagai faktor, seperti (1) klaim Pemerintah
melalui proses yang rumit, (2) waktu Keputusan Presiden RI No. 80 tahun 2003
penyelesaian lama, (3) administrasi tentang Pedoman Pelaksanaan
proyek yang kurang lengkap, dan (4) Pengadaan Barang / Jasa Instansi
tidak mengetahui prosedur klaim, Pemerintah.
serta (5) membutuhkan biaya
tambahan. Palmer William J., 1994, Construction
 Kemampuan kontraktor skala kecil Accounting and Financial
sangat terbatas dan terjadinya Management, McGraw-Hill, Inc,
ketimpangan kesetaraan hak dan New York.
kewajiban antara pemilik proyek Rahayu Harkunti P., 2002 , Mata Kuliah
dengan jasa konstruksi (kontraktor) Aspek Hukum dan Administrasi
dalam kontrak kerja. Kontrak , ITB. Bandung

5.2 Rekomendasi Suyud Margono. ,Alternative Dispute


 Dibutuhkan suatu konsep dan Resolution and Arbitrase – Proses
prosedur yang dapat mendukung Pelembagaan dan Aspek
terwujudnya tertib penyelenggaraan Hukum”, Ghalia, Indonesia.
pekerjaan konstruksi yang menjamin
kesetaraan kedudukan antara
pengguna jasa (project owner) dan
penyedia jasa
(consultant/contractor) dalam hak
dan kewajiban, serta meningkatkan
kepatuhan pada ketentuan
peraturan yang berlaku.
 Konsep yang ditawarkan dilandasi
oleh asas kejujuran dan keadilan,
manfaat, keserasian, keseimbangan,
kemandirian, keterbukaan,
kemitraan, serta keamanan dan
keselamatan demi kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.

87

Anda mungkin juga menyukai