Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR NASIONAL 2014

6 NOVEMBER 2014

MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI


“Construction Claim Management”
PERMASALAHAN LUMP SUM
KONTRAK
DARI SISI PANDANG SEKTOR
SWASTA/PENGUNA JASA
KONSTRUKSI
PEMBAHASAN PENYEBAB KLAIM DAN
PENCEGAHAN KLAIM DALAM LUMPSUM
KONTRAK KONSTRUKSI
PENGERTIAN UMUM
KONTRAK KONSTRUKSI=
“CONSTRUCTION CONTRACT”=
“CONSTRUCTION AGREEMENT”
ADALAH SEBUAH BENTUK PERIKATAN /PERJANJIAN TERTULIS MENGENAI
KEGIATAN INDUSTRI JASA KONSTRUKSI ANTARA PENGGUNA JASA (PEMILIK
PROYEK/OWNER/PEMBERI TUGAS) DENGAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
(KONSULTAN PERENCANA, KONTRAKTOR, KONSULTAN PENGAWAS ,
KONSULTAN SPECIALIS )
M E K A N I S M E C L A I M

PERBEDAAN CLAIM
IMPLEMENTASI ATAU
KONTRAK KONTRAK
TUNTUTAN
KESEPAKATAN (PARA PIHAK) ATAU

PERMOHONAN

DIAWAL PROYEK SELAMA MASA KONSTRUKSI DAN SAAT


PROSES PENYELESAIAN PROYEK
PA N D A N G A N T E N TA N G C L A I M
YANG DIAJUKAN OLEH KONTRAKTOR
OWNER /Pemilik Kontraktor/Penyedia Jasa

Ø  Claim diajukan sering tidak memiliki „  Claim diajukan karena kurangnya data data
dasar secara kontraktual yang diberikan dalam mempersiapkan
dokumen tender.
Ø  Claim diajukan untuk menutupi
„  Claim diajukan karena pemilik/owner
kerugian yang terjadi, bukan representative/konsultan memberikan
berdasarkan hak dan kewajiban dari instruksi yang merupakan hal yang diluar
pihak kontraktor tanggung jawab kontraktor
Ø  Claim diajukan agar diharapkan ada „  Kurang pahamnya pemilik /konsultan
proses tawar menawar berkaitan dengan scope tangungjawab
kontraktor secara kontraktual
Ø  Claim yang disetujui kemungkinan
akan berimplementasi pada „  Ada perbedaan volume RAB yang
pendanaan, terutama jika nilai cukup disepakati terhadap aktual dilapangan
besar dari sisi owner yang diakibatkan perbedaan gambar dll
“LUMP SUM CONTRACT ”

„  BerdasarkanPP no 29/2000 “Tentang Penyelengaraan Jasa


Kontruksi “ pasal 26 ayat 3 sbb:
“ Kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan “ lump sum” …merupakan
konktrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu dengan Harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin
terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuh di tanggung oleh
Penyedia Jasa (KONTRAKTOR) sepanjang gambar dan spesifikasi tidak
berubah”
TIPE KONTRAK LUMPSUM LEBIH DISUKAI DARI SISI
OWNER

„  BUDGET ==è LEBIH PASTI , arti nya budget aman

„  RESIKO PELAKSANAAN ==è SEPENUHNYA DI PIHAK KONTRAKTOR

„  SCHEDULE PELAKSANAAN ==è LEBIH TERUKUR , ADA KEPASTIAN

„  MANAJEMEN PROYEK OWNER ==è TIDAK TERLALU BESAR


LUMP SUM CONTRACT
•  NO CLAIM
•  NO ADDITIONAL COST
•  ON TIME
CLAIM MASIH TERJADI !!!
q  Ditinjau dari sisi owner /Pengguna jasa konstruksi berdasarkan fakta yang
dilapangan disebabkan antara lain :
v  Terjadi perbedaan volume BoQ dari gambar design terhadap volume actual,
sehingga dijadikan claim kerja tambah oleh kontraktor , ATAU sebaliknya.
v  Faktor external akibat kebijaksanaan pemerintah seperti kenaikan BBM, upah
minimum (UMP) atau perubahan nilai mata uang Rupiah terhadap USD selama
periode kontruksi.
v  Termin pembayaran yang dianggap terlalu lambat atau bertele-tele, sehingga
menyebabkan terganggunya cash flow kontraktor.
v  Kertelambatan penyelesaian Proyek, yang umum selalu berpontesial menjadi
sumber claim dari para pihak.
v  Instruksi dari Wakil owner/Manajemen Konstruksi yang dianggap sebagai kerja
tambah, berkaitan dengan metode pelaksanaan maupun approval material .
v  Ada perbedaan pengertian lingkup kerja kontraktor berkaitan dengan kondisi
kontrak yang telah disepakati.
PENCEGAHAN UNTUK MEMINIMUMKAN CLAIM
Ø  Dokumen untuk tender harus dipelajari dengan teliti, sebaiknya ditinjau tidak saja dari segi teknis
dan adminitrasi tapi juga dari aspek legal oleh para pihak, sebelum menjadi kontrak atau di
sepakati
Ø  Sebaiknya team yang terlibat dalam suatu kontrak lumpsum, terlibat dari tahap pre- contract
sampai dengan post- contract agar terjadi kesinambungan informasi yang jika ada perbedaan
lebih mudah di selesaikan secara musyarawarah tidak sampai terjadi perselisihan yang harus
diselesai secara ligitasi.
Ø  Gunakan bahasa kontrak yang jelas yang tidak memberikan pengertian ganda , kalau perlu di
perjelas dengan bahasa yang disepakati bersama, kalau di Indonesia seharusnya yang menjadi
acuan adalah bahasa Indonesia.
Ø  Sebaiknya dokumen tender dan kontrak dipersiapkan oleh team ahli yang profesional yang memil
reputasi yang baik dan dapat membuat kontrak yang jelas antara hak dan tanggung jawab para
pihak, terutama untuk kontrak yang bersifat lumpsum.
Ø  Dalam kontrak juga harus secara tegas mengatur hal hal berkaitan dengan penyelesaian sengketa
langkah –langkah apa yang disepakati misal jika musyawarah tidak di capai dalam periode terten
maka harus diputuskan penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau pengadilan negeri.
Ø  Perlu diatur dasar hukum mengenai batasan perubahan waktu dan volume tanpa merubah jenis
kontrak lump sum .

Anda mungkin juga menyukai