M. Kudeng Sallata
M. Kudeng Sallata
E-mail: kudengs@yahoo.com
ABSTRAK
47
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
I. PENDAHULUAN
48
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode …
M. Kudeng Sallata
49
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
50
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode …
M. Kudeng Sallata
51
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
52
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode …
M. Kudeng Sallata
TEKNIK
KENDALA
KONSERVASI PERSYARATAN KEGUNAAN
PENERAPAN
AIR
Tersedia tenaga dan kecepatan aliran Menambah tenaga
biaya pembuatan permukaan agar melaju kerja/biaya
dan pemeliharaan dengan kecepatan yang
tidak merusak
Mengarahkan aliran
permukaan agar tidak
merusak bagian yang
diinginkan
Rorak, Jebakan Tersedia tenaga dan Menurunkan kecepatan Umumnya biaya
sedimen, sumur biaya pembuatan dan volume air aliran pembuatan tinggi
resapan, gully dan pemeliharaan permukaan, menekan sehingga tidak
plug, terjunan Bahan cukup laju erosi, dan terjangkau oleh
tersedia di sekitar sedimentasi petani atau
lokasi Meningkatkan simpanan memerlukan bantuan
air tanah sehingga pemerintah untuk
fluktuasi debit pembuatan
maksimum dan minimum Mengurangi luas
menurun lahan tanam
Memperpanjang musim Perlu disertai dengan
tanam karena air tanah teknik efisiensi
tersedia lebih lama penggunaan air
Mulsa vertikal Bahan mulsa cukup Memberikan kesempatan Biasanya bahan
tersedia air untuk meresap mulsa kurang
Tidak terdapat Menampung sedimen tersedia
kontradiksi Memelihara kelembaban Ada kontradiksi
kepentingan tanah secara vertikal dan kepentingan,
misalnya, horizontal misalnya antara
konservasi dan Memberikan kondisi yang aplikasi teknik
ternak baik untuk kehidupan konservasi dan
mikroorganisme tanah ternak
Embung, Tanah bagian Menampung air aliran Terjadi pengurangan
kedung, situ bawah cukup kedap permukaan sehingga luas areal tanaman
air tidak mengalir ke tempat utama sebesar 5 –
Lahan cukup yang tidak diinginkan 15%
tersedia Menyediakan kebutuhan Perlu biaya yang
Tersedia tenaga dan air untuk tanaman cukup besar untuk
biaya terutama pada musim pembuatan dan
kemarau pemeliharaan
Memperpanjang musim
tanam
Untuk budidaya
perikanan
53
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
TEKNIK
KENDALA
KONSERVASI PERSYARATAN KEGUNAAN
PENERAPAN
AIR
Gulud Tanah dengan Mengalirkan air aliran Apabila rumput
permanen air permiabilitas dan permukaan dari bidang penguat gulud belum
kapasitas infiltrasi olah ke SPA tumbuh sempurna,
tinggi Meningkatkan guludan tidak stabil
Sesuai untuk lahan kelengasan tanah pada sehingga mudah
dengan lereng 10%- bidang olah dihanyutkan oleh air
40% aliran permukaan
Diperlukan SPA saat hujan lebat
untuk mengalirkan
air permukaan ke
sungai
Pemberian Bahan mulsa cukup Memperbaiki struktur Jika bahan mulsa
mulsa tersedia di lokasi tanah tidak cukup
misalnya: legum, Meningkatkan produksi menyebabkan
sisa panen tanaman penutupannya
Menekan pertumbuhan kurang dapat
gulma merangsang
Mengurangi penguapan pertumbuhan gulma
(evaporasi) Kadang-kadang
dapat menjadi
sarang
hama/penyakit
tanaman
Petani lebih suka
melihat lahannya
bersih
Tanaman Ditanam pada bibir, Menurunkan erosi Terjadi pengurangan
Penutup tampingan sampai seperempat dari luas areal tanaman
teras,menurut strip erosi plot kontrol utama sebesar 5% -
sejajar kontour, Sumber pakan 15%
atau ditanam Memberikan proteksi Dapat menyaingi
sebagai tanaman terhadap erosi dan aliran tanaman pokok
penutup di lahan permukaan Perlu biaya
perkebunan Sumber bahan organik/ pemeliharaan
Petani beternak bahan mulsa
ruminansia
Perlu diusahakan
agar semua petani
di dalam satu desa
atau sekurang-
kurangnya dalam
satu kelompok ikut
menanam
54
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode …
M. Kudeng Sallata
TEKNIK
KENDALA
KONSERVASI PERSYARATAN KEGUNAAN
PENERAPAN
AIR
Tanaman Status pemilikan Memberi proteksi jangka Bila tiba saat
MPTS (Multi tanah tetap atau panjang penebangan
purpose tree adanya hak guna Sumber pendapatan dan tanaman kayu-
species) usaha > 10 tahun devisa kayuan maka
Daun dan ranting yang lahannya kembali
jatuh merupakan sumber terbuka
bahan organik setelah Setelah ditebang
terdekomposisi perlu biaya untuk
Sumber kayu bakar penanaman kembali
Sumber bibit
Sumber: Subagyono et al. (2004)
B. Agroforestri (Wanatani)
Agroforestri atau wanatani adalah sistem penggunaan lahan
yang mengintegrasikan tanaman pangan, pepohonan dan atau ternak
secara terus-menerus ataupun periodik yang secara sosial dan
ekologis layak dikerjakan oleh petani untuk meningkatkan
produktivitas lahan dengan tingkat masukan dan teknologi rendah
(Nair, 1989). Sistem agroforestri merupakan sistem yang telah lama
dipraktekkan oleh sebagian besar masyarakat desa di daerah hulu
DAS karena mereka telah menyadari manfaatnya, baik terhadap
produktivitas lahan maupun untuk kelestarian lingkungan (Arsyad,
2010). Menurut Santoso et al. (2004) bahwa sistem wanatani pada
dasarnya merupakan sistem usaha tani yang telah membudaya di
masyarakat desa, karena sistem tersebut membuat mereka lebih
bebas mengatur dan menanam berbagai jenis tanaman yang dapat
memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka
panjang rumah tangganya.
Berdasarkan dari penampilan sistem wanatani pada umumnya
merupakan implikasi dari beberapa faktor yaitu : 1) terdapat interaksi
kuat baik kompetitif maupun komplomenter antar komponen pohon-
pohonan dan bukan pohon; 2) terdapat perbedaan yang nyata antara
masing-masing komponen wanatani dalam dimensi fisik, umur,
tampilan fisiologi tanaman; 3) umumnya mengintegrasikan dua atau
lebih jenis tanaman (atau ternak) yang salah satunya tanaman
berkayu; 4) wanatani selalu mempunyai dua atau lebih hasil; 5) siklus
wanatani selalu lebih dari satu tahun; 6) walaupun menggunakan
teknologi sederhana, secara ekologi dan ekonomi lebih kompleks
55
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
56
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode …
M. Kudeng Sallata
57
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
58
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode …
M. Kudeng Sallata
59
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. S. (2000). Konservasi Tanah dan Air, edisi kedua, IPB Press, Bogor.
Arsyad. S. (2010). Konservasi Tanah dan Air, edisi kedua, IPB Press, Bogor.
466 hal
Asdak. C., (2014). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Edisi 4.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 630 hal.
Atmojo. S. W. (2008). Peran Agroforestri Dalam Menanggulangi Banjir Dan
Longsor DAS. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Prndidikan
Agroforestry Sebagai Strategi Menghadapi Pemanasan Global di
Fakultas Pertanian, UNS. Solo, 4 Maret 2008.
Brata. K.R dan A. Nelistya. (2008). Lubang Resapan Biopori. Kategori Buku:
Teknologi Non-Budi Daya (70 Hal). Penebar Niaga Swadaya.
ISBN.(13) 978-979-002-209-6. Depok.
Brata, R. Kamir. (2008). Lubang Resapan Biopori. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Irianto, G. (2008). Alih Fungsi Lahan: Dampaknya Terhadap Produksi Air
DAS dan Banjir. Tabloit Sinar Tani, 28.
Junaidi E dan S. D. Tarigan (2011), Pengaruh Hutan Dalam Pengaturan Tata
Air dan Proses Sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS): Studi Kasus
60
Pentingnya Aplikasi Teknik Konservasi Air dengan Metode …
M. Kudeng Sallata
61
Info Teknis EBONI
Vol. 14 No. 1, Juli 2017: 47 - 62
62