Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)/ GAGAL GINJAL

KRONIK

Oleh :

MUSDALIFAH

201710461011034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017
A. ANATOMI GINJAL

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi

darah dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan

keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga level

elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap stabil, serta

memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan

tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga

tulang tetap kuat.

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di

kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah

dibandingkan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutub atasnya

terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak

setinggi iga kesebelas.Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di

belakang peritoneum, di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar-

transversus abdominis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor. Ginjal

dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal.

Ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung, disebelah posterior

(atas) dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan di

anterior (bawah) dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ginjal kanan

dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri

dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum dan kolon.


Fungsi Ginjal

Fungsi utama ginjal terangkum dibawah ini, yang menekankan

peranannya sebagai organ pengatur dalam tubuh.

Fungsi Ekskresi

a. Mengeluarkan zat toksis/racun

b. Mengatur keseimbangan air, garam/elektrolit, asam /basa

c. Mempertahankan kadar cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion lain)

d. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein

(terutama urea, asam urat dan kreatinin)

e. Bekerja sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat

Fungsi Non Ekskresi

Mensintesis dan mengaktifkan Hormon:

a. Renin, penting dalam pengaturan tekanan darah

b. Eritropoetin, merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum

tulang

c. 1,25-dihidroksivitamin D3 : hidroksilasi akhir vitamin D3 menjadi

bentuk yang paling kuat


d. Prostaglandin : sebagian besar adalah vasodilator, bekerja secara

lokal, dan melindungi dari kerusakan iskemik ginjal

e. Degradasi hormon polipeptida

f. Insulin, glukagon, parathormon, prolaktin, hormon pertumbuhan,

ADH dan hormon gastrointestinal (gastrin, polipeptida intestinal

vasoaktif).

B. PENGERTIAN

Penyakit ginjal kronis merupakan suatu keadaaan saat ginjal

mengalami percepatan kehilangan fungsi eksresi, endokrin, dan

metabolik yang sifatnya tidak bisa dikembalikan. Gagal ginjal kronik

atau penyakit ginjal tahap akhir adalah penyimpanan progresif, fungsi

ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk

mempertahankan keseimbangan metabolik dan cairan dan elektrolit

mengalami kegagalan, yang mengakibatkan uremia. Kondisi ini

mungkin mungkin disebabkan oleh glomerulunefritis kronis:

pielonefritis, hipertensi takterkontrol, lesi herediter, seperti pada

penyakit polikistik, kelainan vaskuler, ostruksi saluran perkemihan,

penyakt ginjal sekunder akibat penyakit iskemik (diabetes), infeksi,

obat-obatan atau preparat toksik.


C. ETILOGI

Klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik antara lain:

1. Infeksi Tubulointestinal : Pielonefritis kronik atau

refluks nefropati.

2. Penyakit Peradangan : Glomerulonefritis.

3. Penyakit Vaskular Hipertensif : Nefrosklerosis benigna.

Nefrosklerosis maligna.

Stenosis Arteria Renalis.

4. Gangguan Jaringan Ikat :Lupus Aritematosus

Sistemik.

Polioarteritis Nadosa

5. Gangguan Kongenital & Herediter : Penyakit Ginjal Polikistik

Asidosis Tubulus Ginjal.

6. Penyakit Metabolik : Diabetes Melitus,

Hiperparatiroidisme

Amiloidosis.

7. Nefropati Toksik : Penyalahgunaan analgesic

Nefropati Timah.

8. Nefropati obstruksi :Traktus urinarius bagian atas

batu, neoplasma, fibrosis,

retroperitoneal

Traktus urinarius bagian

bawah : hipertrofi prostat,

striktus uretra, anomaly


congenital leher vesika

urinaria dan uretra.

D. MANIFESTASI/TANDA GEJALA KLINIS

Pasien akan menunjukkan tanda dan gejala keparahan kondisi

tergantung pada tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari

dan usia pasien.

1. Manifestasi kardiovaskular : hipertensi, gagal ginjal kongestif,

edema pulmonal, perikarditis.

2. Gejala-gejala dermatologis : gatal-gatal hebat (pruritus),

serangan uremik tidak umum karena pengobatan dini dan

agresif,

3. Gejala-gejala gastrointestinal :anoreksia, mual, muntah dan

cegukan, penurunan aliran saliva, haus, rasa kecap logam dalam

mulut, kehilangan kemamuan penghidu dan pengecap dan

parotitis atau stomatitis.

4. Erubahan neuromaskular : perubahan tingkat kesadaran, kacau

mental, ketidakmampuan berkosentrasi, kedutan otot dan

kejang.

5. Perubahan hematologis : kecenderungan pendarahan.

6. Keletihan dan letargik, sakit kepala, kelemahan umum.


7. Pasien secara bertahap akan lebih mengantuk, karakter

pernapasan menjadi kussmaul dan terjadi koma dalam, sering

dengan konvulsi (kedutan mioklonik) atau kedutan otot.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboraturium

 Laboraturium Darah :

BUN, Kreatinin, Elektrolit, (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb,

trombosit, Ht, leukosit), Protein antibody (kehilangan protein dan

imunoglobulin)

 Pemeriksaan Urine :

Warna, PH, BJ, Kekeruhan, Volume, Glukosa, Protein, Sedimen,

SDM, Keton, SDP, TKK/CCT.

2. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda perikarditis,

aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

3. Pemeriksaan USG

Menilai berat dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan

parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal,

kandung kemih, serta prostat.

4. Pemeriksan Radiologi

Renogram, Intravenosus, Pyelography, Retrograde Pyelography,

Renal Arteriografi, dan Venografi, CT scan, MRI, Renal Biopsi,


Pemeriksaan Rontgen Dada, Pemeriksaan Rotgen Tulang, Foto Polos

Abdomen.

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi :

1. Retriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.

2. Obat-obatan : Diuretik untuk meningkatkan urinasi

Alumunium hidroksida untuk terapi hiperfostamia

Anti hipertensi untuk terapi hipertensi

Serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi

RBC seperti

Apoetin Alfa bila terjadi anemia

3. Dialisis (hemodialisa)

4. Transpolantasi ginjal

G. KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :

1. Hiperkalemia (suatu keadaan dimana jumlah kalium yang terdapat

di dalam darah berada pada kadar yang lebih tinggi dari 5 mEq/L darah)

2. Perikarditis (iritasi dan peradangan pada membran tipis berbentuk

kantong yang melapisi jantung (perikardium))

3. Hipertensi

4. Anemia (berkurangnya jumlah sel darah merah atau kandungan

hemoglobin di dalam darah. Hemoglobin (hb)


5. Penyakit Tulang

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluran urin, diet

berlebihan dan retensi cairan serta natrium.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

anoreksia, mual, muntah , pembatasan diet dan perubahan

membrane mukosa mulut.

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

4. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah.

5. Gangguan pertukaran gas.

6. Nyeri.

7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan regimen pengobatan.


I. PATOFISIOLOGI
J. PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing.

Baradero, M. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal. Jakarta :

EGC.

Brunner & Suddarth Edisi 8Vol.1. 2008. Buku Ajar Keperatan Medikal Bedah.

Jakarta : EGC.

Ramayulis, Rita. 2016. Diet untuk Penakit Komplikasi. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai