Oleh :
I MADE LASIA
NIM. P07120017250
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
I MADE LASIA
NIM. P07120017250
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
KARYA TULIS ILMIAH DENGAN JUDUL :
TIM PENGUJI :
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : P07120017250
Jurusan : Keperawatan
Meterai
60000
I Made Lasia
NIM P07120017250
v
ABSTRACT
vi
ABSTRAK
vii
RINGKASAN PENELITIAN
viii
Angka kejadian DBD dari tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari data yang dirilis WHO tahun 2009 dimana angka kejadian DBD
pada era tahun 1990-1999 sebanyak 479.848, meningkat menjadi 925.896 orang
pada era tahun 2000-2007 dan terjangkit lebih dari 60 negara didunia. Sementara
itu insiden rate (IR) per 100 000 pendudk di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak
50,75, meningkat menjadi 78,85 pada tahun 2016. IR DBD di Provinsi Bali kalau
dilihat dalam dua tahun terakhir cenderung meningkat yaitu 259,1 pada tahun
2015 meningkat menjadi 483,0 pada tahun 2016. Angka ini membuat Propinsi
Bali menjadi peringkat pertama se-Indonesia. IR DBD di Kota Denpasar pada
tahun 2015 sebanyak 178,7 meningkat menjadi 317,7 pada tahun 2016. Jumlah
kasus DBD di Rumah Sakit Puri Raharja tahun 2015 sebanyak 9 kasus,
meningkat menjadi 24 kasus pada tahun 2016.( World Health Organization 2009;
Kemenkes, 2016; Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2016; Profil Kesehatan
Denpasar, 2016;)
Angka kematian (CFR) akibat DBD juga semakin meningkat. Tahun 2015
di Indonesia terjadi 0,83% menjadi 0,78% ditahun 2016. Meskipun secara
presentase terlihat menurun, tetapi secara angka terlihat terjadi peningkatan yang
bermakna. Hal ini terjadi karena IR tahun 2016 jauh diatas IR tahun 2015,
sehingga membuat faktor pembagi jumlah kematian menjadi tinggi. CFR di
Propinsi Bali, secara prosentase terlihat sama yaitu 0,3% pada tahun 2015 dan
2016, tetapi kalau dilihat dalam angka, jumlah kematian semakin meningkat. Di
Kota Denpasar, CFR tahun 2016 mencapai 0,6%. Meski angka CFR masih
dibawah angka Nasional yaitu 1%, tetapi jumlah kematian akibat DBD tidak bisa
diabaikan begitu saja.(Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2016; Kemenkes 2016;
Profil Kesehatan Denpasar 2016)
Jumlah kabupaten / kota yang terjangkit penyakit DBD juga meningkat
dari 86,77% pada tahun 2015 menjadi 90,07% ditahun 2016. Angka ini
menggambarkan bahwa penyebaran penyakit DBD di Indonesia sudah sangat
meluas. Maka dari itu, perhatian dan partisipasi dari semua komponen yang
terkait harus ditingkatkan. (Kemenkes 2016).
Dari data jumlah klien rawat inap di rumah sakit di Propinsi Bali pada
tahun 2016, penyakit DBD berada diperingkat pertama. Keadaan ini membuat
ix
biaya/coast yang harus dikeluarkan sangat tinggi. Kejadian ini semestinya bisa
dicegah dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara
berkesinambungan agar kejadian DBD tidak lagi menduduki peringkat
pertama.(Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2016)
Semua penderita DBD mengalami demam (Kularatne et al. 2015). Derajat
peningkatan suhu tubuh masing-masing penderita bervariasi tergantung dari daya
tahan tubuhnya. Suhu tertinggi bisa mencapai lebih dari 40 oC dan biasanya
berlangsung 2-7 hari dengan diserta kulit kemerahan, takikardi, takipnea, dan
kulit terasa hangat.(World Health Organization 2009)(Chatterjee et al. 2017) (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI 2016)(Lcs et al. 2014)
Keseimbangan suhu tubuh (termoregulasi) bagian dari kebutuhan
fisiologis manusia yang paling mendasar, maka kejadian hipertermi harus segera
diatasi. Hipertermi juga bisa menyebabkan dehidrasi karena banyaknya
pengeluaran cairan yang terjadi akibat penguapan. Lebih lanjut apabila dehidrasi
tidak segera ditangani bisa berdampak syok yang akhirnya dapat berakibat fatal
yaitu kematian.(World Health Organization 2009)
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik menyusun karya
tulis ilmiah dengan judul “Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan
Hipertermi Pada Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Interne RSU Puri
Raharja”.
hipertermi didapat pada Klien satu suhu tubuh 38,50C, dan pada Klien dua
x
suhu tubuh 38,50C. Diagnosa keperawatan yang diangkat pada klien satu dan
dua adalah hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam secara komprehensif
diharapkan suhu tubuh klien dalam rentang normal dengan kriteria hasil : klien
merasa nyaman, klien tidak menggigil, vital sign dalam batas normal.
Intervensi keperawatan : monitor vital sign, perhatikan pola nafas, derajat
suhu tubuh, dan adanya tanda – tanda menggigil atau kejang, seka hangat,
batasi penggunaan linen/selimut sesuai indikasi, anjurkan klien untuk minum
sesuai kebutuhan atau ± 2 liter/24 jam., berikan obat antipiretik sesuai
instruksi dokter. Implementasi dilakukan selama 1x24 jam sesuai dengan
intervensi keperawatan menggunakan manajemen pengaturan suhu tubuh
dengan metode SOAP sebagai evaluasi formatif. Evaluasi dilakukan
menggunakan metode SOAP. Pada klien satu didapatkan S: klien mengatakan
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III
Poltekes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
xii
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
xiv
BAB V HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ............................................. 27
A. Hasil Studi Kasus ......................................................................................... 27
B. Pembahasan ................................................................................................. 34
C. Keterbatasan............................................................................................... 39
BAB VI PENUTUP..................................................................................................... 40
A. Kesimpulan ............................................................................................. 40
B. Saran............................................................................................................ 42
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 43
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat menjadi 70,18 tahun pada tahun 2016. Angka harapan hidup (AHH) di
Propinsi Bali juga mengalami peningkatan dari 71,35 tahun pada tahun 2015
menjadi 71,41 tahun pada tahun 2016. Sedangkan angka harapan hidup di Kota
Denpasar pada tahun 2016 mencapai 74,04 tahun. Semakin meningkatnya umur
Dengue (DBD). DBD ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
populasi yang variatif. Semakin tinggi populasi nyamuk, maka resiko penularan
DBD akan semakin meningkat. Serangan DBD sering terjadi pada daerah yang
padat penduduk dan kumuh (slum area) (Suyasa, Putra, and Aryanta 2007)
adalah angka bebas jentik (ABJ). Semakin rendah ABJ, maka resiko penularan
Indonesia masih sangat rendah yaitu 54,2% pada tahun 2015 dan 67,6% pada
tahun 2016. Hal ini berkorelasi terhadap tingginya kejadian DBD di Indonesia.
(Kemenkes 2016)
1
KLB sering terjadi pada saat perubahan musim dari kemarau kehujan atau
sebaliknya. KLB DBD dapat terjadi didaerah yang sistem drainasenya tidak baik.
Angka kejadian DBD dari tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari data yang dirilis WHO tahun 2009 dimana angka kejadian DBD
pada era tahun 1990-1999 sebanyak 479.848, meningkat menjadi 925.896 orang
pada era tahun 2000-2007 dan terjangkit lebih dari 60 negara didunia. Sementara
itu insiden rate (IR) per 100 000 pendudk di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak
50,75, meningkat menjadi 78,85 pada tahun 2016. IR DBD di Provinsi Bali kalau
dilihat dalam dua tahun terakhir cenderung meningkat yaitu 259,1 pada tahun
2015 meningkat menjadi 483,0 pada tahun 2016. Angka ini membuat Propinsi
tahun 2015 sebanyak 178,7 meningkat menjadi 317,7 pada tahun 2016. Jumlah
kasus DBD di Rumah Sakit Puri Raharja tahun 2015 sebanyak 9 kasus,
meningkat menjadi 24 kasus pada tahun 2016.( World Health Organization 2009;
Denpasar, 2016;)
Angka kematian (CFR) akibat DBD juga semakin meningkat. Tahun 2015
presentase terlihat menurun, tetapi secara angka terlihat terjadi peningkatan yang
bermakna. Hal ini terjadi karena IR tahun 2016 jauh diatas IR tahun 2015,
Propinsi Bali, secara prosentase terlihat sama yaitu 0,3% pada tahun 2015 dan
2
2016, tetapi kalau dilihat dalam angka, jumlah kematian semakin meningkat. Di
Kota Denpasar, CFR tahun 2016 mencapai 0,6%. Meski angka CFR masih
dibawah angka Nasional yaitu 1%, tetapi jumlah kematian akibat DBD tidak bisa
dari 86,77% pada tahun 2015 menjadi 90,07% ditahun 2016. Angka ini
meluas. Maka dari itu, perhatian dan partisipasi dari semua komponen yang
Dari data jumlah klien rawat inap di rumah sakit di Propinsi Bali pada
tahun 2016, penyakit DBD berada diperingkat pertama. Keadaan ini membuat
biaya/coast yang harus dikeluarkan sangat tinggi. Kejadian ini semestinya bisa
tahan tubuhnya. Suhu tertinggi bisa mencapai lebih dari 40oC dan biasanya
berlangsung 2-7 hari dengan diserta kulit kemerahan, takikardi, takipnea, dan
fisiologis manusia yang paling mendasar, maka kejadian hipertermi harus segera
3
diatasi. Hipertermi juga bisa menyebabkan dehidrasi karena banyaknya
pengeluaran cairan yang terjadi akibat penguapan. Lebih lanjut apabila dehidrasi
tidak segera ditangani bisa berdampak syok yang akhirnya dapat berakibat fatal
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada DBD di Ruang Interne RSU Puri Raharja Denpasar tahun 2018.
tahun 2018.
pada DBD di Ruang Interne RSU Puri Raharja Denpasar tahun 2018
4
hipertermi pada DBD di Ruang Interne RSU Puri Raharja Denpasar
tahun 2018.
D. Manfaat Penulisan
3. Bagi penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari dari golongan flavovirus (family flavividae). Serotype virus ini terdiri dari 4
jenis yaitu den 1, den 2, den 3 dan den 4. Serangan den 3 biasanya menimbulkan
dampak yang parah. DBD ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan nyamuk
aedes albopiktus yang sudah mengandung virus dengue. Pada saat menghisap
darah pada tubuh manusia, nyamuk akan menyemprotkkan zat protrombin untuk
mencegah pembekuan darah. Pada saat bersamaan, virus dengue juga akan
disemprotkan kedalam aliran darah orang yang digigit tersebut. Virus dengue
menyerang sel darah putih terutama neutrophil dan monosit. Akibat adanya
pirogen eksogen dari virus dengue, maka tubuh akan merespon dengan
spesifik yang dilepaskan sebagai respon terhadap pirogen eksogen. Sitokin adalah
protein kecil (BM 10-20.000 D) yang meregulasi proses imun, inflamasi dan
6
meluas ke sekeliling pusat termoregulasi hipotalamus. (Chuansumrit and
Chaiyaratana 2014)
ke level demam. Sitokin pirogenik seperti IL-1, IL-6 dan TNF dilepaskan dari sel
jaringan perifer. PGE2 diperifer dapat berkomunikasi dengan otak secara tidak
diantaranya dengan menstimulasi serabut saraf otonom dan melalui rute vagal
myalgia non spesifik dan artralgia yang sering menyertai demam. Lebih lanjut,
pada sel endotel. Aktivasi monosit dan sel T yang terinfeksi, sistem pelengkap dan
produksi mediator, monokinin, sitokin dan reseptor terlarut juga dapat dilibatkan
inflamasi, sitokin dan kemokin terjadi selama demam berdarah berat, mungkin
7
didorong oleh viral load awal yang tinggi, dan menyebabkan disfungsi sel endotel
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2016), hipertermi adalah suatu
rentang normal tubuh. Rentang normal suhu tubuh manusia adalah 37℃
(peroral) atau 38,8℃ (perrektal). Ini dapat terjadi karena adanyan proses
2. Penyebab hipertermi pada DBD adalah akibat adanya proses infeksi virus
3. Kondisi klinis terkait yaitu proses infeksi dan dehidrasi(Tim Pokja SDKI
hipotalamus yang menerima input dari dua set termoreseptor yaitu reseptor
8
temperatur tubuh. Pada suhu lingkungan yang selalu bervariasi, suhu tubuh
secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit yaitu berfluktuasi 0,5°
C dibawah normal pada pagi hari dan 0,5 ° C diatas normal pada malam hari.
(Maling 2013)
mengeluarkan panas. Bila suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh
2012)
(monosit dan neutrofil) oleh pirogen eksogen virus dengue. Sel-sel darah
putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen
9
endogen. Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang
suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini
tubuh yang signifikan. Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan,
fase demam, dan fase kemerahan. Fase pertama yaitu fase kedinginan
kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase
suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan
10
dan laju metabolisme. Untuk setiap peningkatan satu derajat diatas 37 oC
a. Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal yaitu diatas 37,50C pada
Menurut Susanti, 2012 fase hipertermi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
11
b. Fase II : Proses Demam
Pada tahap ini proses menggigil lenyap, kulit terasa hangat atau panas,
ringan sampai berat, mengantuk, delirium atau kejang akibat iritasi sel
Pada fase ini kulit tampak merah dan hangat, berkeringat, menggigil
a. Secara Fisik
b. Obat-obatan antipiretik
12
membagi pengeluaran panas. Pemberian antipiretik jika suhu (axila)
1. Pengkajian
a. Data dasar
b. Data fokus
c. Data klientif
klien
d. Data obyektif
13
Data yang diperoleh secara langsung melalui observasi dan
pemeriksaan.
yaitu data yang diperoleh dari klien sebagai sumber data, sumber data
sekunder yaitu data yang diperoleh selain dari klien seperti orang tua,
suami, istri, anak. Selain kedua sumber data tadi, kita juga bisa
memperoleh data dari sumber data lainnya seperti catatan medis klien,
(Pertami 2015)
atau jika itu resiko atau kekuatan. Hal-hal yang tidak dianggap normal,
2015)
14
Tabel 1
Analisa Data
2. Diagnosa Keperawatan
diagnose aktual dan resiko, sedangkan diagnose positif terdiri dari promosi
15
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien DBD yaitu
3. Rencana Keperawatan
dan efisien. Adapun kegiatan yang dilakukan pada perencanaan antara lain
4. Tindakan Keperawatan
16
Tindakan keperawatan mencakup tindakan independent (mandiri), dan
kolaborasi;
5. Evaluasi
keperawatan.
17
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat,
atau dihentikan.
terjadi.
perawat.
18
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah absraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel
yang diteliti maupun tidak). Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan
visualisasi hubungan atau kaitan antara yang lainya, atau variabel-variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. (Nursalam 2008)
Berdasarkan tujuan studi kasus, maka kerangka konsep studi kasus yang
dengue di Ruang Interne Rumah Sakit Puri Raharja adalah sebagai berikut :
Proses Infeksi:
Hipertermi pada DBD
- Virus menyerang
sel darah putih - Suhu tubuh diatas
- Tubuh nilai normal
mengeluarkan - Taki kardia Dehidrasi
pirogen endogen - takipnoe
- Merangsang
- kulit kemerahan
hipotalamus
- kulit terasa hangat
- Set poin dinaikkan
Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Diagnose
- Perencanaan
- Implementasi
- Evaluasi
19
Ket :
= Diteliti
= Tidak diteliti
= Alur
Gambar 1 Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada
Klien Dengue Hemoragic fever Di Ruang Interne Rumah Sakit Puri
Raharja
B. Pathway
Infeksi
Prostaglandin
C. Definisi Operasional
yang didefinisikan
20
DBD di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dilaksanakan
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Metode pendekatan yang
Klien studi kasus dalam studi kasus ini adalah dua orang klien
1. Kriteria inklusi
suatu populasi target dan terjangkau yang akan di teliti. Kriteria inklusi
penelitian. Dalam studi kasus ini yang termasuk dalam kriteria inklusi
22
a. Demam pada hari ke 4 atau lebih
2. Kriteria Eksklusi
tidak memenuhi criteria inklusi atau tidak layak menjadi sampel. Dalam
studi kasus ini yang termasuk kedalam criteria eksklusi adalah sebagai
berikut :
D. Fokus Studi
Fokus studi pada studi kasus ini untuk mengetahui gambaran asuhan
1. Jenis data
Gejala dan tanda mayor pada kasus hipertermi yaitu suhu tubuh
dalam studi kasus ini adalah data primer yang diperoleh dari catatan
keperawatan, serta rekam medis klien. Data yang diperlukan berupa data
keperawatan
23
2. Cara pengumpulan data
1. Mereduksi data
24
2. Penyajian data
perawat dan dokter. Data kemudian dibandingkan lagi dengan hasil studi
evaluasi.
persetujuan tersebut.
25
2. Anonimity (tanpa nama) dimana nantinya peneliti tidak
26
BAB V
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Hasil studi kasus menguraikan hasil yang diperoleh pada dua dokumen
klien sesuai dengan fokus studi kasus yaitu Gambaran Asuhan Keperawatan
Hipertermi Pada Demam Berdarah Dengue (DBD). Studi kasus dilaksanakan pada
tanggal 4 sampai dengan 10 April 2018 Di Ruang Interne RSU Puri Raharja. Data
1. Pengkajian keperawatan
swasta, dan beralamat di Jl. Kecubung Denpasar. Klien dirawat di Ruang 302
dengan keluhan demam sejak empat hari yang lalu disertai pusing, mual dan
27
beralamat di Jl. Durian Denpasar. Klien dirawat di Ruang 305 RSU Puri
Raharja dengan keluhan demam sejak empat hari yang lalu disertai mual,
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 38,50C,
didiagnosa DHF gr I.
RSU Puri Raharja, didapatkan data seperti yang tertuang dalam tabel 2 sebagai
berikut :
Tabel 2
Pengkajian pada Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada Klien Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Interne RSU Puri Raharja tahun 2018
Klien 1 Klien 2
DS : DS :
Klien mengatakan badan panas Klien mengatakan badan panas
meriang, menggigil meriang, menggigil
DO : DO :
Suhu : 38,5 0 C Suhu : 38,5 0 C
Nadi : 100 x/mnt Nadi : 100 x/mnt
RR : 22 x/mnt RR : 22 x/mnt
Kulit kemerahan Kulit kemerahan
Teraba hangat Teraba hangat
Berdasarkan tabel 2 dapat dinyatakan bahwa data klien satu dan klien dua
adalah sama.
28
2. Diagnose keperawatan
Hasil pengamatan pada dokumen klien satu dan klien dua dengan diagnose
medis DBD, ditegakkan diagnose keperawatan yang sama yaitu Peningkatan suhu
dibawah ini :
Tabel 3
Diagnose pada Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada Klien Demam Berdarah
Dengue (DBD) Di Ruang Interne RSU Puri Raharja tahun 2018
Klien 1 Klien 2
DS : DS :
Klien mengatakan badan panas Klien mengatakan badan panas
Meriang, menggigil, demam Meriang, menggigil, demam
DO : DO :
Suhu : 38,5 0 C Suhu : 38,5 0 C
Nadi : 100 x/mnt Nadi : 100 x/mnt
RR : 22 x/mnt RR : 22 x/mnt
Kulit kemerahan Kulit kemerahan
Teraba hangat Teraba hangat
Berdasarkan tabel 3 dapat dinyatakan bahwa data klien satu dan klien dua adalah
sama.
29
3. Intervensi keperawatan
demam berdarah dengue pada klien satu dan klien dua diambil dari rencana
keperawatan (lampiran 5 dan 9). Terdiri dari tujuan, kriteria hasil dan rencana
Tabel 4
Rencana Keperawatan pada Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada Klien Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Interne RSU Puri Raharja tahun 2018
30
1 2 3
Beri klien pakaian yang tipis Beri klien pakaian yang tipis
dan menyerap keringat dan menyerap keringat
Anjurkan klien minum air Anjurkan klien minum air
putih (jangan air es) putih (jangan air es)
±2.000 cc/24 jam ±2.000 cc/24 jam
Libatkan klien, klg/orang tua Libatkan klien, klg/orang tua
klien dalam pengambilan klien dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut keputusan yang menyangkut
aktifitas perawatan aktifitas perawatan
Kolaborasi : Kolaborasi :
Pemberian antipiretik : Pemberian antipiretik :
. Sumagesik 3x500m . Sumagesik 3x500mg
Berdasarkan tabel 4 dapat dinyatakan bahwa data klien satu dan klien dua adalah
sama.
4. Implementasi keperawatan
demam berdarah dengue pada klien satu dan klien dua diambil dari dokumen
implementasi (lampiran 6 dan 10) dan disajikan dalam tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5
Implementasi Keperawatan
Klien 1 Klien 2
a. Memonitor suhu tubuh klien tiap 2 a. Memonitor suhu tubuh klien tiap 2
jam jam
31
c. Memonitor tekanan darah, denyut c. Memonitor tekanan darah, denyut
e. Memberi seka air hangat (bukan e. Memberi seka air hangat (bukan
alcohol) alcohol)
f. Memberi klien pakaian yang tipis f. Memberi klien pakaian yang tipis
(jangan air es) ±2000 cc/24 jam (jangan air es) ±2000 cc/24 jam
Implementasi keperawatan yang dilaksanakan pada klien satu dan klien dua sesuai
keperawatan terhadap klien satu dan klien dua sudah lengkap. Dalam
nursing treatment, pemberian edukasi kepada klien dan keluarga, dan pelaksanaan
32
5. Evaluasi keperawatan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam sesuai dengan tujuan
yang telah diberikan untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan yang
sudah diberikan. Evaluasi keperawatan pada klien satu dan klien dua
keperawatan (lampiran 7 dan 11) dan disajikan dalam tabel 6 dibawah ini
Tabel 6
Evaluasi Keperawatan pada Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada Klien Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Interne RSU Puri Raharja tahun 2018
Evaluasi Keperawatan
Klien 1 Klien 2
S: klien mengatakan sudah tidak demam S: klien mengatakan sudah tidak demam
O: S= 36,5◦C O: S= 36,8◦C
Nadi= 80x/mnt Nadi= 80x/mnt
Respirasi 20x/mnt Respirasi 20 x/mnt
Klien tidak menggigil, Klien tidak menggigil,
kulit teraba tidak hangat, kulit teraba tidak hangat
tidak kemerahan tidak kemerahan
A: Masalah teratasi A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi klien P: Pertahankan kondisi klien
Data yang sama : Data subyektif pada klien satu dan klien dua mengatakan
sudah tidak demam, data obyektif pada klien satu dan klien dua denyut nadi
80x/mnt, respirasi 20x/mnt, tidak menggigil, kulit teraba tidak hangat, tidak
kemerahan
33
Data yang berbeda : Suhu tubuh klien satu saat dilakukan evaluasi 36,5◦C, dan
suhu tubuh klien dua 36,8◦C, namun keduanya masih dalam rentang normal
B. Pembahasan
hasil studi kasus dan teori yang dijadikan acuan oleh peneliti, serta argumentasi
peneliti itu sendiri terhadap dua asuhan keperawatan yang diteliti berdasarkan
1. Pengkajian
Hasil pengkajian ditemukan gejala mayor pada klien satu dan klien dua
adalah suhu tubuh diatas nilai normal yaitu 38,5C. Gejala tanda minor yang
menggunakan format yang sama yaitu berupa check list, perawat memberi
tanda “√” pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengkajian. Data
sbyektif yang ditemukan pada klien satu dan klien dua adalah klien mengatakan
badan panas, meriang, menggigil. Data obyektif yang ditemukan pada klien satu
dan klien dua sama yaitu : Suhu : 38,5 0 C, nadi : 100 x/mnt, RR : 22 x/mnt, kulit
Tidak ditemukan perbedaan data subyektif maupun obyektif pada kedua klien
34
hasil studi kasus dan teori yang dijadikan acuan oleh peneliti. Data minor
yang tidak muncul pada klien satu dan dua sesuai dengan SDKI 2016, yaitu
ada atau tidaknya klien mengalami kejang. Perbedaan data hasil studi kasus ini
terjadi karena beberapa hal yaitu saat pengkajian terhadap klien satu dan klien dua
et al. 2015) menyatakan bahwa tidak ada kejadian kejang yang ditemukan pada
klien DBD yang mengalami hipertermi. Menurut argumentasi peneliti, kejang tidak
terjadi oleh karena suhu tubuh klien hanya 38,50C, sehingga tidak menimbulkan
2. Diagnosa keperawatan
Hasil pengkajian studi kasus pada klien satu dan klien dua ditegakkan
keperawatan yang ditegakkan oleh perawat pada dokumen klien satu dan dua.
dan dua, format penulisan diagnosa keperawatan sudah sesuai acuan teori
35
3. Rencana keperawatan
masalah dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien. Adapun kegiatan yang
tujuan dan kriteria hasil, harus berpedoman pada nursing outcome classification
suhu tubuh klien dalam rentang normal, nadi dan respirasi dalam rentang
normal, tidak ada perubahan warna kulit dan kulit tidak teraba hangat.
minimal tiap 2 jam, monitor warna kulit, monitor tekanan darah, nadi, dan
respirasi, tingkatkan intake cairan dan nutrisi, pakai pakaian yang tipis,
klien. Dari diagnose keperawatan yang ditegakkan pada klien satu dan klien
dua, di tetapkan tujuan yang sama terhadap klien satu dan klien dua yaitu
36
peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) dapat teratasi setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x24 jam. Kriteria hasil yang diharapkan pada
klien satu dan klien dua setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24
adalah suhu tubuh 36-37C, Denyut nadi 80-100x/mnt, Respirasi rate 14-
Rencana tindakan yang diberikan pada klien satu dan klien dua adalah
monitor temperature tubuh klien tiap 2 jam, perhatikan pola nafas, derajat
suhu tubuh, adanya menggigil, monitor tekanan darah, denyut nadi, respirasi,
batasi penggunaan linen atau selimut sesuai indikasi, beri seka air hangat
seluruh tubuh jangan gunakan alkohol, beri klien pakaian yang tipis dan
menyerap keringat, anjurkan klien minum air putih jangan air es ±2000 cc/24
mg
keperawatan dengan intervensi keperawatan pada klien satu dan klien dua
yaitu pada intervensi klien satu dan klien dua ,tidak terdapat intervensi
terjadi karena pada intervensi studi kasus klien 1 dan klien 2 menggunakan
format rencana keperawatan yang sudah ada berupa check list, perawat hanya
memberi tanda “√” pada setiap intervensi , tetapi perawat sudah memonitor
WBC, HB, HCT serta monitor intake dan out put yang tercatat pada format
37
sudah melaksanakannya secara tidak langsung namun tidak
4. Implementasi keperawatan
telah direncanakan dalam rencana keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus
tentang hak-hak dari klien serta dalam memahami tingkat perkembngan klien.
(Pertami 2015)
klien satu dan klien dua sama sesuai dengan intervensi terdiri dari tindakan
keperawatan berupa check list dan perawat memberi tanda “√” pada kolom
yang tersedia.
dengan implementasi yang diamati pada dokumen klien satu dan klien dua
yaitu tidak dilakukan implementasi untuk memonitor WBC, HB, HCT dan
monitor intake dan output. Kesenjangan ini terjadi karena dalam intervensi
pada klien satu dan klien dua tidak tercatat dalam check list yang dipakai
WBC, HB, HCT, memonitor intake dan output sudah dilaksanakan setiap
38
hari dan di dokumentasikan pada dokumen yang berbeda. Tindakan
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi pada klien satu dan klien dua berdasarkan hasil pengamatan
penulis pada dokumen evaluasi, tidak terdapat perbedaan, dan sudah sesuai
C. Keterbatasan
1. Keterbatasan :
2. Hambatan :
39
Dalam pengurusan surat ijin ada yang melalui sistem online dan
40
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah ditulis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa
DBD di Ruang Interne RSU Puri Raharja tahun 2018, yang bertujuan untuk
1. Pengkajian
Data klien satu dan dua didapatkan data klientif dan data obyektif. Data
klientif klien satu dan dua yaitu klien mengatakan badannya panas. Data
obyektif klien satu yaitu kulit kemerahan, kulit teraba hangat, nadi 100
obyektif klien dua yaitu kulit kemerahan, kulit teraba hangat, suhu
38,50C, nadi 100 x/menit, dan respirasi 22 x/menit. Data yang belum
2. Diagnosa keperawatan
satu dan dua, diagnosa yang ditegakkan perawat pada kedua klien adalah
40
hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
3. Intervensi keperawatan
tubuh, dan adanya tanda – tanda menggigil atau kejang, monitor tekanan
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
hasil suhu tubuh klien satu 36,50C dan klien dua 36,80C. Berdasarkan
keperawatan selama 1x24 jam masalah hipertermi pada klien DBD dapat
teratasi.
41
B. Saran
ilmu keperawatan.
data.
42
Daftar Pustaka
Chatterjee, Shiv Sekhar Et Al. 2017. “Dengue Fever In A South Asian Metropolis:
A Report On 219 Cases.” Iranian Journal Of Microbiology 9(3): 174–85.
Chuansumrit, Ampaiwan, And Wathanee Chaiyaratana. 2014. “Hemostatic
Derangement In Dengue Hemorrhagic Fever.” Thrombosis Research
133(1): 10–16. Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Thromres.2013.09.028.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2016. “Profil Kesehatan Provinsi Bali.” : 282.
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Profil/Profil_Kes_Provins
i_2012/17_Profil_Kes.Prov.Bali_2012.Pdf.
Hasep Saepul Hamdi. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan. I. Ed. Anas Aswar. Jogjakarta: Deepublish.
Kemenkes. 2016. Profil Kesehatan Indonesia.
Kemenkes, Sub Direktorat Surveilans Dan Respon Klb. 2013. Buku Pedoman
Epidemiologi Penyakit.
Kularatne, Senanayake A.M. Et Al. 2015. “Trends Of Fluid Requirement In
Dengue Fever And Dengue Haemorrhagic Fever: A Single Centre
Experience In Sri Lanka.” Bmc Research Notes 8(1): 4–9.
Lcs, Lum Et Al. 2014. “Managing Dengue Fever In Primary Care : A Practical
Approach Authors :” 9(2): 2–10.
Maling, Bartolomeus. 2013. “Pengaruh Kompres Tepid Sponge Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Umur 1-10 Tahun Dengan Hipertermia
( Studi Kasus Di Rsud Tugurejo Semarang ).” Jurnal Keperawatan 1(1).
Http://112.78.40.115/E-
Journal/Index.Php/Ilmukeperawatan/Article/Viewfile/85/112.
Nanda Nic-Noc. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose
Medis Dan Nanda. Revisi Jil. Ed. Amin Huda Nurarif. Jogjakarta:
Mediaction Jogja.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. 2nd Ed. Jakarta: Salemba.
Pertami, Budiono & Sumirah Budi. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. I. Ed.
Parman Suryani. Jakarta: Bumi Medika.
Profil Kesehatan Denpasar, Kota Denpasar. 2016. “Oleh Dinas Kesehatan Kota
Denpasar Tahun 2017.”
Http://Denpasarkota.Go.Id/Assets_Subdomain/Ckimages/Files/Profil Dikes
2016.Pdf.
Susanti, Nurlaili. 2012. “Efektifitas Kompres Dingin Dan Hangat Pada
Penataleksanaan Demam.” Sainstis 0(0): 55–64. Http://Ejournal.Uin-
Malang.Ac.Id/Index.Php/Sainstis/Article/View/1866.
Suyasa, I Gede, N Adi Putra, And I W Redi Aryanta. 2007. “Hubungan Faktor
Lingkungan Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Vektor Demam
Berdarah Dengue (Dbd) Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.”
43
Ecotrophic 3(1): 1–6.
Tim Pokja SDKI Dpp Ppni. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 1st
Ed. Jakarta: DPP PPNI.
World Health Organization. 2009. “Dengue: Guidelines For Diagnosis,
Treatment, Prevention, And Control.” Special Programme For Research
And Training In Tropical Diseases: X, 147.
Http://Whqlibdoc.Who.Int/Publications/2009/9789241547871_Eng.Pdf.
44
Lampiran 1. Perencanaan Keperawatan pada Klien Hipertermi Pada DBD di
Ruang Interne RSU Puri Raharja
45
diketahui
perkembangan
suhu tubuh klien
5. Dengan
5. Monitor memonitor
penurunan penurunan
tingkat tingkat
kesadaran kesadaran akan
diketahui sedini
mungkin adanya
perubahan
tingkat
kesadaran se
6. Dengan
6. Monitor memonitor
WBC, HB, WBC, HB. HCT
HCT akan diketahui
tanda-tanda
infeksi dan
tanda-tanda
terjadi
perdarahan
7. Dengan
7. Monitor memonitor
intake dan intake dan
output output akan
diketahui
keseimbangan
cairan tubuh
klien
8. Antipiretik
8. Berikan dapat
46
antipiretik menurunkan
panas pada
pusat
hipotalamus
9. Dengan
9. Lakukan pemberian tapid
tapid sponge sponge akan
menyebabkan
vasodilatasi
pembuluh darah
perifer diseluruh
tubuh, sehingga
evaporasi panas
dari kulit
kelingkungan
sekitar akan
lebih cepat
10. Dengan
10. Berikan pemberian
cairan cairan intravena
intravena akan dapat
mencegah dan
mgatasi
kehilangan
cairan tubuh
yang berlebihan
akibat dari
adanya
kebocoran
plasma
11. Klien hipertermi
11. Tingkatkan mengalami
47
sirkulasi peningkatan laju
udara metabolisme
dan peningkatan
kebutuhan
oksigen.
48
pengaturan semaksimal
suhu dan mungkin dan
kemungkinan mencegah
efek negatif kemungkinan efek
dari negative dari
kedinginan kedinginan
5.Pemberian obat
antipiretik sesuai
5. Berikan obat dengan kebutuhan
antipiretik akan
sesuai dengan memaksimalkan
kebutuhan kerja obat dalam
menurunkan
panas
6.Pakaian yang
tipis
6. Lepaskan mempermudah
pakaian yang penguapan
berlebihan dan panas dan
tutupi klien meningkatkan
dengan hanya sirkulasi udara
selembar
pakaian
Vital Sign 1.Vital sign
Monitoring : merupakan
1. Monitor acuan penilaian
TD, Nadi, keadaan umum
Suhu dan klien
RR 2.Dengan
memonitor sign
2. Monitor saat berdiri,
sign saat duduk dan
49
klien berbaring akan
berdiri, diketahui
duduk dan perbedaan
berbaring keadaan umum
klien sehingga
segera dapat
diintervensi
3.Mengetahui
perbedaan vital
TD pada sesudah
kedua melakukan
RR kesehatan lain yg
sebelum, timbul
selama dan
sesudah 4. Kualitas nadi
50
memonitor suara
6. Monitor paru,pola
suara paru, pernafasan
monitor abnormal akan
pola dapat diketahui
pernafasan masalah
abnormal pernafasan lain
yang muncul
7.Mengetahui
secara dini tanda-
7. Monitor tanda terjadinya
suhu, warna dehidrasi
dan
kelembaban 8.Sianosis perifer
kulit terjadi karena
8. Monitor perfusi kulit yang
sianosis menurun yang
perifer dapat disebabkan
oleh hipertermi
9.Mengetahui
terjadinya syok
9. Monitor lebih dini
adanya
tekanan
nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistoik
(Chusing 10.Mingidentifikas
Triad) penyebab dari
10. Identifikasi perubahan vital
51
penyebab sign dapat
dari memberikan
perubahan intervensi yang
vital sign tepat dalam
penanganan
perubahan vital
sign
52
Gambaran Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada Klien Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Interne Rsu Puri Raharja
NO PERINCIAN BIAYA
A Tahap Persiapan
1 Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Rp. 300.000,-
2 Penggandaan Karya Tulis Ilmiah Rp. 100.000,-
3 Revisi Karya Tulis Ilmiah Rp. 100.000,-
B Tahap Pelaksanaan
1 Penggandaan Lembar Pengumpulan Data Rp. 100.000,-
2 Pembayaran di Tempat Penelitian Rp. 200.000,-
3 Pengolahan dan Analisa Data Rp. 200.000,-
C Tahap Akhir
1 Penyusunan Laporan Rp. 200.000,-
2 Penggandaan Laporan Rp. 100.000,-
3 Revisi Laporan Rp. 200.000,-
4 Biaya Tidak Terduga Rp. 200.000,-
Total Biaya Rp. 1.700.000,-
53
Lampiran 3 . PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambaran Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada Klien Demam Berdarah Dengue (DBD)
Di Ruang Interne RSU Puri Raharja
Januari 18 Pebruari 18 Maret 18 April 18 Mei 18 Juni 18 Juli 18
N Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
o
1 Pesiapan
a.Pengumpulan bahan pustaka
b. Menyusun Karya Tulis
Ilmiah
c.Konsultasi Karya Tulis
Ilmiah
d. Ujian Karya T ulis Ilmiah
e. Perbaikan Karya Tulis Ilmiah
2 Tahap pelaksanaan
a.Mengajukan ijin penelitian
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Analisa data
3 Tahap akhir
a. Penyusunan laporan
b. Ujian sidang hasil penelitian
c. Perbaikan dan penggandaan
d. Publikasi hasil penelitian
55
56
Lampiran 4. Pengkajian Keperawatan
No. RM : 3 4 8 4 2 2
Ruangan : Lt II Utara No. :302 Sumber data : Klien / keluarga / …………. Tgl :03/04/2018
IDENTITAS KLIEN KEADAAN UMUN
Agama : Hindu / Islam / Protestan / Katolik / Buda Kesadaran : Compos Mentis / Apatis / Somnolen /
Pendidikan : Dibawah umur / SD / SMP/ SMA / PT Saparocoma / Coma / GCS : 15
Pekerjaan : Swasta Sp O2:…….%, Pernafasan : 22x/mnt, Nadi : 100 x/mnt
Kewarganegaraan : WNI / WNA Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Suhu : 38,5 0 C
Alamat saat ini : Jl. Kecubung No 23 Dps Catatan :
RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama saat MRS :
Demam
Riwayat keluhan penyakit saat ini : Klien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu, panas disertai pusing ,mual dan muntah
55
c. Lebih dari 80 th 2 c. Jatuh <1 bulan 2 berpindah 1
d. Jatuh pd saat dirawat 3 c. Koordinasi/keseimbanga
skrng n buruk 2
d. Dibantu sebagian 3
e. Dibantu penuh 4
Pernafasan
Kesulitan bernafas : Tidak / Ya : memakaim O2 …….lt/mnt dengan : Nasal canule / Sungkup / Re-Breathing Mask
Integritas kulit / luka
Tidak ada masalah / Rash / Lesi / Parut / Memar / Pucat / Kuning / Sianotik / Berkeringat banyak
Luka : Tidak / Ada : Lokasi :…….
Catatatn : -
Status Nutrisi
Berat badan (BB) biasanya : 57kg Berat Badan sekarang : 57 Kg Tinggi Badan : 167 Cm
Muntah / Sulit menelan / Sulit Mengunyah / NGT /TPN / PEG/Kehilangan nafsu makan / Kaheksia
Malabsorbi/Malnutrisi / Hamil/menyusui. Ket : -
Penurunan / kenaikan berat badan : yaitu - kg sejak:……. Tidak ada penurunan / kenaikan BB
Klien dengan diagnose khusus (DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Penurunan Imunitas / Lain-lain :………….)
Resiko/gangguan pemenuhan nutrisi ----memerlukan asesmen gizi Tidak ada resiko/gangguan nutrisi
Eliminasi
Masalah perkemihan : Tidak ada / Ada :Stoma / Stricture Uretra /Retensi urine / Incontinensia urine / Dialisis
Masalah Defekasi : Tidak ada / Ada : Stoma / Atresia ani / Konstipasi / Inkontinensia Alvi / Diare
Denpasar, 3 April 2018
Tanda tangan perawat
( Perawat M)
56
Lampiran 5. Rencana Keperawatan
No. RM : 3 4 8 4 2 2
RENCANA Nama : Tn MH
LOGO
KEPERAWATAN Tgl Lahir :10/05/1994..L/P
Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi)
PAR
AF/
TGL DIAGNOSE NA
TUJUAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN MA
TER
ANG
57
Lampiran 6. Implementasi
No. RM : 3 4 8 4 2 2
58
tipis
59
minum air putih
12.30 1 Melibatkan keluarga dalam S: Keluarga
wita pengambilan keputusan yang mengatakan
menyangkut aktifitas mendukung
perawatan sepenuhnya
kebutuhan klien
agar cepat
sembuh
O: Keluarga klien
kooperatif dalam
membantu
perawatan klien
sesuai anjuran
petugas
14.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: Klien mengatakan
wita demam sudah
berkurang
O: S=37,5◦C, kulit
teraba masih
hangat, tampak
kemerahan
60
wita minum air putih 2000 cc/hr sudah lebih
sering minum air
putih
O : Klien tampak
minum air putih
16.00 1 Memonitor suhu tubuh S: klien mengatakan
wita badannya panas
lagi
O: S=38,5◦C , kulit
teraba hangat
tampak
kemerahan
16.15 1 Memberi antipyretic S : Klien
wita sumagesic 500 mg mengatakan akan
segera minum
obat
O : Obat sudah
diminum, reaksi
alergi (-)
16.30 1 Menyeka klien dengan air S : Klien
hangat mengatakan lebih
nyaman
O: Klien tampak
lebih segar
17.00 1 Memberi klien pakaian yang S: klien lebih
wita tipis dan menyerap keringat nyaman
O: Klien tampak
tenang
18.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: klien mengatakan
wita demam berkurang
O: S= 37,7◦C, kulit
teraba masih
61
hangat , tampak
kemerahan
18.10 1 Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O : TD = 120/80
mmHg, N =
84x/mnt, Respirasi
20x/mnt
20.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: klien mengatakan
wita demam sudah
berkurang
O: S= 37,5▫C
Kulit teraba tidak
hangat lagi, tidak
kemerahan
20.15 1 Memperhatikan pola nafas, S: -
derajat suhu tubuh dan adanya O: Pola nafas klien
menggigil tampak teratur, ,
S= 37,5◦C, klien
tenang
20.20 1 Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O: TD = 120/80
mmHg, Nadi =
80x/mnt
Respirasi =
20x/mnt
20.30 1 Menganjurkan klien untuk S : Klien
minum air putih 2000 cc/hr mengatakan
sering dan selalu
minum air putih
O : klien tampak
minum air putih
22.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: Klien mengatakan
62
panas badannya
sudah turun
O: S= 37▫C, kulit
teraba tidak hangat
63
10.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S : klien mengatakan
badan tidak
panas
O : 36,5▫C, kulit
teraba tidak
hangat, tidak
kemerahan
10.00 1 Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O : TD = 120/80
mmHg, Nadi =
80x/mnt,
respirasi 20x/mnt
No. RM : 3 4 8 4 2 2
64
Respirasi 18 x/mnt
Kulit teraba tidak hangat
lagi
Warna kulit tidak
kemerahan
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi klien
No. RM : 1 0 4 8 9 3
Ruangan : Lt II Utara No. :210 Sumber data : Klien / keluarga / …………. Tgl :04/04/2018
IDENTITAS KLIEN KEADAAN UMUN
Agama : Hindu / Islam / Protestan / Katolik / Buda Kesadaran : Compos Mentis / Apatis / Somnolen /
Pendidikan : Dibawah umur / SD / SMP/ SMA / PT Saparocoma / Coma / GCS : 15
Pekerjaan : Swasta Sp O2:…….%, Pernafasan : 22x/mnt, Nadi : 100 x/mnt
Kewarganegaraan : WNI / WNA Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Suhu : 38,5 0 C
Alamat saat ini : Jl. Durian no 21 Dps Catatan :
RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama saat MRS :
65
Demam
Riwayat keluhan penyakit saat ini : Klien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu, panas disertai pusing ,mual dan muntah
66
Nyeri / kenyamanan
Nyeri : Tidak / Ya. Lokasi Kepala
Intensitas (0-10): 5
Jenis : Akut / Kronis
Ketergantungan Saat melaksanakan ADL
Personal Hygiene : Mandiri / Dibantu / Ketergantungan penuh
Toileting : Mandiri / Dibantu / Ketergantungan penuh
Berpakaian : Mandiri / Dibantu / Ketergantungan penuh
Makan / Minum : Mandiri / Dibantu / Ketergantungan penuh
Mobilisasi : Mandiri / Dibantu / Ketergantungan penuh
Alat bantu : Tongkat / Walker / Kursi roda / Kruk / Penopang/brace / Protesis. Alasan : -
Pernafasan
Kesulitan bernafas : Tidak / Ya : memakaim O2 …….lt/mnt dengan : Nasal canule / Sungkup / Re-Breathing Mask
Integritas kulit / luka
Tidak ada masalah / Rash / Lesi / Parut / Memar / Pucat / Kuning / Sianotik / Berkeringat banyak
Luka : Tidak / Ada : Lokasi :…….
Catatatn : -
Status Nutrisi
Berat badan (BB) biasanya : 57kg Berat Badan sekarang : 57 Kg Tinggi Badan : 167 Cm
Muntah / Sulit menelan / Sulit Mengunyah / NGT /TPN / PEG/Kehilangan nafsu makan / Kaheksia
Malabsorbi/Malnutrisi / Hamil/menyusui. Ket : -
Penurunan / kenaikan berat badan : yaitu - kg sejak:……. Tidak ada penurunan / kenaikan BB
Klien dengan diagnose khusus (DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Penurunan Imunitas / Lain-lain :………….)
Resiko/gangguan pemenuhan nutrisi ----memerlukan asesmen gizi Tidak ada resiko/gangguan nutrisi
Eliminasi
Masalah perkemihan : Tidak ada / Ada :Stoma / Stricture Uretra /Retensi urine / Incontinensia urine / Dialisis
Masalah Defekasi : Tidak ada / Ada : Stoma / Atresia ani / Konstipasi / Inkontinensia Alvi / Diare
Denpasar, 4 April 2018
Tanda tangan perawat
( Perawat A)
Lampiran 9. Rencana Keperawatan
No. RM : 1 0 4 8 9 3
PAR
AF/
TGL DIAGNOSE NA
TUJUAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN MA
TER
ANG
Tt
Peningkatan suhu tubuh Peningkatan suhu tubuh Mandiri :
67
(hipertermi) berhubungan (hipertermi) dapat teratasi Monitor temperature tubuh
dengan : setelah dilakukan tindakan klien tiap 2 jam
Peningkatan Metabolisme keperawatan dalam waktu Perhatikan pola nafas,
Dehidrasi 1x 24 jam derajat suhu tubuh, adanya
Penyakit/trauma menggigil
Gangguan pengaturan Kriteria hasil : Monitor tekanan darah, denyut
temperature/termoregulasi nadi, respirasi
yang tidak efektif Suhu
- Dewasa : 36 – 370 C Batasi penggunaan
linen/selimut sesuai
DS : Nadi indikasi
Klien mengatakan badan - Dewasa : 80 - 100
Beri seka air hangat seluruh
panas x/menit tubuh, jangan gunakan
Meriang, menggigil, RR alcohol
demam - Dewasa 14 - 20 Beri klien pakaian yang
………….. x/menit tipis dan menyerap keringat
DO : Tidak menggigil Anjurkan klien minum air
Kulit tidak hangat, tidak putih (jangan air es)
Suhu : 38,5 0 C
Nadi : 100 x/mnt ±2.000 cc/24 jam
kemerahan
RR : 22 x/mnt Libatkan klien, klg/orang
Kulit kemerahan tua klien dalam
Teraba hangat pengambilan keputusan
yang menyangkut aktifitas
perawatan
Kolaborasi :
Pemberian antipiretik :
. Sumagesik 3x500mg
No. RM : 1 0 4 8 9 3
68
Jam O:S= 38.5⁰C, kulit
09.00 teraba hangat,
wita tampak kemerahan
10.15 1 Memperhatikan pola nafas, S:-
wita derajat suhu, adanya menggigil O: pola nafas tampak
agak cepat, suhu
38.5⁰C, Klien
tampak menggigil
10.20 1 Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O : TD = 120/80
mmHg, Nadi =
100x/mnt, respirasi
22x/mnt
10.30 1 Membatasi penggunaan S: klien mengatakan
wita selimut lebih nyaman
O: Klien hanya
memakai selimut
tipis
69
12.10. Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O : TD = 120/80
mmHg, Nadi =
100x/mnt, respirasi
22x/mnt
12.15 1 Memberi antipyretic S : Klien mengatakan
sumagesic 500 mg akan segera minum
obat
O : Obat sudah di
minum, reaksi
alergi (-)
12.20 1 Menganjurkan klien untuk S: klien mengatakan
wita minum air putih ( jangan air es akan lebih sering
)2000 cc/24 jam minum air putih
O ; Klien tampak
minum air putih
12.30 1 Melibatkan keluarga dalam S: Keluarga
wita pengambilan keputusan yang mengatakan
menyangkut aktifitas mendukung
perawatan sepenuhnya
kebutuhan klien
agar cepat sembuh
O: Keluarga klien
kooperatif dalam
membantu
perawatan klien
sesuai anjuran
petugas
14.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: Klien mengatakan
wita demam sudah
berkurang
O: S=37,5◦C, kulit
70
teraba masih
hangat, tampak
kemerahan
71
hangat lebih nyaman
O: Klien tampak lebih
segar
17.00 1 Memberi klien pakaian yang S: klien lebih nyaman
wita tipis dan menyerap keringat O: Klien tampak
tenang
18.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: klien mengatakan
wita demam berkurang
O: S= 37,7◦C, kulit
teraba masih hangat ,
tampak kemerahan
18.10 1 Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O : TD = 120/80
mmHg, N =
84x/mnt, Respirasi
20x/mnt
20.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: klien mengatakan
wita demam sudah
berkurang
O: S= 37,5▫C
Kulit teraba tidak
hangat lagi, tidak
kemerahan
20.15 1 Memperhatikan pola nafas, S: -
derajat suhu tubuh dan adanya O: Pola nafas klien
menggigil tampak teratur, , S=
37,5◦C, klien
tenang
20.20 1 Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O: TD = 120/80
mmHg, Nadi =
80x/mnt
72
Respirasi =
20x/mnt
20.30 1 Menganjurkan klien untuk S : Klien mengatakan
minum air putih 2000 cc/hr sering dan selalu
minum air putih
O : klien tampak
minum air putih
22.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S: Klien mengatakan
panas badannya
sudah turun
O: S= 37▫C, kulit
teraba tidak hangat
73
wita sudah tidak demam
O : S=36,5▫C kulit
teraba tidak hangat
dan kemerahan
10.00 1 Memonitor suhu tubuh klien S : klien mengatakan
badan tidak panas
O : 36,5▫C, kulit teraba
tidak hangat, tidak
kemerahan
10.00 1 Memonitor tekanan darah, S:-
wita denyut nadi, respirasi O : TD = 120/80
mmHg, Nadi =
80x/mnt, respirasi
20x/mnt
No. RM : 1 0 4 8 9 3
74
Kulit teraba tidak hangat
lagi
Warna kulit tidak
kemerahan
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi klien
75