Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA

By Yetti Wira Citerawati SY


Ketahanan pangan adalah hal yang paling strategis bagi suatu Negara, karena pangan
adalah hal yang terpenting bagi kehidupan manusia. Bahkan hak pangan sendiri telah
diundang undangkan sebagai hak asazi manusia dalam Declaration of Human Right .
Pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air baik yang diolah maupun tidak diolah
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumen manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. (UU Pangan,
2012).
Berdasarkan UU Pangan, 2012 bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Konsep ketahanan pangan dapat
diterapkan untuk menyatakan situasi pangan pada berbagai tingkatan yaitu tingkat global,
nasional, regional, dan tingkat rumah tangga serta individu yang merupakan suatu rangkaian
system hirarkis. Hal ini menunjukkan bahwa konsep ketahanan pangan sangat luas dan
beragam serta merupakan permasalahan yang kompleks. Namun demikian dari luas dan
beragamnya konsep ketahanan pangan tersebut intinya bertujuan untuk mewujudkan
terjaminnya ketersediaan pangan bagi umat manusia.
Bagi Indonesia, ketahanan pangan masih sebatas konsep dan masih banyak pihak yang
menganggap bahwa pangan itu hanya sekedar sebagai komoditi yang sama sekali tidak
bernilai baik itu secara sosial, maupun budaya . Pada kenyataanya, permasalahan
ketahanan pangan di Indonesia masih terus terjadi, masalah ini mencakup empat aspek.
Empat aspek tersebut adalah (1) aspek pertama ialah aspek produksi dan ketersediaan
pangan, (2) aspek distribusi, (3) aspek Konsumsi dan (4) aspek ekonomi/kemiskinan.
Ketahanan pangan menghendaki ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk
dan setiap rumah tangga. Dalam arti setiap penduduk dan rumah tangga mampu untuk
mengkonsumsi pangan dalam jumlah dan gizi yang cukup. Permasalahan aspek produksi
diawali dengan adanya peningkatan hasil produksi pangan besar-besaran, namun disatu sisi
ternyata penduduk masih kekurangan pangan. Aspek selanjutnya adalah aspek distribusi.
Berikut ini ada empat akar permasalahan pada distribusi pangan, yang dihadapi. Pertama,
dukungan infrastruktur, yaitu kurangnya dukungan akses terhadap pembangunan sarana
jalan, jembatan, dan lainnya. Kedua, sarana transportasi, yakni kurangnya perhatian
pemerintah dan masyarakat di dalam pemeliharaan sarana transportasi kita. Ketiga, sistem
transportasi, yakni sistem transportasi negara kita yang masih kurang efektif dan efisien.
Selain itu juga kurangnya koordinasi antara setiap moda transportasi mengakibatkan bahan
pangan yang diangkut sering terlambat sampai ke tempat tujuan. (4) masalah keamanan
dan pungutan liar, yakni pungutan liar yang dilakukan oleh preman sepanjang jalur
transportasi di Indonesia masih sering terjadi.
Aspek lain yang tak kalah penting ialah aspek konsumsi. Pola konsumsi pangan penduduk
Indonesia yang cenderung mengalami perubahan membawa dampak yang besar terhadap
sistem ketahanan pangan bangsa. Saat ini jumlah konsumsi beras Indonesia berkisar dua
kali lebih besar dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam, dimana
tercatat, kebutuhan beras di Indonesia saat ini mencapai 130-140 kilo gram per orang per
tahun. Hal ini lebih tinggi dari kebutuhan beras di Asia Tenggara yang hanya mencapai 70
kilogram (kg) per orang per tahun. Sehingga Kondisi inilah yang menyebabkan Indonesia
harus mengimpor beras pada tahun 2011 sebanyak 2,75 juta ton untuk menutupi
kekurangan stok dari produksi beras lokal Indonesia yang hanya mencapai 65,4 juta ton.
Selain komoditi beras, bangsa Indonesia juga mulai tergantung dari komoditi pangan impor
lain seperti daging, kecang kedelai, tepung terigu bahkan garam.
Aspek terkhir ialah aspek kemiskinan. Ketahanan pangan di Indonesia sangat dipengaruhi
oleh aspek kemiskinan. Kemiskinan menjadi penyebab utamanya permasalahan ketahanan
pangan di Indonesia. Hal ini dikaitkan dengan tingkat pendapatan masyarakat yang dibawah
rata-rata sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Tidak
tercukupi pemenuhan kebutuhan masyarakat dikarenan daya beli masyarakat yang rendah
juga akan mempengaruhi tidak terpenuhinya status gizi masyarakat. Tidak terpenuhinya
status gizi masyarakat akan berdampak pada tingkat produktivitas masyarakat Indonesia
yang rendah. Status gizi yang rendah juga berpengaruh pada tingkat kecerdasan generasi
muda suatu bangsa. Oleh karena itu daptlah kita lihat dari tahun ke tahun kemiskinan yang
dikaitkan dengan tingkat perekonomian, daya beli, dan pendapatan masyarakat yang rendah
sangat berpengaruh terhadap stabilitas ketahanan pangan di Indonesia.
Dari berbagai aspek permasalahan di atas, sebenarnya ada beberapa solusi yang dapat
dilakukan oleh bangsa kita agar memiliki ketahanan pangan yang baik. Diantara solusi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Diversifikasi pangan.
Diversifikasi pangan adalah suatu proses pemanfaatan dan pengembangan suatu bahan
pangan sehingga penyediaannya semakin beragam. Latar belakang pengupayaan
diversifikasi pangan adalah melihat potensi negara kita yang sangat besar dalam sumber
daya hayati. Indonesia memiliki berbagai macam sumber bahan pangan hayati terutama
yang berbasis karbohidrat. Setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik bahan pangan
lokal yang sangat berbeda dengan daerah lainnya. Diversifikasi pangan juga merupakan
solusi untuk mengatasi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap satu jenis bahan
pangan yakni beras.
Untuk menuju ketahanan pangan diperlukan keberanian mengubah pola konsumsi dan
melakukan diversifikasi pangan. Potensi ketersediaan singkong yang melimpah di bumi
nusantara ini bisa menjadi alternatif andalan untuk mewujudkan ketahanan panga. Selain
singkong Negara Indonesia memiliki banyak sumber bahan makanan pokok lain yang dapat
dilakukan diversifikasi, diantaranya adalah sukun, ubi jalar, talas, sagu, kentang dan jagung.
Tidak mudah memang untuk mengganti makanan pokok sebagian besar penduduk
Indonesia berupa nasi. Hal ini menuntut semua pihak untuk berpikir kretif, termasuk
melakukan penelitian-penelitian terhadap padi sehingga menemukan varietas padi yang
unggul. Tentu ini harus ada koordinasi dari pemerintah, peneliti dan petani. Sehingga dapat
tercipta iklim yang mendukung terhadap penguatan ketahanan pangan nasional.
2. Mendukung secara nyata kegiatan peningkatan pendapatan in situ (income generating
activity in situ).
Peningkatan pendapatan in situ bertujuan meningkatan pendapatan masyarakat melalui
kegiatan pertanian berbasis sumber daya lokal. Pengertian dari in situ adalah daerah
asalnya. Sehingga kegiatan peningkatan pendapatan ini dipusatkan pada daerah asal
dengan memanfaatkan sumber daya lokal setempat. Kegiatan ini dapat mengikuti
permodelan klaster dimana dalam penerapannya memerlukan integrasi dari berbagai pihak,
diantaranya melibatkan sejumlah besar kelompok petani di beberapa wilayah sekaligus.
Kegiatan ini juga harus melibatkan integrasi proses hulu-hilir rantai produksi makanan.
Pertumbuhan dari kegiatan hulu-hilir membutuhkan dukungan dari teknologi. Teknologi
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Inilah tugas dari akademisi. Akademisi
berperan untuk melahirkan penelitian yang tidak hanya dapat diterapkan pada skala lab
namun juga dapat diterapkan pada skala industri. Akademisi menjembatani teknologi
sehingga dapat diterapkan pada skala industrialisasi. Teknologi berperan penting di dalam
penginovasian produk sehingga dapat memiliki nilai tambah. Oleh karena itu perlu adanya
industrialisasi pengembangan teknologi dari skala lab ke skala industri. Penerapan teknologi
ke dalam skala komersial diperlukan adanya kerjasama dengan industri pangan. Kerjasama
ini dapat memberikan manfaat kepada pihak petani. Para petani dapat meningkatkan
pendapatan mereka melalui komoditi tertentu yang dijual kepada puhak industri. Secara
tidak langsung melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
3. Perlu dukungan Stakeholder dalam mengembangkan BUMP (Badan Usaha Milik Petani)
Stakeholder dalam mengembangkan BUMP (Badan Usaha Milik Petani) memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Kelompok petani : Pengupayaan konservasi penanaman tanaman lokal berdasar pada
sistem bercocok tanam yang baik (good agriculture practices), menghasilkan komoditas
lokal yang dapat memenuhi standar kualitas,
2. Pemerintah lokal : Mengkoordinasi fasilitas dan program inventarisasi untuk rotasi
tanaman dan supervisi petani, bekerjasama dengan pihak akademisi untuk meningkatkan
produktivitas, bekerjasama dengan pihak industri dalam meningkatkan kontribusi petani di
dalam program pengembangan industri, menyediakan alternatif modal untuk pertanian, dan
mendukung pengembangan kooperasi dari KUD (Koperasi Unit Desa).
3. Industri : (a) mempersiapkan pembentukan dan manajerial dari kelompok industri yang
tergabung dalam empat pilar, yakni kelompok petani, pemerintah lokal, industri, dan
akademisi; (b) mempersiapkan rencana strategis untuk pengembangan masa depan
industri; (c) percepatan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan di dalam teknologi proses,
manajerial sumberdaya manusia, pengaturan tanaman dan industri, termasuk penanaman
kembali modal; (d) membuka pasar dan menjamin pemasaran produk; (e) memperkuat
pertumbuhan kerjasama dengan pihak industriuntuk pemasaran produk.
4. Akademisi : (a) memfasilitasi pengembangan dari teknologi penanaman dan produk
berbasis lokal yang memiliki potensi pasar; (b) merekomendasikan pemecahan masalah di
dalam pengembangan industri.
4. Pengembangan Desa Mandiri Pangan,
Untuk program Pengembangan Desa Mandiri Pangan telah dimulai dari tahun 2006 dengan
jumlah desa sebanyak 250, tahun 2007 sebanyak 354, tahun 2008 sejumlah 221 desa, dan
349 desa untuk tahun 2009 . jumlah total sampai awal tahun 2010 adalah 1174 desa yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Desa Mandiri Pangan ini bertujuan untuk memberikan
bantuan modal lunak kepada rumah tangga miskin agar dapat mengembangkan usaha yang
bisa menghasilkan uang sehingga kebutuhan makanan dapat tercukupi. Dengan
tercukupinya kebutuhan makanan, ketahanan pangan daerah tersebut menjadi meningkat.
5. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi (P2KPG),
6. Pengembangan Lumbung Pangan.
7. Menurunkan biaya raskin (downscale raskin
8. Memikirkan kembali kebijakan stabilisasi harga beras
9. Mendukung dan menerapkan peningkatan gizi pada bahan makanan pokok
10.Fokuskan kembali perhatian pada program makanan tambahan
11. Meningkatkan informasi mengenai gizi
Survei menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan gizi yang lebih baik menyiapkan lebih
banyak gizi dan vitamin pada setiap makanan dalam rumah tangga. Pengetahuan ibu akan
gizi tidaklah terkait erat dengan tingkat pendidikan formal mereka maupun tingkat
pendapatan. Ini menunjukkan bahwa kampanye mengenai informasi tentang gizi dapat
meningkatkan kualitas menu makanan.
12. Program Perdangan Berjangka (Samsul, 2010)
13. Jaringan Pasar Induk Terintegrasi (Paskomnas, 2012)
Keberadaan Pasar Induk Agribisnis berfungsi sebagai terminal komoditi pertanian dari
produsen sebelum disalurkan ke konsumen. Pasar Induk diharapkan mampu memberikan
data kebutuhan konsumen, di wilayah cakupannya dari segi jumlah, kualitas dan harga.
Apabila jaringan Pasar Induk sudah memadai, maka data kebutuhan dari Pasar Induk akan
bisa digunakan sebagai input pasar-pasar penunjang di daerah produsen untuk
merencanakan pola tanam dan menyesuaikan jumlah dan kwalitas yang dibutuhkan pasar .
Dengan jaringan Pasar Induk Agribisnis yang baik, akan memperlancar distribusi komoditi
pertanian sehingga disparitas harga antar wilayah diperkecil dan akan membantu daerah
produsen pada saat “Over Supply” agar dapat menyalurkan ke daerah lain dengan
mekanisme perdagangan yang cepat dan aman. Adanya Pasar Induk diharapkan mampu
membantu membentuk mekanisme perdagangan yang lebih adil, agar distribusi pendapatan
dari produk pertanian lebih adil.
Berdasarkan beberapa strategi (12 strategi di atas) yang telah diimplementasikan untuk
meningkatkan ketahanan pangan Negara Indonesia, maka ada beberapa strategi lain yang
diusulkan oleh penulis, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mensukseskan program diversifikasi pangan, maka dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
“Diversifikasi Pangan” menjadi mata pelajaran muatan lokal di kurikulum sekolah. Produk
Dalam Negeri” dalam kurikulum sekolah bangsa pada penciptaan teknologi dibidang
pemanfaatan bahan makanan lokal, baik skala rumah tangga, maupun industry, sehingga
pengolahan bahan makanan lokal tidak hanya bergantung pada peralatan canggih buatan
luar negeri. Kegiatan yang dilakukan dengan memberikan penghargaan kepada siapa saja
yang dapat menciptakan alat-alat sederhana maupun kompleks. Penghargaan yang
diberikan berupa pematenan hak cipta, insentif, tropi,beasiswa dan lapangan pekerjaan.
pangan dilevel pendidikan/akademisi dan institusi/lembaga, dengan diadakannya
lomba-lomba poster, lomba cipta menu, pameran, penciptaan lagu-lagu/film dokumenter
bertema pangan. Menengah untuk menghasilkan produk makanan setengah jadi berbasis
bahan lokal pada skala besar. Misalnya membuat mie kering berbasis tepung ubi dan
tepung ikan. Pemerintah bertanggungjawab dalam membantu memudahkan akses
pemasaran dan promosi dan bahan tersebut.
2. Untuk menguatkan sikap pemerintah terhadap penolakan benih GMO, maka ada
beberapa hal yang dapat dilakukan:
Menggalakkan kreativitas petani dalam menghasilkan benih unggul komoditas pangan baik
itu makanan pokok maupun sumber protein, dengan dibuatnya
kebijakan/peraturan pemerintah tentang hak otoritas petani dalam menghasilkan dan
penggunaan benih.
Perlu dibentuknya LSM “Peduli Tani” yang bergerak dalam memperhatikan nasib para
petani (memperjuangkan aspirasi dan pengurusan asuransi ketika petani mengalami
bencana gagal panen.
Pembuatan “Rumah Cipta Anak bangsa”
3. Pembuatan “Rumah Cipta Anak bangsa”, ini bertujuan untuk menampung semua hasil
cipta kreasi anak bangsa, baik itu berupa :
1) Teknologi tepat guna berupa teknologi sederhana dan canggih
2) Hasil cipta menu/resep modifikasi berbasis pangan lokal, baik itu bahan makan
setengah jadi maupun bentuk makanan jadi
3) Hasil modifikasi benih unggul dari para petani
4) Hasil modifikasi sistem pertanian
Hasil-hasil karya yang bisa masuk di “Rumah Cipta Anak bangsa”, hasil karya yang telah
melalui seleksi dari berbagai kegiatan-kegiatan perlombaan, ataupun telah melalui uji coba,
sehingga hasil karya yang masuk benar-benar telah dapat diimplementasikan bagi siapa
yang ingin mengadopsinya. Bagi karya-karya yang masuk di “Rumah Cipta Anak bangsa”,
harus telah melalui proses penentuan hak cipta, sehingga karya yang akan diadopsi
tersebut sudah tidak bermasalah dalam hal hak cipta.
Keuntungan dari “Rumah Cipta Anak bangsa” ini adalah:
1) Mendorong anak-anak bangsa untuk selalu berkreasi
2) Diakuinya hasil karya cipta dengan dibuatnya hak cipta dari si pembuat
3) Adanya penghargaan terhadap setiap hasil karya
4) Hasil karya yang ada dapat diadopsi oleh semua petani atau pihak yang
berkepentingan lainnya
5) Dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan dan penyuluhan bagi petani, pelajar dan
masyarakat
6) Dapat dijadikan sebagai bahan penelitian pengembangan lebih lanjut, untuk
pengembangan ilmu dan teknologi.
4. Pencanangan Program Lanjutan Kitchen Garden
Kitchen Garden adalah program kebun dapur yang dikhususkan untuk remaja-remaja, yang
merupakan kelanjutan dari program kebun sekolah yang dia dapatkan disekolah. Kitchen
Garden tidak hanya terbatas berkebun dipekarangan, namun boleh menggunakan sistem
pertanian lain, apabila lahan terbatas, seperti menggunakan teknik penanaman dipot,
menggunakan media penanaman air, infuse, dan lain-lain. Ilmu-ilmu bertani yang diberikan
disekolah dapat remaja-remaja ini terapkan di
Kitchen Garden .
Program Kitchen Garden juga dapat dimasukkan dikurikulum sekolah, sehingga para remaja
lebih memiliki rasa tanggung jawab dalam mengurus kebunnya. Program ini bertujuan agar
remaja memahami proses pertanian secara lebih dalam, memahami betapa pentingnya
sector pertanian. Remaja merupakan penentu masa depan bangsa, sehingga dengan
adanya program ini diharapkan remaja lebih mencintai produk dalam negeri, mendukung
sector pertanian, dan secara tidak langsung asupan bahan makanannya lebih sehat dan
beraneka ragam karena berasal dari bahan makanan yang ditanam sendiri. Secara tidak
sadar, remaja ini mengimplementasikan salah satu poin dari 13 pesan dasar gizi seimbang.
Ctt : Kitchen Garden diadopsi dari Program yang dicanangkan oleh Program Mother Hood,
2012
5. Program Subsidi tanah 0,5 Ha bagi Petani Kecil
Program ini bertujuan untuk memberikan lahan yang memadai untuk para petani kecil,
dengan memberikan subsidi untuk pada akhirnya para petani ini memiliki sendiri lahan
pertaniannya. Sistem subsidinya berupa separo harga dibebankan kepada pemerintah dan
separonya diberikan kepada petani, namun dengan pembayaran dicicil tanpa bunga.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam pembahasan, maka terdapat beberapa strategi dalam
memperbaiki sisitem pangan di Indonesia, sehingga diharapkan dapat membantu
meningkatkan ketahanan pangan bangsa Indonesia. Strategi tersebut adalah :
1. Mensukseskan program diversifikasi pangan, dengan :
Memasukkan materi Diversifikasi Pangan dan Aku Cinta Produk Dalam Negeri dalam
kurikulum sekolah baik sebagai muatan lokal ataupun disisipkan dimata pelajaran tertentu
Menggalakkan kreativitas anak-anak bangsa pada penciptaan teknologi sederhana dan
canggih untuk meningkatkan produksi berbasis bahan makanan lokal
Menggalakkan promosi tentang diversifikasi pangan dilevel pendidikan/akademisi dan
lembaga/instansi
Mendorong usaha kecil dan menengah untuk memproduksi bahan baku setengah jadi pada
skala besar
2. Mensukseskan penolakan GMO di pertanian Indonesia, dengan :
Adanya kebijakan/peraturan pemerintah tentang hak otoritas para petani
Dibentuknya LSM “Peduli Petani ” yang ada disetiap sentra produksi-produksi pangan untuk
menjamin kesejahteraan para petani.
3. Membentuk “Rumah Cipta Anak Bangsa”
4. Pencanangan Program Lanjutan Kitchen Garden
5. Pencanangan Program Subsidi Tanah 0,5 Ha bagi Petani Kecil

Anda mungkin juga menyukai