Negara Indonesia merupakan negara agraris yang berarti bahwa sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sector pertanian membuktikan bahwa sector pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pembangunan perekonomian negara. Namun, pembangunan pertanian di Indonesia masih terkendala oleh banyak factor yang menyebabkan sulitnya bagi para petani untuk berkembang, oleh karena itu dibutuhkan fasilitsator sebagai orang yang mampu membantu masyarakat dalam memberikan dukungan terutama dalam kegiatan usaha tani. Sektor pertanian merupakan suatu sector yang mempunyai cakupan yang luas dan dapat di klasifikasikan kedalam beberapa subsector yang didasarkan atas karakteristik yang dimliki oleh kegiatan usaha pertanan tersebut (Mardikanto, 2009). Petani sebagai pelaku usaha tani tentunya dalam melakukan kegiatan tersebut berkeinginan mewujudkan hasil pertanian yang optimal, maka dalam perwujudan hal tersebut dibutuhkan peran penyuluh pertanian untuk mmeberikan wawasan dan bimbingan kepada petani agar petani mampu menggarap dan menghasilkan hasil pertanian yang memuaskan sehingga petani dapat mencapai kesuksesan dalam menjalani usaha taninya tersebut. Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para petani dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan dari petani tesrebut. Sehingga, tujuan dari penyuluhan pertanian adalah merubah perilaku petani, sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya menjadi lebih baik, lebih beruntung kegiatan usaha taninya, dan lebih mensejahterakan taraf hidupnya. Penyuluhan pertanian bisa menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani yang tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai salah satu elemen pemerintah dalam membantu mewujudkan pertanian yang baik, penyuluh pertanian harus memainkan peranan yang penting dalam meningkatkan kompetensi petani. Dalam perwujudan hal tersebut, tentunya petugas penyuluh pertanian harus memiliki keahlian dalam bidang pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani serta dapat mendorong minat petani untuk belajar, para penyuluh pertanian juga harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka. Salah satu aspek yang sangat penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian adalah penerapan metode penyuluhan. Sebab, pengetahuan dan kemampuan petani dalam memahami suatu inovasi umumnya sangat terbatas (Jabal, 2003). Terdapatnya inovasi baru yang bersifat asing membuat petani sulit untuk dapat memahami dan menerapkannya. Banyaknya petani yang menganggap bahwa materi yang disampaikan oleh penyuluh hanyalah sekedar materi yang sulit untuk dapat diterapkan oleh petani sehingga,membuat tujuan dari penyuluh untuk dapat melihat perubahan perilaku petani dalam melakukan usaha tani sulit untuk tercapai. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian tentang “Kajian Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesanggupan Petani Dalam Menerapkan Inovasi Baru Pertanian Dari Penyuluh Pertanian”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah metode penyuluhan pertanian yang digunakan oleh petugas penyuluh lapang dalam kegiatan penyuluhan pertanian ? 2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh petugas penyuluh lapang dalam melakukan kegiatan penyuluhan pertanian ? 3. Bagaimana deskripsi sikap para petani terhadap pelaksanaan penyuluh pertanian ? 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesanggupan petani dalam menerapkan inovasi baru yang disampaikan oleh penyuluh pertanian ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui metode penyuluhan pertanian yang digunakan oleh petugas penyuluh lapang dalam kegiatan penyuluhan pertanian. 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh petugas penyuluh lapang dalam melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. 3. Untuk mengetahui deskripsi sikap para petani terhadap pelaksanaan penyuluh pertanian. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesanggupan petani dalam menerapkan inovasi baru yang disampaikan oleh penyuluh pertanian. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Adapun manfaat penelitian ini bagi penulis adalah untuk memenuhi gelar sarjana perguruan tinggi serta untuk dapat menambah wawasan tentang factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesanggupan petani dalam menerapkan inovasi baru pertanian dari penyuluhan pertanian. 2. Bagi Lingkungan Akademik Adapun manfaat penelitian ini bagi lingkungan akademik adalah untuk menambah bahan/acuan dalam memberika pengetahuan dan pengembangan bagi mahasiswa/i Universitas Antakusuma dalam proses perkuliahan khususnya bagi mahasiswa/i Fakultas Pertanian.