KELOMPOK LANSIA
GENGGONG – PROBOLINGGO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufikdan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan
yang membahas tentang “Etika Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Lansia ”.
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa kemampuan
yang penulis miliki sangat terbatas, akan tetapi penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyusun makalah mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya,sehingga
penulis berharap ini dapat berguna bagi mahasiswa yang membacamakalah ini,
masyarakat pada umumnya serta bagi penulis sendiri padakhususnya.Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh darikesempurnaan. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati segala kritik dan sarandari semua pihak yang
bersifat membangun akan penulis terima. Dan
akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penambahan i
lmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Lanjut usia merupakan istilah lahap akhir dari proses penuaan dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut BKKBN ada 3 aspek yang
perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek sosial.
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerusyang di tandai dengan menurunnya daya tahan
fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut
usia lebih di pandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak
orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak
manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua
sering kali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat.
Etika dalam keperawatan lansia merupakan pola perilaku harus dilakukan oleh
seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada usia lanjut
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki
kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup
orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang,
pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi
rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti
bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka
mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi
pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.
Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.
Kebutuhan tersebut sejalan dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa
kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah
kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan
sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan
akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti
kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya
(3) Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat
atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi
profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan
harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui
akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization
needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani
maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat
untuk hidup, dan
berperan dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut
setiap orang memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan
tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi
dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada. Tingkat
pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia,
keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak
terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia
yang akan menurunkan kemandiriannya (Ismayadi, 2004).
2. Teori–teori Proses
Menua
Sebenarnya secara individual
1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2. Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua
Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain:
a. Teori Genetic Clock
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
tertentu . Setiap spesies mempunyai di dalam nukleinya suatu jam genetik
yang telah di putar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung
mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar.. Jadi menurut
konsep ini jika jam ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit terminal. Konsep “ genetic clock”
didukung oleh kenyatan bahwa ini cara menerangkan mengapa pada
beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
b. Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori )
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram
oleh molekul – molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi.
c. Teori “ pemakaian dan rusak “
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se –sel tubuh lelah terbakar.
d. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “ teori
akumulasi dari produk sisa”.
e. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
f. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.
g. Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)
Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
tubuh menjadi lemah dan sakit.
h. “ Teori imonologi saw virus”
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
i. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan
tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel –sel tubuh
lelah terpakai.
j. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas (
kelompok atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –sel tidak dapat
regenerasi.
k. Teori rantai silang
Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan
yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
l. Theori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah
setelah sel- sel mati.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan lansia mengadapi tantangan khusus karena perbedaan
fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat
kemampuan fungsional mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif,
terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang kehilangan kemampuan merawat diri
sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu membuat keputusan yang
berkaitan dengan kebutuhan mereka.
Pembahasan definisi lansia, perkembangan lansia, permasalahan lansia,
sikap perawat terhadap lansia.
Prinsip Etika Keperawatan Pada Kelompok Khusus yang harus menjadi prinsip
dalam melaksanakan etika keperawatan pada kelompok khusus haruslah
mempertimbangkan :
1. Kemanfaatan
2. Autonomi
3. Keadilan
4. Tingkat pencegahan dalam etika keperawatan
5. Intervensi keperawatan
6. Kelompok – kelompok masyarakat yang terkoordinir
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya
mahasiswa/i keperawatan, dapat menjalankan etika keperawatan lansia dengan
baik dan sesuai asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga
dapat sesuai dengan evaluasi yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R. Y. (2014). “Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi. NANDA, NIC dan
NOC”. Edisi 1; Jakarta: EGC