Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Dari hasil anamnesis kepada pasien a/n Tn. P usia 61 tahun pada tanggal 7

Mei 2018 didapatkan Pasien datang dengan keluhan mimisan pada hidung kanan 1

jam yang lalu, keluhan dirasakan tiba-tiba saat pasien hanya berduduk nonton TV,

pasien sudah mengalami mimisan sebanyak 2 kali sejak malam tadi dengan banyak

darah 1 lembar tissue, darah yang keluar darah segar dan dapat berhenti sendiri

dengan penekanan pada hidung. Pasien menyangkal adanya darah yang tertelan

ataupun air liur yang bercampur darah saat berludah. Keluhan sistemik yang lain

disangkal. Riwayat hipertensi sejak 10 tahun.

Pada anamnesis sesuai dengan teori, dimana keluhan utama mimisan pada

hidung kanan dan menyangkal ada merasa ludah yang tertelan bercampur dengan

darah, dimana istilah lain mimisan ini disebut epistaksis. Pada umumnya

terdapat dua sumber perdarahan yaitu dari bagian anterior dan bagian

posterior. Epistaksis anterior dapat berasal dari Pleksus Kiesselbach atau dari arteri

ethmoidalis anterior. Sedangkan epistakasis posterior dapat berasal dari

arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid posterior.

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab-sebab lokal dan umum atau

kelainan sistemik, kelainan sistemik yang sering menimbulkan epistaksis adalah

penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi. Pleksus kiesselbach merupakan daerah

dimana rentan terjadi perdarahan karena daerah ini mempunyai pembuluh darah

22
yang kecil dan rapuh. Hipertensi dapat menyebabkan pleksus kiesselbach atau arteri

ethmoidalis anterior menjadi pecah karena tingginya tekanan darah di daerah

tersebut.

Dari hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 7 Mei 2018 ditemukan keadaan

umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos mentis. Status

generalis kepala, THT, thorax, abdomen dalam batas normal. Namun pada

pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah yang meningkat sebesar

220/130 mmHg. Menurut teori krisis hipertensi secara umum adalah terjadinya

peningkatan tekanan darah diastolik (TDD) >120 mmHg. Termasuk dalam kategori

ini adalah pasien yang menderita hipertensi emergensi atau hipertensi urgensi.

Dimana membedakan dari keduanya terletak dari adanya kerusakan target

(emergensi) atau tidak (urgensi). Pada kasus ini, pasien mengalami hipertensi

urgensi yang mengakibatkan terjadinya epistaksis anterior. Pasien dikatakan

mengalami hipertensi urgensi karena didapatkan peningkatan tekanan darah tanpa

disertai kecurigaan kerusakan organ.

4.2 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien antara lain pemeriksaan

darah rutin, gds, dan ekg yang didapatkan dalam batas normal. Hal ini sesuai teori

dimana penegakkan diagnosis kasus ini sendiri cukup dari anamnesis dan pemeriksaan

fisik saja. Pemeriksaan penunjang seperti ct-scan, funduskopi, dan fungsi ginjal dapat

dilakukan bila pasien dicurigai terdapat kerusakan pada organ target.

4.3 Penatalaksanaan

Pada pasien ini diberikan penanganan awal seperti pemasangan tampon,

pemberian antifibronilitik dan antihipertensi golongan ACE inhibitor. Pada pasien

23
diberikan juga kombinasi obat antihipertensi lainnya seperti golongan ARB, CCB

dan diuretik.

Amlodipine dipilih sebagai lini pertama pertama pada

pasien hipertensi urgensi yang berasal dari golongan calcium-channel blocker.

Telmisartan (micardis) dari golongan Angiotensin Receptor Blocker diberikan

sebagai kombinasi dengan golongan Calcium channel blocker agar penurunan

tekanan darah dapat berlangsung lebih cepat.

Hidroklortiazid merupakan diuretika golongan tiazid bekerja meningkatkan

ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan

ekstraseluler akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.

Sedangkan Captopril merupakan golongan ACE‐Inhibitor dengan merilis renin dari

korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan arteri ginjal, stimulasi saraf

simpatis dan penurunan pengiriman natrium atau peningkatan konsentrasi natrium

pada tubulus distalis ginjal.

24

Anda mungkin juga menyukai