JURNAL I
Judul : Continuation Versus Discontinuation of Oxytocin Infusion During The Active
Phase of Labour: A Randomised Controlled Trial
Peneliti : P Bor, S Ledertoug, S Boie, NO Knoblauch, I Stornes
Sumber : An International Journal of Obstetrics and Gynaecology
Alamat : www.bjog.org
DOI: 10.1111/1471-0528.13589
Tahun : 26 Agustus 2015
Tujuan : Mengetahui apakah diskontinuitas pemberian infus oksitosin dapat
meningkatkan durasi dari fase aktif intranatal dan menurunkan komplikasi
maternal dan neonatal.
Tujuan primernya yaitu untuk mengetahui perbedaan dursi fase aktif intranatal
(pembukaan 5 cm hingga melahirkan). Tujuan sekundernya yaitu untuk
mengetahui jenis kelahiran, uterine tachysystole, hyperstimulation,
abnormalitas DJJ, perdarahan postpartum, perineal tears, dan kondisi neonatal
Desain : Randomised Controlled Trial
Metode : Tempat di RS Regional di Randers, Denmark. Populasinya adalah wanita
dengan kehamilan tunggal (1 janin) yang mendapatkan induksi pada saat
intranatal.
2.000 wanita secara acak dengan pembukaan serviks ≤ 4 cm diberikan infus
oksitosin (Syntocinon) 5 IU dalam larutan NaCl/Isotonic Saline 500 ml,
diinisiasi sebanyak 3,3 mIU/menit dan dinaikan setiap 20 menit sampai
kontraksi regular (3-5 kontraksi per 10 menit). Dosis maksimal infus oksitosin
adalah 30 mU/minute. Kemudian responden dibagi kedalam 2 kelompok
kontinu dan kelompok diskontinu. Pada kelompok kontinu, infus oksitosin
dilanjutkan hingga bayi dan plasenta lahir, kecuali ada komplikasi. Pada
kelompok diskontinu, infus oksitosin dihentikan saat pembukaan mencapai 5
cm. Jika terjadi pembukaan lama (tidak ada pembukaan setelah 2 jam), infus
oksitosin dimulai ulang.
Hasil : Pada Grup Diskontinu, fase aktif intranatal lebih lama 41 menit disbanding
Grup Kontinu. Grup Diskontinu (median 125 menit pada 85 wanita yang
mencapai fase aktif dan melahirkn pervaginam) versus Grup Kontinu (median
88 menit pada 78 wanita).
Insidensi abnormalitas DJJ (51 versus 20%), hiperstimulasi (12 versus 2%)
secara signifikan lebih tinggi pada Grup Kontinu daripada Grup Diskontinu.
Insidensi tachysystole, melahirkan SC, perdarahan postpartum, third degree
perineal tears dan kerugian neonatal cenderung tinggi pada Grup Kontinu tetapi
tidak signifikan
Implikasi : Diskontinuitas infus oksitosin pada saat fase aktif intranatal dapat memberikan
efek yang baik akan tetapi hal ini juga memberikan kerugian yaitu
memanjangnya durasi fase aktif intranatal.
Kata Kunci : Active phase of labour, caesarean delivery, discontinuation of oxytocin, fetal
heart rate abnormalities, hyperstimulation.