PENDAHULUAN
Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 2.1
Geometri Peledakan
Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 2.2
Pengaruh Diameter Lubang Tembang Pada Stemming
Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 2.3
Pengaruh Diameter Lubang Bor Terhadap Kedalaman
Yang mempengaruhinya ialah dari jaraknya apabila jarak burden terlalu dekat maka
akan timbul flyrocks dan sebaliknya bila jarak burden terlalu dekat maka akan tibul
retak-retak disekeliling lubang bor bahkan terjadi flyrocks kearah atas (vertikal).
Untuk menentukan dimensi burden pada tempat yang berbeda maka digunakan
burden adjustment pada batuan dan jenis handak. Dalam pengeboran tegak
hanyalah dikenal satu burden, sebaliknya pada pengeboran miring terdapat dua
burden yaitu burden sebenarnya (true burden) dan burden semu (apparent burden),
yang dimana bahwa burden semu merupakan jarak antar surface dan lubang bor
dalam posisi miring sesuai dengan sudut kemiringan lubang. Berikut merupakan
rumus burden :
Menurut C.J. Konya
SGe
B 3,15.De.3
SGr
Dimana :B = burden (ft)
De = diameter lubang tembak (inch)
SGe = specific gravity bahan peledak
SGr = specific gravity batuan yang diledakkan
Menurut R.L. Ash
d
B Kb.
12
Dimana : B = burden (ft)
Kb = burden ratio (14 – 49 ; harga rata-rata 30)
d = diameter mata bor (inch)
2.2.4 Spasing
Spacing adalah jarak antara lubang tembak dalam satu baris (row) dan
diukur sejajar terhadap pit wall. Biasanya spacing tergantung pada burden,
kedalaman lubang bor, letak primer, waktu tunda, dan arah struktur bidang batuan.
Berikut merupakan rumus spasing :
Menurut C.J. Konya
S B.L
Dimana : S = spacing (m)
L = kedalaman lubang ledak (m)
B = burden (m)
Menurut R.L. Ash
S Ks.B
Dimana : S = spacing (ft)
Ks = spacing ratio (1-3; rata-rata 1,5)
B = burden (ft)
2.2.5 Subdrilling
Subdrilling adalah tambahan kedalaman daripada lubang bor dibawah
rencana lantai jenjang. Subdrilling perlu untuk menghindari problem tonjolan pada
lantai (toe), karena dibagian ini adalah tempat yang paling sukar diledakkan.
Dengan demikian, gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai dasar jenjang
yang akan bekerja secara maksimum. Berikut merupakan rumus Subdrilling :
Menurut C.J. Konya
3.2. Bahan
1. Alat Peraga Bench Blasting
2. Buster
3. Conecting Wire
4. Detonator
5. Serbuk Kayu
= 3500 ton
𝑚 3500
𝑣= = = 12962,96 𝑚3
𝑝 2,7
5) Vertical
6) Depresiasi 90% (Penambahan 10% dari jumlah material )
12962,96 + 1296,29 = 14259,256𝑚3
7) Cerah
8) DM30(rotary) 11 seri oleh atlas copco (5m) top or DTH drilling method
9) ANFO densitas 0,8
10) 5NH4NO3 + CH2 → 4N2 + 2NO + CO2 + 7H2O
a. N = 10 x 14 = 140
H = 20 x 1 = 20
O = 15 x 16 = 240
Total AN = 400
b. C = 1 x 12 = 12
H=2x1=2
Total FO = 14
c. TOTAL AN + FO = 414
d. Presentase Bahan Peledak
%AN = (400:414) x 100% = 96,6%
%FO = (14:414) x 100% = 3,38%
11) NONEL
12) KONYA =3288,174 𝑘𝑔
Rl Ash =3939,036 𝑘𝑔
13) 3 baris
14) 60 CM
15) SG GRANITE = 2,7 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
VOD Anfo = 11.300 𝑚/𝑠 2
16) A. Konya
0,85
B1 = 3,15 x 4 x ( 2,7 )
= 3,15 x 4 x 0,68m = 8,6 ft
0,85
B2 = [(2 + 1,5)] 4
2,7
Spasi = 1,4 𝐵
=1,4 × 2,24 = 3,14
100
Steaming 𝑇 = 0,45 × 4 × ( 2,7 ) ⁰´³³
= 5,927 𝑚
Waktu tunda
𝑡𝑟 = 𝑇𝑟 × 𝐵 = 3 × 2,24 = 6,72 𝑚𝑠
𝑡ℎ = 𝑇ℎ × 𝑆 = 1,5 × 3,14 = 4,71𝑚𝑠/𝑚
𝑃𝑐 = (𝐿 − 𝑇) + 𝐽
= 15,373
𝐿 × 𝑃 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 = 14259,25𝑚3
20 × 𝑃 × 6,27 = 14259,25𝑚3
𝑃 × 134,4 = 14259,25𝑚3
14259,25
𝑃= = 1,06 × 102
134,4
= 106𝑚
106 𝑚 106 𝑚
𝑃 = = 34 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 3𝑚
𝐸 = 𝑃𝑐 × 𝑑𝑒 × 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔
= 3288,174 𝑘𝑔
B. Rl Ash
𝐾𝑏 × 𝐷𝑒
𝐵= =
12
𝐾𝑏 = 𝑘𝑏 𝑠 + 𝑑 × 𝐴𝑓1 × 𝐴𝑓2
3 𝐷𝑠+𝑑 3 160 1𝑏/𝑓𝑡 3
𝐴𝑓1 = √ = √2,27 𝑘𝑔/𝑚3
𝐷
3 160 1𝑏/𝑓𝑡 3
= √ 2000 1𝑏
2,7
3,2813𝑓𝑡
3 160 1𝑏/𝑓𝑡 3
= √152,93 1𝑏/𝑓3
= 3√1,046 = 1,0,15
3 𝐸𝑝 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘
𝐴𝑓2 = √
𝐸𝑝 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑢𝑡𝑎𝑟
3 0,85×(11,300 𝑚/𝑠2
= √ 1,2×(12.000 𝑚/𝑠2
3 127690000
= √0,85 × 1,2×144×106
𝐾𝑏 = 𝑘𝑠 𝑠 + 𝑑 × 1,015 × 0,856
= 30 × 1,015 × 0,856
= 26,065
26,065 × 4 104,26
𝐵= = = 8,68 𝑓𝑡 = 2,64𝑚
12 12
𝑇 = 𝐾𝑇 (0,7 − 1) (2,64) = 2,63
𝑆 = 𝐾𝑆 (1 − 2) (2,64) = 2,64
𝑑𝑒 = 2,097 𝑘𝑔/𝑚3
20 × 𝑃 × 7,92 = 14259,25
158,4 𝑃 = 14259,25
𝑃 = 14259,25/158,4 = 90,02 𝑚
90,02
= 34 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠
(𝑆)2,64
E= 𝑃𝑐 × 𝑑𝑒 × 𝑁
𝑊 35000 𝑡𝑜𝑛
𝑃𝑓 = =
𝐸 3939,036 𝑘𝑔
𝑉 0,8
𝑋 = 𝐴. ( ) × 𝑄 0,17 × (𝐸/115)0,63
𝑄
RL ASH
𝐴 = 0,12 × 𝐵1
3939,036 0,8
= 4,716 ( ) × 38,6180,17 × (100/115)0,63
38,618
KONYA
KONYA
1 + (𝑆⁄𝐵) − 1
𝑛 = (2,2 − 14 𝐵/𝑑) (1 − 𝑊/𝐵) ( ) 𝐿/𝐻
2
2,24 1+(3,14⁄2,24)−1
= (2,2 − 14 15,7) (1 − 0⁄2,24) ( ) 15,373/20
2
𝑛 = 0,107
31,480
𝑋𝑐 =
(0,693)1/0,107
31,480
= 0,6939,345
31,480
= 0,032
= 983,75
60 0,107
𝑅 = 2,71828 − ( )
983,75
= 2,71828 − (0,0609)0,107
= 2,71828 − 0,7413
= 1,976%
RL. ASH
1 + (𝑆⁄𝐵) − 1
𝑛 = (2,2 − 14 𝐵/𝑑) (1 − 𝑊/𝐵) ( ) 𝐿/𝐻
2
2,64 1+(2,64⁄2,24)−1
= (2,2 − 14 15,1) (1 − 0⁄2,64) ( ) 18,416/20
2
𝑛 = 0,024
32,457
𝑋𝑐 =
(0,693)1/0,024
32,457
= 0,69341,6
32,457
= 0,032
= 1014,281
0,107
60
𝑅 = 2,71828 − ( )
1014,281
= 2,71828 − (0,0591)0,107
= 2,71828 − 0,7388
= 1,979%
19. KESIMPULAN
Pm = 214,45 𝑚3 /jam
Ph
Ks = --------
PM
12962,96 𝑚3
Ks = --------
214,45 𝑚3 /jam
Ks = 61 UNIT
Pa = 20,501 m3/jam.
Ph
Ka = --------
Pa
12962,96 𝑚3
Ka = --------
20,501 m3/jam
Ka = 632 UNIT
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan geometri peledakan merupakan merupakan suatu cara
perhitungan mengenai kegiatan peledakan yang ditujukan supaya kegiatan peledakan
dapat bekerja secara optimum. Dalam perhitungan yang dilakukan dalam geometri
peledakan terdapat unsur-unsurnya yaitu diameter lubang bor, ketinggian jenjang,
burden, spasing, subdrilling, stemming dan kedalaman lubang tembang. Dari unsur-
unsur tersebutlah perhitungan mengenai jumlah pemakaian bahan peledak barulah
dapat dihitung. Selain itu terdapat faktor-faktor dalam kegiatan peledakan aspek
teknis, merupakan suatu parameter yang menjadikan keberhasilan target produksi,
aspek keselamatan kerja dan aspek lingkungan.
5.2. SARAN
Asisten agar tepat waktu datang pada saat praktikum, dan alat praktikum agar
disediakan oleh pihak laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA