Anda di halaman 1dari 42

2

BAB II
SISTEM ENDOKRIN

A. PENGERTIAN SYSTEM ENDOKRIN


Sistem indokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke
dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus
(saluran). Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/kapiler darah. Hasil
sekresinya disebut hormon. Hormon merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh
organ yang memiliki efek regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu, yang
sekresi oleh kelejar endokrin, diangkot oleh darah ke jaringan sasaran untuk
memengaruhi/mengubah kegitan alat /jaringan sasaran. Hormon yang dihasilkan ada
yang satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu ada yang lebih dari satu
(hormone ganda). Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja
sama dengan sistem saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan
organ-organ tubuh.Kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon.
Hormon yaitu penghantar (transmiter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel
khusus ke dalam aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap (responsive
cells) tempat terjadinya khasiat itu (menurut starling). Kekhususan yang dikaitkan
dengan hormon adalah bahwa hormon adalah zat kimia organik yang mempunyai
aktivitas tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Hormon
yang dihasilkan langsung disekresikan ke dalam pembuluh darah, dan disalurkan
langsung ke tempat yang membutuhkan. Setibanya di tempat organ tujuan, hormon
melakukan kegitan spesifik mengatur metabolisme dari organ tujuan.
Struktur kimiawi hormone dapat digolngkan menjadi:
1. Derivate asam amino, dikeluarkan oleh sel kelejar buntu yang berasal dari
jaringan nervus medula suprarenal dan neuronhipofisis.termasuk hormone ini
adalah epinerfin dan norepinefin hasil modifikasi dari asam amino tirosin.
2. Peptida/ derivate peptida, dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan
alat pencernaan, hipofise bagian depan (adenohipofisis), tiroid, parateroid, dan
pankeas. Peptida bersirkulasi bebas dalam plasma lebih kurang 5 sampai 10
menit.
3

3. Steroid. Hormone steroid mempunyai inti siklo-pentanoperhodrofenantren


dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium (testis, ovarium, dan
korteks suoraren), bersirkulasi dalam plasma dan terikat pada transport protein
kira-kira60-100 menit.
4. Asam lemak. Hormon prostaglandin satu-satunya hormone yang masuk
kategori ini yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu asam lemak
arakidonat dan di-homo-gama-linolenik.
5. Hormone perkembangan. Hormone yang memegang peranan dalam
perkembangan dan pertumbuhan serta biologi reproduksi, mulai dari
kandungan sampai usia remaja. Hormon ini dihasilakan oleh kelenjar gonad.
6. Hormon metabolism. Proses homeostatis gula(glukosa) dalam tubuh diatur
oleh bermacam-macam hormone diantaranya glukokortikoid, glukagon, dan
katekolamin.
7. Hormon trofik. Hormone yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan
fungsi kelenjar endokrin yaitu kelenjar hipofise yang dikategorikan sebagai
hormon perangsang pertumbuhan follicle stimulating hormone (FSH) pada
ovarium dan proses spermatologenesis hormon penguning.
8. Hormone pengatur. Metabolisme air dan mineral. Kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabilisme kalsium dan fasfor. Meningkatnya
produksi kalsitonin menyebabkan menerunnya kalsium dan fasfor dalam
darah, meningkatnya ekskresi kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan
magnesium melalui ginjal.
9. Hormone pengatur sistem kardiovaskuler. Epinefrin dihasilkan oleh kelenjar
adrenal bagian medulla. Efek hormone ini bergantung pada reseptor setiap
organ tujuan, pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan
kontraksi jantung.

Pekerjaan hormone adalah interaksi hormone dengan makromolekul spesifik


yang disebut reseotor hormone dalam sel jaringan. Reseptor hormone berada di
permukaan sel (cell surface receptor) dan dalam sitoplasma sel (intercellular
receptor). Reseptor tersebut membentuk suatu kompleks hormon reseptor yang
akan memengaruhi sel.
4

Fungsi dari reseptor adalah:


1. Mengenal hormone yang diperlukan oleh sel.
2. Reseptor dan hormone membentuk suatu kompleks hormone reseptor.
3. Kompleks hormone mengaktifkan sel yang bersanngkutan untuk aksi biokemis
di dalam sel.

Pada saraf akhir dari kerja hormone adalah interogator di dalam metabolisme
dalam organ tujuan. Jika respons yang diberikan oleh target organ, maka akibat
pemberian dari satu hormone respons yang diperoleh makin jelas terlihat pada
setiap tahap berikutnya. Dalam melaksanakan kerjanya, hormone-hormon saling
bekerja sama bergantung pada intensitas kerja masing-masinghormon.
Dalam kedaan fisiologis, hormone di dalam peredaran darah mempunyai
mekanisme pengatur sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum
dalam menjaga keseimbangan dalam organ tujuan yang berada di bawah
pengaruhnya. Mekanisme pengaturan ini disebut system umpan balik negatif.
Misalnya,hipofiseterhadap hormon seks yang dihasilkan oleh gonad hipofise pars
anterior menghasilkan gonadotropin, merangsang kelenjar gonad untuk
menghasilkan hormone seks. Bila hormone seks dalam peredaran darah mencapai
keadaan yang melebihi sehingga produksi hormone lebih tinggi, hormone seks
akan menghambat hipofise untuk mengurangi produksi hormone gonadotropin
sehingga hormone seks menurun mencapai kadar optimum.
Mekanisme kerja hormone pada tingkat sel.
1. Hormone yang bermulekol besar (polipetida dan protein). Tidak dapat
menembus sel dan bekerja pada permukaan sel dengan cara mengikat pada
suatu reseptor khas disebelah luar membran sel tersebut, merangsang enzim
adenilatsikklase dalam sel sehingga terbentuk AMP (adenosine mono-fosfat)
siklik. Ada pengecualian yaitu pada insulin, prolaktin, dan growth hormone
(GH), mekanisme kerjanya tidak mengikuti pola diatas. Selanjut AMP siklik
dapat mengaktifkan kinase-kinase protein tertentu di dalam sel untuk
menginduksi serangkaian reaksi metabolik didalam sel sasaran.
2. Hormone yang mulekolnya kecil (hormone steroid dan hormone tiroid).
Hormone ini mempunai pengaruh terhadap spektrum jenis sel-sel sasaran yang
lebih luas. Hormone steroid menembus membrane sel, berkaitan dengan
reseptor protein khas sitoplasma. Ikatan kompleks steroid reseptor masuk
5

kedalam inti sel berkaitan dengan kromatin yang memengaruhi ekskresi gen,
sehingga terjadi perubahan pada DNA. Akibatnya terjadi kenaikan/penurunan
kecepatan prudoksi RNA, selanjutnya memengaruhi produksi protein yang
khas.
Fungsi Hormon adalah:
1) Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh
2) Memacu reproduksi
3) Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis
4) Mengatur tingkah laku

B. FUNGSI KELENJAR ENDOKRIN


1. Menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam
tubuh tertentu.
2. Mengontrol dan merangsang aktifitas kelenjar tubuh
3. Merangsang pertumbuhan jaringan
4. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin mineral, dan air.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.

C. PEMBAGIAN KELENJAR ENDOKRIN DI DALAM TUBUH

Gambar 2.1, Bagian -Bagian Kelenjar Endokrin


6

1. Kelenjar Hipofise
Kelenjar hipofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak
(sela tursika) fossa pituitaria os sphenoid. Besarnya kira-kira 10 x 13 x 6mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peran penting dalam
menyekresi hormon dari organ endokrin, kegiatan hormon yang lain, dan
memengaruhipekerjaan kelenjar yang lain.
Pada hipofise diatur agar setiap kelenjar endokrin, sendiri-sendiri atau
bersama-sama, dapat melaksanakan fungsi dengan baik dan terkoordinasi. Fungsi
hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan
oleh sejumlah hormone yang dihasilkan hipotalamus. Akibat rangsangan susunan
saraf pusat, hormone-hormon yang mengatur funsi hipofise disebut
hipophysiotropic hormone dihasilkan oleh sel-sel neorosekretori yang terdapat
dalam hipotalamus.

Gambar 2.2,Hipofise
Kelenjar hipofise mempunya tiga lobus, yaitu lobus anterior, lobus intermedia,
lobus posteriot. Lobus posterior mendapat persarafan dari nukleus supraoptik dan
paraventrikular dihipotalamus. Lobus anterior mebdapat suplai darah dari
pembuluh darah hipofisis portal. Secara embrionik ketiga lobus ini berasal dari
jaringan yang berbeda.
7

a. Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke (dua tulang rawan)
yang menempel pada jaringan otak lobus posterior, menghasilkan sejumlah
hormon yang bekerja sebagai pengendalian produksi dari semua organ
endokrin yang lain.
1) Hormon somatotropik (growth hormone). Hormon pertumbuhan yang
berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera
penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek
langsung (efek anti-insulin) memerlukan adanya kartisol untuk
meningkatkan lipolisis dan glukosa darah. Efek tidak langsung
merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok peptida)
untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta
meningkat sintesis protein meningkatkan proliferasi sel.

Pengaturan sekresi Gh dikendaliakan oleh sistem saraf pusat. Stres, gerak


badan, suhu dingin, anestesia, pembedahan, dan perdarahan akan
meningkatkan sekresi GH. Faktor yang meningkatkan sekresi GH:
1) Kedaan yang memerlukan energi (penuruna glukosa darah).
2) Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah.
3) Rangsangan stres.
4) Tidur.

GH memengaruhi berbagai metabolisme dalam tubuh:


1) Metabolisme protein, merangsang pembentukan kolagen.
2) Metabolis elektrolit menahan P, N, Ca, K, Na dengan cara
maningkatkan absorpsi ion Ca di seluruh pencernaan, menurunkan
ekskresi Ca dan ion K lewat ginjal.
3) Metabolisme karbohidrat, mempunyai efek diabetogenik kerena
meningkatkan penglepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan
kepekaan sel terhadap insulin.
4) Metabolisme lemak, menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam
plasma darah.

Gangguan sekresi GH:


8

1) Defisiensi GH sebelum masa pubertas, menyebabkan badan kecil atau


pertumbuhan abnormal yang tidak sesuai dengan umur. Pada orang
dewasa tidak ada efaknya, hanya sedikit kehilangan protein.
2) Hipersekresi GH. Tumor sel asidofil (jasad renik tumbuh dalam suasan
asam). Pada usia sebelum pubertas menimbukan gigantisme
(pertumbuhan abnormal), tinggi badan melebihi normal karena epifise
tulang panjang belum menutup, pada usia dewasa terjadi akromegalia.

Gangguan fungsi
1) Hipofungsi: perubahan yang melibatkan defisiensi hormon GH,
thyroid stimulating hormone (THS), dan hormon adenokortokotropik
(ACTH). Gangguan pada hipotalamus.
2) Hiperfungsi, biasanya disebabkan oleh tumor sel-sel adenohipofisis.
Hipersekresi GH menimbulakan gigantisme/akromegali bergantung
pada usia terjadinya hipersekresi. Pembesaran alat viseral dan hipertrifi
jaringan bwah kulit. Kelebihan GH akan menyebabkan gejala diabetes
melitus (poliuria, polifagia, dan polidipsia). Hipersekresi prolaktin,
pada wanita menimbulkan amenore dan pada laki-laki menimbulkan
impotensi. Hipersekresi ACTH menyebabkan penyakit cousing dan
hiperpigmentasi kulit.

Gambar 2.3,Hipofisis Lobus Anteror


9

a) Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH)


menegendalikan kelejar tiroid dalam menghasilkan hormon
tiroksin. Sel-selnya besar dan berbentuk polihendral mengandung
granula kecil yang berdiameter 50-100 nm. Fungsinya
menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium, dan
menambah sintesis tiroglobulin. Hormon-hormon dari kelenjar
tiroid menyebabkan menurunya jumlah sel-sel tirotropik yang
merupakan reseptor terhadap thyroid releasing factor (TRF)
menyebabkan menurunya sekresi hormon TSH.
b) Hormon adrenokortikokotronik (ACTH) mengandalikan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kartisol yang berasal dari korteks
kelenjar suorarenal. Selnya mengandung granul sekretori ber
diameter 35-550 nm, merupakan yang terbesar ditemukan dalam
sel-sel hipofisis. Sel ini menyintesis mormon ACTH dan beta
lipoprotein, produksi dan disimpan dalam sel basofil hipofise
anterior, mempunyai efek terhadap suoraren dan ekstraadrenal.
c) Hormon gonadotropin menghasilkan:
1) Folicle stimulating hormone (FSH). Sel-selnya berbentuk
angular, terdapat di seluruh hipofisis, mengandung granula
sekretori yang menyekresi FSH yang merangsang
perkembangan folikel degraaf dalam avorium membentuk
spermatozoa pada testis merangsang gametogenesis laki-laki.
2) Luteinizing hormone (LH) mengandalikan sekresi estrogen
dan progesteron dalam avorium, memengaruhi luteinisasi
pada wanita dan laki-laki, disebut sebagai interstisial cell
stimulating hormone (ICSH) yang memengaruhi produksi
testosteron dalam testis.
d) Prolaktin (PRL) atau hormon luteotropik (LHT) memulai dan
mempertahankan laktasi dengan memengaruhi lansung kelenjar-
kelenjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel-sel laktrotof
di bagian hipofise bagian depan dengan bantuan hormon lain,
mempunyai kemampuan untuk merangsang pertumbuhan
10

payudara dan merangsang produksi air susu. Akibat pengaruh


hormon estrogen kadar prolaktin pada perempuan meningkat
lebih tinggi sesudah perempuan dewasa (pubertas). Selama
kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai
mendekati kelahiran, setelah lahir kadar prolaktin mulai menurun.
Sekresi prolaktin diatur dan diawasi oleh hipotalamus.
e) Melanocyte stimulating hormone (MSH). MSH dihasilkan oleh
hipofise pars intermedius didapati pada manusia dalam fase
kehidupan fesus. Peran MSH dan proses fisiologinya
memengaruhi kulit.
b. Lobus posterior kelenjar hipofise (Neurohipofisis) berasal dari evaginasi atau
penonjolan dasar ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua macam hormon:
1. Vasopresin atau arginen vasoprevin (APV), hormon anti-diuretik (ADH)
yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat
air, mengosentrasi urine dengan menambah aliran osmotik dari lumina-
lumina ke intestinum medular yang membuat kontrasi otot polos. Dengan
demikian ADH memelihara konstanya osmolaritas dan volume cairan
dalam tubuh. Pengaturan ekskresi:
a) Perubahan tekanan osmotik efek plasma (osmoreseptor).
b) Perubahan volume cairan ekstrasel (stres reseptor ).
c) Peningkatan osmolalitas plasma dan penurunan volume plasma
merangsang sekresi vasopresin.
d) Penurunan osmolalitas plasma dan peningkatan volume plaasma
menghambat sekresi vasopresin
e) Osmoreseptor terdapat di hipotalamus dan stres reseptor sistem
kardiovaskular bertekanan rendah dan tinggi.
f) Rangsangan angiotensin II, adrenalin, kartisol, estrogen, dan
progesteron susunan saraf pusat, dan peningkatan suhu tubuh.

Gangguan sekresi vasopresin:


a) Defisiensi vasop resin kerena kerusakan hipotalumus atau traktus
hipotalamo-hipofisis menimbulkan diabetes insipidus (poliuria,
polidipsia).
11

b) Hiposekresi vasopresin karena obat-obatan pengandalian fisiologis


terganggu, retensi air, osmolalitas urin plasma hiponatremia (Na
plasma kurang dari 110 mmol/L) dap at timbul intoksikasi air.
2. Oksitosin diproduksi oleh anterior hipotalamik nuklei, sel ganglionik dari
supraoptik nuklei, dan sel paraventrikular. Efek oksitoasin:
a) Kontrasi sel mioepitel kelenjar mamae (galaktokinetik), menegluarkan
air susu. Rangsangan pada papila mamae dari isapan bayi sekresi
oksitoksin menimbulkan ejeksi air susu.
b) Kontraksi uterus membantu pengeluaran fetus dan plasenta pada waktu
ersalinan, rangsangan serviks dari vagina menyekresi oksitosin yang
membantu dalam partus. Vasopresin dan oksitosin di sentesis pada
nukleus paravebtrikel dan supraoptik hipotalamus bersama protein
mengikat neurofusin, diangkut melalui akson serat traktus hipotalamus,
dan disimpan di ujung-ujung saraf neurohipofisis. Perangsangan
tersebut akan menimbulkan eksositosis hormon dari ujung serat sraf
pembuluh kapiler di sekitarnya.
c. Lobus intermedia. Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong
ratkhe yang disebut celah ratkhe. Lobus intermedia pada manusia selnya tidak
bergranula, kadang ditemukan juga koloid yang fungsinya tidak diketahui.

Fungsi kelenjar hipofise dap at diatur oleh susunan saraf pusat melaui
hipotalamus. Penngaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan
oleh hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi
hipotalamus diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang berasal dari
hipotalamus. Kecepatan sekresi hormon berbeda-berbeda. Berbagai hormon
yang ada dalam darah dapat menghambat dan mempercepat rangsangan dari
shipotalamus.o
Bagian-bagian kelenjar hipotalamus:
1. Kelenjar hipofise anterior, mengandung banyak jenis sel sekretorik,
menghasilkan hormon antara lain:
a) Hormon somatotropin adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh, menambah ukuran
sel, dan meningkatkan proses mitosis diikuti dengan bertambahnya
jumlah sel, meningkatkankecepatan sintesis protein, meningkatkan
12

metabolisme asam lemak, dan menurunkan kecepatan pemakaian


glukosa.
b) Faktor pelepasan kortikotropik (CRF) merupakan polipeptida yang
terdapat pada serebrum dan talamus. Pada keadaan stres konsentrasi
CRI menurun.
c) Hormon tirotropin, hormon ini merupakan mekanisme untuk dap at
menghasilkan hormon, melakukan sintesis protein yang menghambat
kerja TRF tetapi mengurangi produksi prolaktin oleh TRF.
d) Gonodotropin releasing hormone (GnRF) mempunyai daya kerja
merangsang sekresi folicle stimulating hormone (FSH) agar
menhasilkan hormon gonad (estrogen dan progesteron).
1) Hormon lutein terdapat diseluruh hipofise, mengandung
granulabsekretori yang merangsang perkembangna folikel dan
graaf dalam ovarium, membentuk spermatozoa pada testis, dan
merangsang ganmetosis laki-laki.
2) Hormon perangsang folikel mengendallikan sekresi estrogen dan
progestrogen dalam ovarium dan memengaruhi luteinisi pada
wanita, dan pada laki-laki memengaruhi produksi testosteron.
e) Hormon pralakin mempertahankan laktasi dengan memengaruhi
langsung kelenjar susu di mamae.
f) Hormon perangsang melanosit (MSH) memengaruhi melanosit dalam
kulit.
2. kelenjar hipofise posterior (neurohipofisis) bekerja sebagai struktur
penunjang bagi ujung-ujung saraf. Kelenjar ini terletak pada nukleus
supraoptik dan paraventrikuler hipotalamus, di bawah kelenjar hipofise
posterior, di dalam aksoplasma, serat-serat neuron berjalan dari
hipotalamus. Hormon yang dihasilkan:
a) hormon antidiuretik (ADH) dibentuk dalam nukleus supraoptik yang
mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah
meningkatkan permiabilitas duktus dan mereabsorpsi sebagian besar
air yang disimpan dalam tubuh . salah satu rangsangan yang
menyebabkan sekresi ADH menjadi kuat adalah penurunan volume
darah.
13

b) Hormon oksitosin dibentuk dalam nukleus paraventrikel, merupakan


salah satu zat yang dapat menimbulkan kontraksi uterus dalam keadaan
hamil, rangsangan sangat kuat pada akhir kehamilan. Efek oksitosin
selama persalinan meningkat pada stadium akhir hingga menimbulkan
sinyal saraf melewati hipotalamus membantu proses persalinan.
Disamping itu membentuk laktaksi sehingga timbulnya pengiriman air
susu dari alveoli ke duktus sehinngga diisap bayi.

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian
bawah,melekat pada tulang laring,sebelah kanan depan trakea,dan melekat pada
dinding laring.Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus
sinistra),saling berhubungan,masing-masing lobus tebalnya 2 cm,panjang 4
cm,dan lebar 2,5 cm.

Gambar 2.4, Tiroid


Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin.Pembentukan hormon tiroid
bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber
utama untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini NB dari folikel seperti kelenjar
asiner,berdinding selapis sel,bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi.Bila
sedang istirahat sel ini piph bagian tengah asiner terisi koloid senyawa
14

tiroglobulin,tirosin,dan hormon tiroksin pada kelenjar tiroid.Sekresi hormon tiroid


memerlukan bantuan TSH untuk endositosis koloid oleh mikrovili,enzim
proteolitik untuk memecahkan ikatan hormon T3 (triiodothyronine),dan
T4(tetraiodothyronine) dari triglobulin dan melepaskan T3 dan T4 ke peredaran
darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma protein bound
iodine(PBI),sebagian besar PBI T4,sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein
jaringan yang bebas dalam keadaan keseimbangan.Reaksi yang di perlukan untuk
sintesis dan sekresi hormon tiroid.
a. Transpor aktif yodium dari plasmake dalam tiroid dan lumen dari folikel-
folikel,proses ini di bantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
b. Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif
dan di bantu oleh TSH.
c. Idiotorosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase.Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk yang
terikat pada tirosin,dalam kelenjar tiroid dalam bentuk tirosin.
d. Tahap terakhir,pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah.Setelah triglobulin
dipecah melalui hidrolisis,T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam
kelenjar tiroid dapat lepas dalam darah.
Efek T3 dan T4:
1. Kalorigenik:
a) Meninggalkan konsumsi oksign di semua jaringan kecuali pada orang
dewasa (otak,limpa,hipofisis anterior, testis,uterus,dan kelenjar limfe).
b) Bergantung pada banyak katekolamin.
c) Merangsang metabolisme zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati
katabolisme protein dan lemak pada tulang dan otot.
d) Meningkatkan produksi panas.
2. Pertumbuhan dan perkembangan :
a) Merangsang sekresi growth hormone (GH).
b) Memperkuat efek GH.
c) Memengaruhi sel-sel saraf,perkembangan mental pada anak balita dan
janin.
15

Sel-sel dari folikel tiroid menyebabkan yodium dalam bentuk yodida


yang diserap dari pembuluh kapiler terdapat di sekeliling setiap folikel.Yodida
yang diserap akan bergabung dengan protein membentuk tiroglobulin yang akan
disekresi ke dalam lumen dari setiap folikel dan membentuk koloid.Tirogbulin
diuraikan oleh enzim proteolitis menjadi tiroksin,merupakan salah satu hormon
dari kelenjar tiroid.Di dalam pembuluh darah tiroksin akan berkaitan dengan
molekul protein.

Fungsi hormon tiroid:

1) Memengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan


tubuh,penggunaan energi total.
2) Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan memngaruhi beberapa reaksi
metabolik dalam tubuh.
3) Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein ,suatu aksi yang
mendahului meningginya basal metabolisme.
4) Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negatif dan sintesis protein
berkurang.
5) Menambah produksi panas dan menyimpan energi pada konsentrasi hormon
tiroid yang tinggi.
6) Absorpsi intestinal dari glukosa bertambah lancar oleh hormon
tiroid,memungkinkan faktor toleransi glikosa yang abnormal sering,di
temukan pada hipertiroidisme.

Kelainan tiroid:

1) Hipertrofi dan hiperplasia fungsional.


a) Struma difosa toksik (tiroksidosis),suatu keadaan hipermetabolisme
dari tubuh karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh respons terhadap
hormon tiroid yang berlebihan dalam darah lepas dari asalnya,bukan
suatu penyakit tetapi suatu sindrom beberapa kelainan.
b) Struma difosa nontoksik:
1. Tipe endemik : kekurangan yodium yang kronik.struma ini disebut
air minum yang kurang mengandung yodium sebagai goiter
simpel,struma endemik,gondok endemik,atau goiter koloid.
16

2. Tipe sporadik : Pembesaran difusi dari struma di daerah endemik


penyebabnya adalah suatu stimulus yang tidak diketahui tetapi
umumnya tidak terjadi pada penduduksecara umum
2) Hipotiroidisme,disebabkan kelainan struktual dan fungsional dari kelenjar
tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi insufiensi.Bila keadaan ini
permanen dan komplet maka keadaan tersebut disebut atirosis atau
atiroidisme.
a) Kretinisme,Hipotioidisme yang berat terjadi sewaktu bayi.Penderita
menjadi cebol dan imbisil.Terjadi pada umur 2-3 bulan dengan gejala
lidah tebal,kedua mata lebih besa dari biasa ,suara serak,sering
konstipasi,somnolen,kulit kasar kekuningan,epala besar,dan ekspresi
sepeti orag bodoh.
b) Miksedema juvenil,Hipoteroidisme yang timbul pada anak sebelum
akil balik (pubertas).Anak menjadi cebol,pertumbuhan tulang
terlambat,dan kecerdasan berkurang.
c) Miksedema dewasa,Gejalanya nonspesifik,timbulnya sangat perlahan
dengan gejala konstipasi,letargi,tidak tahan dingin,otot tegang,dan
sering keram.
3) Neoplasma:
a) Jinak/benigna.Adenoma tiroid pada umumnya bekerja secara otonom
dan tidak dipengaruhi oleh TSH , dapat menjadi toksikadenoma dan
sering menjadi karsinoma (ganas).
b) Ganas/maligna.(Karsinoma tiroid),dimulai dari epitel folikel tiroid
dengan karakteristik tersendiri memungkinkan menjadi karsinoma
metastatik (karsinoma papiler,karsinoma folikuler,karsinoma lastik)
3. Kelenjar Paratiroid
Kalenjar paratiroid terletak di atas selaput yang membungkus di kelenjar
tiroid. Terdapat dua pasang 4 (empat) buah terletak dibelakang tiap lobus dari
kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebela kanan. Besarnya setiap kelenjar
kira-kira 5 x 5 x 3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat keseluruhan lebih
kurang 120 mg.
17

Gambar 2.5, Paratioid


Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin adalah suatu
peptida, terdiri dari 48 asam animo. Suatu kesatuan hormon yang diperlukan
untuk menaikan kalsium serum sebanyak 1 mg% dalam waktu 16 sampai 18 jam.
Osteoblas dan fibroblas mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid, dapat
memengaruhi secara langsung, tetapi tidak mempunyai reseptor-reseptor untuk
hormon paratiroid.
Dalam melaksanakan kerjanya kelanjar tiroid diatur dan diawasi secara
lansung oleh kelenjar hipofise. Produksi hormon paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium didalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal.
Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatik dalam batas
yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari
dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Mineral lain selain kalsium yang mempengaruhi fungsi kelenjar paratiroid
adalah magnesium. Hambatan kerja kelenjar paratiroid mengakibatkan penurunan
kadar magnesium didalm darah atau sebaliknya. Konsentrasi magnesium sangat
diperlukan terhadap fungsi fisiologis kelenjar paratiroid sehingga kelenjar ini
menghasilkan hormon yang diperlukan tubuh.
Fungsi kelenjar paratiroid:
1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas.
18

2. Mengontrol ekskresi kalsium dalam fosfor oleh ginjal, mempunyai efek


terhadap reapsorpsi tubuler dari kalsium dan sekreasi fosfor.
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpisi
tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membran dari
mitokondria.

Fungsi ion kalsium:


1. Penting dalam cairan instrasel dan ekstrasel.
2. Komponen utama dalam tulang.
3. Penting dalam pembekuan darah dan berbagai macam sistem enzim.
4. Penglepasan kalsium (Ca) intrasel untuk mengaktifkan sel (proses sekresi dan
kontraksi otot).
5. Kalsium ekstrasel mengadakan perubaan kecil pada konsentrasi untuk
perubahan kepekaan sel (hipokalsemia) yang menombulkan epilepsi dan
tetani.
Pengaturan sekresi hormon paratiroid:
1. Kadar Ca plasma, meningkatkan Ca plasma menghambat sekresi hormon.
2. Kadar magnesium plasma, menurun magnesium plasma meransang sekresi
hormon paratiroid.

Hormon kalsitonin (CTH) adalah suatu hormon yang turut berperan dalam
metabolisme kalsium dan metabolisme fosfor. Hormon ini merupakan hasil sekresi
sel parafolikel kelenjar tiroid dan bukan oleh kelenjar paratiroid. Secara kimiawi
hormon ini adalah suatu rantai peptida dari 32 asam amino. Kalsitonin bekerja sama
dengan hormon paratiroid untuk hipokalsemik dan hipofosfat yang mempengaruhi
tulang dan ginjal lewat reseptor dalam tulang dan ginjal.

Fungsi hormon kalsitonin:


1. Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat resorpisi tulang (menekan
aktivitas dan jumlah osteoblas, dan menghambat permeabilitas sel-sel pada
tulang).
19

2. Menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan metabolisme


dan mekanisme dalam banyak hal dengan hormon steroid, menambah absorpsi
kalsium dan traktus intestitalis. Vitamin D mempunyai efek langsung terhadap
proses kalsifikasi, membantu meningkatkan tulang, menambah ekskresi fosfat,
dan membantu menurunkan konsentrasi fosfat dalam serum.
Gangguan fungsi kelenjar paratiroid:
1. Hiperfungsi paratiroid. Suatu keadaan ketika kelenjar paratiroid memproduksi
lebih banyak hormon paratiroid dari biasa. Jika diekskresi lebih banyak yang
dibutuhkan disebut hiperparatiroidisme primer. Bila lebih banyak karena
dibutuhkan tersebut hiperparatiroidisme skunder.
a. Hiperparatiroidisme primer:
1) Berkurang kalsium dalam tulang sehingga timbul fraktur spontan sering
ny
2) eri pada tulang, tumor tulang, yang sering terkena adalah tulang panjang.
3) Kelainan traktus urinarius. Efek pada tubuli ginjal biasanya reversibel
(batu ginjal, kadang-kadang nefrokalsinosis [deposisi kalsium dalam
nefron).
4) Menisfestasi sistem sarap sentral (depresi, kofusi, dan koma).
5) Kelemahan neuromuskuler, tenaga otot berkurang, hipotoni otot, dan
keletihan kadang-kadang aritmia kardiak.
6) Manifestasi gastrointestinal: kurang nafsu makan, mual, muntah, dan
kostipasi.
b. Hiperparatiroidisme sekunder. Pada penyakit ini terdapat hipeplasia dan
hiperfungsi kelenjar paratiroid yang disebabkan:
1) Gagal ginjal kronik (glomerulonefritis, pielonefritis, dan anomali
kongenitaldari traktus urogenitalis pada anak).
2) Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin D,
kelainan gastrointestinal).
c. Intoksikasi paratiroid akut. Kejadian ini jarang dengan gejala pada penderita
sangat lemahh, mual, dan muntah). Pada pemeriksaan kalsium sangat tinggi
dan fosfor serum juga tinggi. Penderita dapat koma.
2. Hipoparatiroidisme. Penyakit ini jarang terjadi pada orang dewasa, biasanya
anak dibawah umur 16 tahun. Penyakit ini terjadi setelah strumektomi,terjadi
paratiroidisme sekunder. Timbul gejala gejala reaksi neuromuskuler yang
20

berlebihan akibat kalsium serum yang sangat rendah, tetapi dengan manifestasi
spasmus karpopedal dan kejang pada anggota gerak dan kumpulan otot.
3. Hiperkalsemia, meningginya kadar kalsium dalam darah yang disebabkan:
a. Berhubungan dengan parateroidisme primer.
b. Berhubungan dengan keganasan (tumor hipokalsemia).
c. Berhubungan dengan vitamin D (abnormalitas metabolisme vitamin D).
d. Berhubungan dengan kegagalan ginjal.
e. Intoksikasi vitamin A (terlalu banyak vitamin A).
4. Hipokalsemia. Hipokalsemia tersebut terjadi pada pankreatitis akut,
mengakibatkan hormon paratiroksin menjadi rendah. Klasifikasinya terdiri dari:
a. Hormon paratiroid
1) Hipoparatiroidisme herediter suatu sindrom kompleks kegagalan dari
adrenal, ovarium, dan paratiroid.
2) Hipoparatiroidisme didapat: konplikasi strumektomi, kerusakan kelenjar
partiroid, setelah eksplorasi ginjal.
3) Hipomagnesemia primer dan sekunder.
b. PTH tidak aktif.
1) Gagal ginjal kronik menyebabkan retensi fosfat, mengakibatkan
menurunya kadar kalsium dalam darah.
2) Tidak adanya vitamin D yang aktif menimbulkan penyakit tulang seperti
osteomalasia.
3) Vitamin D aktif tetapi tidak efektif, malabsorpsi internal

4. Kelenjar Adrenal (suprarenalis)


Kelenjar suprarelalis atau adrenal berebentuk ceper terdapat pada bagian
atas dari ginjal. Beratnya kira-kira 5-9 gram berumlah dua buah sesuai dengan
jumlah ginjal. Kelenjar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (korteks) yang
bersal dari sel-sel mesodermal, bagian dalam disebut medula yang berasal dari sel-
sel ektodermal. Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasil kan, fungsi dan
peranan dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh juga berbeda.
21

Gambar 2.6, Kelenjar Adrenal

Bagian korteks menghasilkan hormon-hormon yang dikategorikan sebagai


hormon sterid, sedangkan baagian medula menghasilkan katekolamin.
Kelenjar suprarenalis dibagi atas:
a. Korteks adrenal. Bagian luar bewarna kekuning-kuningan menghasilkan
kortisol, disebut korteks yang terdiri dari sel-sel epitel yang berasal berisi
lipoid yang disebut foam cells, terdiri dari zona glomerulosa lapisan luar),
zona fasikulata (lapsan tengah yang oalling besar), zona retikularis (lapisan
dalam langsung yang mengelilingi medula). Pemeliharaan struktur tubuh dan
aktivitas sekresi dari korteks suprarenal dipengaruhi oleh hormon
adrenokortikotropin (ACTH) dari lobus anterior hipofise. Korteksadrenal
menghasilkan hormon:
1) Kortikosteroid (kartikoid), mengandung struktur dasar nukleus. Faal dari
kortikostiroid memproduksi sekitar 30 jenis kortikostiroid tetap hanya
beberapa yang mempunyai aktivitas biologis yang jelas. Pengaturan
sekresi glukokortikoid, sekresinya dirangsang oleh ACTH dari
adenohipofise melalui pengaruh trifiknya ACTH, mempertahankan
struktur dan perdarahan korteks, adrenal terutamazona fasikulata dan zon
retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh
22

a) Mekanisme umpan balik negatif kortisol dan korkosteron langssung


pada produksi ACTH di adenohipofisis melalui hipotalamus.
b) Sekresi ACTH pagi hari menigkat dan menurun pada malam hari.
c) Stres menigkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.

Fungsi glukokortiroid:
a) Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh:
menigkatkan glikogenesis dan glukagonesis didalam sel hati,w
menigkatkan metabolisme protein terutama di oto dan tulang,
menigkatkan sintesis GNA dan RNA didalam sel hati, menahan ionNa
dan ion CI, meningkatkan sekresi ion K di ginjal, meningkatkan
lipolisi jaringan parifer, deposit lemak di abdomen, leher, dan wajah.
b) Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf pusat.
c) Mengiatkan sekresi asam langbung.
d) Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah, merendahkan
permeabilitas dinding pembuluh darah.
e) Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat
pembentukan antibodi.
f) Menghambat pelepasan histamin dalam reaksi elergi, seringklai
dipakai untuk mengatasi syok anafilaktik besama dengan pemberian
adrenalin.

Hipersekresi glukokortikoid menimbulkan:


a) Hiperglikomia (peninggian kadar gula dalam darah).
b) Otot rangka menjadi atrofi dan lemah.
c) Tangan dan kaki kurus, perut membesar.
d) Bila luka sukar sembuh.
e) Protein tulang berkurang (osteoparosis).
f) Retensi ion Na menyebabkan hipertensi.

Hormon kelamin korteks adrenal yang mempunai efek


kortikostiroid, hormon adrogenik, atau protein anabolik yang mempunyai
struktur dan aktivitas yang menyerupai hotrmon seks. Adrogen yang
diekkresi oleh supraren adlah dihidroepialdosteron (DHEA) dan
andosterosteneon. Hormon ini menyebabkan retensi nitrogen, fosfor,
23

kalium, natrium, dan klorda dlamjumlah yang besar pada wanitasekresinya


diatur oleh ACTH. Efek hormon kelamin:renin- angiotensin. Apabila
volume darah atau tekanan darah keginjal menurun. Menurun sel juksta
gloerilis ginjal merangsang untuk masuk kedalam rongga
a) Androgen terutama ketesteroid dehidrosteron selain testosteron, pada
keadaan fisilogis tidak mempunyai efek maskuli nisasi yang berarti
meningkatkan anabolisme protein dan merangsang pertumbuhan.
b) Estrogen pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi
yang berarti.

Kelainan fungsi korteks adrenal:


a) Hipofungsi: penyakit addison ( kerusakan seluruh zona) dengan tanda-
tanda gabungan karena kekurangan kortisol, aldosteron da drogen
diseti kelebihan ACTH.
b) Hiperfungsi, meliputi 3 sindrom, sindrom lushing, hiperaldosteronise,
dan sindrom androgenital dengan gejla maskulinisasi pada wanita dan
feminisasi pada laki-laki.
2) Mineralokotirkoid meningkatkan retensi ion dan meningkatkan eksresi ion
kalium (K) di ginjal ( tubulus distal dan tubulus koligens), meningkatkan
retensi natrium (Na) dikelenjar keringat dan saluran pencernaan. Diginjal
aldosteron meningkatkan kegiatan pompa natrium di bagian basal membran sel
tubulus. Pengaturan mineralokortikoid:
a) Renin-angiotensi. Aoabila volume darah atau tekanan darah ke ginjal
menurun sel juksta glomerilis ginja merangsng untuk masuk kedalam
rongga pengasingan yang ada didalam selama menjadi angiotensin l
dengan bantuan suatu jenis enzim diubah nebjadi abgiotensin ll,
merangsang sel-sel zona glomerolus korteks adrenalin untuk melepaskn
aldosteron, menigatkan Na, Cl dn air sehingga volume darah akan kembali
normal.
b) Kadar ion Na dan ion K plasma. Apabila ion Na plasma turun dan ion K
plasma naik maka sekresi aldosteron akan meningkat.
c) ACTH dalam dosis yang kecil peran nya sangat kecil sekali, hanya dalam
konsentrasi tinggi dapat merangsang pelepasan aldosteron.
24

Kelainan mineralokortikoid:
a) Insufisiensi adrenal: Na banyak terbuang sedangkan K diretensi, sehingga
kadar ion K plasma meningkat. Bila tidak segera ditangulangi kadar Na
plasma sangat rendah volume plasma sangat rendah, tekanan darah akan
turun, dan terjai gangguan sirkulasi akhirnya syok.
b) Hiperaldosteron: primer karena tumor sel zona glomerulosa yang
menghasilkan aldosteron, hiperttensi tanpa edema, hipokalemia, otot
rangka lemah dan aritmia jantung: sekunder bila meningkat kadarrenin
angiotensin karena dahidrasi akibat pendarahan, kegagaglan jantung, dan
sirosis hepatis.

b. Medula, tediri dari sel-sel yang menghasolkan hormon epinefrin danhormon


norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula
adrenal. Kelenjar medula adrenal. Kelenjar medula adrenal norepinefrin
diubah oleh enzim yang dirangsang oleh kortisol. Pada dasarnya kotekolamin
(adrenalin) dan noradrenain terbentuk melalui suatu hidroksila dan
dekarbosilasi asam amino fenilanin dan tirosin. Tiroksin transfor ke dalam sel
menyereksi katekolamin ditosin.
Fungsi epinefrin dan norepinefrin:
1. Terhadap sistem kardiovaskuer (jantung):
a) Epinefrin menyebabkan vasodilatai arteriole dari lutut dan
vasokonstriksi arteriole dari kulit. Sebagai stimulus untuk aki
jantung, menambh frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan
membesar curah jantung.
b) Norepinefrin: vasokontriksi dan hormon ini menyebabkan tekanan
darah meninggi, sangat berguna untuk memperbaiki keadaan syok
yagn bukan di sebabkan oleh perdarahan.
2. Terhadap otot polos dari visera. Epinefrin menyebabkan relaksasi otot
polos gaster, usus, dan vesika urinaria, otot polos bronkus sehingga
sebagai terapi serangan asma bronkhial.
3. Efek metabolik epinefrin:
a) Dalam hepar menstimulasi pemecahan gliogen, suatu aksi yang
menaikan kadar gula darah melaui penambahan (adenosin monofosfat)
AMP.
25

b) Dalam otot penambah pemecahan glikogen juga melalui penambahan


AMP.
c) Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolisis yang mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak sebagai
bahan pembakar dalam otot dan hati untuk glukoneogenesis.
d) Dalam pankreas menhalangi pelepasan insulin.
e) Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak dari
jaringan menjadi bahan pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa
dengan menambaha glikogenolisis dan mengurangi uptake glukosa
dalam otot, mengurangi pelepasan insulin menghindarkan pemakaian
glukosa oleh jaringan perifer sehingga dipkai saraf sentral.

Perangsangan sistem saraf simpatis dapat melepaskan noradrenalin


dari ujung sara simpatis dan melepaskan noradrenalin dari kelenjar adrenal.
Pada keadaan tertentu dapat merangsang pelepasan katekolamin dari medula
adrenal (keadaan darurat) dengan sengaja marah, dingin,rasa takut, keadaan
gukosa plasma rendah (hipoglikemia), tekanan darah rendah (hipotensi),
anoksia otak (kekurangan oksigen diotak ), asfiksia, menigkatkan kadar
angiotensin.
Pengiatan reseptor beta meningkatkan sintesis siklik AMP yang
menimbulkan pengaruh inhibisi kadar angotensin.
Pengiatan reseptor beta meningkatkan sintesis siklik AMP yang
menimbulkan pengaruh inhibisi pada sel yang bersangkutan , kecuali otot
jantung. Sebaliknya reseptor alfa:
a. Meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah (pengaruh vasokonstrijsi
dari noradrenalin).
b. Meningkatkan glikogenesis (meningkatkan gula darah).
c. Meningkatkan mtebolisme oksidatif glukosa di dalam sel.
d. Meningkatkan pembentukan energi dan panas.

Kelainan fungsi kelenjar medula adrenal:


a. Hiperfungsi medula merupakan kelainan yang sering terjadi. Hiperfungsi
medula suprenalis karena tumor yang di sebut feokromosistoma di kenala
sebagai tumorkromafin berasal dari luar kelenjar supraren. Kadang-kadang
juga di temukan neuroblastoma, ganglioneuroblastoma, dan
26

ganglioneuroma. Ketiga ini lazim didapat diluar medula supraren karena


berasal dari jringan saraf simpatis.
b. Hipofungsi medula. Jarang di temukan kelainan yang menyebabkan gejala
klinis dari hipofungsi medula supraren.
c. Neoplasma kelenjar medula adrenal (peokromositoma). Gejala ini
bergantungan pada jumlah katekoamin yang di lepaskan dan cara
pelepasan (hipertensi yang kontinu, tumor, palpitasi, gelisah, dan sakit
kepala). Gejala tersebut menyangkut gnguan pada berbagai metabolisme.

5. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum,
didalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifurkasi strakhea. Warnanya kemerah-
merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya
kira-kira 10 gram, ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram
dan setelah dewasa akan mengerut.

Gambar 2.7, Thymus

Kelenjar timus menginduksi diperensiasi sel induk linposit yang mampu


berpartisipasi dalam reaksi kekebalan. Diantara bukti tentangadanya aktivasi
27

endokrin pada timus ialahkenyataan bahwa timus peka terhadap hormon tiroid.
Mengencilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin tercapai disebabkan
oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonad. Steroid adrenal juga
menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai prameter untuk kortikosteroid.
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis.Sumber hormon timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah
dewasa pertumbuhan akan berkurang seingga mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi kelnjar tumus:
1. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
2. Sumber hotmon timik yang mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan kemampuan imonologis dalam banyak jaringan
lain.
3. Mengakifkan pertumbuhan badan sehingga pertumbuhan sangat meningkat
pada masa bayi sampai masa remaja dan setelah masa dewasa pertumbuhan
akan berkurang.
4. Mengurangi aktivitas kelamin.
Kelainan pada kelenjar timus:
1. Hiperplasia. Ditandai dengan adanya limfoid folikel didalam medula. Dalam
keadaan normal tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakan kelainan
autonium, reaksi memengaruhi daya imum.
2. Tumor timoma. Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada yang
ganas, mempunyai sel epitel neoplastik. Tumor meneken alat sekelilingnya
menimbulkan sesak napas, batuk, dan nyeri menelan.

6. Kelenjar Epifise
Kekelenjar pienalis (epifise) ini terdapat di dalam ventrikel otak, berbeentuk
kecil dengan merah seperti sebuah cemara. Kelenjarnya menonjol dari
mesensefalon ke atas dan ke belakang kolikus superior. Fungsiny belum diketahui
dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membant pankreas
dan kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual dan
reproduksi manusia.
28

Gambar 2.8, Jaringan Epifise

Glandula pienalis di autr oleh isyarat saraf yang menimbulkan oleh cahaya
yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupamelewati
aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat
sekresi hormon gonadofropin, dan gonad menjadi terhambatan lalu berinvolusi.
Mekanisme kerja insulin:
1. Meningkatkan transpor glukosa dalam sel/jaringan tubuh.
2. Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel.
3. Meningkatkan sintesis protein otak dan hati.
4. Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan menigkatkan
sintesis lipda.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
7. Kelenjar Pankreatika
Pankreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitonial
dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala pankreas
terletak dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke lien. Pankreas
pendapat darah dari arteri linealis dan arteri mesenterika superior. Duktus
pankreatikus bersatu dengan duktus koledukus dan masuk ke duodenum, pankreas
menghasilkan dua kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
29

Gambar 2.9, Pankreatika


Pankreas menghasilkan kelenjar endokrin bagian dari kelompok sel yang
membentuk pulau-pulau langerhans. Pulau-pulau langerhans berbentukoval
tersebar di seluruh pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulai-pulau
langerhans yang dibedakan atas granulasi dan penawaran, setengah dari sel ini
menyekresi hormon insulin.
Dalam tubuh manusia normal pulau langerhans menghasilkan empat jenis
sel:
a. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40% memproduksi glukagon menjadi faktor
hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif.
b. Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin
c. Sel-sel D 5-15% membuat somatostatin
d. Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptid
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu
sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sebelum dapat berfungsi ia harus
berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membran sel. Sekresi insulin
dikendalikan oleh kadar glukosa darah. Kadar glukosa dsarah yang berlebihan
akan merangsang sekresi insulin dan bila kadar glukosa normal atau rendah maka
sekresi insulin akan berkurang.
Mekanisme kerja insulin:
a. Insulin meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh kecuali
otak, tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah. Masuknya
30

glukosa adalah suatu proses difusi, karena perbedaan konsentrasi glukosa


bebas antara luar sel dan dalam sel.
b. Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel
c. Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati
d. Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase, meningkatkan
sintesis lipida.
e. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan ekstrasel
Efek insulin:
a. Efek insulin pada metabolisme karbohidrat, glukosa yang diabsorbsi dalam
darah menyebabkan sekresi insulin lebih cepat, meningkatkan penyimpanan
dan penggunaan glukosa dalam hati, dan menningkatkan metabolisme glukosa
dalam otot. Penyimpanan glukosa dalam otot meningkatkan transpor glukosa
melalui membran sel otot.
b. Efek insulin pada metabolisme lemak dalam jangka panjang. Kekurangan
insulin menyebabkan arteriosklerosis, serangan jantung, stroke, dan penyakit
vaskular lainnya. Kelebihan insulin menyebabkan sintesis dan penyimpanan
lemak, meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel hati, kelebihan ion sitrat,
dan isositrat. Penyimpanan lemak dalam sel adiposa menghambat kerja lipase
yang sensitif hormon dan meningkatkan transpor ke dalam sel lemak.
c. Efek insulin pada metabolisme protein: transpor aktif banyak asak amino ke
dalam sel, membentuk protein baru meningkatkan translasi messenger RNA,
meningkatkan kecepatan transkripsi DNA.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan
diabetes melitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan
ekstraseluler), mengakibatkan sel jaringan mengalami kekurangan glukosa/energi
dan akan merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan. Glukosa akan
dilepaskan ke dalam cairan ekstrasel sehingga terjadi hiperglikemia. Apabila
mecapai nilai tertentu sebagian tidak diabsorpsi ginjal, dikeluarkan melalui urine
sehinggaterjadi glikosuria dan poliuria.
Konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan dengan
sekresi glukagon. Penurunan glukosa darah meningkatkan sekresi glukosa yang
rendah. Pankreas menyekresi gloukagon dalam jumlah yang besar. Asam amino
dari protein meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan glukosa darah.
31

Pada orang normal , konsentrasi glukosa darah diatur sangat sempit


90mg/100ml. Orang yang berpuasa setiap pagi sebelum makan 120-140mg/100
ml, setelah makan akan meningkat, setelah 2 jam kembali ketingkat normal.
Sebagian besar jaringan dapat menggeser ke penggunaan lemak dan protein untuk
energi bila tidak terdapat glukosa. Glukosa merupakan satu-satunya zat giji yang
dapat di gunakan oleh otak, retina, dan epital germinativum.

8. Kelenjar Kelamin
Kelenjar gonad yaitu testes pada pria dan ovarium pada wanita,
mempunyai fungsin endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testes
menghasilkan hormon seks yaitu androgen dan sperma. Sedangkan ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron serta menghasilkan sel telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran
yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi
aktif dan sifat kelamin sekunder mulai nampak, terjadi peningkatan sekresi
gonadotropin (FSH dan LH) yang merangsang perkembangan dan produksi
kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan kepekaan
hipotalamus terhadap inhibasi (hambatan) steroid menurun.

Gambar 2.10,Alat Reproduksi Pria


32

Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan:


a. Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
b. Pelaksanaan kerja seksual
c. Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon (fungsi endokrin) yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormon seks pria pada organ
seks tambahan, metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
Testis menghasilkan beberapa hormon seks pria yang bersama-sama
dinamakan androgen. Salah satu diantaranya testosteron yang lebih banyak dan
lebih kuat dari yang lain, serta bertanggung jawab pada efek hormon pria.
Testosteron dibentuk oleh sel interstisial leyding yang terletak pada interstisial
antara tubulus seminalis. Sekresi androgen (hormon seks pria), misalnya kelenjar
adrenal menyekresi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat
maskulinasi yang bermakna.
Fungsi endokrin testis:
1. Testis janin dapat menurun hingga trimester ketiga kehamilan, manistesis
androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum minggu 11-18)
menghasilkan testosteron.
2. Pada janin testosteron diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan
eksterna laki-laki.
3. Pada pria dewasa untuk perkembangan dan mempertahankan ciri-ciri seks
sekunder pria serta spermatogenesis.
Setelah lahir, sel leyding mengalami masa istirahat dan mulai aktif
kembali menjelang masa remaja (pubertas). Pengaruh gonodotropin
adenohipofisis adalah menyempurnakan maturasi sistem reproduksi.
Pengaturan fungsi endokrin testis:
1. LH/ICTH adenohipofisis, merangsang sekresi testosteron oleh sel leyding.
Sedangkan pelepasan LH diatur oleh GnRH hipotalamus.
2. Sebaliknya testosteron melalui mekanisme feed back negatif mengembalikan
pelepasan LH.
Pengaturan spermatogenesis:
1. Folikel perangsang hormon, merangsang spermatogenesis
2. Hormon lutein, merangsang sekresi testosteron dan mempertahankan
spermatogenesis. Kerja FSH dan testosteron merangsang sel untuk
membentuk senyawa yang diperlukan untuk maturasi sperma. Sekresi FSH
33

diatur melalui mekanisme feed back negatif yaitu peningkatan sekresi dari sel
sertoli.
Efek testosteron:
1. Pada janin, merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital ke arah
pria, pengatur pola jantan (pria), dan pengontrolan hipotalamus terhadap
sekresi gonodotropin setelah pubertas.
2. Pada pubertas, memengaruhi sifat kelamin sekunder, yaitu perkembangan
bentuk tubuh, perkembangan alat genital, distribusi rambut, pembesaran
laring, dan sifat anak agresif.

Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu
persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan dan periode kehamilan.
Sistem hormon wanita :

Gambar 2.11,Alat Produksi Wanita

1. Hormon pelepas hipotalamus (luteinizing hormone releasing hormone,


LHRH), hormon dari hipotalamus yang dihasilkan di perikarion neuron
hipotalamus, terikat oleh reseptor gonodotrofin, merangsang produksi
hormon lutein dan merangsang folikel perangsang hormon, dan
merangsang penurunan produksi pelepasan gonodotrofin.
34

2. Hormon hipofise anterior (FSH dan LH) yang disekresi akibat respons
terhadap hormon pelepas di hiotalamus, mwmicu sintesis steroid di
ovarium. Pembentukan reseptor LH di lapisan granulosa mulai terjadi
apabila peningkatan konsentrasi gonodotrofin pra-ovulasi. Meskipun
belum ada ovulasi, LH dapat dijumpai dalam jumlah besar dalam sel-sel
granulosa, meletakkan dasar kerja korpus luteum selama fase luteal.
Selama proses ovulasi di dalam sel granulosa terjadi perubahan sintesis
steroid dari estrogen menjadi progesteron dalam proses pecahnya folikel
sampai terjadinya ovulasi, meningkatkan vaskularisasi pada lapisan
granulosa maka progesteron meningkat dalam serum.
3. Hormon ovarium (estrogen dan progesteron) disekresi oleh ovarium
akibat respons terhadap dua hormon dari kelenjar hipofise. Korpus
luteum membuat steroid estrogen maupun progesteron yang merangsang
pertumbuhan dan diferensiasi seluruh reproduksi wanita serta struktur
yang terpengaruh dengan bermacam-macam sistemik.
a. Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol. Ovarium hanya
membuat estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid
pada wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan estrogen diproduksi
oleh plasenta. Estrogen beredar terikat pada protein plasma. Urine
wanita hamil banyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh
plasenta. Mekanisme aksi estrogen mengatur ekspresi gen tertentu
dalam sel yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat umumnya sebagai
perangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi peningkatan sintesis
protein. Khasiat khususnya:
1) Serviks: produksi estradiol meningkatkan fase folikuler sekresi
getah serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat
ovulasi.
2) Vagina: estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina,
meningatkan produksi asam laktat, nilai pH menjadi rendah
sehingga memperkecil terjadinya infeksi, mempersiapkan
spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapat menebus seubung
ovum.
b. Progesteron. Senyawa ini memiliki aksi yang bervariasi terhadap
organ reproduksi wanita dan di bawah kondisi psikologik sering
35

bekerja secara sinergistik dengan estrogen, kadang-kadang juga


bekerja saling menghambat (antagonistik). Steroid ini sangat penting
dalam mempersiapkan uterum untuk implantasi blastosit dalam
memelihara kehamilandan mengatur organ aksesori selama siklus
reproduksi. Metabolisme progesteron yang utama di dalam urine,
pregnandiol, dan pregnantiol. Senyawa ini dibuang sebagai
glukorunid. Khasiat umumnya mempersiapkan tubuh untuk
menerima kehamilan, merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan
implantasi, terjadi karena pengaruh estradiol menyintesis reseptor
untuk progesteron. Khasiat khusus:
1) Endometrium: perubahan sekretorik mencapai puncaknya pada
hari ke-22 siklus haid normal. Bila progesteron terlalu lama
memengaruhi endometrium akan terjadi degenerasi endometrium
sehingga tidak cocok menerima nidasi.
2) Serviks: pengaruh progesteron mengurangi getah serviks,
molekul besar menjadi tebal, sehingga porsio dan serviks
menjadi sangat sempit dan getah serviks menjadi kental.
3) Miometrium: menurunkan tonus miometrium sehingga kontraksi
berjalan lambat. Dalam kehamilan khasiat ini bermanfaat karena
membuat uterus menjadi tenang.
4) Relaksin, merupakan hormon larut dalam air yang terdapat dalam
ovarium. Plasenta dan uterus memiliki aktivitas relaksin yang
diisolasi dari ekstrak air ovarium dan dimurnikan. Sebagian
ditemukan pada waktu bersamaan dengan adanya steroid
ovarium.
Ovarium merupakan organ otonom, kemampuan fungsionalnya
dipengaruhi oleh banyak rangsangan dari luar yang disalurkan ke sistem saraf
pusat. Endokrin memiliki pengaruh modulasi terhadap produksi gamet dan hormon
gonodotrofin hipofisis yaitu FSH dan LH.
Pengaruh estrogen adalah menggiatkan jaringan seks aksesori, dengan
merangsang pembelahan sel dalam lapisan yang lebih dalam, menyebabkan
penggantian lapisan luar secara lebih cepat. Pembelahan sel yang cepat akan
berlangsung terus menerus merupakan suatu faktor predisposisi jaringan untuk
menjadi kanker.
36

Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu persiapan
tubuh untuk konsepsi dan kehamilan serta selama periode kehamilan.
Thyrotropin releasing hormone (TRH) menghasilkan prolaktin. Sel
penghasil prolaktin adalah laktotrof. Hormon ini dijumpai dalam plasma wanita
dan pria yang normal. Hormon hipofisis juga menguatkan prolaktin (prolactina
releasing hormone, PRF). Laju sintesis prolaktin paling besar tidak dikendalikan
hipotalamus, dalam bentuk sekresi dopamin. Laju sekresi normal prolaktin pada
pria dan wanita yang tidak hamil adalah 300 mg/menit/m2 dan laju pembersihan
metabolik 40-50 ml/menit/m2. Sekresi prolaktin dikendalikan oleh dopamin yang
disekresi ke dalam pembuluh aorta dari neuron yang berpuncak pada nukleus dan
berakhir pada eminensia mediana. Rangsangan fisiologis prolaktin adalah isapan
bayi ketika menyusu, juga rangsangan taktil pada puting yang menimbulkan refleks
neuroendokrin yang menyebabkan pengeluaran prolaktin.
Pada kehamilan, korpus luteum akan dipertahankan oleh hormon khorion
gonodotropin (hCG) sampai 2 bulan kehamilan. Selanjutnya fungsi korpus luteum
akan diambil alih oleh plasenta. Estrogen kadarnya meningkat, dibentuk oleh sel-
sel tropoblas plasenta. Plasenta tidak mempunyai enzim hidroksilase yang
mengubah progesteron menjadi endrostenedion sehingga diperlukan DHEA yang
dibentuk oleh janin dan diaromatisasikan menjadi estrogen. Fungsi estrogen pada
kehamilan untuk meningkatkan aliran darah utero-plasenta. Progesteron dihasilkan
oleh korpus luteum kehamilan kemudian dihasilkan oleh sel-sel tropoblas plasenta.
Fungsi progesteron menjaga miometrium dalam keadaan istirahat dan mencegah
reaksi imunologik terhadap antigen asing. hCG mencapai konsentrasi puncak pada
minggu ke-10 dan menurun paling rendah pada minggu ke-19 sampai 20.
Fungsinya mengatur endrogen pada janin dan membentuk korpus luteum
menstruasi menjadi korpus luteum kehamilan.
37

Tabel 2.1 ringkasan hormon utama


Kelenjar Hormon Sel sasaran Fungsi utama
Endokrin hormon
Hipotalamus Hormon yang Hipofisis anterior Mengontrol
melepaskan/mengham pengeluaran hormon-
bat (TRH, CRH, Gn, hormon hipofisis
RH, GHRH, GHH, anterior
PRH, PH)
Hipofisis Vasopresin (hormon Tubulus ginjal Meningkatkan
posterior antidiuretik) reabsorpsi H2O
Arteriol Menumbulkan
vasokontriksi
Oksitosin Uterus Meningkatkan
kontraktibilitas
Kelenjar Menyebabkan
mammae pengeluaran air susu
ibu

Hipofisis Tiroid stimulating Sel folikel tiroid Merangsang sekresi


anterior hormone (TSH) T3 dan T4
Hormon Zona fasikula dan Merangsang sekresi
adrenokortikotropik zona retikularis kortisol
(ACTH) korteks adrenal
Hormon pertumbuhan Tulang jaringan Esensial tapi bukan
(GH) lunak satu-satunya penyebab
pertumbuhan
merangsang
pertumbuhan tulang
dan pengaruh jaringan
lunak metbolik
mencakup anabolisme
protein, lemak, dan
konservasi glukosa
Hati Merangsang sekresi
somatostatin

Folicle stimulating Wanita folikel Mendorong


hormone (FSH) ovarium pertumbuhan dan
perkembngan folikel.
Merangsang sekresi
estrogen
Pria: tubulus Merangsang produksi
semiverosa di sperma
testis
38

Tabel 2.2 ringkasan hormon utama (lanjutan)


Kelenjar Hormon Sel sasaran Fungsi utama hormon
Endokrin
Hipofisis Luteinizing hormone Wanita: folikel Merangsang ovulasi,
anterior (LH) ovarium dan perkembangan korpus
(lanjutan) korpus luteum luteum, dan sekresi
estrogen dan progesteron
merangsang sektresi
Interstitial cel Pria: sel Merangsang sekresi
stimulating hormone intestisium testosteron
leyding di testis

Prolaktin Wanita: klenjar Mendorong


mamaria perkembangan payudara
merangsang
sekresi susu pria
Se folikel Tetraiodotironin Sebagian besar sel Tidak jelas meningkatkan
kelenjar tiroid (T4/tiroksin) laju metabolisme
Triiodotironin (T3) Esensial untuk
pertumbuhan normal dan
perkembangan saraf

Sel C kelenjar Kaisitonin Tulang Menurunkan konsentrasi


tiroid kalsium
Korteks Aldosteron Tubulus ginjal Meningkatkan reabsorpsi
adrenal (mineralokortikoid) Na+ dan sekresi K+
Zona
glumerulosa
Zona Kortisol Sebagian besar sel Meningkatkan glukosa
fasikulata dan (glikokortikoid) darah dan dengan
zona mengorbankan simpanan
retikularis protein dan lemak
Berperan dalam adaptasi
terhadap stres

Androgen Wanita: tulang mBerperan dalam


(dehidroepianndroster dan otak lonjakan pertumbuhan
on) masa pubertas dan
dorongan seks wanita
Medula Epinefrin dan Reseptor simpatis Memperkuat sistem
adrenal norepinefrin di seluruh tubuh sarafsimpatis
Berperan dalam adaptasi
terhadap stres dan
pengaturan tekanan daran
39

Kelenjar Hormon Sel sasaran Fungsi utama hormon


Endokrin
Pankreas Insulin (sel Sebagian besar Mendorong penyerapan,
endokrin (pulau beta) sel penggunaan dan
langerhans) penyimpanan nutrien oleh
sel
Glukagon (sel Sebagian besar Penting untuk
alfa) sel mempertahankan kadar
nutrien dalam darah selama
fasse pascaabsorptif
Somatostatin Sistem Menghambat pencernaan
sel D pencernaan sel dan penyerapan nutrien
pulau pankreas Menghambat sekresi semua
hormon pankreas
Kelenjar Hormon Meningkatkan konsentrasi
paratiroid paratiroid (HPT) kalsium plasma
Menurunkan konsentrasi
fosfat dalam plasma
Merangsang pengaktifan
vitamin D
Gonad wanita Estrogen Organ seks Mendorong perkembangan
di ovarium (estradiol) wanita folikel berperan dalam
perkembangan karakteristik
seks skunder
Tubuh secara Merangsang pertumbuhan
keseluruhan uterus pada payudara
tulang Mendorong penumpukan
lempeng efifisis
Progesteron uterus Mempersiapkan rahim
untuk kehamilan
Pria (testis) Testosteron Organ seks pria Merangsang produksi
sperma
Tubuh secara Bertanggung jawab untuk
keseluruhan perkembangan karakteristik
sekunder
Meningkatkan lonjakan
pertumbuhan masa pubertas
Tulang Merangsang penutupan
lempeng epifisis
Testis dan Inhibisi Hipofisis anterior Menghambat sekresi FSH
ovarium
Kelenjar pineal Melantonin Hipofisis anterior Diyakini menghambat
(organ gonodotropin melalui masa
reproduksi) pubertas, mungkin
disebabkan oleh penurunan
sekresi melantonin
40

Kelenjar Hormon Sel sasaran Fungsi utama hormon


Endokrin
Plasenta Estrogen (estradiol Organ seks wanita Membantu mempertahankan
progesteron) kehamilan
Mempersiapkan payudara
untuk menyusui
Gonadotropin Korpus luteum Mempertahankan korpus
korionik ovarium luteum kehamilan
Ginjal Renin (angiotensin) Zona glomerulosa Merangsang sekresi aldosteron
korteks adrenal
(dipengaruhi oleh
angiotensin) yang
diaktifkan oleh
renin
Eritropoietin Sumsum tulang Merangsang produksi eritrosi
Lambung Gastrin Kelenjar eksokrin Merangsang produksi eritrosit
dan otot polos
Duodenum Sekretin, Saluran Memudahkan pencernaan dan
kolesistokinin, pencernaan, penyerapan
gastrik inhibitori pankreas, hati, dan
peptida kantung empedu
Hati Vitamin D Usus halus Meningkatkan penyerapan
kalsium dan fosfat dari
makanan
Timus timosin Limfosit T Meningkatkan poliferasi dan
fungsi limfosit T
Jantung Peptida nutreuretik Tubulus ginjal Menghambat responsi Na+
atrium
41

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem indokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke
dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus
(saluran). Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/kapiler darah. Hasil
sekresinya disebut hormon. Hormon merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh
organ yang memiliki efek regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu, yang
sekresi oleh kelejar endokrin, diangkot oleh darah ke jaringan sasaran untuk
memengaruhi/mengubah kegitan alat /jaringan sasaran.
42

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika


Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika
43

Soal
1. Bagaimana kerja hormon ?
2. Apa yang dimaksud dengan kelenjar tiroid dan sebutkan hormon yang dihasilkannya ?
3. Apa yang terjadi jika seseorang kekurangan insulin?
4. Bagaimana pengaruh ekstrogen dalam hormon ovarium ?
5. Sebutkan dan jelaskan kelainan pada kelenjar timus?

Jawaban:
1. Pekerjaan hormone adalah interaksi hormone dengan makromolekul spesifik yang
disebut reseotor hormone dalam sel jaringan.
2. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah,
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin
3. Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan diabetes
melitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan ekstraseluler),
mengakibatkan sel jaringan mengalami kekurangan glukosa/energi dan akan
merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan.
4. Pengaruh estrogen adalah menggiatkan jaringan seks aksesori, dengan merangsang
pembelahan sel dalam lapisan yang lebih dalam, menyebabkan penggantian lapisan
luar secara lebih cepat.
5. Kelainan pada kelenjar timus:
a. Hiperplasia. Ditandai dengan adanya limfoid folikel didalam medula. Dalam
keadaan normal tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakan kelainan
autonium, reaksi memengaruhi daya imum.
b. Tumor timoma. Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada yang
ganas, mempunyai sel epitel neoplastik. Tumor meneken alat sekelilingnya
menimbulkan sesak napas, batuk, dan nyeri menelan.

Anda mungkin juga menyukai