BAB II
SISTEM ENDOKRIN
Pada saraf akhir dari kerja hormone adalah interogator di dalam metabolisme
dalam organ tujuan. Jika respons yang diberikan oleh target organ, maka akibat
pemberian dari satu hormone respons yang diperoleh makin jelas terlihat pada
setiap tahap berikutnya. Dalam melaksanakan kerjanya, hormone-hormon saling
bekerja sama bergantung pada intensitas kerja masing-masinghormon.
Dalam kedaan fisiologis, hormone di dalam peredaran darah mempunyai
mekanisme pengatur sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum
dalam menjaga keseimbangan dalam organ tujuan yang berada di bawah
pengaruhnya. Mekanisme pengaturan ini disebut system umpan balik negatif.
Misalnya,hipofiseterhadap hormon seks yang dihasilkan oleh gonad hipofise pars
anterior menghasilkan gonadotropin, merangsang kelenjar gonad untuk
menghasilkan hormone seks. Bila hormone seks dalam peredaran darah mencapai
keadaan yang melebihi sehingga produksi hormone lebih tinggi, hormone seks
akan menghambat hipofise untuk mengurangi produksi hormone gonadotropin
sehingga hormone seks menurun mencapai kadar optimum.
Mekanisme kerja hormone pada tingkat sel.
1. Hormone yang bermulekol besar (polipetida dan protein). Tidak dapat
menembus sel dan bekerja pada permukaan sel dengan cara mengikat pada
suatu reseptor khas disebelah luar membran sel tersebut, merangsang enzim
adenilatsikklase dalam sel sehingga terbentuk AMP (adenosine mono-fosfat)
siklik. Ada pengecualian yaitu pada insulin, prolaktin, dan growth hormone
(GH), mekanisme kerjanya tidak mengikuti pola diatas. Selanjut AMP siklik
dapat mengaktifkan kinase-kinase protein tertentu di dalam sel untuk
menginduksi serangkaian reaksi metabolik didalam sel sasaran.
2. Hormone yang mulekolnya kecil (hormone steroid dan hormone tiroid).
Hormone ini mempunai pengaruh terhadap spektrum jenis sel-sel sasaran yang
lebih luas. Hormone steroid menembus membrane sel, berkaitan dengan
reseptor protein khas sitoplasma. Ikatan kompleks steroid reseptor masuk
5
kedalam inti sel berkaitan dengan kromatin yang memengaruhi ekskresi gen,
sehingga terjadi perubahan pada DNA. Akibatnya terjadi kenaikan/penurunan
kecepatan prudoksi RNA, selanjutnya memengaruhi produksi protein yang
khas.
Fungsi Hormon adalah:
1) Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh
2) Memacu reproduksi
3) Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis
4) Mengatur tingkah laku
1. Kelenjar Hipofise
Kelenjar hipofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak
(sela tursika) fossa pituitaria os sphenoid. Besarnya kira-kira 10 x 13 x 6mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peran penting dalam
menyekresi hormon dari organ endokrin, kegiatan hormon yang lain, dan
memengaruhipekerjaan kelenjar yang lain.
Pada hipofise diatur agar setiap kelenjar endokrin, sendiri-sendiri atau
bersama-sama, dapat melaksanakan fungsi dengan baik dan terkoordinasi. Fungsi
hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan
oleh sejumlah hormone yang dihasilkan hipotalamus. Akibat rangsangan susunan
saraf pusat, hormone-hormon yang mengatur funsi hipofise disebut
hipophysiotropic hormone dihasilkan oleh sel-sel neorosekretori yang terdapat
dalam hipotalamus.
Gambar 2.2,Hipofise
Kelenjar hipofise mempunya tiga lobus, yaitu lobus anterior, lobus intermedia,
lobus posteriot. Lobus posterior mendapat persarafan dari nukleus supraoptik dan
paraventrikular dihipotalamus. Lobus anterior mebdapat suplai darah dari
pembuluh darah hipofisis portal. Secara embrionik ketiga lobus ini berasal dari
jaringan yang berbeda.
7
a. Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke (dua tulang rawan)
yang menempel pada jaringan otak lobus posterior, menghasilkan sejumlah
hormon yang bekerja sebagai pengendalian produksi dari semua organ
endokrin yang lain.
1) Hormon somatotropik (growth hormone). Hormon pertumbuhan yang
berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera
penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek
langsung (efek anti-insulin) memerlukan adanya kartisol untuk
meningkatkan lipolisis dan glukosa darah. Efek tidak langsung
merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok peptida)
untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta
meningkat sintesis protein meningkatkan proliferasi sel.
Gangguan fungsi
1) Hipofungsi: perubahan yang melibatkan defisiensi hormon GH,
thyroid stimulating hormone (THS), dan hormon adenokortokotropik
(ACTH). Gangguan pada hipotalamus.
2) Hiperfungsi, biasanya disebabkan oleh tumor sel-sel adenohipofisis.
Hipersekresi GH menimbulakan gigantisme/akromegali bergantung
pada usia terjadinya hipersekresi. Pembesaran alat viseral dan hipertrifi
jaringan bwah kulit. Kelebihan GH akan menyebabkan gejala diabetes
melitus (poliuria, polifagia, dan polidipsia). Hipersekresi prolaktin,
pada wanita menimbulkan amenore dan pada laki-laki menimbulkan
impotensi. Hipersekresi ACTH menyebabkan penyakit cousing dan
hiperpigmentasi kulit.
Fungsi kelenjar hipofise dap at diatur oleh susunan saraf pusat melaui
hipotalamus. Penngaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan
oleh hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi
hipotalamus diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang berasal dari
hipotalamus. Kecepatan sekresi hormon berbeda-berbeda. Berbagai hormon
yang ada dalam darah dapat menghambat dan mempercepat rangsangan dari
shipotalamus.o
Bagian-bagian kelenjar hipotalamus:
1. Kelenjar hipofise anterior, mengandung banyak jenis sel sekretorik,
menghasilkan hormon antara lain:
a) Hormon somatotropin adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh, menambah ukuran
sel, dan meningkatkan proses mitosis diikuti dengan bertambahnya
jumlah sel, meningkatkankecepatan sintesis protein, meningkatkan
12
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian
bawah,melekat pada tulang laring,sebelah kanan depan trakea,dan melekat pada
dinding laring.Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus
sinistra),saling berhubungan,masing-masing lobus tebalnya 2 cm,panjang 4
cm,dan lebar 2,5 cm.
Kelainan tiroid:
Hormon kalsitonin (CTH) adalah suatu hormon yang turut berperan dalam
metabolisme kalsium dan metabolisme fosfor. Hormon ini merupakan hasil sekresi
sel parafolikel kelenjar tiroid dan bukan oleh kelenjar paratiroid. Secara kimiawi
hormon ini adalah suatu rantai peptida dari 32 asam amino. Kalsitonin bekerja sama
dengan hormon paratiroid untuk hipokalsemik dan hipofosfat yang mempengaruhi
tulang dan ginjal lewat reseptor dalam tulang dan ginjal.
berlebihan akibat kalsium serum yang sangat rendah, tetapi dengan manifestasi
spasmus karpopedal dan kejang pada anggota gerak dan kumpulan otot.
3. Hiperkalsemia, meningginya kadar kalsium dalam darah yang disebabkan:
a. Berhubungan dengan parateroidisme primer.
b. Berhubungan dengan keganasan (tumor hipokalsemia).
c. Berhubungan dengan vitamin D (abnormalitas metabolisme vitamin D).
d. Berhubungan dengan kegagalan ginjal.
e. Intoksikasi vitamin A (terlalu banyak vitamin A).
4. Hipokalsemia. Hipokalsemia tersebut terjadi pada pankreatitis akut,
mengakibatkan hormon paratiroksin menjadi rendah. Klasifikasinya terdiri dari:
a. Hormon paratiroid
1) Hipoparatiroidisme herediter suatu sindrom kompleks kegagalan dari
adrenal, ovarium, dan paratiroid.
2) Hipoparatiroidisme didapat: konplikasi strumektomi, kerusakan kelenjar
partiroid, setelah eksplorasi ginjal.
3) Hipomagnesemia primer dan sekunder.
b. PTH tidak aktif.
1) Gagal ginjal kronik menyebabkan retensi fosfat, mengakibatkan
menurunya kadar kalsium dalam darah.
2) Tidak adanya vitamin D yang aktif menimbulkan penyakit tulang seperti
osteomalasia.
3) Vitamin D aktif tetapi tidak efektif, malabsorpsi internal
Fungsi glukokortiroid:
a) Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh:
menigkatkan glikogenesis dan glukagonesis didalam sel hati,w
menigkatkan metabolisme protein terutama di oto dan tulang,
menigkatkan sintesis GNA dan RNA didalam sel hati, menahan ionNa
dan ion CI, meningkatkan sekresi ion K di ginjal, meningkatkan
lipolisi jaringan parifer, deposit lemak di abdomen, leher, dan wajah.
b) Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf pusat.
c) Mengiatkan sekresi asam langbung.
d) Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah, merendahkan
permeabilitas dinding pembuluh darah.
e) Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat
pembentukan antibodi.
f) Menghambat pelepasan histamin dalam reaksi elergi, seringklai
dipakai untuk mengatasi syok anafilaktik besama dengan pemberian
adrenalin.
Kelainan mineralokortikoid:
a) Insufisiensi adrenal: Na banyak terbuang sedangkan K diretensi, sehingga
kadar ion K plasma meningkat. Bila tidak segera ditangulangi kadar Na
plasma sangat rendah volume plasma sangat rendah, tekanan darah akan
turun, dan terjai gangguan sirkulasi akhirnya syok.
b) Hiperaldosteron: primer karena tumor sel zona glomerulosa yang
menghasilkan aldosteron, hiperttensi tanpa edema, hipokalemia, otot
rangka lemah dan aritmia jantung: sekunder bila meningkat kadarrenin
angiotensin karena dahidrasi akibat pendarahan, kegagaglan jantung, dan
sirosis hepatis.
5. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum,
didalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifurkasi strakhea. Warnanya kemerah-
merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya
kira-kira 10 gram, ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram
dan setelah dewasa akan mengerut.
endokrin pada timus ialahkenyataan bahwa timus peka terhadap hormon tiroid.
Mengencilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin tercapai disebabkan
oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonad. Steroid adrenal juga
menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai prameter untuk kortikosteroid.
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis.Sumber hormon timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah
dewasa pertumbuhan akan berkurang seingga mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi kelnjar tumus:
1. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
2. Sumber hotmon timik yang mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan kemampuan imonologis dalam banyak jaringan
lain.
3. Mengakifkan pertumbuhan badan sehingga pertumbuhan sangat meningkat
pada masa bayi sampai masa remaja dan setelah masa dewasa pertumbuhan
akan berkurang.
4. Mengurangi aktivitas kelamin.
Kelainan pada kelenjar timus:
1. Hiperplasia. Ditandai dengan adanya limfoid folikel didalam medula. Dalam
keadaan normal tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakan kelainan
autonium, reaksi memengaruhi daya imum.
2. Tumor timoma. Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada yang
ganas, mempunyai sel epitel neoplastik. Tumor meneken alat sekelilingnya
menimbulkan sesak napas, batuk, dan nyeri menelan.
6. Kelenjar Epifise
Kekelenjar pienalis (epifise) ini terdapat di dalam ventrikel otak, berbeentuk
kecil dengan merah seperti sebuah cemara. Kelenjarnya menonjol dari
mesensefalon ke atas dan ke belakang kolikus superior. Fungsiny belum diketahui
dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membant pankreas
dan kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual dan
reproduksi manusia.
28
Glandula pienalis di autr oleh isyarat saraf yang menimbulkan oleh cahaya
yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupamelewati
aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat
sekresi hormon gonadofropin, dan gonad menjadi terhambatan lalu berinvolusi.
Mekanisme kerja insulin:
1. Meningkatkan transpor glukosa dalam sel/jaringan tubuh.
2. Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel.
3. Meningkatkan sintesis protein otak dan hati.
4. Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan menigkatkan
sintesis lipda.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
7. Kelenjar Pankreatika
Pankreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitonial
dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala pankreas
terletak dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke lien. Pankreas
pendapat darah dari arteri linealis dan arteri mesenterika superior. Duktus
pankreatikus bersatu dengan duktus koledukus dan masuk ke duodenum, pankreas
menghasilkan dua kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
29
8. Kelenjar Kelamin
Kelenjar gonad yaitu testes pada pria dan ovarium pada wanita,
mempunyai fungsin endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testes
menghasilkan hormon seks yaitu androgen dan sperma. Sedangkan ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron serta menghasilkan sel telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran
yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi
aktif dan sifat kelamin sekunder mulai nampak, terjadi peningkatan sekresi
gonadotropin (FSH dan LH) yang merangsang perkembangan dan produksi
kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan kepekaan
hipotalamus terhadap inhibasi (hambatan) steroid menurun.
diatur melalui mekanisme feed back negatif yaitu peningkatan sekresi dari sel
sertoli.
Efek testosteron:
1. Pada janin, merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital ke arah
pria, pengatur pola jantan (pria), dan pengontrolan hipotalamus terhadap
sekresi gonodotropin setelah pubertas.
2. Pada pubertas, memengaruhi sifat kelamin sekunder, yaitu perkembangan
bentuk tubuh, perkembangan alat genital, distribusi rambut, pembesaran
laring, dan sifat anak agresif.
Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu
persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan dan periode kehamilan.
Sistem hormon wanita :
2. Hormon hipofise anterior (FSH dan LH) yang disekresi akibat respons
terhadap hormon pelepas di hiotalamus, mwmicu sintesis steroid di
ovarium. Pembentukan reseptor LH di lapisan granulosa mulai terjadi
apabila peningkatan konsentrasi gonodotrofin pra-ovulasi. Meskipun
belum ada ovulasi, LH dapat dijumpai dalam jumlah besar dalam sel-sel
granulosa, meletakkan dasar kerja korpus luteum selama fase luteal.
Selama proses ovulasi di dalam sel granulosa terjadi perubahan sintesis
steroid dari estrogen menjadi progesteron dalam proses pecahnya folikel
sampai terjadinya ovulasi, meningkatkan vaskularisasi pada lapisan
granulosa maka progesteron meningkat dalam serum.
3. Hormon ovarium (estrogen dan progesteron) disekresi oleh ovarium
akibat respons terhadap dua hormon dari kelenjar hipofise. Korpus
luteum membuat steroid estrogen maupun progesteron yang merangsang
pertumbuhan dan diferensiasi seluruh reproduksi wanita serta struktur
yang terpengaruh dengan bermacam-macam sistemik.
a. Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol. Ovarium hanya
membuat estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid
pada wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan estrogen diproduksi
oleh plasenta. Estrogen beredar terikat pada protein plasma. Urine
wanita hamil banyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh
plasenta. Mekanisme aksi estrogen mengatur ekspresi gen tertentu
dalam sel yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat umumnya sebagai
perangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi peningkatan sintesis
protein. Khasiat khususnya:
1) Serviks: produksi estradiol meningkatkan fase folikuler sekresi
getah serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat
ovulasi.
2) Vagina: estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina,
meningatkan produksi asam laktat, nilai pH menjadi rendah
sehingga memperkecil terjadinya infeksi, mempersiapkan
spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapat menebus seubung
ovum.
b. Progesteron. Senyawa ini memiliki aksi yang bervariasi terhadap
organ reproduksi wanita dan di bawah kondisi psikologik sering
35
Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu persiapan
tubuh untuk konsepsi dan kehamilan serta selama periode kehamilan.
Thyrotropin releasing hormone (TRH) menghasilkan prolaktin. Sel
penghasil prolaktin adalah laktotrof. Hormon ini dijumpai dalam plasma wanita
dan pria yang normal. Hormon hipofisis juga menguatkan prolaktin (prolactina
releasing hormone, PRF). Laju sintesis prolaktin paling besar tidak dikendalikan
hipotalamus, dalam bentuk sekresi dopamin. Laju sekresi normal prolaktin pada
pria dan wanita yang tidak hamil adalah 300 mg/menit/m2 dan laju pembersihan
metabolik 40-50 ml/menit/m2. Sekresi prolaktin dikendalikan oleh dopamin yang
disekresi ke dalam pembuluh aorta dari neuron yang berpuncak pada nukleus dan
berakhir pada eminensia mediana. Rangsangan fisiologis prolaktin adalah isapan
bayi ketika menyusu, juga rangsangan taktil pada puting yang menimbulkan refleks
neuroendokrin yang menyebabkan pengeluaran prolaktin.
Pada kehamilan, korpus luteum akan dipertahankan oleh hormon khorion
gonodotropin (hCG) sampai 2 bulan kehamilan. Selanjutnya fungsi korpus luteum
akan diambil alih oleh plasenta. Estrogen kadarnya meningkat, dibentuk oleh sel-
sel tropoblas plasenta. Plasenta tidak mempunyai enzim hidroksilase yang
mengubah progesteron menjadi endrostenedion sehingga diperlukan DHEA yang
dibentuk oleh janin dan diaromatisasikan menjadi estrogen. Fungsi estrogen pada
kehamilan untuk meningkatkan aliran darah utero-plasenta. Progesteron dihasilkan
oleh korpus luteum kehamilan kemudian dihasilkan oleh sel-sel tropoblas plasenta.
Fungsi progesteron menjaga miometrium dalam keadaan istirahat dan mencegah
reaksi imunologik terhadap antigen asing. hCG mencapai konsentrasi puncak pada
minggu ke-10 dan menurun paling rendah pada minggu ke-19 sampai 20.
Fungsinya mengatur endrogen pada janin dan membentuk korpus luteum
menstruasi menjadi korpus luteum kehamilan.
37
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem indokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke
dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus
(saluran). Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/kapiler darah. Hasil
sekresinya disebut hormon. Hormon merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh
organ yang memiliki efek regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu, yang
sekresi oleh kelejar endokrin, diangkot oleh darah ke jaringan sasaran untuk
memengaruhi/mengubah kegitan alat /jaringan sasaran.
42
DAFTAR PUSTAKA
Soal
1. Bagaimana kerja hormon ?
2. Apa yang dimaksud dengan kelenjar tiroid dan sebutkan hormon yang dihasilkannya ?
3. Apa yang terjadi jika seseorang kekurangan insulin?
4. Bagaimana pengaruh ekstrogen dalam hormon ovarium ?
5. Sebutkan dan jelaskan kelainan pada kelenjar timus?
Jawaban:
1. Pekerjaan hormone adalah interaksi hormone dengan makromolekul spesifik yang
disebut reseotor hormone dalam sel jaringan.
2. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah,
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin
3. Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan diabetes
melitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan ekstraseluler),
mengakibatkan sel jaringan mengalami kekurangan glukosa/energi dan akan
merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan.
4. Pengaruh estrogen adalah menggiatkan jaringan seks aksesori, dengan merangsang
pembelahan sel dalam lapisan yang lebih dalam, menyebabkan penggantian lapisan
luar secara lebih cepat.
5. Kelainan pada kelenjar timus:
a. Hiperplasia. Ditandai dengan adanya limfoid folikel didalam medula. Dalam
keadaan normal tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakan kelainan
autonium, reaksi memengaruhi daya imum.
b. Tumor timoma. Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada yang
ganas, mempunyai sel epitel neoplastik. Tumor meneken alat sekelilingnya
menimbulkan sesak napas, batuk, dan nyeri menelan.