PENDAHULUAN
- Kegagalan system pipa akibat beban yang berlebihan atau kelelahan dari
material pipa
- Beban yang berlebihan pada pipe Support
- Kebocoran pada hubungan komponen pipa, misalnya flange.
- Resonansi yang mengakibatkan getaran pada system pipa.
MT
Untuk temperatur gas asap keluar penukar kalor (Tg2) dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
𝑄𝐻𝐸
Tg2 = Tg1 −
C p x mg
dimana :
Bahan pipa yang direncanakan adalah material yang mempunyai sifat yang
tahan pada temperatur gas asap (Tg1). Material pipa Tube BCS1 Pabrik Amonia2
adalah ASTM SA 335 Gr. P91.
Diameter luar pipa penukar kalor didapat setelah mendapatkan Nomor
schedule (NS) yang sesuai dengan tekanan dalam boiler (P). Nomor schedule
dapat dihitung dengan persamaan berikut.
1000P
NS = ……………………….………...…….......(2.14)
Sa
Setelah mendapatkan Nomor schedule maka diameter (Do) dan tebal pipa
(t) yang didapat dari tabel. Untuk tebal pipa yang yang mampu menahan kerja
boiler dapat dihitung dengan persamaan berikut.
D0 x P
tm = +C
2Sa + Py
dimana :
Do = Diameter luar pipa (m)
y = Faktor keamanan
C = Konstanta untuk diameter pipa
Panjang satu pipa penukar kalor yang bersentuhan langsung dengan gas
asap direncanakan tidak sama dengan lebar ruang Back Pass. Sisa dari lebar ruang
Back Pass tersebut digunakan sebagai ruang untuk sambungan pipa penukar
kalor. direncanakan sambungan tersebut menggunakan elbow 180o, dimana
panjang pipa penukar kalor dapat diperoleh dengan persamaan :
lpipe = LBp − 2z
dimana :
LBp = Lebar ruang Back Pass
lpipe = Panjang satu pipa penukar kalor (m)
z = Jarak ruang untuk elbow yang direncanakan (m)
Untuk luas permukaan penukar kalor tiap satu baris (Asect) dapat dihitung
dengan membagi luas bidang penukar kalor (AHE) dengan jumlah baris yang
direncanakan (nsect).
AHE
Asect =
nsect
Panjang total pipa penukar kalor tiap satu baris (lsect) didapat dari
persamaan berikut.
Asect
lsect =
π x Do
Setelah mendapatkan panjang pipa tiap baris (lsect), maka jumlah pipa tiap
baris (np) dapat dihitung dengan persamaan berikut.
lsect
np =
lpipe
Untuk jumlah total pipa penukar kalor (npipe) didapat dari persamaan
berikut.
npipe = np x nsect
Setelah mendapatkan jumlah pipa tiap satu baris, maka tinggi penukar
kalor (THE) dapat ditulis dengan persamaan berikut.
THE = np x sn
dimana :
Sn = Jarak antara sumbu pipa (m).
BAB 4
PERHITUNGAN
1000 x 10,8
NS = = 113,8
94,87
30
y= = 0,416
30 + 42
Pipa yang dipilih adalah pipa dengan nominal diameter = 114 mm sesuai
dengan nominal diameter pipa yang digunakan BCS1 Pabrik Amonia2 PT.PIM.
Dari Lampiran didapat diameter luar pipa pipa= 114 mm dan tebal pipa = 11 mm.
Untuk tebal pipa yang mampu menahan kerja ketel adalah.
114 x 10,8
tm = + 1,65
(2 x 94,87) + (10,8 x 0,416)
t m = 4 mm, aman karena t > tm
Pipa HT SH direncanakan mengunakan elbow 180°, jarak ruang untuk
elbow (z) adalah 265 mm, lebar dan panjang ruang Backpass 5500 mm dan 12000
mm, jadi panjang pipa LT SH adalah.
lpipe = L − 2z = 5500 − (2 x 265) = 4970 mm = 4,97 m
Untuk menghitung luas HT SH, terlebih dulu menghitung bilangan Reynold
diluar dan didalam pipa untuk mendapatkan nilai hi dan ho.
4 ṁ a 4 x 1.004
ReDi = =
πDμ π x 0,03 x(2,847 x 10 −5 )
ReDi = 14,97 x 105 > 4000, aliran turbulen
Setelah mendapatkan bilangan Reynold didalam pipa, maka bilangan
Nusselt (Nu) dihitung dengan Persamaan berikut.
4/5
Nu = 0,023 ReD Pr1/3
Nu = 0,023 x (14,97 x 105 )4/5 x 0,91081/3 = 1942,6
Nu k 1942,6 x 0,06677
hi = = = 4322,2 W/m2 °C
D 0,03
Untuk sifat gas dievaluasi pada temperature rata-rata gas, maka didapat dari
tabel properties of air (Apendix A: Thermophysical Properties of Matter).
Sifat udara
Pr = 0,713
k = 68,9 x 10-3 W/mK
v = 127,6 x 10-6 m2/s
Langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien perpindahan panas diluar
pipa. Bilangan Reynold untuk luar pipa dihitung dengan Persamaan 2.6.
V D 12,11 𝑥 0,042
ReD = =
υ 127,6 𝑥 10−6
ReD = 3986 < 5 x 105 , aliran laminar
Untuk nilai C dan m didapat dari tabel dibawah ini, ditentukan oleh
susunan pipa, jarak antar sumbu pipa vertikal (ST), jarak antar sumbu pipa
horizontal (SL), dan diameter pipa (D), seperti ditunjukkan Gambar dibawah ini.
V1, T∞
V1, T ∞
Dari tabel diatas didapat nilai Rfi = 0,0002 dan Rfo = 0,0004, maka
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) didapat dari persamaan.
1
U= r
𝑟𝑜 ro 𝑟𝑜 (ln o⁄ri ) 1
𝑅 + + + + 𝑅𝑓𝑜
[ 𝑟𝑖 𝑓𝑖 𝑟𝑖 hi k ho ]
1
U=
0,021
0,021 𝑥 0,0002 0,021 0,021 (ln ) 1
0,015
+ + + + 0,0004
[ 0,015 0,015 x (4322) 30 63,47 ]
U = 58,22W/m2 °C
Untuk Log mean temperature (LMTD) dihitung dengan Persamaan
berikut.
∆T1 − ∆T2 (837 − 540) − (711 − 463,3)
∆Tlm = =
ln(∆T1 /∆T2 ) 837 − 540
ln (711 − 463,3)
∆Tlm = 271,6 °C
Setelah mendapat LMTD maka Luas HT SH dihitung dengan persamaan
dibawah ini. Untuk Faktor koreksi (F) = 0,98, dilihat dari grafik dibawah ini.
Gambar. Grafik faktor koreksi Penukar kalor aliran cross flow
QHT 23600000
AHS = =
U x F x LMTD 58,22x 0,98 x 271,6
AHS = 1556,83m2
Luas satu baris sama dengan luas HT SH dibagi banyak baris yang
direncanakan.
AHE 1522,94
Asect = = = 12,8 m2
nsect 119
Langkah selanjutnya adalah menghitung total panjang pipa tiap satu baris,
banyak pipa tiap satu baris dan jumlah total pipa.
Asect 12,8
lsect = = = 96,97 m
π x Do π x 0,042
lsect 96,97
np = = = 19,52 → 20 pipa
lpipe 4,97
npipe = np x nsect = 20 x 119 = 2380 pipa
Untuk tinggi HT SH dapat dihitung dengan Persamaan berikut.
THS = np x sn = 20 𝑥 109 = 2180 mm = 2,18 m
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari nomor schedul yang di dapat (Sch 120) maka didapat tebal
pipa 11mm, dari perhitungan tebal pipa minimum 3mm maka
material ASTM SA 335 Gr. P91dengan diameter disain yang sudah
ada aman untuk digunakan karena tebal pipa melebihi tebal pipa
minimum.
Pipa HT SH direncanakan mengunakan elbow 180°, jarak ruang
untuk elbow (z) adalah 265 mm, lebar dan panjang ruang Backpass
5500 mm dan 12000 mm, jadi panjang pipa LT SH adalah 4,97m.
Dari penghitungan perpindahan panas pada sistem maka didapat
panjang total pipa (lsect) 96.97m jumlah pipa pada satubaris (np)
adalah 20 pipa dengan total pipa npipe adalah 2380 pipa.
Untuk tinggi HT SH didapat THS sebesar 2.18 m.
DAFTAR PUSTAKA